Rabu, 07 Oktober 2015

Jilbab Sederhana yang Nyaman di Hati

Selembar kain bernama pashmina itu menjadi perisai, jika digunakan untuk menutup rambut, leher,dan dada. Hijab, jilbab, apapun istilahnya. Menjadi penanda bagi seorang muslimah yang ingin taat kepada perintah-Nya.

Saya berjilbab sejak desember 2005, di ulang tahun saya ke-19. Alhamdulillah, berarti sudah 10 tahun saya berjilbab. Jilbab bukan hal asing bagi saya, karena mama, tante dan nenek semua memakainya.

Dulu demen banget baca majalah remaja, ikut trend kekinian. Jadi ketika memakai jilbab, saya berpikir harus pakai jilbab ala saya.  Harus modis dong, kan fashionista.

Jilbab favorit saya yang berbentuk seperti selendang, warna pink, tapi agak tipis. Jadi harus pakai dalaman jilbab warna putih. Karena jilbabnya panjang jadi bisa dililit seperti kepangan rambut, kadang dililit bentuk bunga, dll.  Artistik! Mencorong! Hanya itu yang ada di otak, harus dandanin jilbab setiap hari.

                                                               -jilbab lilit favorit saya-

Kebiasaaan pakai jilbab modis itu terbawa sampai tahun 2009, ketika saya kerja magang di sebuah perusahaan furnitur. Bahkan ada beberapa karyawan yang ingin diajari step by step, cara menghias jilbab. Jam istirahat makan siang jadi buka salon dadakan, heheh.Waktu itu yang ada di pikiran saya, jilba ya jilbab aja. Yang penting nutup kepala. Belum terjamah istilah jilbab syar'i.

Ketika saya hamil di awal tahun 2012, baru terpikir untuk memakai jilbab yang menjulur dan menutup dada. Tidak disuruh suami, sih, tapi orang hamil kan ukuran "pd"nya lebih besar. Jilbab yang lebar bisa menutupinya. Tapi untuk urusan hias menghias jilbab teteep dong. Malah banyak yang bilang kalau ibu hamil semakin cantik, dengan dukungan jilbab lilit yang dikenakan.

Sampai di suatu hari, tahun 2014, semua berubah. Pagi itu, beberapa peniti, bros, dan jarum pentul, bergelayut dan menempel di jilbab hitam. Walau sudah punya anak, tetap modis dong. Sekilas melihat penampilan saya di cermin, cantik! Gak malu-maluin kalau ketemu ibu lain di posyandu.

Saat itu masih pukul delapan, keheningan menyapa di Balai RW, yang dijadikan lokasi posyandu. Rupanya belum ada ibu lain yang datang, hanya ada dua petugas. Segera saya masukkan Saladin, putra saya ke timbangan gantung, lalu..

"Bu nanti ada petugas puskesmas jadi tunggu dulu ya. Mau ada imunisasi pentavalen. Sekarang gratis lho, kalau dulu harus bayar 350.000". Spontan saya menjawab, "Iya Bu, petugasnya datang jam berapa?". "Sebentar lagi", kata beliau sambil tersenyum.

Hmm, duduk di kursi pojok situ saja, sambil menunggu. Tik, tik, tik, jarum jam berdetak. Sudah sepuluh menit, dua puluh menit, petugas puskesmas yang dinanti tak kunjung datang. Kemudian..

BREET!

"Aduh!". Nak, jangan tarik tarik jilbab mama! Tangan mungil Saladin asyik menarik simpul jilbab di sebelah kanan. Saat simpul itu dibetulkan eh ia malah menarik bros di sebelah kiri.Segera saya buka bros, dan jarum pentul, khawatir melukai kulit halusnya.

Ya Allah, apakah ini teguranmu? Bukankah jilbab itu sebagai pelindung, bukan pengganti hiasan kepala?

Melalui tangan kecilnya, Saladin mengingatkan, bahwa jilbab itu pelidung, bukan rambut yang bisa seenaknya dihias. Akhirnya sejak saat itu saya memakai bergo biasa, jilbab instan yang menutup dada, atau pashmina. Sederhana, yang penting serasi dengan warna baju. Lagipula, mengkreasi jilbab sendiri terlalu menyita waktu, lebih baik digunakan untuk memberi susu.

                                                            -sekarang pakai pashmina saja-

Bagi saya inilah hijab yang nyaman di hati. Menutup aurat, menjaga dari pandangan laki-laki. Semoga saya istiqamah memakai jilbab syar'i.


Tulisan ini diikutsertakan dalam giveaway "Hijab yang nyaman di hati".










Rabu, 06 Mei 2015

Bekerja dari Rumah: Tantangan Menjadi Dasterpreneur Profesional

Apa yang ada di pikiran anda tentang penampilan wanita karir? Berangkat ke kantor memakai blazer, bibir merah bergincu, tak lupa mengenakan sepasang sepatu. Oo itu dulu. Sekarang wanita karir bisa kerja hanya pakai daster, tanpa alas kaki. Kok bisa? Karena mereka bekerja dari rumah.

Kalau dulu, wanita yang bekerja dari rumah biasanya buka salon atau toko peracangan. Namun sekarang ada lebih banyak pilihan karir. Misalnya jadi content writer, penerjemah freelance, dropshipper, maupun buka toko online. Semua bisa dikerjakan sendiri, asal ada "peralatan perang" seperti laptop, modem, dan smartphone.

Merintis karir di rumah berarti menghemat pengeluaran transportasi, dan tak usah pusing menghadapi kemacetan di jalan. Hemat uang untuk beli  siang. Gajinya? Setiap fee akan ditransfer ke rekening. Asyik!

Kerja dari rumah memang menyenangkan, sudah hampir empat tahun saya mengerjakannya. Apa yang membuat saya memutuskan bekerja dari rumah? Karena ada pengalaman buruk di masa kecil. Seorang pengasuh pernah mencekik leher saya karena tidak mau makan siang. Saat itu saya berpikir jika besar nanti akan menjadi ibu rumah tangga saja, jika bekerja maka harus dikerjakan dari rumah. Sehingga anak akan ada di bawah pengawasan ibu kandungnya.

Bisnis percetakan menjadi ladang usaha saya -  dan suami. Mengapa percetakan? Karena dulu suami pernah magang di sebuah percetakan. Beliau bisa mendesain (walau dipelajari secara otodidak). Dan saya bertugas sebagai marketing online dan akuntan, sekaligus admin. Dengan dibantu tiga karyawan kami bahu membahu, bekerja dengan rajin.

Banyak pengusaha yang kesulitan modal, sedangkan kami memanfaatkan keadaan untuk mendapatkan modal. Setelah resepsi pernikahan, seluruh uang di dalam amplop -  pemberian para tamu- dikumpulkan. Alhamdulillah bisa untuk beli mesin cetak mini. Laptop sudah ada, walau spesifikasinya standar, bukan khusus untuk mendesain. Kalau ada program Photoshop dan CorelDraw, cukuplah.

Sebagai marketing, tugas saya adalah online di berbagai social media. Online nya bukan sekedar pasang status, tapi sambil promosi terselubung. Seringnya sih pasang status dagangan di grup jualan atau fanpage, agar teman-teman tidak jengah melihat status saya yang iklan melulu.

Setelah ada klien menghampiri, baru saya catat pesanannya. Misalnya, berapa lembar undangan, mau warna apa, dll. Setelah jadi di satu folder baru diserahkan ke desainer grafis dan dibuatkan desainnya. Setelah deal, mereka transfer dp. Tugasnya bagian produksi untuk mencetak dan finishing. Setelah barang dilunasi, baru diantar ke rumah klien atau dikirim ke kota mereka via ekspedisi.

Banyak sekali kenikmatan yang didapat ketika bekerja dari rumah. Yang utama adalah saya bisa menghasilkan uang tanpa meninggalkan si kecil di rumah. Bisa bebas memandang wajahnya, bermain dengannya tanpa takut ketinggalan momen penting. Misalnya saat ia pertama kali merangkak, duduk, berjalan, dll.

