Selasa, 25 November 2025

Ketika Saladin Tantrum Lagi di Sekolah

 

Jam di HP menunjukkan pukul 10:30 pagi. Tiba-tiba ada telepon dari bu guru. Ada apa gerangan? Ternyata Saladin tantrum parah di sekolah sehingga harus dijemput.



Untungnya jarak dari rumah ke sekolah dekat (tidak sampai 2 KM) dan ayahnya Saladin sedang work from home. Saladin segera dijemput dan benar, saat sampai rumah dia langsung menangis. Daku segera menenangkannya dan dia pun ketiduran. Alamakkk!

Mencari Penyebab Tantrum

Setelah Saladin bangun dan sudah tenang, kutanya: mengapa marah-marah di sekolah sampai mau merusak pintu kelas? Ternyata dia pusing dan merasa tidak nyaman. Oalahhhh! Memang sehari sebelumnya dia pilek tapi karena pagi itu sudah tidak meler, kusuruh sekolah.



Ternyata Saladin masih kurang enak badan dan dia tidak bisa bilang (atau mungkin malu?) ke gurunya. Karena pusing dia jadi marah-marah dan membuat banyak orang bingung. Jadi ini PR-ku untuk membuat Saladin lebih terbuka dalam komunikasi ke para guru dan teman-temannya di sekolah, dan tidak mengedepankan emosinya.

Waktu Saladin masih SD, dia pernah tantrum parah dan bertengkar dengan adik kelasnya (anak baru). Pulang-pulang sudah terluka, dibalut perban di dekat pergelangan tangan, karena ternyata ni bocah ngamuk dan memecahkan kaca di lab komputer. Kukira setelah remaja tidak ada drama seperti ini, ternyata salah.

Read: Tangan Saladin Luka Sampai Dijahit

Tantrum di Usia Remaja

Mengapa Saladin yang sudah berusia 13 tahun masih tantrum? Padahal biasanya terjadi pada balita atau anak kecil. Yaa karena dia adalah remaja dengan ADHD jadi memang punya masalah dengan pengelolaan emosi.



Tapii punya anak yang beranjak remaja memang bikin deg-degan. Walau anaknya tidak ADHD tetap bisa ngambek atau melakukan hal-hal yang membuat orang tuanya pusing. Perubahan fisik dan emosi dari anak kecil menuju dewasa, menjadikan dia bisa berubah. Jadi memang harus didampingi dan dimengerti agar mau curhat dan terbuka, serta mencegah hal-hal yang negatif.

Cara Mencegah Tantrum

Lantas bagaimana cara mencegah tantrum yang tak terkendali, dan membuat Saladin lebih stabil emosinya? Ternyata jalan pagi (sebagai upaya mengurangi energi dan mencegah emosi berlebih) baginya kurang. Harus ditambah juga dengan latihan / olahraga lain, karena anak ADHD punya tenaga yang berlebih dan harus disalurkan.



Cara lain adalah dengan mengatur lagi dietnya. Harus disiplin lagi mengurangi konsumsi gula dan gluten. Karena memang diet berpengaruh banget ke emosi Saladin.

Read: Anak 12 Tahun Diet

Drama Mengasuh Anak ADHD

Memang punya anak istimewa seperti Saladin bikin hidupku lebih darderdor, ada saja gebrakannya. Tapi daku tidak boleh larut dalam kesedihan atau malah balik memarahinya. Anak ADHD harus dibimbing agar jadi manusia yang tertib, sopan, dan bertanggungjawab. Bukannya dimaki-maki atau dicubit saat dia ngamuk.



Bukankah kita lebih baik cari solusi daripada hanya berkutat pada suatu masalah? Ketika Saladin tantrum maka menjadi suatu pengingat bagiku, untuk terus mengajarinya cara berkomunikasi yang baik, dan cara mengelola emosi. Semoga setelah ini dia tenang dan tak lagi marah-marah sampai merugikan orang lain dan dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar