Adakah yang punya sifat beda jauh dengan anak? Merasa anak kok begini sih? Marah melulu? Atau malah teringat dulu (saat kecil) kita tuh selalu clash dengan orang tua karena sifatnya berbeda?
Tulisan ini terinspirasi dari salah satu postingan di media sosial. Di mana si pemilik akun merasa pusing karena sang anak teriak, "Mama durhaka!" Ternyata setelah dites, mereka beda sifat.
Si mama tipe introvert thinking sedangkan si anak extrovert feeling. Nah daku langsung komen, "Kok sama? Aku feeling dan mama thinking."
Lantas bagaimana jika ibu dan anak beda jauh sifatnya? Ini cara mengatasinya:
Memahami Sifat Anak
Sifat anak kan beda-beda ya. Dari 2 atau 3 bersaudara aja sifatnya bisa beda jauh. Jadi cara memperlakukan dan mendidik juga beda.
Oleh karena itu ibu harus memahami bagaimana sifat anaknya? Ada anak yang moody (karena tipe feeling) jadi moodnya kudu dibaguskan dulu baru dia mau belajar. Sementara ada anak thinking yang suka berpikir.
Bagaimana cara memahami sifatnya? Coba psikotes dulu atau ikut tes yang lain. Atau bisa dengan cara pengamatan, karena anak extrovert dan introvert juga beda treatment-nya.
Kalau anak introvert biarkan bermain sendiri. Akan tetapi sesekali ajak bermain dan bergaul di luar. Sementara anak extrovert emang dasarnya suka berteman jadi jangan terlalu sering dilarang main di luar.
Sabar Dulu
Kadang kesel banget ya lihat anak tuh berantakin rumah melulu. Atau anak kok nangisan. Sabaaar.
Kalau sudah paham sifat anak pasti akan memahami. Anak yang suka berkreasi emang hobi menggunting atau bikin craft lain. Akhirnya rumah terlihat berantakan.
Sedangkan anak yang nangisan memang sensitif. Jangan dibentak atau dimarahi, kasihan. Coba peluk erat dan beri pengertian agar tangisnya reda.
Menyesuaikan dengan Bahasa Cinta Anak
Bahasa cinta ada banyak yaa (selengkapnya lihat di google). Sebagai ibu emang sebaiknya menyesuaikan dengan bahasa cinta anak.
Misalnya anak yang bahasa cintanya words of affirmation minta dipuji. Sedangkan anak yang physical touch lebih senang dipeluk dan dielus-elus.
Jangan KDRT
Jangan pernah marah berlebihan apalagi KDRT (nyubit atau mukul anak). Bahaya! Nanti anak akan menormalisasi kekerasan dalam hidupnya. Sedih dah!
Kalau memang anak punya sifat yang beda ya diterima. Jangan tambah ditekan dan dijewer. Bukankah dia jadi begitu bukan karena keinginannya sendiri? Tapi karena emang sudah disetting sejak lahir.
Konsultasi dengan Psikolog atau Konselor Keluarga
Jika masih mumet, mending konsultasi ke psikolog atau konselor keluarga. Nanti akan ada saran bagaimana cara menghadapi anak dengan berbagai perangai.
Punya anak emang berjuta rasanya. Juga kudu sabar jika sifatnya beda jauh. Yaa seperti daku yang sanguine koleris extrovert tapi Saladin malah koleris introvert. Setelah ibu bisa menerima maka harus paham bagaimana cara menghandle anak agar tetap bahagia.