Siapa yang masih suka baca komik Doraemon? Si robot kucing yang lucu dan ada saja alat yang keluar dari kantong ajaib. Dulu waktu kecil, kita mengkhayal, seandainya ada pintu ke mana saja atau baling-baling bambu.
Akan tetapi ketika
membaca ulang komik Doraemon, daku menemukan perspektif yang berbeda. Betapa
Fujiko F Fujio (alm) membuat komik yang futuristik (karena ada beberapa alat
Doraemon yang akhirnya benar-benar ada). Beliau juga menunjukkan bahwa tiap
orang tua bisa belajar dari cerita Doraemon.
Yaa, walau ini cerita
buat anak kecil tapi ada pelajaran parenting yang bisa dipetik. Misalnya begini
nih:
Jangan
Jadikan Anak Pemalas
Nobita terkenal sebagai
anak pemalas, disuruh bantu belanja ibunya malah nyuruh Doraemon. Diminta
belajar malah baca komik. Akibatnya dia sering dapat nilai nol. Kalau terjadi
di dunia nyata mungkin sudah tidak naik kelas berkali-kali, ya?
Mengapa Nobita jadi
pemalas? Apa karena dia anak tunggal? Bisa jadi Nobita pemalas karena terlalu
banyak ditolong oleh Doraemon.
Jadi, anak memang harus
dididik untuk rajin dan bantu pekerjaan rumah tangga. Jika dia sudah mau SMP
tapi tidak bisa menyapu atau minimal menaruh piring kotor sendiri, bisa gawat!
Kemalasan akan menjadi-jadi, jangan jadikan dia calon orang dewasa yang mageran
dan tidak produktif.
Anak
Butuh Dimotivasi
Anak juga butuh
dimotivasi agar terus semangat belajar. Misalnya saat anak nilainya jelek,
jangan dimarahi terus (seperti Nobita). Akan tetapi bisa dikasih saran dan
sugesti bahwa dia pasti bisa meraih prestasi dan mendapatkan nilai bagus.
Alih-alih marah, orang
tua bisa memberi motivasi dengan cara memberi tahu manfaat suatu pelajaran.
Misalnya saat anak malas belajar matematika, maka ceritakan bahwa matematika
itu penting untuk menghitung uang belanja, membuat rangka bangunan, dll. Sementara
pelajaran bahasa inggris penting karena jika kelak liburan ke luar negeri, bisa
berkomunikasi dengan lancar.
Motivasi dan temani
anak belajar sehingga dia makin semangat. Bukannya dimarahi, disuruh belajar,
tapi tidak dibelikan buku dan ensiklopedia, tidak dicarikan guru les, dll. Anak
akan stress karena merasa tidak diperhatikan orang tua, tapi dituntut
terus-menerus.
Jangan
Terlalu Memanjakan Anak
Mengapa Nobita selalu
malas? Penyebabnya karena dia terlalu dimanjakan oleh doraemon. Merengek
sedikit, keluar deh pintu ke mana saja atau alat lain dari kantong ajaib.
Doraemon kan robot, bukan manusia, jadi mungkin tidak diprogram untuk memahami
efek negatif di balik penggunaan alat ajaib yang berlebihan?
Efek negatifnya tentu
saja Nobita jadi makin manja. Dia terlalu tergantung Doraemon dan dikit-dikit
minta tolong. Bayangkan kalau hal ini terjadi di keluarga kita. Apakah anak
akan terus merengek sampai permintaannya dituruti?
Padahal dampak negatif
dari pemanjaan yang berlebihan itu ada banyak. Anak jadi terlalu mengandalkan
pihak lain (misalnya orang tua atau kakaknya). Dia jadi kurang percaya diri dan
tidak mandiri.
Ingat ya ibu-ibu,
memberi kasih-sayang bukan berarti harus memanjakan. Anak harus sadar bahwa
tidak semua keinginannya harus dipenuhi.
Ibu
Selalu Galak?
Digambarkan ibunya
Nobita adalah wanita yang galak dan sering marah. Memang wajar kalau beliau
marah karena anaknya sering dapat nilai nol. Akan tetapi dengan kegalakan ini
apakah berakibat baik atau buruk?
Parenting
ala
VOC tidak selamanya baik karena anak akan menjauh dari orang tuanya. Jika dia dipanggil
akan lari karena mengira akan disuruh atau dimarahi. Apakah kalian mau punya
anak yang begini? Yang tidak mau didekati karena takut?
Jadi ibu-ibu, jangan
galak-galak yaa! Pastikan anak bisa hidup dengan tenang dengan melihat ibunya
tersenyum bahagia. Kalau misalnya dia gagal saat ulangan (di bawah KKM) yaa
sudahlah. Percuma dimarahi, yang penting adalah usaha untuk memperbaiki nilai
dengan cara belajar lebih rajin.
Perlunya
Pendidikan yang Tegas
Tadi katanya disuruh
jangan terlalu galak ke anak? Tegas berbeda dengan marah / galak ya. Sesekali anak
perlu ditegasi. Misalnya saat terlalu manja (seperti Nobita ke Doraemon) maka
harus diarahkan untuk lebih disiplin. Coba ajak bicara dari hati ke hati, bahwa
disiplin akan membawanya menuju kesuksesan.
Dulu daku pernah baca
buku bagus berjudul Mendidik Anak dengan
Hati. Penulisnya memberi tahu bahwa untuk mengajari anak, tak perlu
disuruh-suruh, apalagi diteriaki. Akan tetapi hanya butuh pertanyaan.
Maksudnya gini: kalau
kamarnya berantakan, maka ibu bertanya, “Kira-kira kamarnya kalau rapi akan
lebih bagus ya?” Nanti otomatis akan akan merapikannya sendiri. Atau begini: “Sudah
menyiram tanaman?” Kemudian anak akan ingat kewajibannya menyiram kebun mini di
samping rumah setiap sore.
Dengan metode bertanya
maka komunikasi antara orang tua dan anak akan lebih bagus. Anak akan belajar
disiplin dan orang tua juga bisa tegas tanpa harus main tangan. Tolong ya,
jangan pernah cubit atau pukul anak karena efeknya bisa sampai puluhan tahun ke
depan. Tegakah kalian membuat luka di hati anak?
Mencari
Solusi dari Setiap Masalah
Jika anak mulai
malas-malasan atau nilainya buruk (seperti Nobita) maka yang harus dicari
adalah solusinya. Misalnya dengan ikut les, latihan setiap hari, ditemani
belajar, atau dicarikan metode belajar baru yang lebih menyenangkan (dengan
nonton video). Anak akan senang karena orang tua fokus ke pemecahan masalah,
bukan mengungkit nilai buruknya.
Ketika anak diungkit
terus kesalahannya atau nilai buruknya, maka dia akan tumbuh menjadi pribadi
yang tidak percaya diri. Dia akan terpaku pada hal negatif. Padahal seharusnya
orang tua mencontohkan hal yang positif, bukan?
Perhatikan
Pergaulan Anak
Di komik dan film
doraemon digambarkan Nobita bergaul dengan Takeshi (Giant). Masalahnya, si
Giant ini galak dan suka memaksa. Nobita dan kawan-kawannya sering disuruh
duduk dan mendengarkan dia menyanyi (konser mini gituu). Padahal suaranya jauh
dari kata bagus.
Di hari lain, Giant
juga marah-marah dan kadang memukul Nobita. Lahh, kalau daku jadi ibunya Nobita
pasti ngamuk balik ke ibunya Giant. Punya anak dibesarkan dan disayang kok
malah dijadikan samsak oleh temannya?
Oleh karena itu sebagai
orang tua kita harus memperhatikan pergaulan anak. jangan sampai dia dijadikan
bahan bullying atau dipukul gara-gara
hal sepele. Pastikan ada komunikasi yang bagus antara ibu, ayah, dan anak, jadi
bocah bakal senang bercerita dan orang tua paham bahwa anaknya jadi korban
perundungan.
Cerita Doreamon memang
hanya fiksi tapi memiliki banyak pelajaran yang berharga, terutama dari segi parenting.
Orang tua bisa belajar bahwa anak yang malas seperti Nobita hadir karena dia
terlalu sering dimanja. Anak tidak pernah diajari kenyataan hidup, tapi
terus-menerus disuapi dan dididik dengan uang. Akibatnya sangat fatal karena
dia bisa menggampangkan cari uang dengan cara yang negatif.
