“Tass!” Jarum memasuki area kulit lipatan lengan yang telah
disterilkan dengan alkohol. Ketika darah mulai mengalir ke kantong
darah, sensasi tersendiri menggelitik tubuh. Setelah proses selesai,
sebuah bungkusan berisi roti, susu, air mineral, serta kapsul penambah
darah diberikan pada pendonor. Itulah sebagian gambaran proses transfusi
darah.
Banyak orang yang ciut nyalinya dan takut akan berbagai resiko donor
darah. Padahal, sebelum mendonorkan darah, calon pendonor harus melewati
berbagai prosedur demi keamanan dirinya. Calon pendonor harus berusia
sedikitnya 17 tahun, berbadan sehat, dan tidak sedang hamil atau
menstruasi (bahkan wanita yang baru beberapa hari selesai haid dilarang
menyumbangkan darahnya). Selain itu, calon pendonor harus memiliki berat
badan minimal 45 kg, tekanan darah normal, melakukan donor darah
minimal tiga bulan yang lalu, dan mengisi persyaratan lain di formulir
donor darah (diantaranya tidak pernah tertular AIDS, Hepatitis C, dll).
Tetapi, tetap saja ada anggapan bahwa setelah melakukan donor darah,
tubuh kita akan lemas dan melemah. Anggapan seperti itu salah, karena
setelah melakukan donor kita diberi asupan manis seperti susu dan roti,
untuk mempercepat proses pembentukan darah. Donor darah juga mempercepat
proses penggantian sel-sel darah. Hasilnya, tubuh kita akan menjadi
lebih sehat. Sel-sel darah dalam tubuh hanya mampu bertahan selama 100
hari. Jika darah tidak didonorkan, sel itu akan terbuang sia-sia.
Selain itu, donor darah juga dapat menghindarkan kita dari penyakit
jantung dan kanker. Bagaimana bisa? Gaya hidup modern mengakibatkan kita
lebih sering mengkonsumsi daging merah dan kurang asupan serat.
Akibatnya, jumlah zat besi di tubuh kita terlalu banyak. Hasilnya,
terbentuk radikal bebas yang dapat mengganggu kerja sel normal. Jika
fungsi sel normal terganggu, kita akan beresiko terkena serangan jantung
dan kanker.
Dengan rutin mendonorkan darah, radikal bebas yang terkandung dalam
darah akan berkurang. Resiko terkena kanker dan serangan jantung pun
akan berkurang.
Anda tidak usah takut tertular penyakit dari jarum yang digunakan.
Jarum itu steril dan hanya digunakan sekali pakai. Tak usah gentar
dengan anggapan pendonor rugi, karena menyumbang darahnya cuma-cuma,
sedangkan Bank Darah mendapat untung karena menjual kantong darah. Biaya
pembelian darah digunakan untuk memelihara kantong darah dalam Bank
Darah.
Dengan melakukan donor darah, otomatis kita juga menolong nyawa
sesama manusia. Sekali kita melakukan donor, akan menolong tiga orang
sekaligus. Karena satu kantong darah dapat diolah menjadi tiga bagian,
sel darah merah, plasma, dan platelet.
Setelah sepuluh kali melakukan donor darah, anda juga berhak
memperoleh dispensasi biaya pengganti pengelolaan darah. Anda bisa
memperoleh piagam donor darah setelah melakukan penyumbangan darah
ke-10, 25, 50, 75, dan 100 kali. Biasanya, piagam donor darah untuk
donor ke-50 diberikan oleh Presiden di Jakarta. Saat itu, anda berhak
untuk bersalaman dengan beliau.
Tanggal 21 Juni ini diperingati sebagai hari donor darah. Selamat
menyumbang darah, menolong sesama, dan menyehatkan diri sendiri.
Tulisan saya ini pernah dimuat di harian SURYA