Kamis, 26 Januari 2017

5 Cara Mendapat Uang Tambahan Saat Kuliah

Angin segar berhembus dari AC Mall. Outlet makanan berjejer, ada yang jual nasi goreng, mie pangsit, dll. Tapi kamu hanya beli jus melon. Bukan karena diet, tapi harus mengencangkan ikat pinggang, nyaris bokek.  Sedihnya..

Hey kamu yang masih mahasiswa, uang sakunya berapa? Apa seratus ribu per minggu? Cukuplah buat beli bensin dan biaya fotokopi diktat. Tapi tiap hari juga harus beli makanan di kantin pas jam makan siang. Sisanya? Recehan.

Jangan nangis dulu. Saya kasih tahu cara untuk mendapatkan uang tambahan tanpa harus meninggalkan kuliah. Lumayan kan hasilnya bisa buat nongkrong di cafe dan sedikit bantu Mamah buat bayar SPP.

Yang pertama adalah jadi guru les privat. Kamu bisa ngajar anak SD sampai SMA. Ngajar anak TK? Bisa! Biasanya mereka butuh guru les calistung (baca tulis hitung), mewarnai, atau menari.

Kamu bisa mengajar bahasa inggris atau matematika, tergantung minatmu di bidang apa. Mengajar anak SD itu seru juga, walau butuh kesabaran. Tapi bukan berarti harus menyerah begitu saja. Mengajar anak kecil ada seninya. Selain telaten, kamu bisa pakai media film atau game, biar mereka nggak ngantuk saat les. Banyak sekali ide yang betebaran di google.

Fee mengajar ini lumayan banget lho, bisa 30-40 ribu per jam. Tergantung kesepakatan dengan wali murid. Cara mendapatkan murid bagaimana? Pasang iklan! Manfaatkan sosial media untuk beriklan, pasang juga informasi jasa les privat di grup dagang. Tapi pastikan anggota grup tinggalnya satu kota denganmu.

gambar pinjam dari sini


Kalau kamu kuliah di jurusan English literature atau gape berbahasa inggris, bisa juga jadi penerjemah. Bayarannya lumayan, bisa 15-20 ribu per lembar hasil. Semakin baik hasilnya, semakin naik fee-nya. Asal kamu rajin mem-branding diri sebagai penerjemah dan berusaha dapat klien yang mau membayar dengan layak.

Cara mendapatkan klien gimana?  Ngiklan lagi! Selain media sosial, kamu bisa membuat beberapa brosur yang berisi iklan jasa penerjemahan, dan sebar di beberapa kampus (terutama di gedung pascasarjana). Selain itu, perluas networking, bilang pada teman-temanmu kalau kamu buka jasa penerjemahan, dan minta tolong mereka untuk memberitahu teman lain.

Networking yang bagus dengan para dosen bisa juga jadi peluang. Bukan rahasia lagi kalau dosen juga butuh jasa mahasiswa sebagai asisten dosen atau asisten lab (di jurusan eksakta). Biasanya karena jadwal mengajar yang bentrok atau ada keperluan lain. Coba tawarkan diri, apa mereka butuh asisten? Tapi mereka ga sembarangan pilih asdos atau aslab. Jadi kamu harus rajin belajar, aktif di kelas, dan dapat nilai A. Sehingga mereka percaya jika kamu mampu jadi asisten.

Kalau kamu suka nulis, bisa juga dengan mengirimkan tulisan ke beberapa media cetak atau online. Lumayan kan kalau dimuat, dapat honor 50.000 sampai 400.000. Penulis yang punya karya bagus harus rajin membaca dan mengikuti berita terkini. Kalau bisa, beli beberapa eksemplar majalah atau koran yang akan kamu bidik. Modal dikit lah. Tujuannya agar kamu familiar dengan gaya bahasa media itu.  Jika dimuat, rasanya senang kan.

