Minggu, 30 November 2014

Sayangilah Suamimu Sebelum Ia Mati

Tulisan ini terinspirasi dari satus teman saya. Ia sedang berduka, istrinya baru saja meninggal, minggu lalu.
Setelah itu ia rajin membuat satus (padahal sebelumnya jarang fb-an).Isinya "aku kangen dimarahi bunda jika nambah nasi terus". Atau mengupload foto istrinya yang sedang memakai selang oksigen, sesaat sebelum kanker payudara merenggut nyawanya.

Saat itu saya tersadar.
Kapan saya terakhir kali mengucap "i love you" ke suami?

Biasanya saya membisikkan 3 kata sakti itu sebelum tidur.

Tapi minggu ini karena banyak deadline terjemahan dan urusan kantor jadi lupa.
Astaghfirullahaladzim.
Maafkan umi ya abi.

Ada ungkapan "kau takkan pernah tahu apa yang kau miliki hingga nanti kau kehilangan".

Umur manusia tak ada yang tahu. Nabi Muhammad meninggal di usia 63 tahun tapi bisa saja kan suami meninggalkan kita tahun depan, bulan depan, bahkan besok!
Jangan sampai kita menyesal karena belum mengungkapkan rasa sayang kepada suami.

Btw, pernahkah anda menonton tayangan "tetangga masa gitu?".  Disana digambarkan pasangan Adi dan Angel yang sudah 10 tahun menikah. Mereka hampir setiap hari bertengkar. Dan saya pun mikir. Apa iya nanti kalau sudah 10 tahun menikah seperti itu (saya baru 3 tahun menikah).

Lalu ada teman facebook yang men-share gambar meme sms. Kalau sudah lama menikah panggilannya bukan "istri" atau "sayang" tapi satpam galak. Tanpa sadar pasangan yang lama menikah semakin mengenal pasangannya, luar dan dalam. Begitu pula kejelekannya. Ya, kalau sudah bawaan ya harus dimaklumi. Karena yang bisa mengubahnya hanya dirinya sendiri.

Tapi apakah kekurangan dan kejelekan itu harus disinggung terus setiap hari sehingga memicu pertengkaran?

Dimana benih benih cinta yang tumbuh ketika masih pengantin baru? Mana kemesraan memanggil di telepon "aku pulang telat ya sayang, baik baik di rumah".

Anda tak perlu jadi istri romantis yang mengirim bunga pada suami.
Ucapan i love you sudah bisa merawat cinta.
Karena cinta yang tidak dirawat akan pelan pelan mati.
Meninggalkan luka di hati.
dan akhirnya cinta itu pergi.
Padahal kita hanya mau mencintai satu orang, yaitu suami.
Sebelum akhirnya ia dipanggil sang illahi.

Duhai para istri, cintailah suamimu dengan sepenuh hati, sebelum ia mati. Masakkan masakan spesial untuknya. Berikan senyum manis setiap hari. Turutilah perintahnya, karena sejatinya ia yang menanggung dosamu.

Dalam al qur'an disebutkan kata "rahman" dan "rahim" sebagai perwujudan cinta. Rahman=kasih, rahim=sayang..jadi kasihlah terlebih dahulu sebelum disayang. berikan perhatian ekstra, insyaAllah suami akan semakin sayang pada anda. Love is giving. Minimal memberi dua telinga yang siap mendengar segala keluh kesahnya.

Perwujudan cinta pada suami juga dengan merawat diri. Banyak istri yang berpikir "alah, sudah laku". Jadi lalai dan tidak dandan di depan suami. Sukakah suami jika istri ditemui sore hari, sepulang kantor, dengan keadaan awut awutan, pakai daster kumal? Anda tak mau kan disangka prt oleh tamu?

Dandan di depan suami itu wajib lho. Walaupun misalnya punya bayi atau batita, minimal pakai baju bersih dan tidak cacat, sudah mandi, dan menyunggingkan senyum sebagai kosmetik alami.

Sayangi suamimu sebelum ia mati, dipanggil sang Khalik. Jangan sampai anda menyesal dan menangisi kepergiannya, dan mengucap kata cinta di atas pusaranya. Anggap hari ini adalah hari terakhir suami hidup sehingga bisa memaksimalkan cinta dan kasih sayang untuknya. Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadis. Jika suami memandang Istrinya lalu istri pun memandangnya maka Allah memandang mereka dengan kasih sayang.



Tulisan ini diikutkan Giveaway Istri yang Baik



Jumat, 28 November 2014

Seandainya Ramadhan datang Setiap Hari

Ya Allah, seandainya ramadhan datang setiap hari, aku akan makan dengan hidangan bergizi. Hampir setiap hari aku dan kawan-kawan diundang. Berjabat tangan dengan Bapak Walikota, dengan para pejabat, dan dengan penyanyi. Setelah itu dipersilakan menikmati makanan yang bahkan namanya saja belum pernah kudengar.

Mataku terbelalak melihat berbagai lauk yang ditata dengan indah. Ibu pengasuhku berkata, "ayo makan sayang. Pilih saja sesukamu, ada gurame goreng, sup merah, dan lain-lain. " Setelah itu aku dan beliau duduk manis di kursi. Rumah makan yang luas ini membuatku grogi. Tidak seperti yang kualami saat makan bersama tiap hari, aku harus puas makan berdesak-desakan, dengan lauk tahu-tempe dan nasi.

