Senin, 13 Februari 2017

Pekerja Serabutan Atau Multitalenta?

Peringatan! Ini adalah postingan curcol. 

Beberapa hari ini lagi galon karena gamang, mau bikin rencana kerja sampai 5-10 tahun ke depan dan ambyar. Stuck dan belum ada ide. Padahal sudah baca kalimat motivasi, sudah dapat supplier ok punya, punya teman baik di dunia nyata maupun maya. Lalu mengapa loyo?

Karena belum bisa fokus di satu bidang..

Let's say, saya seorang blogger.Tapi belum sering dapat JR. Isi blog pun masih campur aduk dan belum ditata dengan rapih, belum ada niche spesifik. Walau belakangan sering nulis tentang marketing dan bisnis online. Ada sih blog saya yang niche nya resep makanan, tapi belum tld. Selain nulis, masih ada kerjaan lain seperti..

Jualan baju. Yes, i love fashion! Bersyukur ada supplier kece yang super fast response. Terima pesanan pizza, juga jualan tepung premix pizza dan keju mozzarella. Juga jadi marketer jilbab anak, mukena, gamis, jilbab dewasa, de el el de es be.

Kalau ada yang minta tolong menerjemahkan artikel ya dikerjakan, dengan syarat jangan banyak-banyak. Karena kan ngerjainnya sambil ngasuh Saladin yang super aktif. Lalu malamnya saya masih ngajar bahasa inggris di kelas online.

Jadi pekerjaanku apa? Serabutan? Jual palugada? Barang loe mau, gue ada, kalau ga ada ntar saya tanyain ke supplier, siapa tau ada temannya yang jual. Ajaib, seharian mengerjakan beberapa macam kerjaan yang membutuhkan keterampilan, kreativitas, sekaligus tenaga. Mumet? Heheheheh.

pinjam dari sini


Lalu ada seorang teman yang mengingatkan. Gak usah galon karena kerja masih serabutan. Itu tandanya, saya punya beberapa bakat yang patut disyukuri. Karena di dunia ini ada orang yang hidupnya mengalir aja, tanpa tahu bakatnya apa.

Ihiks. Makasih ya temaan. Nasehatnya makjleb banget. Biarin deh dianggap nggak fokus, yang penting dapat duit. Matre dong? Saya masih ada tanggungan (ceritanya di sini) jadinya kerja ngejar profit juga. Nanti juga lama-lama tereliminasi dan bisa fokus hanya di 1 bidang.

Hari ini saya berjanji, tak akan melabeli diri sendiri dengan anggapan "pekerja serabutan". Saya adalah ibu rumah tangga yang berusaha dengan memaksimalkan bakat-bakatnya, menjadi ibu multitalenta, sehingga Saladin bisa tertawa karena kekenyangan pizza jualan sang Mama.

Terinspirasi dari postingan Papi Ubii, makasih yaa.

Senin, 06 Februari 2017

Enam Hoax Tentang Pengusaha

Jadi pengusaha itu asyik! Bisa punya Mall dan properti lain seperti  Pak Ciputra, mau ke luar negeri juga tinggal packing lalu pencet pencet smartphone, pesan e ticket. Hmm, enggak juga. Setelah lima tahun menekuni dunia bisnis, ternyata ada banyak kabar bohong alias hoax mengenai enaknya jadi pengusaha. Apa aja ya?

1. Semua Pengusaha itu Kaya

Pengusaha yang sukses memang terlihat mentereng, bawa gadget terbaru, pakai tas kulit, baju branded. Tapi gak semua pengusaha itu kaya. Serius! Ada pengusaha yang masih berjuang, mengatur keuangan agar tidak terlambat membayar gaji karyawan. Dia berusaha menaikkan omzet agar bisa pindah dari rumah mertua atau kontrakan.

Kok bisa ya? Karena rata-rata bisnis baru berjalan stabil di tahun keempat. Kalau bisnisnya baru mulai ya pengusaha harus pintar-pintar mengatur cashflow. Agar keuangan perusahaan dan keuangan rumah tangga tidak tercampur, dan bisnisnya berjalan lancar.