Rapat dengan klien juga bisa diadakan dengan santai. Mereka datang ke rumah, dijamu di ruang tamu. Membicarakan pesanan sambil minum kopi. Melihat desain di laptop, lalu jika deal, bayar uang muka.
Soal busana? Ketika kerja di depan laptop, saya bisa bebas pakai daster. Istilahnya dasterpreneur. Toh tak ada yang tahu, saya pakai baju apa (kecuali bila mereka ingin video call, hehehe). Jadinya hemat pengeluaran untuk membeli kemeja, blazer dan bermacam baju formal yang biasanya dikenakan oleh karyawan kantoran.

Fleksibilitas juga menjadi kenikmatan bagi pekerja di rumah. Tidak harus kerja dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Jika hari ini sudah berencana mengisi blog jualan, tapi anak minta dikeloni, ya..Menunda dulu sampai ia tertidur pulas.Saat tengah malam pun bisa bekerja, mendata stok kertas, melayani pertanyaan calon klien, dll.
Intinya adalah manajemen waktu. Bangun tidur, beribadah, lalu cek bbm dan inbox fb. Setelah itu belanja, memasak, baru mengerjakan tugas, seperti beriklan di sosial media, menulis laporan keuangan, dll.

Keuangan pengusaha dan karyawan juga jauh berbeda. Jika karyawan gajian tiap awal bulan, pengusaha gajian tiap hari. Kok bisa? Enak banget! Ya, kalau ada klien yang transfer hari itu ya otomatis dapat uang. Besoknya, jika ada klien yang transfer lagi, meraup duit lagi.

Adanya gadget dan smartphone juga sangat membantu pekerjaan sebagai pengusaha. Bayangkan, berapa biaya yang harus dihabiskan jika klien dari luar kota menelepon interlokal? Dengan chatting di fb maupun bbm mereka bisa menyampaikan pesanan tanpa takut kehabisan pulsa. Praktis! Jika ada gambar yang dikirim via bbm, bisa dikirim ke laptop via bluetooth.

Tapi ada saja yang berpendapat miring kepada freelancer yang bekerja dari rumah. Karena kerja tanpa kantor formal dengan memanfaatkan teknologi adalah sesuatu yang baru. Seringkali freelancer dan pengusaha yang bekerja dari rumah dianggap pengangguran (karena penghasilannya naik turun dan tak punya slip gaji) . Atau dituduh punya piaraan "makhluk halus" karena tidak kelihatan kerjanya apa, tahu tahu beli kulkas baru. Beneran lho, ini salah satu cerita kawan saya yang dulu berjualan online di salah satu blog social media. Tetangganya bergunjing, dia jarang keluar rumah kok bajunya tambah bagus, perhiasannya banyak, dll.

Bekerja dari rumah juga bisa bikin wanita gemuk. Karena online di social media, bbm- an dengan klien selalu dilakukan dengan posisi duduk. Kalau lapar tinggal comot cemilan di sebelah, nyam! Atau delivery order saja. Kurangnya gerak, ditambah dengan tingginya kalori dan lemak yang dikonsumsi bisa bikin melar.

Selain itu juga rawan kena wasir. Lagi lagi karena terlalu banyak duduk dan kurang olahraga. Jadi untuk mengatasi penyakit ini sekaligus memerangi kegemukan,saya melakukan peregangan atau yoga, selama 30 menit, setiap pagi. Cemilan penuh lemak seperti roti manis diganti dengan apel dan melon. Sejam sekali bisa bolak balik ke dapur untuk mengambil air putih. Dan jika sedang offline ya jalan jalan plus mengejar anak saya yang suka berlari, hehehe. Lumayan, berat badan turun 6 kg dalam 4 bulan.

Deadline juga bisa jadi momok yang mengerikan. Bayangkan, saat tanggal merah, seisi rumah asyik berlibur atau belanja di mall (saya masih tinggal bersama ibu). Sementara saya berkutat di depan laptop, menyelesaikan pekerjaan. Atau membantu bagian produksi, memotong kertas atau finishing undangan. Jika sudah dekat dengan  deadline, otomatis waktu tidur berkurang.

Jadi jika ingin berlibur bersama keluarga harus mencermati kalender, lalu dua minggu sebelum hari-h mengurangi volume pekerjaan. Dan tak lupa memasang status (di fb dan bbm) "libur selama 2 hari", agar klien tak kecewa. Liburan menjadi penenang jiwa, untuk menghindari kebosanan. Maklum, kerjanya di rumah saja. Keluar rumah hanya untuk belanja atau jalan jalan bersama anak.

Saya tak boleh asal menerima order, lihat lihat dulu keadaan di rumah. Ketika anak sakit, padahal banyak order, harus berani menolak. Pasang status "slow response, anak sakit", agar calon klien tak salah faham. Kalau ada klien yang gak terima ya..sudahlah. Mungkin belum rejeki.

Lalu bagaimana cara menyeimbangkan antara pekerjaan dan tugas sebagai ibu rumah tangga? Di siang hari, saya online pakai hp, sambil mengasuh anak. Sambil menstimulasi motoriknya bisa curi curi waktu membalas bbm klien. Setelah ia tidur baru bisa bekerja dengan tenang.

Jika banyak order dan tidak sempat memasak ya beli lauk sajalah. Urusan beres beres rumah diserahkan pada prt. Intinya adalah manajemen waktu dan delegasi.

Mananajemen waktu berarti efisiensi waktu dan disiplin kerja. Walau saya sering berpromosi di facebook bukan berarti bisa fb-an seenaknya. Sesekali sajalah bikin status pribadi, sisanya ya beriklan di grup jualan. Kalau terlalu asyik chatting dengan teman, berapa banyak waktu yang habis di depan gadget? Lebih baik offline, bermain dan mengasuh anak. Remember, time is money!

Manajemen keuangan juga harus ditertibkan. Tulis setiap pemasukan dan pengeluaran usaha di sebuah buku, atau buat file excel-nya. Jadi bisa menghitung omzet bulan ini berapa, juga sebagai evaluasi, apakah pendapatan naik atau malah turun. Pisahkan dompet pribadi dan dompet untuk perusahaan. Hal ini dilakukan untuk menjaga profesionalisme sebagai pebisnis.

Setiap malam, sengantuk ngantuknya, harus menulis evaluasi harian. Agar besok tak mengulangi kesalahan yang sama. Plus menulis rencana kerja esok hari. Tak hanya rencana harian, tapi juga ada rencana mingguan, bulanan, bahkan tahunan. Agar bisnis benar benar "business" bukannya "busy-ness" (kesibukan-sekedar membunuh waktu agar tak bosan di rumah).

Saya sadar bahwa bisnis ini adalah sumber penghasilan utama keluarga. Jadi selain disiplin, harus menepati janji, semangat, dan sabar. Kalau kehilangan motivasi, malas bekerja, nanti anak makan apa? Karena masih dalam tahap merintis (lima tahun pertama), maka harus sabar untuk memetik hasilnya di kemudian hari. Saya berkaca dari pengalaman Tante yang baru sukses setelah sepuluh tahun berbisnis furnitur.

Selain itu hal yang harus diperhatikan adalah etika. Dilarang meng-add orang baru hanya untuk berpromosi, atau langsung menawarkan jasa via inbox. Atau yang lebih parah lagi, mengetag seluruh teman di fb di status promosi. Bahkan saya pernah melihat seller yang mencak mencak karena ada seller lain yang numpang jualan di page-nya atau di kolom komentar thread iklan-nya.

Walaupun bekerja di rumah, sebaiknya jaga penampilan jika ada klien yang datang ke rumah, untuk menambah kesan profesional. Tanggalkan daster sejenak, ganti dengan baju yang lebih rapi. Berikan seulas senyum yang ramah pada mereka.

