Selasa, 14 Mei 2024

6 Cara Mencegah Anak Kecanduan Gadget

 

Pernahkah klean melihat anak kecil main HP melulu? Kalau gak nonton video ya nge-game. Padahal usianya  masih piyik alias balita.  Klean jadi bertanya-tanya dan mencari cara mencegah anak kecanduan gadget.

Ada yang bilang wajar lah karena saat ini era teknologi informasi. Mau tak mau anak jadi sering pegang ponsel, PC, atau laptop. Namun ada yang menentang karena jika anak suka HP-an, bahkan kecanduan, akan berbahaya karena membuatnya lebih emosional. Juga membuat matanya mudah minus.



Saladin pernah berada dalam fase kecanduan HP dan hal ini menjadi salah satu penyebab dia speech delay. Di usia 3 tahun dia masih susah ngomong karena kebanyakan screen time, bahkan dia pernah dikira bisu, OMG. Cerita lengkapnya di:

Saladin Dikira Bisu, Sedih Banget

Kalau sekarang Alhamdulillah udah bisa diatur dan dikurangi banget waktu megang gawainya.

Kecanduan untuk memegang HP dinamakan nomophobia dan daku baru mengetahuinya setelah baca novel online di salah satu aplikasi. Ceritanya ada seorang gadis yang nyaris kecanduan HP lalu dia terdampar di pulau terpencil (dekat Italia) dan di sana tidak ada sinyal! Habis itu mikir, apa jangan-jangan daku seperti itu?

Jangan Kenalkan Gadget Terlalu Dini

Cara mencegah anak kecanduan gadget yang pertama adalah jangan kenalkan benda itu terlalu dini. Mirisnya saat ini anak TK, bahkan masih baby, udah dipegangi HP sendiri. Alasannya kalau enggak sambil nonton enggak mau makan, hmmm.



Lah kalau sudah kadung megang HP melulu lalu dia mutungan dan susah tidur gimana? Seharusnya kita sebagai orang tua bisa bersikap lebih bijak. Anak boleh belajar memakai gawai kalau sudah SD, tapi dengan syarat dan ketentuan. Misalnya harus sudah makan, sudah ngerjain PR, dan ada batas maksimal pemakaiannya.

Batasi Penggunaan Pemakaian Gawai

Berapa lama maksimal anak boleh pegang HP? Sebenarnya tergantung kebijakan klean. Kalau bisa sih maksimal 1-2 jam sehari. Jadi kudu masang alarm dan kalau sudah waktunya stop ya stop, jangan mudah dirayu oleh anak. 



Kalau dia ngamuk? Diamkan aja dulu nanti lama-lama kan lupa, tapi habis itu langsung dipeluk dan divalidasi emosinya.

Unduhkan Video Edukasi

Lantas gimana cara mencegah anak kecanduan gadget kalau benda itu juga berfungsi sebagai media pembelajaran? 



Ya gampang aja, tinggal download kartun dan video edukasi lalu ajak anak untuk nonton bareng.

Ajak Main di Luar

Seringnya, anak kesenengan main HP karena dia tuh bosan di rumah saja. Oleh karena itu yuk ajak mereka untuk main di luar. 



Enggak perlu ke playground, mall, atau tempat berbayar lainnya. Namun bisa dengan lari-lari di taman, main sepakbola di lapangan perumahan, latihan basket, dll.

Berkreasi di Rumah

Kalau capek main di luar, anak-anak bisa diajak untuk istirahat bentar lalu berkreasi di rumah. Misalnya dengan main malam (plastisin warna-warni), belajar origami, dan bikin craft lainnya. 



Contohnya ada banyaaak lagi, tinggal tanya mbah Google.

Main Board Game Bareng-Bareng

Masih bosan tanpa HP? Anak bisa diajari main monopoli, Othello, tic tac toe, catur, atau board game lainnya. Selain untuk killing time juga bisa sekalian belajar strategi.



Jadi gimana, klean masih bingung mencari cara mencegah anak kecanduan gadget? Yang penting mereka diajak untuk sibuk, baik di dalam maupun luar rumah. 