Kalau mereka punya mobil? Bisa jadi itu kredit atau pinjaman. Inilah godaan jadi pengusaha, apa bisa menghindari tekanan dari gaya hidup mewah. Keuntungan dari bisnis baru 2,5 juta, eh harus bayar kredit mobil senilai 2 juta. Padahal ia juga butuh beli beras, susu anak, dll. Jangan sampai tekor gara-gara ingin terlihat keren.

2. Punya Kebebasan Waktu
Ada yang ingin jadi pengusaha karena menurutnya pengusaha itu bisa enak-enakan ngopi jam 9 pagi, sambil baca koran di teras. Kenyataannya, pengusaha yang baru merintis bisnis harus tirakat alias mengurangi jam tidur, karena ia sibuk mempromosikan bisnisnya sambil mencatat keuangan sendiri (karena belum sanggup menggaji seorang akuntan). Jam kerjanya bisa mencapai 16-20 jam sehari.

Mengapa terkesan workaholic? Karena membangun bisnis memang butuh waktu dan komitmen serta kerja keras (dan cerdas). Bayangkan, kita tak hanya belajar mengenai marketing dan manajemen, tapi juga memahami bidang psikologi (karena karakter pembeli berbeda-beda), belajarcara packing yang rapi, efisiensi waktu, dll.

3. Tidak Pernah Dimarahi Boss

Memang pengusaha itu tidak punya boss, tapi ia juga beresiko dimarahi oleh orang lain, bisa supplier atau pembeli. Walau sudah berusaha tapi kesalahan bisa terjadi, entah karena kantuk atau faktor lain. Jadi jangan baper ya kalau dimarahi pembeli. Sabar aja.

Pembeli adalah raja, jadi wajar kalau dia marah? Hmm, pengusaha memang harus kasih servis terbaik, tapi raja yang adil dan tidak lalim lebih disayang rakyatnya kan? Menurut saya, penjual masih punya daya tawar. Jangan mau dirayu atau dimarahi agar pembeli dapat diskon plus free ongkir, kalau jadinya rugi.

4. Pengusaha itu Hebat Karena Berani

Banyak yang memuji pengusaha karena berani mengabil resiko. Apalagi kalau ia berjualan makanan, jika tidak laku, sisanya mau diapakan? Well, pengusaha juga manusia. Pasti punya rasa takut.
Misalnya saat ingin kulakan jilbab, sempat terbersit rasa takut, beli yang mana? Nanti laku atau tidak? Jadi, yang bisa dilakukan adalah meminimalisir rasa takut. Berdoa semoga semua dilancarkan jalannya oleh Tuhan.

5. Dianggap Kuat dan Tahan Banting

Katanya kalau jadi pengusaha itu harus punya tekad baja dan tebal kuping. Idealnya begitu sih. Tapi sebagai wanita, ada waktu sensitif dan baper (pms), ditegur supplier mewek, ditanya pembeli jadi cengeng, aih.

Maklum lah, kita ini manusia, bukan robot. Wajar kalau punya emosi. Tapi, setiap emosi negatif tidak boleh dibiarkan berlama-lama dipendam (nanti jadi jerawat) atau diumbar di medsos (nanti pembeli jadi takut).  Salurkan tangismu di rumah ibadah, curhatlah sepuasnya pada-Nya. Amarah jadikan bahan bakar yang bisa memangkas  lemak, di fitness center. Setelah itu lega kan, siap kerja lagi.

6. Pengusaha itu Keren

Cool! Itulah image yang dimiliki oleh pengusaha (terutama ibu ibu ol shop), karena bisa bekerja sambil mengasuh anak di rumah, sambil bersih-bersih, dll dsb. Tapi di balik anggapan itu ada tetangga yang nyinyir, menganggap pengusaha wanita itu sombong karena tidak mau diajak bergosip (karena lebih suka bekerja). Ada orangtua yang khawatir apakah anaknya bisa makan dari hasil usaha? Ada juga teman kepo yang mengira kita memelihara makhluk astral, tidak keluar rumah kok uangnya banyak? Hihihihi. Cuekin aja.

Kalau mau jadi pengusaha sukses ya harus mau kerja keras, kerja cerdas, belajar terus. Ikut pelatihan wirausaha, seminar motivasi, baca buku marketing, dll. Disertai juga dengan berdoa dan beribadah kepada-Nya, agar diridhoi.

Jadi kamu masih ingin jadi pengusaha?

