Rabu, 13 Agustus 2025

Padang Ilalang di Belakang Rumah, Secuplik Masa Kecil NH Dini

 Siapa suka baca tulisan (Alm) NH Dini? Beliau adalah novelis yang sangat produktif dan sudah menerbitkan lebih dari 10 buku. Pasti kita sudah baca minimal 1 karya beliau yang biasanya ada di perpustakaan sekolah.

 

 


Kali ini daku mau menceritakan sekilas isi buku Bu Dini yang berjudul Padang Ilalang di Belakang Rumah. Buku ini tidak terlalu tebal sehingga bisa dibaca sekali duduk. Ini bukan novel tapi semacam memoar pribadi, kalau kata beliau: cerita kenangan.

 

 Pada akhir masa penjajahan Belanda, penduduk Indonesia, khususnya di Semarang, bergembira. Akan tetapi mereka kaget karena kedatangan tentara Jepang yang lebih be-ngis. Contohnya saat kumpulan tentara itu datang ke halaman belakang rumah Pak Salyo (ayah NH Dini), langsung merusak sebagian pembatas tanpa rasa bersalah.

 

 Masa perang membuat semuanya muram. Saat ada kekacauan dan penembakan maka penduduk bersembunyi di rumah, dan mematikan semua lampu. Tujuannya agar tidak kena peluru nyasar. Syukurlah kor-ban-nya 'hanya' hewan peliharaan, bukan manusia.

 


Peperangan juga membuat masyarakat pusing. Harga bahan makanan merambat naik sedangkan nilai uang makin kecil. Untuk mendapatkan sembako berkualitas jelek saja mereka harus mengantri lama.


 Akan tetapi NH Dini tak hanya menggambarkan kesedihan saat perang. Di buku Padang Ilalang di Belakang Rumah lebih banyak cerita bahagia daripada sedihnya. Misal ketika Dini kecil bisa bebas bermain di kebun di area rumah, dan memanen buah-buahan sampai puas.

 

 NH Dini juga mengisahkan sepenggal cerita keluarganya ketika mbak sulungnya, Heratih, akan menikah. Berawal dari perkenalan dengan tunangan sang kakak, lalu beliau diajak pergi ke Kota Gajah di Jawa Tengah. Di sana ada pasar ikan yang bersih, dan pohon kelapa kopyor yang menyenangkan, karena berarti mereka bisa minum es kopyor sepuasnya.



 

 Cerita berlanjut saat adik sepupu NH Dini lahir dan ia gembira karena punya 'boneka hidup ' yang lucu. Akan tetapi muncul problem (yang terlihat enteng bagi orang dewasa tapi besar bagi anak kecil). Dini harus menginap di rumah sang paman untuk menemani sepupunya, tapi makan siang baru dihidangkan jam 2 siang! Dengan alasan jam segitu tuan rumah baru pulang dari kantor.

 

 Masalah itu selesai dengan cakap karena Dini nekat pulang dan mengadu ke ibunya. Beberapa hari kemudian sang paman mengimbau iparnya (yang dipercaya untuk mengasuh anak-anak) untuk menghilangkan makan siang sesaat setelah Dini pulang sekolah. Di sini diperlihatkan bahwa lelaki memang tidak peka, urusan makan keponakan saja harus ditegur, padahal beliau yang meminta Dini untuk tinggal sementara dengan keluarganya.

 

Read: Review Pondok Baca: Kembali ke Semarang

 

Satu hal yang membuatku berpikir di buku Padang Ilalang di Belakang Rumah adalah kebiasaan keluarga zaman dulu untuk memanggil anak bukan dengan nama sebenarnya. Misalnya Mbak Heratih Siti Latifah panggilannya Pah (dari nama Latifah) dan jadi 'tampah'. Sedangkan Dini dipanggil 'Puk', berasal dari kata tumpuk, karena saat beliau lahir sang ayah mendapatkan rezeki yang bertumpuk-tumpuk.

 


 Jika panggilan dengan nama 'aneh' ini dianggap lucu oleh keluarga zaman dulu maka di era sekarang bisa dianggap perundungan. Bagaimana bisa seorang ibu memanggil nama anaknya dengan nama benda, karena teringat akan kemiripan fisik si bocah? Kalau daku digitukan ya jelas ngamuk!

 

Read: Review Gunung Ungaran, Novel Terakhir NH Dini

 Kemudian di buku Padang Ilalang di Belakang Rumah juga digambarkan suasana Kota Semarang zaman dulu. Di mana di sore hari, para pedagang membuka lapak di pinggir jalan. Salah satunya adalah penjual bunga yang dagangannya dibeli oleh Bu Salyo (ibunya Dini), karena besok hari weton anaknya.

 

 Apakah di zaman sekarang orang tua masih mengingat weton anaknya lalu menaruh bunga melati, mawar, dan kenanga di bawah kasur? Entahlah. Mungkin karena dulu belum ada pengharum ruangan berbentuk semprotan. Tapi mengapa harus ditaruh saat wetonnya? 

 


 Buku Padang Ilalang di Belakang Rumah memiliki setting waktu 80 tahun lalu, sehingga hal nama panggilan 'lucu' dan bunga yang ditaruh saat weton anak mungkin sudah tidak relevan. Akan tetapi patut dibaca untuk menambah pengetahuan di masa lalu. Buku ini ditulis dengan mengalir dan pembaca bisa seolah-olah jadi tokoh 'aku' alias NH Dini kecil, yang hidup bahagia walau ada di tengah peperangan.

 

Senin, 11 Agustus 2025

Cara Membaca Buku Gratis dan Legal

 

 Membaca adalah hobi yang mengasyikkan sekali. Apalagi kalau sudah buka buku, berjam-jam pun tak terasa karena ceritanya seru. Jika belum menemukan kata ‘tamat’ maka susah ditutup bukunya. Namun sayang harga buku makin meroket, bahkan di atas 100.000 rupiah.

Lalu bagaimana cara memenuhi keinginan untuk menambah pengetahuan sementara kantong cekak? Padahal hasrat membaca sedang membara. Saranku, jangan beli ebook bajakan atau buku repro karena itu haram! Lebih baik kalian pakai cara halal ini agar bisa baca dengan modal minimalis:

 

1. Meminjam Buku di Perpustakaan

                                  Pexels

Perpustakaan adalah tempat yang aman dan nyaman untuk mojok sambil baca buku. Bahkan ada yang koleksi bukunya boleh dipinjam (dibawa pulang). Kalau di Malang ada Perpustakaan Umum Kota Malang yang punya banyak buku kece, bahkan ada ruang khusus untuk menyimpan buku-buku anak. Coba cek di kotamu apa ada perpustakaan milik pemerintah? Atau milik swasta?

 

 

2. Pakai Aplikasi Perpustakaan

Kalau mau praktis, kita bisa pinjam ke perpustakaan daring alias aplikasi ebook dan ada yang gratis. Cuma modal kuota / paket internet lalu unduh aplikasinya, bisa pinjam buku elektronik lalu membaca dengan hati gembira.

                             Pexels

Contoh aplikasinya adalah IPusnas, Ijakarta, IKalsel, dll. Coba cek di Playstore dan download dengan hati senang, karena bisa baca banyak ebook keren di sana. Kalau daku sih pakai aplikasi Ipusnas, ada buku yang antriannya cukup lama tapi ada yang tidak perlu antri untuk pinjam.

 

 

3. Saling Pinjam Buku dengan Book Lover

Jika ada teman yang sama-sama suka baca buku, kita bisa saling pinjam. Lumayan, baca buku-buku bagus tanpa keluar banyak uang. Asal jangan lupa dikembalikan, kita tuh pinjam bukan nyolong!

 

 

4. Ikut Kuis Berhadiah Buku

Cara terakhir adalah ikut kuis berhadiah buku. ada beberapa penerbit atau pecinta buku yang suka bikin kuis / giveaway di media sosial. Lumayan lho kalau dapat buku gratis, apalagi kalau tidak usah bayar ongkos kirimnya.

 

                                                Pexels

Intinya apa? Kalau mau baca buku ya baca aja. Dompet lagi tipis? Bisa pinjam buku atau ebook. Yang penting dari sumber yang legal. Nah kalau sudah ada duit baru deh beli buku lagi. Baca yuuk!

Sabtu, 09 Agustus 2025

Nurse in Action: Drama Perawat Slebor

 

 

 

Siapa suka nonton drama komedi? Nah kali ini daku mau cerita tentang drama Jepang berjudul Nurse in Action. Seperti judulnya, berkisah tentang seorang perawat bernama Haruka Tachibana. Hanya 10 episode, kok.

 


Haruka adalah perawat yang baru lulus dari sebuah akademi kesehatan dan dia diterima bekerja di Rumah Sakit. Karena masih ‘anak bawang’ maka dia bekerja di bawah panduan mentornya, seorang perawat senior bernama Natsumi Mihara. Di sinilah konflik dimulai karena Haruka yang slebor harus tunduk di bawah aturan Natsumi yang tegas.

 

                                             Haruka

Natsumi mendidik Haruka dengan agak keras tapi memang ada manfaatnya. Sebagai perawat harus menebar senyum dan tidak boleh galak, apalagi main tangan, karena berpengaruh ke image Rumah Sakit tempat mereka bekerja. Sebelum pergi ke kamar pasien maka harus menyiapkan meja berisi peralatan medis yang lengkap, dan dibawa dengan hati-hati.

 

                                      Natsumi

Haruka masih saja kesal karena merasa ditindas oleh Natsumi. Sampai akhirnya dia berterima kasih, karena sang perawat senior melindungi kesalahannya dan meminta maaf, ketika tidak sengaja melakukan kesalahan prosedur pada pasien. Sementara Natsumi juga kaget banget karena ternyata Haruka adalah mantan anggota geng remaja, pantesan slebor dan slengekan!

 

Sementara itu, Haruka masih berambisi menjadi perawat yang baik. Akan tetapi dia merasa tersaingi oleh Hikaru Saito, perawat laki-laki yang juga masih ‘anak baru’ di Rumah Sakit yang sama. Apalagi mereka tinggal di pemukiman yang sama, jadi saat berangkat kerja malah balapan lari.

 

                                                      Hikaru    

Ambisi Haruka makin tinggi saat ada pasien remaja laki-laki yang bandel dan sering kabur dari kamar perawatan. Dia berusaha agar si pasien taat peraturan, karena tahu bahwa sang ibu mengkhawatirkannya, walau jarang menjenguk. Haruka panik saat si pasien kabur, melanggar pantangan (makan sembarangan) dan akhirnya pingsan. Untung dia menemukan cowok itu tepat pada waktunya dan langsung dibawa dengan ambulans.

 

Sementara itu, Natsumi Mihara sedang galau karena sudah berusia 34 tahun tapi belum menikah. Dia berusaha mencari calon suami di sebuah biro jodoh, walau harus membayar mahal. Padahal diam-diam kepala perawat (laki-laki) naksir Natsumi, tapi tidak dia sadari.

 


Di drama Nurse in ction juga diperlihatkan problema dari para perawat. Ada yang sedih karena tidak bisa mendampingi anaknya secara penuh karena harus bekerja. Dia harus mau ambil shift malam karena sudah tugasnya, dan mau tak mau wajib diambil karena posisinya sebagai ibu tunggal.

 

Ada juga perawat yang diam-diam kencan dengan dokter yang sudah beristri. Tentu saja dia ditegur oleh perawat lain dan akhirnya menyadari kesalahannya. Aduh, amit-amit jangan sampai kena masalah seperti ini!

 


Drama Nurse In Action menggambarkan etos kerja orang Jepang yang luar biasa, yang tidak mengeluh dan mau bekerja keras tanpa pamrih. Bukan hanya sebuah cerita komedi, tapi dia juga mengisahkan berbagai sisi perawat. Mereka juga manusia yang merasakan emosi negatif, tapi tetap tersenyum dan bersikap profesional di hadapan para pasien.

Minggu, 03 Agustus 2025

Para Wanita Hebat dalam Drama When Life Gives You Tangerines

 

 

 

Siapa yang sudah nonton drama Korea When Life Gives You Tangerines? Ceritanya seru banget dan jumlah episodenya tidak terlalu banyak (hanya 16). Latar tempatnya di Pulau Jeju, Korea Selatan, tahun 1970-an. Ini ringkasan ceritanya.



 

Dikisahkan ada gadis bernama Ae Sun yang terpaksa tinggal bersama keluarga mendiang ayahnya. Akan tetapi dia ingin kembali ke rumah ibunya karena mengalami ketidak-adilan dari sang paman. Padahal ibunya ingin agar Ae Sun hidup di sana, agar disekolahkan dan punya masa depan yang baik.

 

Singkat cerita, Ae Sun tumbuh jadi anak yatim piatu (ibunya meninggal ketika dia masih SD) dan bertahan hidup dengan menjual kubis. Dia bercita-cita jadi penyair tapi kandas karena gagal kuliah. Akhirnya gadis itu menikah dengan Gwan Sik, cinta pertamanya.