Kalau sudah banyak kegiatan maka mereka akan main HP bentar aja lalu zzz ketiduran deh.

Jumat, 10 Mei 2024

Bunda Posesif dan Izin Ramadan Camp yang Terlambat

 

APA? KEMPING?

Sorry kalau lebay karena seperti itulah reaksiku saat baca pengumuman di grup wali murid di sekolah Saladin. Sama seperti tahun lalu, Ramadan 2024 ini Saladin berkesempatan untuk mengikuti camp di sekolah. Yaa ini adalah late post, harusnya di-upload pas bulan puasa lalu, maaf yee.



Sama seperti tahun sebelumnya, Ramadan Camp adalah kegiatan di sekolah yang bukan hanya pesantren kilat. Namun para murid menginap dari Senin malam sampai Rabu pagi. Mereka belajar, mengaji, nonton film edukasi, dan yang paling seru adalah mengelilingi api unggun sambil bernyanyi.

Kasih Izin Gak Ya?

Tahun lalu dengan tegas aku tidak memberi izin Saladin untuk ikut Ramadan Camp. Alasannya karena dia takut gelap. Kalau nangis gimana? Cariin aku gimana? Apalagi sekolahnya cukup jauh (berjarak 5 kilometer dari rumah) dan terletak di lereng gunung, jadi dingiiin dan berkabut.



Namun untuk tahun ini aku luluh. Sebenarnya yang membuatku memberi izin adalah nasehat ayahnya. Yaa memang Saladin sudah kelas 5 SD, sudah 11 tahun usianya. Sudah saatnya diberi kepercayaan untuk ikut camping. Toh cuma beberapa hari dan hanya ada di bulan puasa.

Saladin juga meyakinkanku bahwa dia sudah berani ikut camping. Katanya kalau gelap ya bawa senter saja! Alhamdulillah.

Mengantar Saladin dengan Perasaan Campur Aduk

Jadilah di Senin pagi aku menyiapkan bekal camping dengan perasaan campur-aduk. Sudah beli kue dan susu (untuk hidangan berbuka dan sahur sudah disiapkan oleh wali murid lain). Lantas membawakannya jaket tebal, peralatan mandi, syal, dan bantal.



Aku dan ayahnya mengantar Saladin jam 5 sore dan kami duduk di aula sekolah, sambil menunggu azan maghrib. Sementara Saladin kegirangan sambil melihat tenda yang dipasang di sekolah dan menaruh tasnya.

Setelah buka bersama, salat jamaah, baru pulang. Eh sebelum aku pulang Saladin minta dibawakan selimut! Ya sudah, akhirnya sang ayah balik lagi malamnya buat mengantarkan. Saat Saladin di sekolah, rumah rasanya sepi, udah kangen lagi (lebay yaa).

Tak Seburuk yang Aku Bayangkan

Saat Saladin sudah pulang dari camping dia terlihat ceria. Ternyata setelah bunda guru cerita (via WA), saat teman-temannya berkegiatan pagi eh dia malah ketiduran. Waduh!



Semua ketakutanku akan Saladin yang menangis malam-malam benar-benar tidak terjadi. Aku belajar untuk tidak over thinking dan menghadapi realita.

Maafkan Bunda Jadi Posesif

Maaf ya Din bundamu jadi posesif gini. Dia bukan bayi lagi. 



Sudah saatnya punya pengalaman menginap di sekolah sambil bermain dan belajar. Jangan dikekep terus, apalagi dia anak laki-laki (dan aku juga wajib nyiapin mental ketika Saladin nanti merantau karena dia ingin lanjut kuliah di luar negeri).

Read: Anakmu Bukan Bayi Lagi

Waktu Saladin masih TK dia pernah kabur lalu hilang selama beberapa jam. Alhamdulillah ketemu di….rumah seseorang yang sedang memanggang kue lebaran. Setelah kejadian itu aku jadi posesif lalu memeluknya erat-erat.

