Beberapa hari lalu lagi viral di sebuah medsos, di mana ada cowok yang pro ke sekolah inklusi (sekolah untuk anak berkebutuhan khusus –ABK). Akan tetapi ada satu komentar yang mengagetkan dan membuat semuanya sakit hati. Dia (cewek) bilang kalau anak ABK ‘dibuang’ saja, tidak perlu hidup. Seumpama burung akan membunuh anaknya yang cacat.
MAKSUDNYA APA?
Daku saja berusaha
menghaluskan istilah anak ABK, bukan cacat. Yang ini malah ngata-ngatain dan
melegalkan killing the difable children.
Spontan dia dihujat banyak orang. Tapi terus dia ketakutan dan tutup akun.
Tapi netizen Indonesia
memang luarr biasaaa. Ada satu orang yang bisa menemukan akun suami cewek itu.
Langsung akun tersebut dihujat massal, dan yang paling ngeri adalah didoakan
yang jelek-jelek. Soalnya mereka baru saja nikah. Seram banget kalau si cewek
didoakan punya anak ABK gara-gara mulut dan jarinya yang ‘lemes’ alias suka ngenyek.
Anak
ABK yang Dipandang Sebelah Mata
Betapa sedihnya ketika
ada saja yang menghina dan memandang anak ABK dengan sebelah mata. Mereka masih
kecil tapi sudah di-bully, bahkan
dianggap tidak berhak untuk hidup. Yang bilang begitu sangat keterlaluan,
memangnya Tuhan?
Bahkan ABK itu punya
hati yang sangat tulus dan penyayang. Mereka tidak minta dilahirkan seperti
itu. Janganlah dianggap negatif karena mereka bukan penjahat, dan tidak
merugikan.
ABK
juga Manusia
Anak ABK juga manusia. Bagaimana
bisa ada orang yang tega menyamakannya dengan binatang seperti burung? Lalu jika
mereka difable dianggap tidak
berharga?
Manusia tidak ada yang
sempurna. Begitupun anak-anak, baik yang biasa maupun yang ‘luar biasa’ alias
ABK. Jangan memandang remeh anak yang difable
karena kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Justru anak ABK bisa
diarahkan dan berprestasi. Misalnya yang tunanetra punya keunggulan lain yakni
pendengaran yang kuat, dan dilatih jadi musisi atau penyanyi. Anak ADHD bisa
dilatih berenang atau cabang olahraga lain, dan jadi atlet di masa depan.
Perundungan
di Media Sosial
Alangkah sedihnya
ketika ada cyber bullying di media
sosial. Dengan anggapan ‘hanya’ dunia maya maka netizen yang usil dan nyinyir
bisa berkata seenaknya, bahkan menghina. Padahal perundungan seperti ini bisa masuk
ke UU ITE, bukan?
Jarimu
Harimaumu
Jadi ingat yaa, jika
dulu ada ungkapan ‘mulutmu harimaumu’ maka saat ini berganti jadi ‘jarimu
harimaumu’. Jangan sampai kita pergunakan media sosial untuk cyber bullying dan hal-hal negatif lain.
Buat apa hate speech? Malah merugikan
karena kita jadi punya negative branding.
Pikir dulu sebelum bertindak, daripada terlambat dan jadi tempat buruan netizen yang kesal karena pernyataanmu yang negatif dan kontroversial. Anak-anak adalah makhluk suci dan polos. Anak ABK juga berhak hidup, dilindungi, dan dicintai dengan sepenuh hati,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar