Pusing banget kalau anak lagi marah atau bertengkar dengan saudaranya. Matanya mendelik, wajahnya merah, mulutnya teriak-teriak. Kadang anak marah sambil menangis meraung-raung. Jika dibiarkan saja maka tetangga atau orang lain akan menganggap kita yang memarahinya atau bahkan menyiksanya, padahal mah kagak.
Namanya anak-anak ya,
kadang muncul ngamuknya, ngambeknya. Apalagi mereka kan lebih ekspresif
daripada orang dewasa. Lantas bagaimana cara mengatasi anak yang sedang marah?
Pergi
dan Tenangkan Diri
Anaknya marah kok malah
pergi? Begini lho maksudnya, kalau memang ada 1 atau 2 anak yang ngamuk atau
bertengkar, tapi mood lagi jelek,
mending melipir dulu. Bisa ke dapur atau bagian rumah lain yang sepi.
Saat pergi sejenak itu
kita bisa menenangkan diri dengan menarik napas dan hitung dari 1 sampai 100. Setelah
emosi mereda baru datang ke arena peperangan eh maksudnya mendatangi anak yang
sedang marah. Kalau ibu atau ayahnya tenang, anak juga tenang lalu pelan-pelan
hilang marahnya.
Apa
Masalahnya?
Jika anak marah maka
yang perlu dilihat adalah penyebabnya. Tapi anak tuh kadang mau cerita, kadang
malah marah dan mengurung diri di kamar. Bundanya ikut mewek dah.
Jadii yang perlu dicari
adalah akar masalahnya. Bisa tanya ke mbak ART, lihat CCTV, atau mengamati
situasi. Kemudian ditemukan penyebabnya: anak marah karena makanan kesukaannya
habis, mainannya dibereskan padahal dia belum selesai main, atau cari perhatian
bundanya.
Jangan
Ikut Marah
Kalau sudah ditemukan
masalahnya maka tinggal diselesaikan. Namun saat anak masih ngambek atau
marah-marah, jangan ikut emosi yaa. Nanti tambah runyam.
Baca: Ketika anak marah lalu ibunya juga ngamuk, tambah pusing
Oleh karena itu sebagai orang tua kita emang kudu meningkatkan kesabaran. Seperti yang sudah daku bilang di awal, lebih baik pergi sejenak dan kembali lagi saat sudah tenang.
Jika
perlu minta bantuan ke suami, mertua, atau orang lain yang sekiranya bisa
meredakan amarah anak.
Hati-hati
Tangannya
Mengapa ibu harus
menenangkan diri sampai pergi sejenak? Ya tujuannya untuk mencegah hal buruk
seperti ‘main tangan’. Semarah apapun ke anak, jangan sampai mukul, nyubit,
atau melakukan kekerasan. Bahaya! Nanti yang sakit bukan cuma fisik tapi juga
batinnya, kasihan anaknya.
Read: bahaya kekerasan ke anak
Berpelukan
Kalau sudah agak reda marahnya, segera peluk anak-anak. Karena salah satu penyebab amarah adalah kurangnya perhatian dari orang sekitar. Saat anak dipeluk maka ia akan merasa nyaman dan tak lagi ngamuk, lalu meminta maaf.
Jangan
Diberi Hadiah
Daku pernah lihat ada
anak yang ngambek dan marah-marah tapi malah digendong dan dibawa ke
minimarket. Katanya anak diajak beli kue aja biar enggak ngamuk lagi. Aduh! Kalau
begini terus bisa-bisa anak menganggap kemarahan adalah jalan menuju kemenangan
alias cara agar mendapatkan jajan atau barang kesukaannya.
Konsultasi
ke Psikolog Anak
Kalau memang marahnya
anak sudah dalam level membahayakan (misalnya membenturkan kepala ke lantai
atau merusak barang) lebih baik cepat ke psikolog. Nanti akan dilihat, apa akar
masalah dari kemarahan anak? Atau dia butuh terapi perilaku?
Jadii kalau anak marah
jangan ikutan marah ya atau malah menyalahkan diri sendiri. Sebagai orang tua,
kita harus tetap tenang. Kalaupun belum ketemu solusinya, lebih baik minta
pendapat ke konselor keluarga atau psikolog anak.