Jumat, 13 November 2020

Ingin Bersepeda dengan Aman Saat Pandemi? Baca Ini Dulu

I want to ride my bicycle

I want to ride my bike

Bicycle, bicycle

Hai sahabat Bunda Saladin, ingat dengan lirik lagu lawas ‘bicycle´ dari Queen? Bersepeda memang menyenangkan ya. Akhir-akhir ini olahraga bersepeda sedang tren. Bahkan disebut banyak orang rela membeli sepeda lipat impor yang harganya lebih mahal daripada sepeda motor. Wow!

Namun di masa pandemi ini, apakah masih aman untuk bersepeda? Padahal justru olahraga sangat bagus untuk meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga kita sehat dan bebas corona. Jadi bersepeda tetap aman, asal memenuhi protokol kesehatan.



Nah, tanggal 7 november 2020 lalu saya ikut seminar online bareng komunitas sepeda dengan tema ‘Yuk Sepedaan Sehat dan Aman di Era Adaptasi Kebiasaan Baru’. Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Promkes dan PM Kementrian Kesehatan.

Pengisi acaranya ada Pak Poetoet Soedarjanto, ketua Bike to Work Indonesia. Ada pula dokter Sonny Harry B. Harmadi, ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, dokter Riskiyana S.Putra, M.Kes, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, dan Pak Azwar Hadi Kusuma, pendiri Indonesian Folding Bike Community. Keren semua ya narasumbernya!

MC pada webinar via Zoom ini adalah Yosh Aditya. Mas Yosh membawakan acara dengan ceria dan dia dulu pernah ikut komunitas bike to work, jadi paham seluk-beluk bersepeda. Setelah opening dari dokter Riskiyana, saatnya pemaparan dari narasumber.

Pengisi materi pertama adalah Pak Poetoet Soedarjanto, ketua Bike to Work Indonesia. Menurut Pak Poetoet, bersepeda tetap aman walau kita masih dalam masa pandemi. Nah, agar kita tetap bebas corona, harus melakukan 3 hal, yakni mengenali sepeda, mengenali diri, dan mengenali lingkungan.

Yang dimaksud dengan mengenali sepeda adalah mengecek kondisinya. Apakah bannya kempes atau malah remnya blong? Jangan sampai kondisi sepeda masih error tapi nekat kita gunakan, yang ada malah mengundang celaka. Dalam artian kita wajib melihat kondisi sepeda dan merawatnya baik-baik, serta rutin dibawa ke bengkel sepeda.



Poin kedua adalah mengenali diri. Bersepeda tujuannya sehat, jadi jangan sampai nekat gowes padahal badan sedang demam dan meriang. Istirahat dulu shaay! Sementara poin ketiga adalah mengenali lingkungan. Pastikan tempat bersepeda sepi, agar tetap mematuhi protokol kesehatan (physical distancing), jadi pilih rute yang paling sunyi.

Pemilihan rute juga sangat penting karena jangan sampai jalannya sepi tapi ternyata berlubang atau ada jalur yang masih makadam (mau sepedaan atau atraksi?).  Selain memilih rute aman dan tak terlalu ramai, pastikan di sana ada bengkel, pos kesehatan, dan pos polisi, agar ketika terjadi apa-apa bisa meluncur.

Lihat pula kesulitan rute, untuk pemula jangan pilih yang banyak tanjakan. Pertimbangkan juga jarak rute, kalau ingn sepeda santai pilih yang dekat saja. Waspada pula ketika bersepeda di tempat ramai, karena bisa jadi ada begal.

Pak Poetoet menyemangati peserta dengan bercerita bahwa sampai saat ini masih bersepeda ke kantor, padahal jaraknya jauh banget. Bayangkan beliau naik sepeda lebih dari 5 kilometer ke tempat kerja, setiap hari! Bukannya capek, namun beliau malah merasa bertambah bugar. Bahkan rasanya umur bertambah muda 20 tahun. Produktivitas di kantor juga makin bertambah. Bersepeda ternyata punya banyak manfaat.

Narasumber berikutnya adalah Pak Azwar Hadi Kusuma, pendiri Indonesian Folding Bike Community. Beliau menerangkan tentang tips bersepeda dengan aman di masa pandemi. Tentu wajib memenuhi protokol kesehatan, seperti membawa hand sanitizer dan pakai masker. Sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis yang aman dalam menangkal droplet tapi tetap membuat kita bernafas dengan lega.

Jangan lupa pula untuk membawa masker cadangan, karena sehelai masker maksimal digunakan 4 jam saja. Selain itu, saat bersepeda pakai baju lengan panjang dan celana panjang. Jangan lupa pakai helm, kacamata, juga pengaman lutut. Bawa pula air minum dalam botol.

Nah sebelum bersepeda pastikan tubuh kita sehat ya, baru gowes wees! Sama seperti Pak Poetoet, Pak Azwar juga menyarankan untuk memilih rute bersepeda yang tidak terlalu ramai dan atur waktunya. Dalam artian jangan sampai keasyikan dan lupa waktu lalu tepar di jalan.

Bolehkah bersepeda ramai-ramai di masa pandemi? Boleh tapi maksimal 5 orang ya, itupun harus keluarga sendiri. Demi keamanan, jadi sabar dulu. Nanti kalau corona sudah minggat, baru kita gowes ramai-ramai seperti dulu.

Saat di jalan, wajib mematuhi peraturan lalu lintas dan jangan melanggar lampu merah. Kalau sudah lelah, istirahat sebentar di tempat teduh, baru minum. Kalau lapar gimana? Ya makan di rumah. Makan bersama masih berbahaya karena kan kita wajib lepas masker, saat bersebelahan lalu makan takutnya ada droplet dari OTG yang loncat.

Sampai rumah juga masih wajib patuhi protokol kesehatan. Lepaskan masker, helm, dan perangkat lain di luar rumah. Jangan langsung cium anak tapi mandi keramas dulu. Setelah ganti baju, baru aman, makan deh. Jangan lupa juga untuk menyemprot sepeda, helm, dan lain-lain dengan disinfektan. Memang melelahkan tapi demi keamanan dan kesehatan, wajib dilakukan.

Nah, kita sudah tahu kan tips besepeda aman di era pandemi? Yang penting memenuhi protokol kesehatan seperti pakai masker dan bawa hand sanitizer serta hindari kerumunan. Bersepeda bisa dilakukan tak hanya untuk santai di akhir minggu, tapi juga bisa bike to work, kalau mau ke minimarket juga pakai sepeda. Jadikan bersepeda sebagai lifestyle agar hidup makin sehat. Yuk gowes yuuk!