Saya harus banyak belajar tentang manajemen waktu dan membangun jejaring nih. Dan semuanya bisa dibaca di buku “Sukses Bekerja dari Rumah”. Pasti disana ada tips dan trik yang bermanfaat untuk bisnis percetakan saya. Dan juga ada profil para wanita yang sukses bekerja dari rumah, mereka inspiratif.



Bekerja dari rumah memang asyik dan banyak tantangannya. Betapa nikmatnya bisa mendapat penghasilan sambil mengasuh dan mengawasi buah hati dari dekat. Jadilah pekerja profesional dan uang akan mengejar anda.





Jumat, 27 Maret 2015

Plagiat? Nyontek? Enggak banget deh

Beberapa waktu lalu saya baca status seorang rekan. Di dalamnya tersimpan nada kemarahan, ya gimana gak ngamuk kalau tulisannya dicontek habis habisan. Dan yang copas itu sering menang lomba lho..Yang lebih ajib lagi, bahkan live tweet aja dicontek. Haa?

Menurut kbbi plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dsb) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dsb) sendiri, msl menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan

Jadi tindakan plagiat menurut saya adalah MEMALUKAN diri sendiri. Pembaca tahu tulisan kita bagus, tapi eeh ternyata bikinan orang lain. Mukanya mau ditaruh dimana?

Kalau ada yang mencontek tulisan di blog kita bisa dilaporkan ke google DMCA.

Lalu teman saya bikin status , masih jengkel dengan orang yang sama, dan tanpa tedeng aling aling menyebutkan namanya. Teman lain menimpali, nih tulisan terbaru di blognya. Temanya tentang ditegur. Dia merasa bersyukur ketika ditegur, berarti ada yang perhatian blablabla.
Walah, kok seperti artis saja ada press conference seperti ini. Ya ditegur kan karena salah bu, dan kalau salahnya itu nyontek, yaa..Anak sd juga bisa bikin blog dengan mudahnya kalo cuma hasil copas.

Dia di ban (blokir) di beberapa grup karena kasus ini. Padahal dia pernah dipilih sebagai blogger of the month di sebuah grup. Tapi sayang namanya jadi tercoreng karena kesalahan fatal. Emang gak ada ide lain ya Bu?

Silakan liat ilustrasi di bawah ini yang dibuat oleh Bang Edwin


See? Untuk jadi master butuh waktu bertahun tahun. Mungkin dengan mencontek bisa jadi jalan pintas tapi pasti akan menjungkalkan anda sendiri.

Omong omong saya pernah membaca berita tentang nyontek massal di India. Ini sebagian beritana dikutip dari okezone:

Mencontek saat ujian menjadi hal yang biasa di Negara Bagian Bihar, India. Bahkan, dilakukan secara massal.Praktik curang tersebut tidak hanya dilakukan secara besar-besaran, tapi juga terang-terangan. Sejumlah siswa sekolah menengah tanpa ragu menyelundupkan lembaran catatan ke lokasi ujian meskipun pengamanan ketat.

Tidak hanya itu, orangtua siswa dan teman-teman juga tertangkap kamera memanjat tembok untuk memberi contekan kepada peserta ujian.

Speechless kan.

Oh iya suami saya pernah lho jadi korban plagiarisme. Dulu (sebelum menikah) beliau pernah menulis naskah buku, dan karena tidak tahu prosedurna gimana ya naskah itu dikirim ke penerbit. Berbulan-bulan tak ada kabar oh mungkin tak lolos seleksi. Eeeh ternyata bulan berikutnya buku itu terbit dengan judul dan penulis berbeda tapi isinya 100% sama. Beliau si cuek saja, tapi saya yang geram.

Oiya waspada ya sekarang ada penerbit dan lomba menulis abal-abal. Teliti sebelum mengikuti.

Jadi, masih mau nyontek? Idih, malu maluin. Kalau prinsip saya sih, lebih baik nulis pendek atau dinilai jelek, daripada bagus tapi nyontek. Plagiat? Enggak banget..

Selasa, 10 Maret 2015

[Suka - Duka Hijabku] Tak Perlu Melepas Jilbab demi Mendapat Pekerjaan

"Jangan jangan kamu gak dapat pekerjaan karena berjilbab?", celetuk seorang teman ketika saya curhat padanya. Saya hanya bisa menatap lantai sambil memuntir muntir ujung jilbab. Ucapan tadi langsung JLEBB di hati.

Ya, sejak lulus  kuliah akhir tahun 2009, saya mengirim lamaran kesana kesini. Tapi belum ada panggilan. Seratus dua puluh hari berlalu, keadaannya tetap sama. Menganggur dan nelangsa.
Di bulan kelima, tiba tiba, "kring kring". Oh, ada telepon dari nomor tak dikenal. Ternyata undangan untuk tes tahap 2, yippie!

Esoknya, setelah mengerjakan tes, saya komatkamit berdoa, semoga lulus dan diterima sebagai pengajar. Tapi seminggu kemudian, tak ada kabar. Setelah saya telepon ke kampus itu, ternyata..Tidak diterima. Yah, mungkin karena saya belum punya gelar magister di bidang pendidikan bahasa inggris.

Ya sudahlah, mari kita coba melamar di tempat lain. Tapi setelah sebulan, dua bulan, hasilnya nihil. Hampir setengah tahun tidak punya pekerjaan. Tidak ada uang pegangan. Tidak punya murid karena pekerjaan sebagai guru les privat sudah saya lepaskan, agar konsentrasi mengurus skripsi. Kalau kata Hamdan ATT, berasa termiskin di duniaa..Hiks !

Apa benar saya belum dapat pekerjaan karena mereka tidak suka karyawati berjilbab? Jadi teringat ketika mengurus surat kelulusan. Jika foto untuk ijazah memakai jilbab, maka harus tandatangan surat keterangan. Isinya, mereka tidak bertanggungjawab atas foto berjilbab di dalam ijazah. HAA? Apakah berjilbab se-ekstrim itu?

Akhirnya saya nekat menuruti nasehat sesat kawan itu. Mengirim surat lamaran, dan fotonya tanpa jilbab! Kemudian dikirimkan ke sebuah lembaga kursus.
Lagipula saya belum istiqamah berjilbab (nakal ya). Pergi ke warung yang jaraknya 200 meter dari rumah, tidak berjilbab  (dekat sih). Saat berolahraga juga gak pakai jilbab. Kalau senam di gym kan gerah, jadi kostumnya pakaian olahraga biasa.

Jadilah siang itu nekat foto di studio tanpa jilbab. Setelah fotonya jadi, bikin surat lamaran dan cv, lalu dikirim ke kursusan X. Saya turun dari angkot dengan waspada, celingak celinguk, takut ketahuan jika tak berjilbab. Lalu tuktuktuk setengah berlari menuju tempat kursus tersebut. Cepat-cepat menyerahkan berkas lamaran ke front office.

Hari berlalu, minggu berganti. Setelah hampir dua bulan tak ada panggilan. Oalah.. Sudah bela-belain lepas jilbab tetap saja tak ada panggilan dari tempat kursus itu. Ini teguran pertama dari Allah.

Ya, sudahlah, mari kita berusaha lagi. Setiap hari terus mencari informasi di internet maupun koran, memelototi kolom lowongan pekerjaan. Aih, sepertinya ini menarik. Tertulis iklan  "Butuh guru playgroup. Silakan kirim lamaran ke Jl Ikan ABCDE nomor 555". Pucuk dicinta, ulam pun tiba, karena saya suka dunia anak-anak. Cepat cepat saya menulis surat lamaran dan menyiapkan foto serta cv. Fotonya yang berjilbab, dong. Sudah trauma pakai foto yang tanpa jilbab.

