Siapa yang suka baca
Lupus? Buku karya alm Hilman Hariwijaya ini sudah terjual sampai jutaan copy dan dibikin film serta sinetron. Eh
tapi kali ini daku mau bahas versi bukunya ya, bukan film atau sinetronnya.
Berbagai
versi Lupus
Kalau ngomongin Lupus
maka bakal ada 3 kelompok serial, yakni versi Lupus kecil, ABG, dan SMA. Ada yang
ditulis sendiri oleh Bang Hilman. Ada yang ditulis berdua dengan sohibnya, Boim
Lebon.
Lupus kecil
menceritakan tentang anak SD yang ekstrovert dan hobi mengusilin adiknya, Lulu.
Si Lupus suka main tebak-tebakan dan bermain dengan temannya. Kalau di Lupus
kecil ada bonus short comic yang
digambar oleh Key Mangunsong (yang juga jadi sutradara sinetron Lupus Milenia).
Sedangkan Lupus ABG
sudah mulai ada naksir-naksirannya. Cinta monyet gituu. Kalau Lupus yang sudah
SMA, tetap sih menceritakan anak gaul yang punya banyak teman (Boim dan Gusur)
dan suka mengunyah permen karet.
Si Lupus digambarkan
lucu, gaul, dan gokil abis. Tapi walau suka ngerjain Lulu, dia tetap sayang ke
adik semata wayangnya. Ketika Papi sudah meninggal, cowok itu berusaha cari
uang dengan mengirimkan karya ke majalah remaja, kerja di kafe, dll.
Read: Resensi Lupus and Work
Lupus yang kelihatan
tengil tapi cukup bertanggungjawab ke Lulu dan maminya dengan bekerja
sampingan. Sang mami punya bisnis tapi Lupus tak mau merepotkan beliau. Patutlah
ditiru oleh gen Z atau generasi di bawahnya, kalau mau uang ya harus usaha.
Papi
yang Medit
Waktu sang Papi masih hidup, beliau ditulis sebagai tokoh yang medit. Maklum, hanya pegawai kantoran biasa.
Jadi si Lupus uang sakunya terbatas, hanya bisa jajan permen karet. Tapi
walau medit beliau tetap bertanggung jawab pada keluarga kecilnya.
Mami
yang Sabar dan Pekerja Keras
Kesal enggak kalau
punya suami medit? Maminya Lupus tidak digambarkan sebagai ibu yang suka marah
walau suaminya pelit, paling sesekali ngomel doang. Coba kalau ibu-ibu zaman
sekarang ya? Kemarahan bisa dengan mudah di-expose
di sosial media.
Read: Parenting ala Mami Lupus
Setelah sang suami
meninggal, maminya Lupus tidak putus asa. Beliau berbisnis katering dan punya
beberapa asisten di dapur (yang lucu juga). Beneran deh, kalau kalian lagi
stress, baca Lupus aja, dijamin ketawa.
Hidup
di Era Pra Internet
Buku-buku Lupus diterbitkan
tahun 80-an sampai 2000-an. Jadi kebanyakan setting
di era pra internet. Sambil baca Lupus kecil, bisa tuh dibacakan juga ke
bocils. Zaman dulu anak-anak bisa main dan happy
walau tidak ada HP atau gadget canggih.
Kritik
Sosial Lewat Buku
Walau genre-nya komedi, tetap ada percikan
kritik sosial di serial Lupus. Misalnya di buku Lupus yang setting-nya di masa krisis moneter (tahun 1998). Lupus waktu masih
kecil juga digambarkan sebagai anak yang kritis, jadi tidak hanya melawak saja.
Sebagai penulis, Bang
Hilman sangat berhasil membuat karya yang bisa dinikmati anak kecil, remaja,
maupun dewasa. Hebat banget lho karena ini tidak mudah, butuh banyak riset dan
kekuatan otak untuk menulis. Al fatihah untuk beliau.




Dulu saat sma dan kuliah suka banget koleksi novelnya lupus, ceritanya ringan tapi menghibur banget.
BalasHapus