Sabtu, 03 Mei 2025

Anak 12 Tahun Diet??

 Iyaa, teman-teman tidak salah baca. Saladin yang baru berusia 12 tahun diminta diet. Padahal berat badannya hanya 36 kg dengan tinggi 152 cm. Lalu dia diet apaa? Maksudnya adalah menjaga pola makan dengan mengurangi asupan gula dan tepung terigu.

Balik lagi ke pengertian diet ya. Jadi diet itu bukan hanya untuk orang obesitas yang ingin menurunkan berat badan. Ada kondisi lain di mana orang juga berdiet, karena artinya adalah “mengatur pola makan” bukan mengurangi makan.

Keharusan Diet yang Mengagetkan

Di suatu pagi yang cerah, daku datang ke sekolah Saladin karena mau konsultasi dengan seorang psikolog. Bapak psikolog adalah salah satu anggota tim pendiri yayasan yang menaungi sekolahnya Saladin. Awalnya deg-degan, duh ada apa ini kok dipanggil? Apakah Saladin mengacau?



Ketika bertemu dengan bapak psikolog maka dijelaskan (dari laporan para guru) bahwa progress Saladin masih lambat. Dalam artian dia kadang masuk kelas, kadang keluyuran. Padahal tiap pagi sudah diajak gerak dengan belajar lapangan (misalnya bersih-bersih sekolah atau menggelindingkan ban bekas).

FYI, konsep di sekolah alam memang seperti ini. Di pagi hari, anak-anak yang kebanyakan tipe pembelajar kinestetik diajak untuk bergerak dulu untuk menghabiskan energinya. Baru salat dhuha dan lanjut belajar.



Walau Saladin masih susah diam tapi Alhamdulillah nilai ujiannya bagus-bagus. Terutama mata pelajaran bahasa inggris dan matematika. Akan tetapi takutnya jika dia lanjut ke SMP lain akan susah adaptasi….

Karena Saladin masih belum bisa mengendalikan gerak fisiknya maka dia harus diet, saudara-saudara! Oh ya Saladin ini ADHD ya bukan hiperaktif. Untuk penjelasannya silakan lihat saja di mbah google.

Dietnya adalah dengan cara meminimalisir konsumsi gula dan tepung terigu. Astaghfirullah, macam manaaa! Padahal kalian tahu sendiri daku tuh suka bikin kue. Berarti kudu cari resep yang non gluten dan non sugar.

Pola Makan yang Terlanjur Salah

Pulang dari sekolah, daku mewek beneran. Saladin yang awalnya kukira akan lebih anteng saat bertambah usia, ternyata masih belum bisa diam karena kebanyakan konsumsi gula. Bagaimana tidak sedih ketika pola makan dan minumnya terlanjur salah, dan daku juga terlalu mentolerir kesukaannya akan minuman manis?



Selama ini Saladin agak picky eater. Di mana dia memang jarang makan nasi (menurutnya nasi putih itu bau). Jadi maunya nasi goreng atau nasi soto / opor. Kalau enggak makan nasi ya jadinya makan roti, pasta, mie instan, atau kentang.

Sedihnya ketika Saladin terpicu untuk lebih aktif dan mudah tantrum karena memang pola makannya salah. Gluten yang terkandung dalam pasta, roti, dan mie, menjadi salah satu penyebab dia gampang ngamuk. Jadi daku memutuskan untuk berhenti baking untuk sementara.

Demi Kesehatan dan Masa Depan Anak

Alhamdulillah setelah beberapa hari, daku sudah masuk ke fase penerimaan. Walau Saladin masih underweight tapi dia diet gluten dan gula demi kesehatan. Demi masa depan yang lebih baik. Semoga setelah ini justru berat badannya bertambah dan BMI-nya normal.

Menyusun Menu Makanan dan Minuman

PR selanjutnya adalah menyusun menu makanan dan minuman. Tidak ada mie instan atau pasta yang disimpan di dapur. Saladin harus mau makan nasi setiap hari. Alhamdulillah dia mau-mau saja, mungkin karena sudah kelaparan.

Bagaimana dengan minumannya? Belum bisa 100% lepas dari gula tapi at least dikurangi. Misalnya untuk bikin teh atau susu, cukup menggunakan setengah sendok makan gula pasir.



Yang paling memusingkan adalah membuat list menu bekal. Mana Saladin masih emoh makan buah (padahal dulu MPASI Food combining). Jadi bekalnya terpaksa masih mengandung tepung, misalnya risoles mayones atau sosis solo. Uang sakunya juga dikurangi, karena jika ditambah malah dia beli snack dan minuman manis di kantin.

Apakah Dietnya Berhasil?

Setelah 2 minggu diet maka dietnya cukup berhasil. Saladin jadi lebih anteng, fokus, dan tidak mudah tantrum. Alhamdulillah bangettt.



Jadi sekarang daku lagi mengumpulkan resep-resep makanan non gluten dan diuji coba, apakah Saladin suka? Kalau bikinnya kebanyakan apa sekalian dijual saja? Wkkwkw.

Memiliki anak istimewa memang harus kuat mental dan siap menyesuaikan diri dengan kondisinya. Dietnya Saladin yang awalnya daku takutkan (ribet) ternyata tak sesusah yang diduga. Semoga dengan perbaikan pola makan maka Saladin bisa tumbuh sehat jiwa dan raga.