Dengan bermodal bismillah, pagi pagi saya berangkat ke playgroup. Segepok berkas lamaran tak lupa dibawa serta. Sesosok wakil kepala sekolah menyambut di kantor. Bapak setengah baya itu menyunggingkan senyum, melihat lihat isi surat lamaran. Lalu ia menyodorkan selembar kertas dan pena, oh ada psikotesnya.

Setelah mengisi form itu (disuruh menggambar pula). Tiba tiba beliau mengambil sesuatu dari dalam lemari. Apakah itu? Jrengjrengjreng..Sebuah Al Qur an. Lalu saya diminta untuk membaca beberapa ayat di surat Al Baqarah. Bismillahirrahmanirrahim..

Setelah mengaji tiba tiba saya dipersilahkan menuju ke samping kantor. Untuk langsung orientasi mengajar. Hah? Saya tak punya persiapan. Aduh, harus gimana nanti? Keringat dingin mengucur membasahi punggung.
"Assalamualaikum, saya Avi, sedang orientasi mengajar disini", lalu menyalami mereka. Begitulah cara saya kenalan dengan para guru. Setelah itu menghampiri kumpulan murid, lalu asyik membantu mereka yang kesulitan dalam meronce kalung.

Tengtengnteng! Ooh sudah jam 10 pagi, saatnya murid murid pulang. Eh ternyata ada 1 anak yang tertinggal yaitu Azham. Karena ia dititipkan sampai sore . Oo ternyata playgroup ini sekaligus tempat penitipan anak. Jadi guru guru disini kerja dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore, setelah anak di TPA pulang.
"Miss Avi!", Azham memanggil sambil mengelap bekas susu di ujung bibirnya, lalu "gendong!". Aah, pelukannya lebih hangat dari boneka. Setelah itu ia minta dipangku sambil menonton tv. Lalu zzzzz,  tertidur pulas di pelukan. Aih senangnya, seperti punya anak sendiri. Selama 1 jam ia ketiduran, dan saya terus menemaninya sampai sore.

Malamnya saya kembali menerima sms dari bapak wakil kepsek, "Miss Avi harap besok datang ke playgroup ya. Kami butuh tenaga anda" Alhamdulillah YES ! Berhasil berhasil berhasil horee! Akhirnya saya punya pekerjaan sebagai pengajar di playgroup. Walau gajinya di bawah UMR tak apalah. Yang penting bisa bertemu Azham dan bermain serta belajar bersama teman-temannya.

Alhamdulillah tempat ini membawa banyak sekali pengaruh positif. Ada pengajian seminggu sekali. Ada pemberian dari mereka berupa beberapa setel seragam pengajar, blus longgar dan rok panjang. Tak lupa kerudung yang menutup dada. Pelan pelan semua koleksi skinny jeans mulai teronggok di lemari, tak saya sentuh lagi. Dan berusaha untuk terus berjilbab syar'i. Terus berjilbab meski keluar rumah dengan jarak yang dekat. Mengenakan jilbab saat berolahraga.

Pertistiwa itu adalah peringatan kedua dariNya. Menyadarkan saya bahwa tak ada hubungan sama sekali antara jilbab dan pekerjaan. Jika kita masih menganggur ya tidak boleh menyalahkan jilbabnya. Bisa jadi tempat kerja yang dituju belum "berjodoh", dan rencana Allah pasti lebih indah.

Bagaimana jika anda dapat pekerjaan dan harus melepas jilbab? Wahai temanku, bukankah Allah Maha Kaya (ALGHANIYY). Dan Ia juga Maha Mencukupi (AL MUGHNIY ). Dan datangnya rejeki bisa dari jalan yang tak disangka-sangka. Rejekimu belum disana,  di tempat yang melarang pemakaian jilbab. Mungkin ada di tempat lain, bersabarlah.

 Tak ada yang salah dengan jilbab. Karena memakainya adalah keharusan bagi muslimah, seperti yang tertera di Surat An Nur ayat 31.

Katakanlah kepada para wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.

See? Ini adalah KEWAJIBAN. Apa anda memilih happy ending, khusnul khatimah, menjadi muslimah berjilbab dan berorientasi akhirat (menuju surga)? Atau memilih dunia (meninggalkan jilbab demi pekerjaan)?

Di dalam Qur'an surat Al Mu'min ayat 39 tertera:  Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negri yang kekal.

Pilihan ada di tangan anda. Semoga kisah ini bisa menginspirasi.

Artikel ini diikutsertakan  dalam "Hijab Syar'i Story Giveaway"

Kamis, 05 Maret 2015

Selfie Bareng Pohon Kacang Panjang

Siapa suka diet? Lirik perut sendiri. Aih, diet itu menyenangkan kok. Banyak yang salah persepsi, diet sama dengan tidak makan. Absen makan malam atau melompati waktu sarapan. Jadinya malah porsi makan selanjutnya makin banyak. Dan..gagal diet lagi dehh :(.

Padahal orang diet itu bisa makan 5x sehari, 3x makan besar, 2x ngemil. Asal, makanannya rendah lemak, misalnya makan nasi merah/nasi hitam, lauknya pepes tahu, cemilannya melon atau sayur sayuran.

Lalu apa hubungan antara diet dan kacang panjang?

Alhamdulillah sejak Emak (art) rajin menanam kacang panjang, bayam, pepaya, sudah tidak bingung mencari persediaan camilan. Tinggal memetik salah satunya, lalu eksekusi. Kali ini bikin pecel kacang panjang yuk! Bersihkan, potong potong, rebus, siram bumbu kacang, jadi deh cemilan sehat.


Pagi tadi lihat kacang panjang di pohon, hijau mengkilat dan segar. Nyam, bikin ngiler duluan. Jadi main kulum aja. Smartfrenku alias Emak cuma bisa bengong :D.

Kacang panjang, hijau warnanya, sejuta khasiatnya: meredakan pembengkakan, mengobati peradangan, sebagai antivirus, mencgah malaria, dll. Gak salah kan kalau sayur ini jadi makanan favorit? Enak dan bergizi tinggi.

Sulur sulur kacang panjang semakin memanjang, merayap di bilah bambu. Siapa tahu pohon kacangnya merambat ke atas, mencakar langit. Lalu bisa manjat di negeri atas awan ( emangnya Jack dan pohon kacang ? ). Hahaha, kacang panjang, kau bawaku ke alam imajinasi tak terbatas.








Jumat, 20 Februari 2015

Pindah Dari Pondok Mama Indah

Siapa bilang nebeng di rumah orangtua sendiri enak? Apa benar lebih baik tinggal di rumah orangtua daripada mertua?

Sudah lebih dari seribu hari pernikahan kami. Beribu pengalaman telah dikecap, menikmati pasang surut emosi, finansial, dll. Tapi ada satu hal yang sama yaitu "tempat tinggal". Ya, sejak awal menikah, suami setuju untuk tinggal di rumah saya, eh rumah orangtua saya. Karena di rumah orangtuanya sudah ada kakak ipar yang bermukim disana.

Menurut kepercayaan orang jawa kuno, dalam 1 rumah tak boleh ada 3 kepala keluarga. Nanti rejekinya seret. Kalau dipikir-pikir benar juga, karena semakin banyak orang di satu rumah, semakin rawan konflik. Dan itu bisa mempengaruhi mood dalam bekerja.

Memang ada banyak sisi positif dari nebeng di rumah Mama. Misalnya:

1. Orangtua tak perlu jauh-jauh pergi untuk menengok cucu  (anak kami). Sudah menjadi rahasia umum bahwa cucu lebih dimanjakan daripada anak. Apalagi cucunya baru 1 orang, laki-laki pula. Ia berusia dua tahun dan sedang lucu-lucunya. Pernah kami menginap di rumah mertua selama 4 hari, kata Ayah saya " kok lama sekali ya".

