Senin, 31 Oktober 2022

Review Shopaholic Abroad: Kisah Becky Bloomwood yang Bikin Ketawa

 

Penulis             : Sophie Kinsella

Penerjemah      : Siska Yuanita           

Tebal               : 496 halaman

Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama    

Tahun              : 2011

 

Siapa yang suka belanja?

Bagi Rebecca Bloomwood alias Becky, belanja bukan sekadar hobi tetapi sudah mendarah daging. Apalagi dia punya karir bagus sebagai presenter acara keuangan di TV, jadi bisa bebas menggunakan kartu kreditnya.



Hidup Becky nyaris sempurna karena punya pacar ganteng dan sukses. Sahabatnya yang hidup dalam 1 apartemen (Suze) sangat perhatian, bagai saudara sendiri. Orang tuanya juga sayang. Yah, mungkin kelemahannya hanya 1: terlalu sering belanja.

Shopping is Her Middle Name

Becky belanja di mana-mana secara impulsif. Beli rok dan tak dicoba dulu, eh kekecilan. Beli sepatu dan barang-barang lain di obral sampel (dengan merek terkenal) eh ternyata bahannya gak terlalu bagus. Menyesalkah dia? Oh tidak.

Becky belanja dan terus belanja. Apalagi saat dia mendampingi kekasihnya, Luke Brandon, ke New York. Amerika tentu beda jauh dengan Inggris, tempat tinggalnya. Di Amerika rasanya toko-toko lebih menarik dan Becky kalap belanja, sampai ia nekat membeli gaun malam buatan Vera Wang yang harganya fantastis.

Namun semuanya berakhir dalam semalam....



Sebuah koran terkenal di Inggris mengungkap gaya hidup Becky yang hedon dan kecandun belanja. Semua orang terkejut karena di acara TV-nya, ia selalu berpesan untuk hidup hemat. Namun malah sebaliknya, dan di artikel itu disebutkan kalau Becky belum melunasi hutang kartu kredit sebanyak ribuan poundsterling.

Disaster Aww

Seketika hidup Becky hampir hancur. Tawaran tampil di TV Amerika dibatalkan. Ia dipecat dari acara TV-nya di Inggris. Pacarnya marah besar karena gara-gara Becky, kontrak bisnisnya di Amerika dibatalkan.

Bagaimana Becky mengatasi semuanya? Melunasi hutang-hutangnya? Memperbaiki hidupnya? Baca yuuk.

Novel seri Shopaholic selalu menarik karena ditulis dengan gaya ringan, bikin ketawa, tapi ada bagian-bagian yang romantis. Wanita memang suka belanja asal jangan kelewatan. Kalau kamu butuh bacaan di akhir minggu, novel ini sangat pas. Eh daku belinya duku second sih.

Wajib banget nih baca bukunya walau sudah ada filmnya. Cerita antara film dan novel agak berbeda walau hampir sama. Namun daku lebih suka baca bukunya karena lebih lengkap alurnya daripada film.

Kamu suka belanja?

 

Review ini ditulis dalam rangka JaneXLiaRC Oktober 2022 tema: ungu

Minggu, 30 Oktober 2022

PR Dihapuskan, Yay or Nay?

 

Beberapa hari lalu daku lihat di IG story seorang kawan, ternyata di daerah tertentu ada larangan untuk memberikan PR kepada anak sekolah. Daku kaget dong karena biasanya nih sekolah identik dengan PR alias pekerjaan rumah, apalagi sekolah negeri. Namun ada pemimpin yang berani untuk menghapus PR dengan alasan akan membebani siswa.

HAAH?

Iya sih, anak sekarang tuh sekolahnya full day ya. Biasanya kalau masih kelas 1 SD pulangnya agak siang, tetapi makin naik kelas makin lama di sekolahnya. Rata-rata, anak bisa pulang habis ashar, ya sekitar jam 3 sore.



Kalau pulangnya sore dan masih ditambah setumpuk PR kok kasihan banget lihatnya. Pulang sekolah masih harus mandi, ibadah, ke TPQ, lalu ngerjain PR dan belajar di tempat les. Iya kalau ortunya mampu untuk bayar guru privat atau masukkan ke kursusan. Kalau enggak gimana?