Read: Tolong! Anakku Kabur dari Rumah

Jadi untuk mengurangi kadar posesifku maka aku harus belajar percaya. Saladin sudah besar, belajar mandiri, dan belajar mengatasi ketakutannya akan kegelapan. Dia tidak akan kabur lagi karena selalu berpamitan dan sudah lumayan nurut.

Beginilah ceritaku saat Saladin mau camping. Bagaimana, klean termasuk orang tua posesif atau biasa aja?

Selasa, 07 Mei 2024

Ketika Anak Minta Sesuatu Apakah Harus Langsung Dikabulkan?

  

Aku maaau!

Pernahkah klean pusing karena anak merengek-rengek minta dibelikan jajan atau mainan? Ketika dia bertambah besar eh yang diinginkan berubah jadi HP atau tab terbaru. Kalau ada uangnya sih aman aja, tapi kalau terus-menerus mengiyakan permintaan anak, apa enggak takut anaknya jadi manja?

Efek Pemanjaan yang Berlebihan

Bener lhooo ini berdasarkan pengalamanku sendiri. Selama jadi anak papa (karena beliau yang manjain) rasanya agak menyesal, mengapa sih terlalu dituruti kemauannya? Bukannya enggak bersyukur atau enggak berterima kasih ya, memang ada yang bilang wajar karena daku (meski sulung) adalah anak perempuan sendiri.



Akan tetapi saat sudah nikah langsung shock berat ketika mengetahui dunia yang sebenarnya. Ketika anak sudah dimanja berlebihan maka dia bisa kaget, marah, atau sedih saat permintaannya ditolak. Saat berkali-kali gagal maka dia bisa nangis bahkan depresi, karena sejak kecil biasa hidup enak dan tidak pernah mengalami kesalahan atau kegagalan.

Anak Disuruh Sabar

Jadii setelah punya anak, daku bertekad untuk mendidik Saladin dengan seimbang. Saat dia minta suatu barang tidak otomatis dibelikan. Misalnya ketika kemarin malam ada tamu dan bawa anak kecil. Si anak makan sate seafood dan ibunya menawarkan apakah Saladin mau? Tapi dia diam saja.



Eh ketika tamunya sudah mau pulang Saladin malah bisik-bisik pengen makan sate juga, padahal sudah habis dimakan! Akhirnya kubujuk dia agar bersabar dan mau menunggu besok dan paginya baru kubelikan sate telur puyuh kesukaannya. Dengan cara ini maka kuharap Saladin bisa belajar sabar.

Dengan mengajarkan anak untuk bersabar apa tidak takut dia bakal ngamuk? Yaa karena Saladin adalah anak istimewa (dan kinestetik) daku sempat pusing bangeeet karena dia saat balita tuh marah dan gulung-gulung di lantai. Bahkan memukul kepalanya sendiri.



Akan tetapi Alhamdulillah Saladin makin besar makin bisa dinasehati (asal disayang dan dipeluk tiap hari – karena menurut MBTI dia tipe feeling). Saat mood-nya selalu baik maka dia akan nurut ke bunda dan ayahnya. Lantas mau bersabar dan menunggu 1 hingga 2 hari sebelum mendapatkan keinginannya.

Perjuangan Itu Indah

Kemudian, Saladin juga kuajari untuk berjuang sebelum mendapatkan keinginannya. Misalnya dengan menabung terlebih dahulu sebelum beli sesuatu. Atau, saat pengen beli jajan di warung, dia juga harus belikan barang dulu (biasanya keperluan dapur seperti kopi bubuk atau garam). Baru uang kembaliannya boleh dibelikan snack.



Namun dengan mengajarkan anak untuk berjuang dan sabar bukan berarti daku (dan ayahnya Saladin) tipe yang galak ya. Kami hanya berusaha mendidik agar dia tidak serta-merta mendapatkan apa yang dimaunya. Alias tidak manjain walau dia anak tunggal.

