Jumat, 26 Juni 2020

Anakku Aktif, Bukan Nakal


Pernahkah merasa kesal karena si kecil tiba-tiba menumpahkan sestoples gula dan ia memakannya dengan riang gembira? Ketika akan dibuka bajunya lalu dimandikan, ia malah berlari lalu meledek. Rasanya gemas! Padahal kita sudah mengajarkan sopan santun dan cara agar berhati-hati, tapi ia malah sembrono dan cuek bebek.
Di lain hari, ia tiba-tiba nyelonong ke dapur. Membuka pintu kulkas, lalu menutupnya lagi. Air di botol diminum hingga tandas. Puding di dalamnya tidak digigit, tapi sengaja ditumpahkan, diremas-remas, lalu diinjak sambil nyengir. Saat ketahuan, ia hanya cengegesan. Rasanya ingin teriak, pusing tujuh keliling!
 Apa dia nakal?
Kebanyakan kita mengecap anak aktif itu nakal. Anak suka memanjat pohon, tiba-tiba sudah ada di atas lemari, suka naik ke atas meja makan, oh nakal. Ketika anak tidak mau dinasehatin, menolak diajak mandi, juga dibilang nakal. Anak tidak mau makan, malah maunya ngemil kue melulu, duh! Apa beneran dia nakal?


Anakku nakal! Sini mama cubit, biar kamu kapok! Namun, setelah ia dicubit, malah menjulurkan lidah. Tangisannya hanya sebentar, ia malah lari mencari pertolongan ke ayahnya atau sang nenek. Hati ini mendidih. Rasanya ingin melayangkan tangan lagi.
Aduuh!
Jangan marah dulu bun! Tarik nafas panjang. Sabaar, sabar! Label nakal malah membuatnya terbebani  seumur hidup. Dia masih anak-anak, kalau tingkahnya aktif ya wajar dong. Memangnya anak harus diam dan anteng seharian? Itu anak atau boneka? Anak adalah makhluk hidup, kalau ia bergerak lincah, aktif, dan belum bisa mengendalikan diri, ya orang tuanya yang mengarahkan. Bukannya menghajar dan memberinya label ‘nakal’.
Ingat, anak adalah manusia. Ketika masih balita, belum mengerti peraturan itu apa. Kalau sesekali ia bertindak (bagi kita) di luar batas kewajaran ya mohon dimaklumi. Lain kali, tahanlah lidah untuk berteriak. Ketika anak memanjat, biarkan ia turun, lalu peluk. Ingatkan bahwa memanjat itu bahaya.

Begitu juga saat anak tidak sengaja menumpahkan air. Ajaklah ia mengepel bersama, untuk belajar bertanggung jawab. Ketika ia tak mau dimandikan, bujuklah dengan pelan. Rayu dengan memberikannya sabun cair favorit, atau janji akan memakaikannya baju yang lucu. Kesabaran itu kuncinya.
Jangan sedikit-sedikit bilang ia nakal atau bengal. Nanti kalau nakal beneran bagaimana? Kalau dia menjauhi mamanya karena merasa dimarahi terus, lalu terjerumus pergaulan yang salah, gimana dong? Lidah ibu itu malati. Doanya sering dikabulkan oleh-Nya. Jadi, jangan lekas marah dan mengecap jelek jika anak berbuat salah. Namun usahakan untuk menahan diri dan mengarahkan anak agar lebih tertib lagi.