 Read: Review When Life Gives You Tangerines


Ae Sun dan Gwan Sik membangun rumah tangga dari nol besar, bahkan hidup di bawah garis kemiskinan. Ketika hidup sudah lumayan tenang maka badai pun datang. Anak kedua Ae Sun meninggal dunia. Dia berusaha melanjutkan hidup walau dengan terseok-seok. Cerita berlanjut ke kehidupan anak-anak Ae Sun sampai akhirnya Gwan Sik meninggal dunia.



 

Ada yang berpendapat bahwa When Life Gives You Tangerines hanya menjual kesedihan. Akan tetapi drama ini menampilkan sesuatu yang kuat. Ketika perempuan-perempuan menunjukkan bahwa mereka bukan warga kelas dua, dan bisa melakukan sesuatu demi kehidupan yang lebih baik.

 

1. Ibunya Ae Sun



Gwang Rye, ibunya Ae Sun patut diacungi jempol karena bekerja keras sebagai penyelam tradisional, demi bisa menghidupi anak-anaknya. Padahal ada resiko ke-ma-ti-an yang mengintai, karena dia masuk ke laut tanpa bantuan tabung oksigen. Dia juga mencari wanita yang hampir menculik Ae Sun lalu meng-ha-jar-nya.

 

2. Ae Sun

Kemudian yang paling kuat tentu saja sang tokoh utama yaitu Ae Sun. Dia berprestasi di sekolah. Saat Ae Sun menikah dengan Gwan Sik dan terpaksa tinggal seatap dengan ibu mertua dan nenek mertua, dia tetap tegar padahal dianggap sebagai pembawa sial.



 

Ae Sun juga berusaha bangkit lagi pasca anak keduanya meninggal dunia. Wanita ini bekerja lebih keras lagi, dan menjaga anak-anaknya sekuat tenaga. Ae Sun kemudian mencalonkan diri sebagai Ketua Desa di Dodong-Ri dan berhasil, akhirnya dia menjadi ketua perempuan pertama di Jeju. Mengalahkan Bu Sang Gil yang congkak.

 

3. Neneknya Ae Sun



Salah satu tokoh yang kuat dan berpengaruh di drama When Life Gives You Tangerines adalah nenek kandung Ae Sun. Meski awalnya dia terlihat jahat, tapi ternyata baik. Buktinya si nenek memberikan tabungannya agar Ae Sun dan Gwan Sik bisa membeli kapal, dan mencari nafkah dengan lebih bebas di lautan.

 Read: Pelajaran Parenting di When Life Gives You Tangerines

Para perempuan di When Life Gives You Tangerines digambarkan terjebak dalam sistem patriarki yang masih mengakar. Akan tetapi sebagian dari mereka berani mendobrak, dan berusaha agar suaranya didengar. Drama When Life Gives You Tangerines bukan sekadar cerita roman dan menjual kesedihan. Namun menggambarkan kemampuan wanita di negeri ginseng, yang ingin lebih maju tanpa meninggalkan kodratnya.

Jumat, 01 Agustus 2025

Perubahan Ketika Saladin Sudah SMP

 

Anak esempe? Iyaa, pertengahan tahun ini Saladin sudah kelas 7 alias 1 SMP. Sekolahnya di PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat) sih, enggak apa-apa, judulnya tetap sekolah kan? Yang penting diaa semangat belajar.



Ada banyak sekali perubahan dalam kehidupan kami ketika Saladin sudah SMP. Alhamdulillah walau sempat jungkir-balik survey untuk cari sekolah yang tepat, tapi akhirnya bocah bisa belajar di tempat yang menyenangkan. Buktinya tiap pagi dia semangat berangkat dan antusias sekali.

Perubahan pada Anaknya

Apa saja sih yang dilakukan Saladin di kelas 7:

1. Sekolah yang Dekat

Salah satu hal yang kusyukuri adalah letak sekolah eh PKBM yang sangat dekat. Hanya berjarak 750 meter dari rumah kami. Karena dekat maka berangkatnya jalan kaki saja dan butuh waktu 12-14 menit. Sedangkan kalau naik motor maka hanya perlu waktu 5 menit.