2. Menghemat pengeluaran untuk biaya sewa rumah.

3. Bisa ketemu orangtua tiap hari. Saya tipe yang tak bisa jauh-jauh dari orangtua. Kuliah tetap di Malang saja. Bahkan dulu waktu kkn yang durasinya cuma 2 bulan, sering ijin pulang.

4. Ada pembantu yang beres beres rumah, mencuci, dll. Sehingga saya bisa fokus mendidik anak. Apalagi bocah ini suka berlari kesana kemari. Tak mungkinlah saya bisa mencuci piring sambil mengejarnya. Selain itu, tak perlu takut kelaparan (apalagi setelah capek menulis), makanan selalu tersedia. Juga ada banyak waktu untuk membantu bisnis suami  (percetakan) saya bisa mengurus keuangan dan promosi dengan maksimal.


Tapi tentu saja ada sisi negatifnya:

1. Tidak ada privacy--kalo sudah nikah gak boleh cerita keburukan suami ke hadapan ortu. Padahal papa selalu dapat membaca ekspresi saya.

Jika sudah tinggal di kontrakan, lebih banyak space untuk olahraga. Memang sih, di lantai 2 ada kamar tamu yang tak berpenghuni. tiap pagi saya olahraga di sana. tapi sebentar lagi kamar itu akan diisi oleh adik sepupu yang kuliah di malang. Waduh, terpaksa cari tempat lain. Jika saja saya sudah ada di rumah kontrakan sendiri, bisa olahraga di ruang tamu, tanpa takut ada yang mengintip maupun menggoda.

2. Kamar yang kami huni berukuran 2,5x3 meter, terasa sempit untuk bertiga. Kasur nomor 2 seakan tak muat lagi. Harusnya kami tidur di ranjang ukuran king size. Ya, kami memang tidur bertiga, karena anak kami masih menyusui. Namun anak ini memang lincah saat bangun maupun tidur. Saat ditidurkan di tengah kasur, dia hobi menyepak ayahnya sehingga harus mojok di tempat tidur. Seandainya kami menyewa rumah sendiri, yang punya kamar utama dengan ukuran yang lebih besar, pasti bisa muat untuk kasur ekstra besar. Lebih leluasa untuk tidur dan istirahat.

3. Tidak lagi mengganggu ketenangan Papa. Ayah saya , seorang mantan wartawan, kini menjadi pengajar di jurusan komunikasi, pada beberapa kampus swasta. Ketika beliau menulis materi kuliah, kadang terganggu oleh tamu maupun klien yang datang ke rumah. Ya, kami mempunyai bisnis percetakan, sehingga ada saja klien yang datang untuk memesan dan melihat contoh undangan.

Belum lagi kawan kawan suami yang suka bertamu hingga tengah malam. Plus, sekarang suami berbisnis sampingan memproduksi plus menjual batu akik. Jadi suara gerinda NGIIIN NGIIING bisa mengagetkan dan memecah gendang telinga Papa.

4. Ada campur tangan dalam pengasuhan anak. Duluu, saat anak saya masih berusia 3 bulan, sempat perang dingin dengan ibunda. Karena beliau akan menyuapi cucunya dengan pisang. Padahal bayi seharusnya diberi makan saat usianya 6 bulan kan. Saya takut akan bahaya mpasi dini, bisa sembelit, obesitas, bahkan sakit parah, karena ususnya lengket kena getahnya pisang.

Sampai sampai sang bayi disembunyikan saja di dalam kamar. Takutnya jika ia tertidur di box bayi yang terletak di ruang tengah, diam diam disuapi pisang; oleh neneknya atau pembantu rumah tangga. Untungnya ada seorang Tante yang cerita kalau di pulau dewata banyak dokter yang menangani bayi yang kena mpasi dini, 90% dari mereka meninggal dunia.

5. Manja. Ada emak (pembantu) yang siap siaga mencucikan baju, menyeterika, memasak. Bangun pagi tinggal shalat, mandi, lalu sarapan. Terima beres. Tapi kalau begini kapan saya bisa menyeterika? Kapan mandirinya?

Kemanjaan ini juga salah satu faktor yang membuat GENDUT. Hahay, maaf ditulisnya pakai huruf besar. Setelah melahirkan, saya memang bekerja dari rumah (sebagai marketing online) dan sekali-kali menerjemahkan dari bahasa inggris ke bahasa indonesia. Karena saya online sambil duduk dan semua pekerjaan rumah dihandle pembantu, jadi jarang menggerakkan badan untuk beberes atau menyapu. Jarum timbangan pun bergerak naik ke kanan pelan pelan..So sad..

Papa juga sangat sayang pada cucunya, kadang kadang menyodori selembar uang berwarna biru. Katanya untuk beli susu. Memang rejeki sih, tapi takutnya nanti saya kebiasaan terlalu bergantung pada orangtua dan malas berusaha sendiri.


Jadi, daripada nggerundel dan mengeluh, lebih baik memikirkan solusinya:

1. Lebih rajin menabung. Kalau nabung di bank kok uangnya gak terkumpul ya? Ya iyalah, karena rekening itu untuk transaksi bisnis, bukan untuk pengendapan. Cashflow percetakan tergantung dari rekening itu. Jadinya saya membeli celengan plastik dan menyisihkan uang setiap kali habis belanja harian. Walaupun hanya seribu dua ribu, tapi sedikit-dikit lama lama jadi bukit . Betul kan?

2. Membaca koran maupun grup "sewa/kontrak rumah" di fb. Siapa tau ada informasi rumah yang disewakan dengan harga terjangkau. Kalaupun belum terjangkau, tidak apa-apa. Paling tidak kami sudah memiliki gambaran, nanti kalau kontrak rumah di kampung atau perumahan, kisaran harganya berapa.

3. Lebih rajin berusaha dan bekerja. Memaksimalkan fungsi media sosial, dijadikan ajang promosi bagi percetakan. Selain itu saya harus lebih disiplin menulis dan tentu saja membaca. Semoga menang banyak giveaway tahun ini, dan cerpen saya bisa dimuat lagi di media cetak.



4. Mengurangi pengeluaran. Dulu, beli siomay atau bakso bisa seminggu 3 kali. Tapi sekarang kalau mau ngemil, makan sayuran rebus atau buah saja. Sekalian diniatkan diet dan menghemat, hehehe.

5. Berdoa lebih khusyuk. Kepada siapa lagi kami meminta kalau bukan pada-Nya. Setiap habis sembahyang, selalu terselip doa, semoga rejeki kami dimudahkan untuk pindah rumah. Amin.

Postingan ini diikutsertakan dalam #evrinaspGiveaway: Wujudkan Impian Mu

Kamis, 05 Februari 2015

Maafkan Mama, Nak !

Saladinku tersayang,
Selamat ulang bulan ke-27. Maaf, seharusnya Mama menulisnya di ulangtahunmu yang kedua.

Mama menulis surat ini disaat kau terlelap. Alhamdulillah akhirnya kau tidur juga, setelah tadi tantrum luar biasa. Menolak makan nasi, hanya mau kue-kue penuh gula.

Maafkan mama yang kadang khilaf ketika kau tantrum, memarahimu lalu mencubit kakimu. Padahal sudah diingatkan oleh Ayah, Saladin jangan dimarahi melulu. Dan kemarin mama membaca tulisan tentang penelitian seorang profesor, ternyata anak yang dibentak, milliaran sel otaknya akan musnah. Dan ada anak tetangga yang ngomongnya tergagap-gagap karena dari kecil dibentak sang ayah.

Sekali lagi maafkan Mama yang kurang sabar. Mama capek, nak ! Biasanya kau tidur jam 10 malam. Tapi beberapa hari ini kau tidur jam 11, bahkan jam 12 malam. Menyusu terus menerus. Ayah sibuk di luar rumah, tak bisa bergantian menjagamu, masih banyak yang harus diurus. Sampai airmata mengalir karena kau tak kunjung tidur. Dan akhirnya kau tak tega lalu pelan pelan memejamkan mata dan mendengkur.

Mama juga sering lupa akan tugas ibu yang semestinya. Mendidik dan menstimulasi, memberi kasih sayang dan cinta. Seringkali Mama asyik dengan gadget, untuk mengejar omzet percetakan. Sementara kau kubiarkan menonton masha and the bear sampai berjam-jam.

Tolong maafkan Mama yang pernah khilaf, lupa tidak memasang pengaman di sepedamu. Saat akan menyeberang di jalan besar, kau meloncat, lalu nekat jalan sendiri. Di sebelah utara ada motor besar yang seakan berlari. Mama hanya bisa berteriak, lalu jantung seakan berhenti. Untung pengendaranya mengerem dan berhenti. Tepat pada waktunya. Kau bingung, seolah tidak ada apa-apa.

Padahal dulu Mama sangat mengharap kehadiranmu, setelah kehilangan Raihan, di 26 januari 2012. Kakakmu lebih memilih untuk bertemu dengan-Nya. Tapi ada kejutan. Sebulan setelah keguguran, Mama terlambat bulan. Alhamdulillah, ada janin lagi di perutku. Ya, kamu !

Janin yang mama panggil "si bolang" karena tak bisa diam. Suka bergerak ketika ada hujan. Tapi kau juga bisa marah ketika Mama berpuasa. Akhirnya bayar fidyah saja.

Mungkin kau mau bilang, "Ma, aku butuh gizi untuk melawannya". Ya, kau tak sendirian nak. Ada musuh yang menemanimu. Musuh bernama myoma yang mengancammu. Mengambil nutrisi lalu akan membunuhmu. Tapi kau tetap bertahan. Berjuang. Dan Mama harus menelan berbutir butir pil penguat kandungan.

Myoma itu pula yang membuat placenta turun di tempat yang tidak semestinya. Menutupi jalan lahir, sehingga kami memutuskan untuk operasi saja. Tapi di minggu-minggu terakhir kehamilan, Ayah mengajakmu ngobrol. Katanya, Saladin harus lahir duluan, baru "adik" mu (ari-ari / placenta). Dalam falsafah jawa ada istilah kakang kawah adi ari ari, sedulur papat (empat saudara). Kakang artinya kakak. Jadi "kawah" alias air ketuban yang keluar duluan. Baru adi ari ari alias "adik" yaitu ari-ari (placenta). Saudara lainnya adalah getih (darah) dan pusar.

Alhamdulillah esoknya saat usg, placenta naik sendiri. It's a miracle ! Padahal tak ada obat yang bisa mengembalikan posisinya. Mama membayangkan kau "sepak" placenta ke tempat yang semestinya. Hahaha! Saat semuanya beres, akhirnya Mama bisa melahirkan secara normal, tak usah operasi cesar

November 2012, kau lahir ke dunia. Dengan berat badan 3,1 kg dan tinggi 49 cm.


Alhamdulillah setelah itu bisa imd (inisiasi menyusui dini). Bahkan sekarang kau masih suka rasanya. Mari berjuang untuk wwl (weaning with love), nak ! Kemarin kau pintar sekali, bisa menahan nafsu dan keinginan sampai 11 jam. Tapi esoknya nempel terus, balas dendam.

Terimakasih atas semua kasih sayangmu. Kau hobi memeluk Mama, mencium pipi. Lalu mendekat ke bawah dan..modus. Ternyata minta jatah. Kecil kecil kok pintar merayu ya?

Mama juga berterimakasih atas bantuanmu, nak! Beberapa hari lalu kau bisa menyapu.


Lalu tadi kau bantu mama menyeterika


Terimakasih telah menemani Mama dan Ayah selama 27 bulan. Semoga kau jadi anak soleh dan menjadi kebanggan keluarga. Amin.

Tulisan ini diikutkan Giveaway Surat Untuk ananda.

http://www.keluargabiru.com/2015/02/giveaway-surat-untuk-ananda.html

Senin, 02 Februari 2015

Malam Mingguan

Walaupun udah nikah tapi tetep boleh malam mingguan dong, hehehe...Malah udah halal. Sabtu malam kemarin kencan bareng hubby (plus saladin tentunya) ke daerah Sukun.

Romantic dinner? Enggaklah..Tapi ke resepsi pernikahan seorang teman, wakakak. Jam 5 sore udah deg-degan, takut gak jadi datang. Karena di luar hujan gerimis kecil kecil (biasanya hujan macam gini awet sampai pagi). Jam 6 sore hubby bilang gak jadi kesana, besok saja deh. Yaah gak jadi makan nasi goreng (modus) xixixi aslinya gak enak sama yang ngundang.

Alhamdulillah jam 7:30 malam hujan berangsur mereda. Hubby bilang ok ayo berangkat. Wah, buru buru bawa kado (kadonya sudah dibungkus sehari sebelumnya), dompet, dan peralatan saladin (baju ganti dll). Lalu ganti baju, pakai kerudung. Siap dehh.

Daerah Sukun jarang saya kunjungi. Lalu hubby mengarahkan motor dari perempatan cpm (dekat rampal) ke arah selatan. Lalu kami melewati daerah boldy. Mengapa dinamai Boldy? Entahlah, apa mungkin karena disana ada apotek Boldy? (dulu waktu kecil beberapa kali beli obat disana).

Di Boldy ada keramaian bernama ROMA. Bukan roma italy lho..Tapi singkatan dari ROmbengan MAlam alias jual barang second di malam hari, wkwkw. Seumur umur tinggal di malang belum pernah ke ROMA, karena bukanya hanya pada malam hari. (dulu hubby pernah jualan hp disitu juga). Ya, bisa dibilang semua penjualnya laki-laki. Pembelinya juga laki-laki. Kalaupun ada pembeli perempuan, mereka didampingi oleh suami masing-masing.

Uniknya ada bapak penjual batu akik yang pakai baju tentara china, lengkap dengan topinya (kayak bajunya vampire itu lho). Sayang karena berangkatnya terburu-buru, gak bawa kamera.

Kamipun melanjutkan perjalanan, menuju lokasi resepsi, di belakang sebuah SMK. Di dekat situ ada bangunan yang baunya menyengat. Ternyata..Pabrik pengolahan kulit.

Sampai di lokasi resepsi, Saladin sudah tertidur pulas. Begitu masuk tenda, eh gak bisa langsung salaman dengan pengantin, karena sedang ada pertunjukan tari serimpi. Ya, pengantin perempuan memang penari, makanya banyak tari-tarian yang disuguhkan sebagai hiburan. Ada juga gamelan live (bukan rekaman seperti biasanya). Spektakuler deh..Mantap.

Malam itu cheating diet wakakak. Tapi karena sudah beberapa minggu diet, jadi biasa makan sedikit aja. Biasanya habis makan nasi lalu ngambil menu gubukan macam somay, bakso, atau kebab. Kali ini rasanya kenyang banget.

Setelah salaman dengan pengantin, kamipun pulang. Di dekat tempat keluar tiba-tiba hubby berbisik dengan salah seorang pagar bagus (apa temannya ya?). Ternyata, keris yang dikenakannya terbalik ! Ujungnya menghadap ke atas.

Di perjalanan pulang, langit tak lagi mendung, ada bulan purnama. Kami melewati beberapa warung, mereka semua menyetel acara di tv yang sama, yaitu Jodha Akbar. Wah, indihe mania..

Tiba tiba Saladin terbangun. Yaah, tadi pas di acara malah tidur. Sampai rumah juga masih bangun, dan dia baru tidur (lagi) jam 11 malam. Hahaha. Malam minggu yang manis dan menyenangkan :D.

Jumat, 30 Januari 2015

Membangun Sebuah Brand

Tadi pagi saya tertarik pada sebungkus kebab yang dijual di toko kue. Harganya hanya 5.000, ukurannya tentu saja mini. Tapi ketika tergigit, hmm.. rasanya tak kalah dengan kebab bikinan brand besar..

Kebab itu terbungkus dalam kertas cokelat dan ada tulisan kertas putih-sebagai perekat- namanya kebab ABCDE (nama disamarkan). Hmm, langsung tercetus ide untuk menulis tenang brand atau merk dagang.

Sayang sekali, kebab seenak itu tidak memiliki logo. Minimal sang penjual memberi nomor hp pada pembungkusnya, supaya pembeli-yang ingin memesan dalam jumlah banyak-bisa menghubunginya.

Inilah salah satu kelemahan ukm / pengusaha kecil. Mereka lupa bahwa brand itu sangat penting. Sudah ada nama? Syukurlah. Tapi sudahkah anda membuat logo? Sudahkah anda memikirkan packaging alias pembungkusan dengan indah dan profesional. Misalnya jika anda pengusaha tape bondowoso. Jika kresek yang anda beri sebagai pembungkus besek tapi memiliki sablonan nama toko anda, beserta nomor hp-nya, maka orang akan lebih mudah mencari toko anda.

Wah, ribet mahal, dst dsb. Jika itu alasannya, maka (menurut salah satu motivator) anda adalah tipe orang dinosaurus, hehhee. Kok bisa? Ya, dinosaurus punah karena ia tidak bisa menyesuaikan diri. Jika pengusaha stagnan saja tanpa menerapkan inovasi baru, maka usahanya tidak lama kemudian akan gulung tikar. Karena dunia usaha adalah dunia yang sangat dinamis, apalagi dalam bisnis makanan persaingannya sangat tinggi.

Kembali ke masalah brand. Jika anda sudah punya merk, sudahkkah anda mengurus hak ciptanya? Sudahkah anda mengurus packagingnya? Lalu apa motto usaha anda? Suatu brand bisa diingat dari mottonya. Misalnya, Honda: the power of dreams. Sedangkan motto percetakan yang saya miliki adalah : cetak, cepat, murah.

Bingung cari motto? Coba cari keunggulan usaha anda apa aja, baca-baca buku marketing, atau konsultasi saja ke pengusaha lain atau konsultan bisnis. Atau bikin saja kuis di media sosial, apa motto yang bagus untuk usaha anda. Sekalian promosi, hehehehe.

Sekian sharing dari saya. Mau bertapa dulu biar dapat ide untuk mewujudkan tulisan "bagaimana cara menghadapi pemalsuan brand". Doakan saya ya..Sampai jumpa..Daaaaa..

Kamis, 22 Januari 2015

Korban Parang

Di kanan hijau, di kiri hijau. Sinar mentari pagi menerobos hutan dengan lembut. Parang yang terhunus di tangan kanan siap membawa korban...

Sebatang pohon pisang.

Sabtu, 17 Januari 2015

Marketing Nyeleneh

Salah satu kata kunci agar klien mencari bahkan berlangganan dengan kita adalah keunikan berpromosi. Ya..Ingatkah anda akan iklan biskuit yang pakai tag "dijilat, dicelupin". Dengan membuat iklan yang unik, sang sutradara berhasil membangun korelasi antara dijilat dengan biskuit enak. Dan saya juga pernah membaca iklan di sebuah majalah. Iklannya dipasang terbalik. Salah cetak? Tidak..Iklannya sengaja dipasang terbalik agar diperhatikan dan dibaca oleh orang.

Dan coba lihat gambar di atas. Itu adalah banner percetakan milik saya. Bisakah anda membaca tulisan di bawah kata "percetakan" ? . Sepintas terlihat seperti huruf kanji jepang atau china..Padahal itu font lain, tulisannya Royal Corps. Mengapa ganti font, bukan pakai font tnr atau arial yang mudah dibaca? Biar orang-orang bingung, hehehhe. Mereka akan ingat selalu banner percetakan kami, dan insyaAllah akan menjadi calon klien.

Ya, jadi marketing memang harus berpikir kreatif dan beda. Malah ide paling nyeleneh sekalipun bisa dipakai (asal dalam batas-batas wajar, tidak sara, 21 plus, tidak membully orang lain).

Sekarang jika ada yang tanya, mengapa harus unik? Yang biasa biasa saja gimana? Lha, iklan yang biasa biasa saja sudah banyak Jika anda beriklan dengan cara yang biasa, maka akan "tenggelam " bersama ribuan iklan lain.

Saya beri contoh-contoh lain. Suka facebook-an? Pasti ada teman anda yang buka online shop. Lihat status statusnya. Jika tiap hari dia beriklan lalu cuma upload gambar baju dan size plus harganya, bisa bisa orang bosan dan meremove (kecuali langganan). Tapi jika dia memberi tips perawatan baju, lalu di bawah itu diberi sebaris dua baris kalimat iklan, orang akan lebih suka. Bahkan men-share tips itu. Usaha anda akan turut disebarluaskan juga.

Bagi anda yan g bergelut di bidang marketing dan bisnis, jangan takut. Semakin "nyeleneh" ide anda, semakin bagus. Wujudkan sekarang juga. Semoga sukses dunia akhirat. Amin

Jumat, 09 Januari 2015

Yang Bikin Anda Mudah Gemuk

Banyak wanita yang terjebak dalam kegemukan, tanpa menyadari sebabnya. Sudah diet mati-matian, tapi tetap gemuk juga?Apa yang harus dilakukan?

Ternyata ada beberapa penyebab obesitas yang kadang tidak kita sadari:

1. Minuman manis.
Tahukah anda, 1 kaleng soda mengandung 136 kalori. Sedangkan 100 gram nasi putih mengandung 175 kalori. Jadi kalau habis makan terus minum soda, seperti makan 2 piring dong. Gimana gak bulat??

2. Malas
Di kantor, jam makan siang, minta tolong ob belikan makanan. Pengen secangkir kopi minta tolong ob lagi. Di rumah, pengen makan mie, nyuruh prt untuk membuatkan.

Kemana mana bawa motor, wuzz wuzz. Butuh minuman? Beli yuk di minimarket. Eh tapi kalo minimarketnya cuma 500 meter dari rumah, kok naik motor? Mau shalat di masjid naik motor. Dikit dikit naik motor. 

Akhir minggu, biar gak kejebak macet, tinggal di rumah saja. Bosan? Lalu kita buka laptop atau hp, main fb. Atau chatting dan bbm sana sini. Kita duduk dan main hp seharian.
Kalau gini kapan bergeraknya? Kapan olahraganya? Kapan jalan kakinya?


3. Berpikir bahwa olahraga hanya bisa dilakukan di gym
Memang membership gym itu lumayan mahal. Jadi banyak yang beralasan, gymnya mahal, jauh, dst dsb. Padahal di rumah juga bisa olahraga kan. Download di youtube, lalu senam deh. Atau nonton tv sambil main hulahup.

4. Makan ketika sedih dan marah
Bukankah Nabi berkata "makan ketika lapar, berhenti sebelum kenyang?" . Tapi banyak orang yang emosi, bertengkar, atau putus cinta lalu..mengunyah cheese burger, menggasak french fries, lalu minum soda berukuran jumbo. Perut kenyang, hati kenyang. Baju? Gak muat semua..Tambah stress kan.

Sebenarnya orang marah itu punya energi yang besar lho. Jadi kalo emosi (negatif) lebih baik lari sore aja, atau lompat tali. Badan segar, pikiran fresh. Hormon endorphine akan naik secara alami. FYI, endorphine adalah hormon yang mengatur kebahagiaan dan mood positif.

5. Double Karbo
Makanan pokok orang indonesia adalah nasi. Tapi seringnya kita makan nasi pakai mie instan. Atau perkedel kentang. Malah biasanya dalam sekotak nasi kuning ada mie dan kentangnya. Jadi triple karbohidrat. Gimana gak gendut?