Read: Ceritaku MengasuhAnak Tunggal

Pertama, untuk mencegah agar Saladin terlalu berambisi. Kedua, kami tidak ingin dia memiliki nafsu makan yang keterlaluan sampai jadi anak rakus (karena rata-rata yang diminta adalah makanan).

                                      Samosa isi kentang dan daging sapi buatanku

Jadi gimana, klean setuju kalau anak tidak boleh dimanjakan terlalu berlebihan? Memberi sesuatu pada ananda boleh saja asal dia juga diajarkan untuk sabar dan berjuang. Akan tetapi jangan terlalu dimanja dan dituruti semua keinginannya.

Daku teringat ajaran dari seorang dosen. Beliau pernah bilang kalau manusia bisa punya sepeda motor maka dia akan ingin punya mobil. Sudah ada mobil ingin rumah, lalu ingin beli villa, kapal pesiar, helicopter, pesawat jet pribadi, dll. Keinginan memang tiada habisnya, oleh karena itu jangan terlalu memanjakan anak.

Minggu, 05 Mei 2024

Review Novel 90 Hari Mencari Suami, Bisakah Mencari Pasangan Hidup dalam Waktu Singkat?

 Menikah itu penting gak sih? Dikisahkan ada wanita bernama Eli yang merantau di ibukota dan kerja di sebuah Event Organizer. Punya karir yang bagus ternyata belum cukup karena dia belum menikah, sedangkan usianya sudah 30 tahun. Eli pusing ketika adiknya, Lisa, meminta izin untuk married terlebih dahulu. Masih pengen baca review novel 90 Hari Mencari Suami, yuk baca lagi.

Berikut ini data bukunya:

Judul   : 90 Hari Mencari Suami

Penulis: Ken Terate

Editor  : Raya Fitrah

Penerbit: Gramedia

Tahun  : 2019

Yang bikin Eli shock berat karena Lisa baru berusia 23 tahun dan tentu dia tidak mau ‘dilangkahi’. Di saat yang sama, adik Eli yang lain, Tristan, juga minta izin untuk meminang kekasihnya. Eli langsung kemakan mitos kalau dia ‘dilangkahi’ oleh adiknya, apalagi brother, akan susah dapat jodoh! Auuu…..



Jadilah Eli puyeng karena harus mencari suami hanya dalam 90 hari, sebelum kedua adiknya menikah terlebih dahulu. Pacar tiada, teman dekat laki-laki tak punya. Cari kekasih di mana?

Pertemuan Kembali dengan Jay

Beruntung Eli punya 2 sahabat bernama Sandra dan Rosa yang mau menerima curhatan dan memotivasinya untuk mencari calon suami. Tak disangka Eli ketemu lagi dengan Jay, kakak tingkatnya, saat dia handle acara klien dan Jay meliput.

Ternyata diam-diam Jay sudah naksir Eli sejak lama dan mereka akhirnya jadian. Tapi Eli ilfil dan langsung putus. Karena Jay langsung minta ‘gituan’ sedangkan dia memegang teguh virginity-nya. Masih mau baca review novel 90 hari mencari suami? Yukk….

Dewa si Cowok Idaman

Saat berada di transportasi umum, tak sengaja Eli kenalan dengan Dewa, pria yang terlihat penyayang karena nurut dengan nininya. Sudah ganteng, karirnya bagus pula. Namun Eli kecewa berat karena Dewa marah-marah ketika Eli pulang malam. Ngamuknya tuh sampai mengeluarkan kosakata kebun binatang, haduh!



Ya iyalah, kalau kerja di EO kan jam kerjanya tidak menentu. Daripada pusing, Eli memutuskan untuk stop meski akhirnya patah hati. Cari cowok lagi di mana?

Dimi yang Manis

Eli akhirnya ketemu lagi dengan Dimi, sahabat masa kecilnya di Jogja. Tetangganya itu hitam manis dan sifatnya masih sama, perhatian dan penyayang. Bahkan Dimi mau mengantar barang kiriman ibu Eli dari Jogja ke Jakarta. Wah, apa diam-diam Dimi naksir ya?

Boss Super Galak



Di antara kesibukannya mencari calon suami, Eli makin pusing karena bossnya tambah galak. Boss cewek yang selalu memaksa kemauannya dituruti. Eli pun mengambil keputusan penting untuk resign meski belum tahu mau kerja di mana lagi….

Tiga Wanita dengan Masalah-masalahnya

Yang daku suka dari buku 90 Hari Mencari Suami adalah persahabatan antara Eli dengan Sandra dan Rosa. Sandra- yang sudah menikah dengan pria kaya- masih punya masalah dan dia bahkan tidak mau membuatkan sarapan untuk suaminya. Bagiku memasak untuk suami bukan tanda perbudakan sih, tapi karena cintaaa….



Sedangkan Rosa yang masih jomblo malah kebingungan karena dia hamil di luar nikah – dengan suami orang ! Seram banget! Ada beberapa part di novel ini yang mengingatkanku di buku Jakarta Undercover (meski tidak seseram itu). Misalnya tentang hingar-bingarnya ibu kota, sosialita yang manja, dll.

Tapi yang paling daku suka adalah Kak Ken Terate sebagai penulis tidak menyebut merek-merek tas branded dari luar negeri. Malah yang disebut adalah Abekani, tas kulit asli Indonesia. Barang buatan negeri sendiri bagus lho….

Kesanku Setelah Baca Novel 90 Hari Mencari Suami

Jujur saat akan baca buku dan niat bikin review 90 hari mencari suami, tidak terlalu berkspetasi tinggi. Namun awalnya memang tertarik karena yang nulis adalah Kak Ken Terate. Wah beliau biasanya bikin teen lit dan daku penasaran bagaimana gaya menulisnya saat beliau bikin novel metro pop.

Source: IG @Ken_terate


Akan tetapi, waktu mau baca buku eh ebook 90 Hari Mencari Suami jadi mikir ini apa bedanya dengan cerita film 30 Hari Mencari Cinta? Ketika baca bab-bab awal juga ngira, wah kok agak mirip dengan novel Ganjil Genap karena premisnya hampir sama: seorang wanita yang sudah cukup umur dan harus mencari suami dengan waktu singkat, gara-gara adiknya mau dilamar.

Read: Review GanjilGenap

Tapi eksekusinya bedaaa meski premisnya sama dan tentu endingnya juga berbeda. Daku juga suka endingnya (tebak Eli menikah dengan siapa?)

Setelah baca novel 90 Hari Mencari Suami maka daku sadar kalau jodoh tuh enggak bisa ditebak. Pacaran sama siapa eh menikahnya sama siapa. Kalau menurut klean gimana?



Buku ini sudah dibikin versi series dan klean bisa nonton di aplikasi Prime Video (tapi daku belum nonton). Biasanya sih baca dulu baru nonton versi series atau filmnya, kalau kamu gimana? Kalau sudah baca bukunya bikin review novel 90 hari mencari suami versimu sendiri yuk.

Jumat, 03 Mei 2024

Punya Anak Suka Makan Malah Bikin Pusing?

 

 “Bunda, aku mau makan!”

Saladin selalu mengucapkan frasa ini di rumah, tak hanya sehari 3 kali tetapi bisa sampai 4-5 kali. Di usianya yang ke-11 nafsu makannya melonjak. Makan makanan berat bisa 4 kali, ngemil minimal 2 kali sehari.



Belum jatah minum susunya. Kalau pas mau tidur juga kadang masih minta makan lagi. Kalau sekolah dia bawa bekal biskuit, wafer, atau roti, dan sebotol susu. Karena pulang sekolah jam 12 siang jadi lunch di rumah.



Gimana enggak bikin pusing, eeh? Mana dia lagi susah makan nasi putih. Sejak berusia 6 tahun dan pupak (ganti dari gigi susu ke gigi dewasa) dia jadi susah makan nasi. Tapi kadang-kadang masih mau makan nasi goreng dan nasi soto.