Aku sih YES

Jadi daku tim yang berkata YAY kalau PR dihapuskan. Karena faktanya, banyak murid yang mengerjakan PR setengah hati lalu stress berat. Sudah soal-soalnya susah, enggak ada yang bisa ditanyain. Ortunya enggak ngerti, gak les pula, akhirnya.....tanya di internet. Itupun bisa benar tapi bisa salah kan?

BTW duluu waktu adikku masih SD, dia kegirangan karena di sekolahnya (SD swasta) enggak ada PR. Emang di sana pelopor full day school di Kota Malang dan ‘menjual’ tanpa PR (jadi murid-muridnya enggak stress). Eh tapi adikku sekolah di sana bukan karena itu sih tapi pas baca brosurnya tertarik karena disediakan makan siang, wkwkwk.

Daku masih ingat ketika berkunjung ke rumah seseorang dan anaknya lagi garap PR tetapi dia males-malesan (mungkin capek atau mengantuk?) Lantas sang ibu menuliskan PR (dengan pensil) dan anaknya malah nonton TV. Ehm, dihapuskannya PR mungkin untuk mengurangi kecurangan seperti ini ya?

Salah satu guru (di sebuah artikel yang kubaca) juga setuju jika PR dihapuskan, tapii syaratnya diganti dengan projects. Jadi para murid bakal lebih memahami suatu materi, bukannya menghafalkan doang. Nah ini daku juga setuju, karena ortu juga bisa melihat projects anaknya dan perkembangan belajarnya.

Ada yang Enggak Setuju

Namun ada juga ortu yang enggak setuju kalau PR dihapuskan. Alasannya, jika tidak ada PR maka anaknya enggak belajar di rumah. Wah, bener juga ya.



Tapi menurutku belajar enggak sekadar garap PR sih ya. Saat di dapur misalnya, bisa belajar berhitung dengan timbangan kue. Ketika di garasi bisa juga belajar menghitung kecepatan mobil dan jarak tempuh (pakai rumus fisika), dll. Sebagai ortu kudu pintar memancing anak agar antusias belajar.

Ada juga seorang kawan yang guru (beliau mengajar di Jateng) yang enggak setuju bahwa PR dihapuskan. Menurutnya, kalau enggak ngasih PR, orang tua enggak bisa memonitor apakah anaknya belajar di rumah dan sekolah? Gurunya ngajar apa saja?

Nah, masih pro dan kontra sih tentang penghapusan PR di sekolah. Ada plus dan minusnya dan semoga semuanya bisa mendukung program-program pemerintah, termasuk aturan ada PR atau enggak (biasanya di sekolah negeri). Kalau kamu tim yay atau nay jika PR dihapuskan?

Minggu, 23 Oktober 2022

Ketika Anakku Tak Mau Makan Nasi, Rasanya....

 

ENGGAK MAU!

Saladin mendorong piring lalu pergi, meninggalkanku dengan piring berisi nasi putih, kecap, dan ikan lele goreng. Kepala langsung nyut-nyutan karena sudah berbulan-bulan ada drama seperti ini. Anak usia 10 tahun yang tidak mau makan nasi putih!

Kok bisa ya ada anak yang tidak suka nasi? Padahal Saladin tipe anak super aktif yang gampang lapar, tetapi pilih-pilih makanan.



Kalau nasi biasa dia enggak mau. Nasi goreng kadang mau kadang ogah (tergantung mood). Tapi kalau dibelikan cheese burger, kentang goreng, atau spaghetti, gak bakal nolak. Oalah sukanya western food, apa kebanyakan nonton video anak-anak di luar negeri?

Yang bikin sedih, dari dia usia 6 bulan tuh daku sebagai bundanya membuatkan makanan pendamping ASI yang strict: no gula garam, harus homemade (karena pernah sekali makan bubur instan, dia sembelit), dan makannya pakai MPASI yang gizinya seimbang. Namun pas udah gede malah picky eater.