Gendut atau langsing adalah pilihan. Mmang makan itu enak, tapi ingat. Kita makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Mari hidup sehat, makan makanan sehat (bukan junk food) dan berolahraga.

Senin, 05 Januari 2015

Godaan Diet

Ketika berat badan melonjak, huaa! Bulan lalu sampai ditegur dokter karena obesitas. Ya, sejak menikah saya langsung hamil 2x, melahirkan, menyusui, ngurus anak, jadi..lupa olahraga. Hehehhe. Padahal dulu olahraga nyaris setiap hari.

Kata orang jadi busui (ibu menyusui) itu enak karena diet alami. Tapi saya? Habis nyusuin, lapar. Gak olahraga, ada prt. PAsif, kurang gerak, ngemil terus. Tiga tahun ini suka sekali masak dan bikin kue. Jadi jarum timbangan bergeser ke kanan, pelan-pelan.

Akhirnya resolusi 2015 saya adalah MENURUNKAN BERAT BADAN. ditulis besar-besar biar kesampaian, hehehe. Sudah beli beras merah, buah-buahan. Mau ganti konsumsi nasi putih jadi nasi merah atau kentang. Ngemilnya diganti buah, Tapi..

Tiap buka kulkas ada aja godaannya. Di freezr ada nugget, roti maryam, risol mayo. Jadi diet apa enggak nih? Hiks..Kayaknya susah kurus kalo di rumah mama, semua tersedia. Yasudah, bersyukur saja. Di saat semua mahal, saya malah disogok macam macam oleh mama, dikasih oleh oleh beragam. Mulai dari brownies sampai ayam goreng.

Fyuuhm pr selanjutnya adalah search video olahraga, atau beli vcd nya saja. Dulu saya olahraga di gym, tapi sekarang di rumah saja deh, sambil jaga anak. Kalo olahraga dan jaga makan (serta tahan godaan makanan enak-enak) insyaAllah tercapai hasilnya. Diet untuk sehat, langsing itu bonus. Semangat ^^.

Naik Turun

Seminggu ini merasa naik turun mood. Mak (prt) pulang, bukan ngerayain tahun baru. Tapi karena ada kegiatan maulid nabi di kampungnya (selametan dah). Tubuh capek, kurang tidur. Dikejar deadline percetakan dan juga penerjemahan.

Eh Jum'at sore diajak mama makan di restoran. Mood kembali naik. Makan daging sapi lada hitam, minumnya es teler. Adik-adik makan ayam bambu (ayam betutu). Dalam hati mbatin, ah eike pernah masak ini, hehe. Saladin ogah makan nasi, cuma minum es.

Besok paginya? Waduh, Saladin diare ! Malam-malam minum es tanpa makan nasi dulu. Segera ngasih sirup zinc lalu beli lacto-b di apotik. Seharian dia sensi, manja, dan nangis terus. Kasihan. Alhamdulillah esok paginya udah baikan, bisa lari-lari lagi walau tak selincah biasanya. Sudah mau makan nasi.

Sorenya eike dapat kabar gembira dari salah satu teman fb (rekan seller di mp) kalau menang kuis. Alhamdulillah dapat pulsa 50.000 (biasanya kalo isi pulsa paling pol cuma 25.000 xixixi).

Senin, mulai aktifitas seperti biasa. Hubby ngirim pesanan klien (orang sumatera) via jne. Pulang pulang bawa resi sambil mecucu. Eh, nombok 64.000. Paket berisi 40 buku nota, ditimbang di rumah cuma 2 kg. Di jne kena 3,4 kg dan dibulatkan jadi 4 kg. Yaweslah. Masih untung kok, walau berkurang 50% hehehe. Dapat pelajaran: kalau mau serius jadi OS harus punya timbangan digital. Tapi bener sih, timbangan di rumah udah gak valid. Kalo nimbang di rumah ama di tempat lain selisihnya bisa 4 kg.

Life is never flat ! Naik turun sperti roller coaster. Kalo gak salah bahasa india-nya Kabhi Kushi Kabhi Gam (ada bahagia ada sedih). Tetap semangat :).

Nonton Bisokop

Tiba tiba keingat waktu SD. Nonton bioskop untuk pertama kalinya bareng mama-papa, dan dek doni. Sebelum berangkat foto-foto dulu, heheh. Ada satu foto yang saya suka, karena dek doni melet :p. Kami berangkat ke bioskop nonton film Jurrasic Park. Filmnya ngehits banget tahun 90-an (saya lupa kejadiannya tahun berapa ya, maafkan).

Sampai bioskop, gelap (ya iyalah). Paling serem waktu adgan keluarnya T-Rex. Air liurnya netes netes gitu. Mata saya tertutup oleh bando. Dan, "huaaa". Ternyata dek doni nangis melihat T-Rex di layar. Waktu itu dia baru TK B, sekitar umur 5 tahun. Terpaksa mama menggendongnya keluar bioskop.

Tahun 2005 gantian saya yang mengajak dek ocha nonton, Waktu itu dia baru kelas 3 SD. KAmi bertiga, saya, dek doni, dan dek ocha, nonton di bioskop mandala. Filmnya Harry Potter yang seri ketiga. Sebelum nonton mampir dulu ke supermarket beli snack dan minuman. Sampai di bioskop, untung antriannya gak panjang. Di dalam bioskop, Ocha malah asyik makan snack (karena gak nonton film HP ke 1 dan 2 jadi gak nyambung ama ceritanya). Sedangkan Doni malah gak makana sama sekali. Ilfil katanya, melihat monster di dalam bus.

Tahun 2008 nonton bertiga lagi tapi dek doni gak ikut. Kami, saya, dek ocha, dan dek foresta, nonton Harry Potter seri kelima apa keenam ya? Maaf lupa. Nontonnya di matos. Waktu itu Foresta masih kelas 1 SD. Di dalam bioskop ia celingak celinguk, dan berbisik "mbak, ad aorang yang tidur". Begitu keluar dari bioskop, ditanya ceritanya apa. Dia bilang "enggak ngerti!". Hahaha, dia barusan belajar membaca, ajdi belum bisa baca subtitle dengan cepat.

Kalau kamu pertama kali nonton bioskop tahun berapa? Nonton apa?

Sabtu, 03 Januari 2015

Rindu

Rindu. Serindu rindunya. Padamu, nek! mbah uti yang jauh disana, di jepara. Tahun 2009 sempatku bermukim disana..menemanimu..sekarang? aah. Mungkin mbah juga kangen cucu pertamanya. dan buyut pertamanya. kau banggakan kehadirannya " aku wis nduwe buyut".

Apa benar nenek selalu memanjakan cucunya? Yang kuingat dulu..pernah dibawa jalan2 ke mall. beli jeruk. Atau dibawa ke stasiun radio. Mbah siaran ( siaran dakwah). Pulangnya naik becak.

Kata seorang teman aku mirip. dengannya. sama sama centil hehehe. Malah kadang kalah centil. Gamisnya 300ribu. Lipstiknya revlon. Alamak..Sejak jadi ibu saya malah jarang dandan. Nenek dulu perias pengantin. Tak heran kalau masih suka dandan. puasa. dan masih kuat ssnam jantung sehat.

Malaj kadang heran mengapa jadi lebih mirip nenek daripada mama. Nenek suka senam, saya juga. Nenek suka pakai pashmina. Saya juga. Nenek berdagang, saya juga.

Padahal niat awal berdagang untuk membantu kakek. Gaji pns jaman dilu hanay cukup dimakan 10 hari. Tak heran, karen nenek punya 6 anak. Jadi beliau buka toko peralatan alat tulis sekalogus jual makana. dan snack khas jepara. Eh usaha tersebut bisa eksis lebih dari 30 tahun. Alhamdilillah keuntungannya bisa buat ke tanah suci.

Darimu aku belajar banyak. Meskipun jauh dan jarang bertemu...Kau ajarkan kesabaran, ketabahan. Nenek..aku sangat rindu..