Oh yaa ini belajarnya bukan di kantor pusat (yayasan) tapi di pokjar alias di rumah gurunya. Tapi banyak murid lain juga kok. Kami dan gurunya masih satu kecamatan, Cuma beda RW. Bagaimana bisa Saladin belajar di sana? Nanti kuceritakan di postingan selanjutnya yaa.

2. Sarapan Nasi

Alhamdulillah sudah seminggu ini Saladin mau sarapan nasi dan ‘penyakit’ picky eater-nya hampir sembuh. Kusebut hampir karena dia baru mau makan nasi goreng atau nasi kuah kuning (soto/opor) or bubur ayam juga mau. Yang penting mau makan nasi dahh karena kita orang Indonesiaa.



Entah mengapa dulu Saladin beranggapan kalau nasi putih itu bau. Daku curiga dia ada masalah sensori di penciuman, tapi belum konsultasi lagi ke psikolog. Nahh jadi dulu itu dia sarapannya roti, pasta, atau biskuit. Sekarang malah mau nasi (dengan sedikit pemaksaan wkwkkw karena emang berangkat jalan kaki jadi butuh tenaga dari karbohidrat).

3. Diajar Guru Laki-Laki

Satu lagi yang kusyukuri adalah Saladin diajar oleh guru laki-laki. Karena dulu pas SD dan TK gurunya cewek semua. Ini request khusus dari ayahnya Saladin, karena dia udah remaja maka butuh sosok guru lelaki.

4. Semi Homeschooling



Naah satu lagi yang membedakan PKBM dengan sekolah formal adalah sistemnya. Orang tua bisa memilih mau full homeschooling atau semi homeschooling. Tentu saja kami memilih yang kedua. Jadi Saladin belajar di PKBM selama 4 hari dan lanjut belajar di rumah selama 2 hari.

Bundanya Gedebukan

Tapi karena Saladin sudah SMP maka Bundanya juga harus lebih berjuang setiap hari, wkwkkw.

1. Masak Pagi-Pagi

Saladin yang sarapan nasi tiap pagi membuatku harus masak nasi dan lauk habis subuh. Dulu kenapa masaknya jam 8-9 pagi? Karena ayahnya Saladin sarapan roti / kue aja (beli di bakery). Tapii sekarang mah enggak bisa nyantai.



Saladin memang pulang jam 11:30 siang dan bekalnya beli (kue basah dan susu vanilla). Tapi untuk menu sarapan kubuatkan. Biasanya yang praktis saja seperti nasi goreng dengan orak arik telur atau nasi putih, kuah soto, dan lauk ikan goreng.

2. Berangkat Jalan Kaki

Saladin kuantar ke sekolah jalan kaki. Sebenarnya dia sudah hafal jalan ke PKBM tapi masih suka diantar bunda. Tidak apa-apa, sekalian olahraga jalan pagi, biar sehat dan tidak mager.

3. Mood Booster

 Sejak bulan Juni di Malang dingin bangeeeet. Kalau habis subuh suhunya berkisar antara 18 sampai 20 derajat C. Makanya daku setengah memaksakan diri untuk jalan kaki berdua bareng bocah, karena sekalian berjemur. Tubuh hangat dan sehatt.



Setelah seminggu rutin jalan kaki ternyata ngaruh banget ke mood. Cuaca dingin biasanya bikin murung tapi dengan banyak bergerak pikiran jadi happy lagi. Jalan kaki terlihat simple tapi bisa jadi salah satu mood booster di pagi hari.

Selama seminggu ini perubahan sangat positif pada keluarga kami. Jadi lebih rajin di pagi hari dan sehat jugaa. Semoga sekolah Saladin lancar dan sekaligus daku bisa jalankan semi homeschooling dengan semangat.

Kamis, 31 Juli 2025

Pengalaman Ikut Pelatihan Membuat Bunga dari Pipe Cleaner

 

Bikin bunga? Keterampilan?? Hahh, sebenarnya ini enggak gue banget. Akan tetapi berkat rayuan seorang sohib maka daku memutuskan untuk ikut pelatihan membuat bunga artifisial dari pipe cleaner. Sekali-sekali nyoba hobi baru, enggak hanya berkutat dengan kompor, wajan, mixer, cetakan, dan oven.



Syahdan tanggal 29 Juli 202, jam 9 pagi, ada undangan pelatihan di kelurahan. Karena sohib yang mengajakku masih berafiliasi dengan panitia maka kami berangkat jam 8 pagi, yaa dia bantu-bantu dulu menata barang, dll. Di pagi yang mendung dan beringin kami sampai jam 8:15 pagi dengan sepeda motor.