Si Paling Hobi Ngemil

Jadilah daku yang kudu mikir dan masak menu khusus untuk Saladin. Misalnya sandwich isi telur, pancake ubi ungu,  mac and cheese, beef burger, kentang goreng, pizza, samosa isi kentang dan daging sapi, dll. Kadang kalau capek ya sudah kubiarkan dia milih snack sendiri di warung, tetapi sebelumnya harus makan karbohidrat dulu.



Iyaa sih karbo gak harus dari nasi dan daku pernah konsultasi ke kakak sepupu yang seorang nutritionist, katanya tidak apa-apa. Jadi daku mengeksplor berbagai jenis karbohidrat mulai dari labu kuning, ubi ungu, kentang, jagung, dll. Bagus, Din! Bundamu disuruh masak terus wkwkkw.

Ketika daku galau karena Saladin susah makan nasi putih malah dapat nasehat dari seorang kawan. Beliau bilang kalau santai saja karena si bocah sudah terbiasa mengkonsumsi makanan non nasi. Nanti kalau dia kuliah di luar negeri enggak bingung cari nasi. Eh benar juga ya? Semoga Saladin bisa belajar di luar negeri beneran karena dia minat di bahasa asing.

Takut Dia Obesitas

Sebenarnya yang bikin daku takut adalah pertanyaan, “Apakah nanti Saladin obesitas karena suka ngemil?” Karena bunda dan utinya juga obesitas. Tapi ayahnya tidak….



Hal ini tidak usah terlalu dikhawatirkan karena selama ini Saladin selalu aktif bergerak, lari-lari, manjat pohon, dll. Jadi antara kalori yang terbakar dan yang masuk hampir seimbang. Sekarang berat badannya 31 kilogram dengan tinggi 138 cm.

Apakah Ini Growth Spurt?

Ketika Saladin suka ngemil maka daku juga bertanya-tanya apakah dia masuk fase growth spurt? Mau konsultasi dulu ah ke dokter spesialis anak.



 Kalau dulu sih waktu dia baby memang luar biasa minum ASI-nya (sampai lebih dari 2 tahun) dan saat growth spurt bisa sampai 4 jam full.

Justru Harus Bersyukur

Ada satu komentar dari salah satu  kakak blogger (kurang lebihnya seperti ini): Saladin adalah anak idaman orang tua karena makannya tidak susah. Langsung ketegur dengar kalimatnya karena selama ini daku fokus pada puyengnya nyiapin menu makanannya. Padahal seharusnya bersyukur karena anak mau makan tanpa harus dipaksa.

Yang Penting Sehat

Walau Saladin suka makan dan ngemil tetapi kupastikan dia harus makan yang sehat. Bukan sekadar snack yang bertabur MSG. Oleh karena itu emang kudu rajin masak sendiri dan ada sayur atau buahnya.



Misalnya kalau bikin mie (dibumbui sendiri) dikasih cincangan wortel, omelet juga diberi parutan wortel, bikin jus buah, dll. Punya anak yang suka makan tidak usah dibikin pusing! Justru harus bilang Alhamdulillah dan bersyukur karena tidak usah mencekokinya dengan jamu atau minuman lain agar dia mau makan. Yang penting menu makannya dijaga agar bergizi tinggi.

Kamis, 02 Mei 2024

A Day in My Life: Soto Banjar dan Tantrum yang Gahar

 Siapa suka makan soto Banjar? Nah di konten a day in my life kali ini daku mau cerita tentang kelezatan soto ini, tetapi di hari yang sama harus mumet karena ngadepin Saladin yang kumat tantrumnya. Nah, resep sotonya apa? Enggak tau wkkwkw ini masakan Mama Biru, tanya blio aja. Iyaa tanggal 28 April 2024 kemarin daku ke rumah blio dalam rangka halal bihalal.

Halal Bihalal di Mergan

Hari Minggu kemarin sebenernya daku masih lemas karena kurang darah. Namun sudah berjanji akan datang memenuhi undangan dari Keluarga Biru (blogger hits di Malang) untuk gathering sekaligus halal bihalal. Akhirnya cuss fix berangkat.