Orang tua juga wajib
mengawasi pergaulan anak, jangan sampai punya teman yang toxic seperti Giant, atau yang tukang pamer seperti Suneo. Memang mendidik
anak butuh usaha keras, ya? Tapi anak adalah anugerah sehingga harus diajari
dan dipantau agar tidak salah jalan.
Doraemon ini film kartun sepanjang masa. Saya malah belum sempat baca komiknya mba, cuma lihat film kartunnya aja di RCTI dulu, eh tapi skrg juga masih ada yaa? Saya jarang nonton tv soalnya.
BalasHapusDulu saya berpikir enak banget yaaa jadi doraemon, semua keinginan terpenuhi..etapiii ternyata bener juga kata mba Avi ternyata ada sisi negatifnya yaaa, Nobita jadi malas dan enggan berjuang karena apa aja akan diberi Doraemon.
saya suka Doraemon, Mbak. Awalnya saya nonton kartunnya pertama kali di RCTI di rumah tetangga yang sudah pasang parabola. Dulu kan, hanya orang kaya yang punya Parabola hahaha. Dan memang sebenarnya, lewat tokoh Nobita itu sindiran halus untuk orang tua. Salah satunya, anak jangan diberi banyak fasilitas, biarkan menyelesaikan masalahnya dengan caranya sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Makanya saya lebih suka maruko Chibi Chan dibandingkan nobita. Apalagi si Giant hahaha.
BalasHapusEntah kenapa daku tuh mikirnya si Giant ini kayak salah satu sosok yang mencerminkan perundungan terjadi, khususnya di yang serialnya. Tapi kalo di filmnya malah karakternya gak gitu² amat, cenderung ke arah sohib yang baik hehe. Aneh deh
BalasHapusSaya udah nonton Doraemon dari saya usia SD, sampe sekarang umur 43 tahun, itu yang namanya si Nobita kagak lulus SD juga 😂😂... Jadi murid SD abadi keknya.
BalasHapusJadi, nggak semua keinginan harus dipenuhi ya. Terkadang kita mesti berjuang keras untuk bisa mewujudkannya. Tapi terkadang Doraemon menyelesaikan masalah Nobita tanpa pakai alat Doraemon loh... Dan itu berhasil. Hehehe
Kompleks ya sebenarnya kartun Doraemon tuh. Karakter Giant tuh menunjukkan anak yang tukang membully. Sementara Suneo tuh menunjukkan anak yang suka pamer. Terlebih pamer kekayaan. Sekarang lebih disebutnya sebagai flexing.
BalasHapusseries Doraemon meski si Nobita ngeselin tapi masih ada hal2 yang bisa jadi pelajaran, salah satu diantaranya ya itu jangan jadi orang pemalas... hehehe
BalasHapusEh, barusaaan kelewat AI-nya Doraemon.
BalasHapusLucu deh.. ternyata, Dekisugi jadi budak korporet. Jaiko jadi pelukis terkenal dan cantik. Suneo jadi pemimpin start-up yang tugasnya lip service ke klien kliennya.
Wkkkak.. ada-ada aja yaa.. kisah Doraemon di dunia nyata.
Tapi berkaca dari parenting zaman Doraemon.. rasanyaaa, setiap ibuk gualacckk puooll.. mukul, nyubit, itu bukan hal yang kudu ditangisi.
Anak sekarang digituin??
Yang ada mamak auto viral.
Aiih, memang mendidik anak sesuai zamannya tuh bgini yaa..
Menurutku Nobita malas itu karena sifatnya kek begitu mulu ya dari awal, padahal ibunya juga ngga manjain banget lho. bapaknya juga santai kan. maksudku yaa bukan voc banget lah, itu ibunya suka marah2 kan akibat dari nilai jelek ulahnya Nobita sendiri wlwkwkwk coba dia belajar, memaksa keluar dari zona nyaman, ya ga bakal dimarahin. Itu emang dianya aja yang malas dan udah nyaman sama keadaannya skrg, ngga punya motivasi atau pencapaian gitu. orang kalo ditanya hobinya tidur
BalasHapusSalah satu film favoritku nih Doraemon
BalasHapusWalaupun ya inti ceritanya tetap aja sama, Nobita yang malas belajar makanya nilainya mengenaskan, Suneo yang sombong, Giant yang sok jagoan. Semuanya bisa jadi hikmah saat mendampingi kiddos menonton terus diajak ngobrol kenapa Nobita seperti itu dll.
Seni menjadi ortu ya