Pelatihan Dimulai

Sebelum start maka daku mengamati sekitar. Di lantai 2 gedung kelurahan ternyata ada POS PAUD dan anak-anak bernyanyi dengan gembira. Kemudian satu per satu peserta mulai berdatangan. Hebat sekali mereka, datang sebelum acara dimulai.



Tapi apa yang terjadi saudara-saudara? Acara baru start nyaris jam 10 pagi. Untunglah dapat sekotak isi kue basah dan sebotol minuman herbal sehingga bisa ngemil dulu.

Bikin Bunga tuh Gini

MC memulai acara dan hadirin diminta untuk berdiri lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya. Wah udah bertahun-tahun gak nyanyi lagu kebangsaan di depan umum. Kalian masih suka nyanyinya?



Setelah itu ada sambutan dari pihak kelurahan dan dari anggota DPRD Kota Malang. Habis itu baru mulai acara inti yaitu membuat bunga artifisial dari pipe cleaner. Kami mendapatkan satu tas spunbun berisi gunting, lem tembak, kawat, pipe cleaner, dll.



Pipe cleaner adalah pembersih berbentuk pipa dan awalnya kukira ini seperti sikat yang panjang, ternyata kecil-mungil. 



Pertama-tama pipe cleaner warna jingga diambil lalu dibentuk seperti bulatan.



 Kalau kata pemateri ini bentuknya seperti kue perut ayam tapi bagiku malah seperti antenna teletubbies.



Kemudian kami ambil pipe cleaner warna jingga lagi dan dibuat seperti huruf W. Lalu ditekuk lagi, kemudian dipuntir pangkalnya. Then ambil pipe cleaner warna coklat, dililit ke stick bambu dan diserut keluar dan dibentuk seperti lingkaran.

Sabar dong!

Sudah selesaikah? Beluum, sabar! Selanjutnya pipe cleaner warna hijau dibentuk seperti huruf W dan disatukan, dipuntir pangkalnya, dan dijadikan ‘daun’. 



Selanjutnya adalah mengelem pipe cleaner warna jingga dan hijau yang sudah dibentuk tadi. Harus hati-hati karena pakai lem tembak yang panas.



Para peserta juga dihimbau untuk ekstra hati-hati saat menggunting kawat dengan gunting kodok karena ternyata tajam bangeeet. Lalu pipe cleaner  coklat yang melingkar dilem dengan yang warna jingga mlungker. Di bawahnya dilem lagi dengan pipe cleaner jingga  dan hijau yang berbentuk M dan dipluntir tadi sehingga membentuk kelopak.



Langkah terakhir adalah menyatukan kawat dengan bunga, dilem dengan hati-hati. Lalu finishing dengan melilit kawat dengan pita warna hijau (sudah ada lem perekatnya), dan disatukan dengan ‘daun’ tadi. Baru ditancapkan ke pot yang ada sterofoamnya dan dihias dengan batu kecil-kecil.



Setelah selesai maka semua pot itu dikumpulkan ke depan. Lantas dinilai oleh pak lurah, dan 2 pemenangnya dapat panci serba guna. Punyaku udah jelas acakadut sehingga tidak menang, wkwkw.

Dapat Parcel

Tapi daku tidak kecewa karena acara pelatihan kemarin OK banget. Selain dapat ilmu, teman baru, juga dapat konsumsi lagi berupa nasi kotak. Pas pulang juga masih dikasih parcel berisi sembako, Alhamdulillah banget. Siapa yang suka berkreasi? Atau suka ikut acara di kelurahan?

Rabu, 30 Juli 2025

Review Buku Ani Yudhoyono: 10 Tahun Perjalanan Hati

 

Enak banget ya jadi istri presiden!

Mungkin itu ada di pikiran banyak orang. Menjadi first lady tentu menyenangkan. Bisa tinggal di istana, diberi fasilitas nomor satu, keliling Indonesia bahkan ke luar negeri dengan pesawat kepresidenan, dll.



Akan tetapi hal itu tidak selalu benar karena namanya juga kehidupan. Pasti ada sisi manis dan pahitnya. Begitulah yang dikatakan oleh Bu Ani (Kristiani Herrawati) yang menjadi first lady tahun 2004-2014. Semua pengalaman ini dituliskan oleh Alberthiene Endah dalam buku ‘Ani Yudhoyono: 10 Tahun Perjalanan Hati’.