Jika kamu senang masak, bisa juga berjualan makanan berat atau ringan. Bungkus dengan kemasan yang menarik, lalu titipkan di kantin, atau tawarkan langsung ke teman-teman dan dosen. Malu? Enyahkan sedikit rasa malu, bukankah berdagang itu pekerjaan halal? Jadi buat apa malu.

Kalau gak bisa masak bagaimana? Bisa beli snack kiloan lalu bungkus dalam kemasan plastik kecil-kecil. Atau beli cupcake (yang sudah jadi) dan buttercream di toko bahan kue. Hias cupcake dengan buttercream. Bisa dijual di pasar minggu. Lumayan hasilnya untuk beli pulsa.

Tapi ingat, semua kegiatan ini harus diseimbangkan dengan kuliah. Jangan sampai ketinggalan mata  kuliah gara-gara asyik bekerja sambilan. Kalau sudah semester akhir kan harus konsentrasi menulis tugas akhir atau skripsi, jadi kurangi aktivitas di luar kampus. Toh kalau kamu sudah lulus, bisa dilanjutkan lagi.

Sudah tahu kan cara mendapat uang tambahan? Dicoba yuk!


21 komentar:

  1. aku dulu jadi asisiten dosen, pernah ngamen sama teman2 gara2 pingin makan enak di restoran mahal

    BalasHapus
  2. Dulu aku lakuin itu jadi penerjemah pas masih kuliah. Seneng bisa dapet tambahan uang jajan yg halal. Tapi wow begadangnya. Hahaha.

    BalasHapus
  3. Hahahahaj iya..jadi translator itu deadline ketat banget

    BalasHapus
  4. Hahahahaj iya..jadi translator itu deadline ketat banget

    BalasHapus
  5. aku dulu belum pinter mbak..pinternya barusan...jadi apa2 msh ngandelin ortu he3

    BalasHapus
  6. Gapapa..bisa konsen kuliah
    Makasi kunjungannya :)

    BalasHapus
  7. Dulu aku kuliah sambil kerja kantoran, jd kuliahnya malam. Ga seru ya, biasa aja... Tp yg berkesan, wkt itu kuliah ga disetujui Boss, krn katanya ga 1 bidang, jd hrs memilih kerja atau kuliah.. Rugi lah dilepas dua2nya, jadilah kucing2an klo mau kuliah...

    BalasHapus
  8. sekarang saya kuliah sambil part-timer di pabrik bento. Kerjaan ngantuk melulu di kelas karena shift kerja saya jam 3 shubuh sampe jam 8hehehehhehehe

    BalasHapus
  9. Aku gak kuliah hehe
    Kalu dptin uang sambil sekolah, kerja serabutan di sawah hihi

    BalasHapus
  10. Jaman kuliah dulu, aku jualan batik..nggak sering ada yang mesan tapi pas ada yg mesan enak banget..dapat untung banyak :)

    BalasHapus
  11. Kalau aku dulu tamat sekolah kerja dulu setahun, nabung buat kuliah, terus pas kuliahnya ngambil progsus.
    Weekend kuliah, weekday kerja :D

    BalasHapus
  12. Aku dulu kuliah bantu2 jualan temen mb, lumayan dapat persenan hehehe

    BalasHapus
  13. Sarannya keren, Mbak. Mahasiswa mandiri wajib coba nih biar begitu lulus nggak masuk antrian pencari kerja dan langganan koran cuma buat liat lowongan kerja. Heheh, no offense, peace :)

    Aku dulu pertama kali masuk Jogja buat kuliah satu kos sama penjual tengkleng dan sate kambing. Eh, dari iseng bantu-bantu dia jualan akhirnya malah diajak jadi partner-nya dia. Jualan deh, buka dari jam 4 sore sampe jam 1-2 malam tergantung rame-nggaknya pembeli.

    Habis itu sempat ikut dosen jualian paket wisata lokal, sekalian jadi pemandunya. Terus jualan kacang, dadar gulung, apa aja wis. Sampai akhirnya nulis deh, dan dilakoni sampai sekarang. Kuliahnya malah nggak kelar :D

    BalasHapus