Rabu, 01 Februari 2017

Lima Alasan Batal Membeli Barang di Online Shop

Harga beras, cabe, tomat, tambah naik. Sementara pendapatan suami segitu aja, stagnan. Wah, gimana nih? Sebagai ibu rumah tangga, kita memang harus kreatif untuk menambah penghasilan keluarga. Salah satu caranya adalah dengan membuka online shop.

Tapi hati-hati ya, sebagai seller alias penjual, kita diwajibkan untuk pandai-pandai mengelola toko online. Salah satunya adalah dengan membaca buku marketing, mengikuti seminar wirausaha, dll. Jadi kita bisa meminimalisir gagal closing alias batalnya transaksi oleh calon pembeli. Closing bisa batal karena beberapa alasan berikut:

1.Barang Tidak Bisa Dibeli Eceran

Jadi pengusaha tanpa modal? Bisa kok, salah satu caranya adalah dengan menjadi dropshipper. Stok barang ada di supplier, kita tinggal copas foto untuk mengiklankan produk.Saat barang terjual, dapat laba. Asyiik.

Tapi bagaimana jika barang tidak bisa dibeli eceran? Misalnya, kita jadi dropshipper kaos kaki. Supplier bilang, pembeli harus beli minimal 4 pasang. Wah, kalau ada calon buyer yang mau beli 1-2 pasang saja, terpaksa ditolak.

Solusinya? Perluas target market. Jika selama ini hanya berjualan di fb, coba maksimalkan fp. Beri materi dan konten menarik sehingga orang suka dan me-like fp dengan senang hati. Bikin website atau minimal blog jualan. Bikin akun ig khusus jualan, bisa juga dengan line@. Pilih target market yang sesuai dengan barang yang kita jual ya. Jadi mereka juga gak keberatan jika beli 4 pasang kaos kaki sekaligus (karena punya duit).

Jika ada keuntungan, simpan saja, jangan dihabiskan dulu. Kumpulkan laba dan gunakan untuk kulakan. Jadi kita bisa menjual kaos kaki itu secara eceran.

2. Stok Barang Habis

Salah satu resiko dropshipper adalah kehabisan stok. Jadi kalau mau beriklan, pastikan stok barang di supplier tersedia banyak ya. Karena pasti ada banyak dropshipper lain. Cari juga supplier yang amanah, jujur, dan fast response. Mau wa mu dibalas supplier dengan cepat? Baca doa dulu, hehehhe.

3. Ongkos Kirim Terlalu Mahal

Kebetulian kita tinggal di dekat pusat grosir, jadi bisa kulakan tas dengan harga murah. Tapi calon pembelinya jauh di ujung indonesia, ongkos kirim bisa lebih dari 50.000. Waah, batal deh.
Gak usah baper, cari saja target market lain yang tinggalnya dekat dengan daerahmu.

4. Beda Rekening Bank

Biasanya seller punya beberapa rekening bank, jadi pembeli bisa milih mau transfer ke bank mana. Tapi jika baru punya satu rekening ya tidak apa-apa, biasanya sih di bank yang besar dan punya cabang banyak, jadi rata-rata orang indonesia menggunakan jasa bank itu.

Tapi jika kita punya rekening di bank A, lalu customer punyanya rekening bank B, bagaimana?Sedangkan dia tidak mau bayar biaya transfer karena beda bank. Caranya pakai aplikasi (silakan cek di google) yang bisa transfer beda bank tanpa kena charge. Atau kita minta tolong pembeli untuk transfer ke saudara atau teman terpercaya (yang punya rekenign di bank A dan bank B), baru uangnya ditransfer oleh saudara ke kita.

5. Seller baperan dan tukang misuh

Seorang kawan pernah berpesan bahwa jangan sekalipun bikin status emosi negatif. Hmm, benar juga ya, kata Nabi kan berkata baik atau diam. Kalau ada pembeli php, cod gagal, lalu kita tulis di status, nulisnya sambil misuh dan nyumpahin segala. Waa..Calon pembeli jadi takut.
Walaupun jualan di dunia maya, tapi kan ada etikanya.Mulutmu harimaumu.

Belanja online adalah hobi yang menyenangkan. Moga transaksi onlinenya aman dan bebas dari masalah.