Alternatif Karbohidrat Selain Nasi

Daripada dia enggak makan sama sekali atau hanya jajan yang minim gizi tapi tinggi gula dan micin, maka daku cari alternatif makanan yang mengandung karbohidrat. Iya juga sih, karbo gak harus nasi. Kalau bagi orang Indonesia, belum makan namanya kalau belum kemasukan nasi, padahal sudah habis semangkuk besar mie ayam, wkkkw. Sebenarnya ada banyak sumber karbohidrat selain beras putih, misalnya:

1. Bakwan Jagung

Saladin suka makan bakwan jagung, apalagi kalau masih baru digoreng. Biasanya daku kasih parutan wortel biar ada seratnya, dan di adonan kan dikasih telur ayam jadi ada proteinnya.

2. Sandwich

Bikin sandwich gampang banget karena tinggal ambil 2 lembar roti lalu dikasih isian, mau suwiran ayam, atau telur ceplok. Seratnya didapatkan dari jus buah.

3. Kentang Goreng



Saladin pengen fish and chips tetapi bundanya baru bisa bikinin kentang goreng biasa ama lele goreng wkwkk. Anggap aja fish and chips rasa lokal. eh kalau yg di foto ini kentang goreng, onion ring, dan ayam goreng (beli) plus saus keju.

Mau Jajan dan Ganti Suasana

Namun anehnya kalau Saladin dibelikan onigiri (itu lho yang di minimarket, yg isi tuna atau ayam) eh doyan. Padahal isinya nasi. Lha apa mau makan nasi kalau hasil masakan orang lain? Sebagai bunda yang suka masak daku jadi sedih.

Siang ini Saladin juga mau makan nasi campur soto kudus. Makannya bareng kakek dan neneknya, di sebuah warung (di perumahan sebelah). Oalah, apa minta ganti suasana?

Daku jadi ingat waktu masih kecil dulu, kalau ada salah satu adikku yang mogok makan, maka otomatis diajak oleh mama-papa ke warung eh makannya lahap. Istilahnya “makan di tokonya”. Dasarrr anak kecil aji mumpung ya mintanya marung.

Jadi, kalau anak enggak mau makan nasi, tenang dulu. Bisa jadi dia masih trauma (seperti Saladin yang saat usia 7 tahun pernah menolak nasi karena giginya tanggal – ganti ke gigi dewasa). Bisa jadi dia pengen nasi yang dibentuk (seperti onogiri atau sushi roll). Bisa jadi dia pengen makan di warung dan ganti suasana.



Kalau masih enggak mau makan nasi, ya sudahlah. Masih banyak alternatif karbohidrat seperti pasta, ubi, kentang, jagung, dll. Ingat kan, saudara kita di Indonesia timur rata-rata tidak makan nasi tetapi badannya sehat.

Anak-anak gimana, apa suka makan nasi?

Kamis, 20 Oktober 2022

Resep Nasi Goreng yang Mudah, Cepat dan Nikmat Banget

 

Siapa suka nasi goreng? Makanan ini praktis banget dibikinnya dan bisa jadi menu sarapan atau makan malam yang praktis, karena pembuatannya cepat. Namun walau teman-teman masaknya secepat kilat, rasanya dijamin enak. Nah, sudah nemu resep nasi goreng yang mudah dan rasanya tetap nikmat?

Bikin nasi goreng hanya butuh nasi, telur, minyak, dan bahan-bahan lain untuk isian seperti suwiran ayam rebus, potongan sosis atau bakso, dll. Kalau teman-teman suka pedas, bisa ditambah irisan cabe atau tuang saja saus sambal sesuai selera.

Ini Dia Resep Nasi Goreng yang Mudah dan Praktis

Yuk masak yuk. Bikin nasi goreng homemade yang rasanya pasti nikmat karena dimasak dengan penuh cinta. Namun sebelum masak, pastikan teman-teman menyiapkan bahan yang lengkap agar tidak kurang rasanya. Berikut ini resep nasi goreng yang mudah, yang langsung bisa dipraktikkan di rumah:



Nasi Goreng Simple

Bahan:

-          2 piring nasi (sekitar 400 gram)

-          3 butir telur ayam

-          2 batang sosis

-          4 siung bawang merah

-          2 siung bawang putih

-          Garam dan merica secukupnya

-          Kecap manis sesuai selera

-          Saos tomat secukupnya

-          Saos sambal jika suka pedas

-          Kaldu bubuk rasa sapi sedikit aja

-          Minyak goreng secukupnya

Cara Membuat:

-          Bawang merah dan bawang putih diulek hingga halus, atau cukup diiris tipis.

-          2 butir telur dikocok dan beri garam secukupnya, lalu bikin dadar (saya cetak pakai snack maker)

-          Sementara sebutir telur dibikin orak-arik, minyaknya dikit aja ya. Sisihkan di piring.

-          Sosis dipotong tipis-tipis.

-          Panaskan 2 sdm minyak goreng lalu tumis bawang merah dan bawang putih sampai aromanya harum. Baru masukkan sosis dan tumis hingga berubah warna.

-          Masukkan nasi, taburkan garam, merica, dan kaldu bubuk. Tuang kecap manis, saos tomat, dan saos sambal secukupnya. Masukkan telur orak-arik dan aduk rata hingga nasi tidak menggumpal dan bumbunya merata.

-          Nasi goreng sudah jadi, siap dihidangkan dengan dadar yang tadi dibuat, plus potongan mentimun atau pakai acar nanas juga enak.

Tips Sukses Mempraktikkan Resep Nasi Goreng yang Mudah

Kalau teman-teman ingin bikin nasi goreng, saya ada tips nih biar rasanya beneran enak dan jadi kesukaan anak-anak:

1. Pakai Nasi Pera

Kalau bikin nasi goreng, masak nasinya jangan yang lembek dan kebanyakan air karena hasilnya kurang bagus. Nasinya harus pera alias ada butiran-butiran nasi dan teksturnya agak kering, jadi waktu masak nasi kurangi sedikit takaran airnya. Paling bagus pakai nasi sisa kemarin, tetapi nasi baru juga gakpapa, asal didinginkan terlebih dahulu.

2. Beri Isian yang Cukup

Rahasia nasi goreng enak adalah isiannya yang mencukupi, jadi jangan polos alias nasi doang. Minimal kasih telur yang dijadikan orak-arik, atau bisa juga ditambah sosis, bakso, suwiran ayam, ati ampela, dll.

3. Pastikan Bumbunya Merata

Kalau mau nasi gorengnya enak, bikinnya gak boleh sambil cemberut hehehe. Nanti rasanya pasti acakadut. Senyum dulu, dong! Lalu ratakan bumbu seperti kecap manis, saos tomat, dan saos sambal dengan merata. Biar bumbunya merata, mengaduknya gak boleh terlalu cepat. Pelan-pelan tidak apa-apa asal rata dan pakai api kecil ya biar gak mudah gosong.

Nah, gimana? Sudah tahu resep nasi goreng yang mudah dan hasilnya nikmat? Nasi goreng adalah comfort food hampir semua orang dan isinya bisa disesuaikan dengan persediaan lauk di kulkas. Yuk bikin nasi goreng yang lezat dan disukai oleh keluarga.

Senin, 17 Oktober 2022

Dinginnya Kota Malang dan Tekad untuk Terus Maju

 

Tiap pagi daku berjuang untuk bangun tepat waktu dan bersiap-siap, lalu membangunkan Saladin agar tidak terlambat ke sekolah. Kulirik HP, menunjukkan suhu pagi ini hanya 18 derajat celcius! Bahkan pernah suhunya hanya 14 hingga 17 derajat celcius, sampai gigiku gemletuk menahan dingin.

Kota Malang memang dikenal sejuk dan hal ini sangat kusyukuri. Pertama, enggak usah pasang AC huaaakakak  karena sudah dingin alami. Kedua, Saladin enggak mudah kena biang keringat atau penyakit kulit lainnya.

Minusnya....

Kalau dingin banget jadi MAGER! Alamak! Rasanya pengen deh seharian di kasur, sambil minum susu coklat hangat, makanan pesan dari layanan delivery order, selimutan berjam-jam sambil baca novel. Bisa? Tidak mungkin dong! Saladin siapa yang urus, xixixi.



Sumber foto: Unsplash

Ketika dingin bagiku adalah sebuah berkah sekaligus ujian, apakah aku malas-malasan atau malah bergerak aktif untuk melawan suhu udara yang mengigit? Memang benar, enak sekali kalau bergelung dalam selimut, menikmati hawa sejuk yang membelai telinga.

Namun kalau begini juga banyak ruginya karena seharusnya daku bisa lebih produktif, menulis di laptop, memasak resep-resep baru, atau melakukan kegiatan lain. Pagi, siang, malam, waktu cepat berlalu. Daripada tiduran, bukankah lebih baik menulis dan menambah jam terbang?

Daku bertekad untuk terus maju dan produktif, di jam berapapun, di suhu berapapun. Manusia punya kemampuan beradaptasi dan kalau dingin bisa pakai jaket, selimut, lanjut nulis. Dingin bukan alasan untuk tidur seharian dan kehilangan banyak waktu, dan kawan-kawan ingat quote yang ini kan?

Waktu itu gratis tapi gak bisa dibeli.

Terima kasih dinginnya kota Malang, darimu aku belajar untuk jadi lebih baik.

Sabtu, 15 Oktober 2022

Review Novel Semangat Tante Sasa! Ketika si Lajang Belajar Mengasuh Anak

 

Penulis: Thessalivia

Penerbit: Gramedia

Tebal: 272 halaman

Tahun: 2021

 


Tante Sasa!

Sasa alias Sasita tak menyangka bahwa hari-harinya yang monoton dan agak ruwet, harus diribetin lagi karena ia dipaksa menjaga keponakannya, Velisa. Gadis kecil berusia 6 tahun itu sudah yatim piatu dan selama ini tinggal bersama neneknya. Namun sang nenek sedang naik haji, jadi Sasa-lah yang wajib mengasuhnya selama 40 hari.

Bagaimana rasanya saat gadis lajang berusia 30-an harus mengurus anak? Padahal ia sibuk bekerja kantoran dan hampir tiap hari pulang malam.

Sasa awalnya pusing berat karena tidak tahu cara parenting yang baik. Baginya, memberi tempat berteduh (di apartemen sewaan) dan makan sudah cukup.

Namun ia tersentil saat Velisa menangis, ketika menonton video saat merayakan ulang tahun bersama kedua orang tuanya. Sasa yang menyayangi ibu Velisa, Kak Vania, merasa bersalah karena ia yang sebenarnya diberi tugas untuk menjaga Velisa, ketika kakaknya akan meninggal. Akan tetapi ia belum tahu cara mengasuh anak yang baik.

Sasa yang Berjuang demi Velisa

Sasa belajar keras demi menjadi tante idaman bagi Velisa. Ia rela malam-malam mencarikan celemek, karena lupa bahwa besoknya Velisa ada cooking class. Sasa juga mencarikan obat, bahkan memasukkannya ke bagian anu, saat Velisa sembelit.

Velisa lama-lama ‘lengket’ dengan Tante Sasa dan menganggapnya sebagai ibu kedua. Saat sang nenek sudah pulang dari Arab, Velisa akhirnya minta izin agar diperbolehkan tinggal bersama Tante Sasa, bukan nenek. Apakah permintaan Velisa dikabulkan? Baca sendiri yuk!

Belajar Parenting bagi Si Lajang

Novel Semangat Tante Sasa mengingatkan daku saat masih belum menikah tapi sering sekali mengasuh anak, mulai dari 3 adik kandung, sampai anak-anak lain. Karena emang pernah kerja di daycare wwkwk. Rasanya uwowww banget ngasuh anak tuuh.

Bagi yang lajang, belajar parenting gak ada salahnya, karena ilmunya pasti kepake nanti setelah nikah. Atau pas ketiban sampur kayak Sasa, yang wajib jagain keponakannya selama 40 hari.

Di novel Semangat Tante Sasa diperlihatkan cara-cara parenting ala Sasa yang mengasuh Velisa dengan lembut, meski awalnya ia emosi. Seperti saat Ve malam-malam belum tidur, ternyata ia nonton video dan menangis karena kangen orang tuanya. Sasa jadi luluh dan ia menemani Ve tidur sekamar.

Sasa juga menunjukkan kerja kerasnya dalam mengasuh dan memahami Velisa. Gadis kecil itu diajak ke Ancol, nonton bareng, ngemall, dll. Ve kegirangan karena ia sudah lama tidak melakukannya. Sementara Sasa belajar untuk tetap sabar dan memahami cara berpikir anak kecil.

Parenting memang seperti itu, bukan? SABAR. Jangan terlalu cepat emosi. Anak saat melakukan sesuatu, pasti ada alasannya. (this is note for myself).

Jadi, sudah siap untuk membaca kisah Velisa dan Sasa di buku ini?

Minggu, 09 Oktober 2022

Meng-upload Foto Bekal yang Cute Itu Bukan Sombong Shaay

 Pernah gak sih teman-teman melihat di linimasa sosial media, ketika ada yang mengunggah foto bekal anaknya? Di dalamnya ada nasi yang dicetak bulat, sosis goreng berbentuk gurita, roti yang dicetak bentuk Hello Kitty, bahkan buahnya juga dicetak dan diberi garpu mini imut-imut. Unyu banget!



sumber foto: akun IG @xyg_mama_faye

Bekal (yang dalam bahasa Jepang disebut bento) sedang viral karena sejak awal semester, murid-murid sekolah aktif lagi belajar secara offline. Mamanya sigap bawain bekal karena ada 3 alasan: pertama kantinnya masih tutup. Kedua, sekolah menghimbau murid untuk bawa makanan sendiri demi alasan higienitas. Ketiga, emang pengen hemat.

Foto-foto Bekal Seru dan Lucu di Media Sosial

Daku merasa terhibur ketika ada bekal yang estetik, yang dibuat oleh orang-orang di media sosial. Ada yang bikin nasi kepal, sushi, bahkan sushinya juga memiliki pola lebah. Haah, gimana cara bikinnya? Nasinya gak melulu putih tapi ada nasi kuning, nasi biru (dikasih rebusan bunga telang), atau pink (dikasih bit mungkin? Kurang paham).





sumber foto: Beautynesia

Namun sayangnya ada aja yang nyinyir dan bilang kalau percuma upload foto bekal karena membuktikan bahwa dia sombong. HAAH? Tunggu dulu!

Kok bisa ya ada perundungan model baru, di mana mama yang semangat membawakan bekal terbaik untuk buah hatinya, sebagai bentuk kasih sayang, malah dibilang sombong? Daku cuma bisa garuk-garuk jilbab.



sumber: akun IG @kesukaan_duo_z

Bekal yang cute adalah mahakarya dari seorang mama, yang emang dasarnya suka masak dan menghias bento. Kalau bekalnya unyu, anak-anaknya akan semangat makan. Bukannya sombong, shaay! Kalau gak suka ya skip atau unfollow aja, beres.

Ojo Dibanding-Bandingke

Gaya parenting orang berbeda-beda dan enggak bisa dibandingkan. Kalau yang nyinyir dan bilang kalau anaknya cukup dibekali nasi putih, ceplok, nugget, dan mie goreng, ya silahkan. Namun kalau membandingkan dengan mama lain yang hobi bikin bento ya capek sendiri, euy!



Begitu juga kalau ada mama lain yang sudah capek bikin bekal imut, eh anaknya mogok karena enggak mau dibilang anak kecil. Daku jadi ingat adegan di novel Fake Love (written by Shirei Shou). Di sana ada adegan tokoh utamanya dibilang kayak anak kecil karena suka bawain bekal imut ke kekasihnya (padahal mereka sudah SMA).

Padahal bekal imut ini bisa dibisnisin lho dan daku lihat di Instagram ada yang akhirnya open order bekal sekolah anak. Pelanggannya ya mama-mama lain, baik dari sekolah yang sama maupun berbeda.

Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Kalau suka bikin bento, OK. Kalau bekalnya biasa, ya gak apa-apa. Yang penting anak bahagia dan merasa disayang karena mamanya membawakan bekal. Eh kalau anaknya enggak bawa bekal dan beli makanan juga bukan berarti mamanya enggak sayang, ya. Semua mama tetap sayang, dengan caranya sendiri