Namun apa yang terjadi? Dua jam sebelum jadwal keberangkatan, si yayang malah kerja bakti. Ya sudah, siap-siap dulu, beresin rumah, dandan cakep. Ehh Saladin habis mandi malah kumat, air di bak mandi jadi putih gara-gara kemasukan sabun. Terpaksa nguras dulu.

Memori di Area Kampus

Nah saat berangkat, daku agak kaget karena hubby lewat jalan yang berbeda dari rute yang dipilihkan oleh aplikasi peta. Ini mah jalan ke arah kampusku dulu. Jadi nostalgia dan senyum-senyum sendiri, daku langsung ambil HP buat merekam suasananya. Tapi begitu keesokan harinya dicek eh videonya enggak ada karena lupa tidak mencet tombol record!

Ya sudahlah, memori cukup disimpan di dalam ingatan. Yang jelas kemarin happy karena bisa lewat area kampus lagi. Makin banyak penjual di pinggir jalan. Akan tetapi gym dekat kampus sudah berubah jadi kafe.

Banyak Makanan

Yang menyenangkan kalau ada acara halal bihalal adalah ketemu banyak teman dan kali ini pesertanya adalah blogger se-Malang Raya bersama anggota keluarganya. Makin happy karena ada banyak makanan, dan karena Mama Biru habis ulang tahun, hidangan utamanya adalah nasi kuning.



Ada juga aneke kue mulai dari brownies, chiffon cake, lumpia mini, dan juga soto Banjar dengan kuah yang kukira pakai santan, ternyata pakai susu. Saladin langsung minta dibikinin dong. Nambah lagi PR-ku karena dia juga minta dibikinin soto Kudus.

Halal Bihalal yang Menyenangkan, Andai Dia Tidak Tantrum

Namun sayangnya Saladin tantrum saat diajak karena dia merengek minta dipinjamkan mainan ke nyonya rumah. Sudah dipinjamkan eh masih ngambek karena ada temannya yang nyolek, ya dia belum paham bedanya bercanda dengan ngajak gelut.

Read: Anakku Tukang Marah



Selesai ngamuk eh Saladin minta disuapin soto Banjar, padahal sudah pesan taksi online. Sudah selesai makan soto dengan bihun dan ayam serta telur rebus, eh masih minta makan puding. Kok gak dari tadi makannya? Ya sudah, cepat-cepat ndulang (biar lekas selesai, kalau di rumah dia makan sendiri – jangan ditiru ya).

Rute Pulang yang Berbeda



Sampai di dalam taksi online sekitar jam 2 siang, rasanya legaa. Kami menikmati suasana kota meski jarak yang ditempuh sekitar 9 kilometer dari Mergan ke Rajajowas. Apalagi rute pulang berbeda dari rute berangkat, kali ini pak sopir lewat dekat pecinan lalu ke arah alun-alun, stasiun, dll. Betapa cantiknya Kota Malang.

Tapi pas udah sampai bingung karena pak sopirnya tidak punya uang kembalian karena baru on bid. Akhirnya uang kembalian ditransfer ke rekeningku.

Masih Disambung Arisan

Sampai rumah sudah hampir ashar tapi tidak bisa take a nap karena lantai dapur berubah jadi biru! Bukan karena habis berkunjung ke kediaman Keluarga Biru tetapi karena dapur habis kebanjiran. Lalu kain gombal yang dijadikan keset ternyata luntur dan berwarna biru tua.



Habis beberes sebentar langsung mandi dan dandan lagi karena ada arisan RT. Makan lagi dah! Mulai dari aneka kue kering sampai tahu campur khas Lamongan.

Kejutan Selanjutnya

Pulang arisan masih belum bisa istirahat karena tiba-tiba adik dan mamaku datang. Alhamdulillah bawain ayam bakar dan pisang goreng. Hari itu wareg makan makanan yang bukan masakanku sendiri wkwkkw. Benar-benar every single day is my lucky day.