18 komentar:

  1. Wah, jangan-jangan aku pun perlu diet gula & tepung nih biar nggak underweight.

    Nice sharing.

    BalasHapus
  2. Yaa juga ingin coba terapkan diet gula dan gluten gara-gara Rana speech delay. Keseringan nonton kartun di TV sebelum umur 2 tahun mengakibatkan susah fokus dan mudah tantrum.

    BalasHapus
  3. Oh, patutlah doktor sarankan diet macam tu.... Suykur ada hasilnya.

    BalasHapus
  4. Halo Mba Avi. Makasih udah main ke blog saya dan meninggalkan komentar. Alhamdulillah kabar saya baik :D

    Kebayang paniknya kalau ternyata secara medis kita dianggap salah kasih makan ke anak 😢 Tapi Alhamdulillah dietnya berjalan lancar dan hasilnya memuaskan ya 😊

    BalasHapus
  5. Emang perjuangan banget mbak buat mengubah pola makan anak tuh. Apalagi kalo anaknya yang tipikal picky eater ya. Tantangan yang lumayan sulit, tapi Alhamdulillah bisa memberikan dampak nyata dalam keseharian Saladin ya.

    BalasHapus
  6. Seingatku ada tepung gluten free yg dijual di pasaran, mba
    Kalo ga kliru, salah satu merknya ladang lima.
    trus, sekarang bnyk juga yg pakai oatmeal sebagai pengganti terigu manakala mau bikin cakes.

    BalasHapus
  7. Kata dokternya anak-anak juga, asupan gula itu yang bisa bikin anak terpicu tantrum
    Makanya pelan pelan dikurangi dan kubanyakin aktivitas fisik di rumah
    Kalau ada lomba lomba sesuai usia, aku juga ajakin terus
    Harapannya gula dalam tubuhnya terolah terus dengan gerak

    BalasHapus
  8. Semangaaat mba Avi. Skr dah banyak kok resep2 kue yg non gluten. Atau roti sourdough yg LBH sehat. Btw kalo gula, diganti ke stevia seharusnya bisa ya mba? Aku gula putih udh ga pake , yg ada di rumah hanya stevia. JD mau masak kalo butuh gula pasti pake stevia. Apalagi Stevia butuh dikit aja utk bisa manis.

    Untuk minuman bisa dicoba Stevia cair mba. Hanya setetes doang, kopi aja bisa jadi agak manis . Aku tuh kemarin belajar menikmati Americano ya pake stevia tetes. Ampe skr ga abis2, lah wong cuma setetes tiap dipake. 🤣🤣

    BalasHapus
  9. Susah banget diet dari kedua bahan itu. Aku pernah ikut pengobatan cuma disuruh diet tepung aja rasanya sudah susah Mbak, bagaimana harus menghindari gorengan, mie dan kue-kue. Anehnya setiap apa yang didietkan, itulah yang selalu pengen saya makan dan kalau nggak keturutan selalu kepikiran terus.

    Harus sabar-sabar ekstra apalagi sebagai ibu yang harus menyiapkan makanan dan minumannya. Harus pandai-pandai filter makanan juga, tentu itu semua tidak mudah. Tapi apapun dilakukan demi anak. Terus semangat ya Bunda :)

    BalasHapus
  10. Ampun dah. Saya masih salah memahami soal diet berarti.

    Pas baca pertama kali sempat kaget. Bukankah saladin masih nggak butuh diet. Kok mau disuruh diet?

    Ternyata oh ternyata... Mengatur pola makannya.

    Semoga lebih baik ya, mbak. Saladin tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik lagi.

    BalasHapus
  11. Paling seneng pas baca hasil diet 2 minggunya berhasil! Saladin jadi lebih anteng dan fokus, huaah. Bagian paling membahagiakan buat ibu rasanya ituu sih, usaha yang kita lakukan untuk anak membuahkan hasil nyata.

    Lancar-lancar teruus ya mbaak bikin menu gluten free & sugar freenya buat Saladin.

    Bisa juga tuh untuk ide bisnis nanti, ihihi. Apalagi yang dewasa juga udah banyak yang berpindah ke cemilan gluten free dan less sugar juga untuk konsumsi yang lebih sehat, hehe.

    BalasHapus
  12. Memang ya mbaa katanya kalo kandungan gula yg terlalu banyak bisa bikin anak jadi hiperaktif maksudnya gak bisa diem ada aja tingkah polahnya...klo soal gluten untungnya sekarang dh banyak tu mbaa pilihan roti yg non gluten dh dijual dipasaran jadi bisa buat alternatif,,,memiliki anak spesial memang butuh effort lebih ya mba..semangat!!!!

    BalasHapus
  13. Aku juga membatasi gula mbak untuk anakku, bukan karena ADHD tapi lebih karena bapaknya memiliki diabetes, khawatirnya nanti nurun ke anak karena gaya hidup yang salah. Kalau gluten ini yang masih sulit

    BalasHapus
  14. Jadi sebuah kalimat yang tertulis, what you are, what you eat itu terbukti ya kak.

    Aku tuh sangat percaya dengan kalimat itu karena memang seperti itu yang aku alami. Reaksi tubuh dan mental itu dipengaruhi dari apa yang dimakan.

    Semangat beradaptasi dengan kebiasaan baru kak Avi. Membuat makanan dengan kadar gula rendah. Salam sayang sama Saladin.

    BalasHapus