Ya Allah, seandainya ramadhan datang setiap hari. Orang-orang datang ke panti. Hilir mudik menyalurkan sebagian rezeki. Aku akan tersenyum senang, memakai baju koko dan peci. Semua serba baru. Bahkan aku diberi sarung dan sepatu.

Tapi ramadhan hanya ada sekali dalam setahun. Aku tetap bersyukur, walau berbuka tanpa kehadiran orangtua kandung.

Minggu, 23 November 2014

Menggantungkan Hidup dari AREMA

Tanggal 11 Agustus Arema berulangtahun . Aremania selalu merayakan hari jadi tim kesayangannya dengan konvoi keliling kota Malang. Masyarakat kota Malang memang dikenal militan dalam mendukung PS Arema. Jika Arema bertanding, banyak sekali aremania dan aremanita yang datang menonton, meskipun letak Stadion Kanjuruhan jauh sekali dari pusat kota. Walaupun pertandingan sepakbola itu juga disiarkan secara langsung di sebuah televisi swasta nasional. Ternyata banyak sekali orang yang menggantungkan hidupnya dari Arema.

Orang-orang yang paling diuntungkan jika pertandingan Arema digelar di Stadion Kanjuruhan adalah pemilik rumah atau warung di sekitar stadion. Mereka menyediakan jasa parkir yang aman pada aremania dan aremanita, karena sepeda motor yang diparkir dilindungi oleh pagar. Tarif parkir resmi di kota Malang yang biasanya berkisar antara limaratus sampai seribu rupiah melonjak drastis menjadi dua ribu rupiah. Jika satu pemilik rumah mampu menampung dua puluh lima sepeda motor, maka dalam waktu kurang lebih empat jam mereka bisa mengantongi lima puluh ribu rupiah.

Calo tiket juga mengambil keuntungan dari jauhnya stadion Kanjuruhan dan kediaman aremania. Mereka antri membeli tiket di loket resmi stadion Kanjuruhan pada pagi hari, lalu menjualnya di tengah kota (biasanya di dekat stadion Gajayana, di depan Stasiun Kota Baru, atau di dekat Rumah Sakit Saiful Anwar) dengan harga yang lebih mahal. Aremania yang takut kehabisan tiket jika membeli di loket penjualan resmi, tentu saja memilih untuk membeli di calo tiket tersebut. Meskipun harga tiket melonjak tajam.

Para pedagang asongan juga tak kalah diuntungkan dalam setiap pertandingan kandang Arema. Bermacam macam penjual makanan, seperti nasi bungkus, tahu goreng, permen, manisan, bakpao, kacang rebus, dan donat, berkeliling menjajakan dagangan mereka. Juga ada penjual minuman seperti air mineral, minuman penambah energi, dan kopi. Pedagang CD yang berisi lagu-lagu aremania juga menjual CD seharga sepuluh ribu rupiah.

Bahkan ada pedagang yang menjual mantel plastik tipis dan tas kresek saat pertandingan digelar di bawah guyuran hujan. Dalam kurun waktu tiga jam, dagangan mereka pun laris manis dan ludes terjual.

Aremania memang pernah dilarang memakai atribut saat menonton pertandingan Arema baik kandang maupun tandang oleh PSSI. Larangan ini berlaku selama dua tahun. Tapi, pedagang - pedagang merchandise ( atribut ) seperti kaos, kemeja, topi, syal aremania, dan boneka singa tetap mampu
menjual dagangan mereka. Kecintaan aremania pada Arema membuat mereka tetap menggunakan atribut itu di luar pertandingan.

Arema memang sebuah tim sepakbola yang dicintai warga Malang Raya. Kehadiran tim sepakbola ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menguntungkan banyak orang yang menggantungkan hidup darinya.

Sabtu, 08 November 2014

Gara Gara AADC

Lagi heboh ADC di medsos. Saya jadi ingat tahun 2002, waktu heboh hebohnya film ini. Waktu itu saya sudah kelas 1 atau 2 sma (lupaa)..di SMUN 8 Malang.

Di film kan digambarkan Cinta (Dian Sastro) and the gank ikut ekstra kulikuler majalah dinding.  Saya juga ngambil ekskul mading, tapi gak ikut ikutan lho. Saya ikut ekskul ini jauh sebelum film AADC booming.

Lah gara gara Cinta, akhirnya ada genk chewek chantik chentil yang mendekati. Minta izin ke ketua ekskul untuk ikut menggarap mading. Lah, pan pendaftaran anggota ekskul udah ditutup. Tapi gakpapa deh, kan mereka cuma bantu-bantu.

Akhirnya minggu pagi mereka nongol di sekolah. Ikutan bantu bikin majalah dinding. Bikin means nempel kertas doang hahaha. Tetap saja kami yang nulis beritanya, menghias mading, lalu menempel bersama. Minggu depannya mereka absen, gak ikutan lagi. Lah mbak, apa mau diajarin nulis? Ternyata nulis itu susah ya? Tak semudah nonton AADC.