Pertama Kali Tinggal di Istana

(Mantan) Presiden SBY kala itu terpilih menjadi presiden dan beliau langsung memutuskan untuk tinggal di istana. Alasannya karena kediaman pribadi ada di Cikeas dan beliau tidak mau merepotkan pengamanan jalan tiap pagi, dan membuat rakyat biasa harus mengalah. Lagipula beberapa presiden Indonesia juga tinggal di sana, dan memang diperbolehkan.



Hal ini tentu membuat Bu Ani deg-degan karena suasana istana yang terlihat ‘dingin’ saking besarnya. Bahkan untuk makan sahur pun harus berjalan kaki sekian meter ke ruang makan. Jam 2 pagi beliau juga harus tampil rapi, karena istri presiden tentu tidak boleh memakai daster atau baju rumahan saat keluar kamar.

Indonesia Digempur Bencana

Baru saja menjadi presiden, SBY diberi cobaan berupa gempa di Papua dan tsunami Aceh. Beliau langsung bergerak cepat ke lokasi kejadian dan mengkoordinasi penyelamatan dan distribusi bantuan. Sayangnya suara-suara sumbang mulai berdatangan dan ada celetukan ‘presiden pembawa sial’, padahal siapa sih yang mau negaranya terkena bencana?

Membuat Program demi Kemaslahatan Rakyat



Bu Ani berusaha sabar dan berbesar hati lalu fokus pada program-programnya. Di antaranya rumah pintar, mobil pintar, dll. Harapannya makin banyak anak mendapatkan akses buku berkualitas dan makin cerdas. Beliau juga membuat program ‘Istura’ alias istana untuk rakyat, anak-anak kecil sampai dewasa boleh mengunjungi istana dan belajar sejarahnya.

Menjadi Nyonya Rumah yang Baik

Salah satu tugas first lady adalah jadi nyonya rumah yang baik, ketika ada acara seperti tujuhbelasan, atau saat ada kunjungan kepala negara lain di istana. Bu Ani berusaha menampilkan wajah Indonesia di istana dan memberikan souvenir khas negara kita. 

Read: Review Buku Ani Yudhoyono, Kepak Sayap Putri Prajurit

Beliau juga memberikan contoh dengan berkebaya dan memakai kain etnik, sebagai representasi wanita Indonesia.

Tidak Bebas ke Mana-Mana

Akan tetapi ada tidak enaknya menjadi istri presiden. Mau ke mall atau supermarket jadi tidak bebas. Menerima kunjungan kerabat pun tidak bisa sesering dulu, karena berbenturan juga dengan kesibukan.



 Bahkan ketika Bu Ani ‘menyamar’ dengan memakai kacamata hitam dan ingin berbelanja, di sela-sela kunjungan ke daerah, langsung gagal karena selalu dikenali oleh rakyat.

Sakit CTS

Di buku ini, Bu Ani juga bercerita bahwa beliau pernah merasakan sakit frozen shoulder dan ada posisi saraf yang harus dibetulkan. Operasi dilakukan di Amerika karena dokter Indonesia terlalu nervous (takut salah). Sedangkan di Amerika dokternya sudah sangat berpengalaman untuk mengatasi CTS dan penyakit-penyakit lain.

Fitnah yang Kejam

Hal tidak enak lainnya saat menjadi istri presiden adalah suara-suara sumbang bahkan menjurus ke fitnah kejam. Contohnya saat Bu Ani akan operasi ke Amerika. Padahal beliau terbang dengan pesawat komersil, bukan pesawat kepresidenan, tapi masih dituduh memakai uang negara.



Ibas (putra bungsu SBY) juga jadi sasaran fitnah karena suka memakai baju lengan panjang. Ada rumor bahwa lengan panjang itu untuk menutupi tato, bekas suntik, dll. Fitnah ini tentu saja sangat kejam karena tidak berdasarkan fakta.

Bu Ani telah menghadap Tuhan tahun 2019 lalu (al fatihah). Selama 10 tahun menjadi first lady, beliau sangat concern pada kebudayaan, kesenian, kecerdasan anak-anak, dll. Satu dekade telah terlalui dan beliau bahagia karena bisa merangkul masyarakat, dan tetap dicintai meski masa jabatan SBY sudah berakhir.