Jumat, 23 Mei 2025

Anak ABK juga Berhak Hidup!

Beberapa hari lalu lagi viral di sebuah medsos, di mana ada cowok yang pro ke sekolah inklusi (sekolah untuk anak berkebutuhan khusus –ABK). Akan tetapi ada satu komentar yang mengagetkan dan membuat semuanya sakit hati. Dia (cewek) bilang kalau anak ABK ‘dibuang’ saja, tidak perlu hidup. Seumpama burung akan membunuh anaknya yang cacat.

MAKSUDNYA APA?

Daku saja berusaha menghaluskan istilah anak ABK, bukan cacat. Yang ini malah ngata-ngatain dan melegalkan killing the difable children. Spontan dia dihujat banyak orang. Tapi terus dia ketakutan dan tutup akun.



Tapi netizen Indonesia memang luarr biasaaa. Ada satu orang yang bisa menemukan akun suami cewek itu. Langsung akun tersebut dihujat massal, dan yang paling ngeri adalah didoakan yang jelek-jelek. Soalnya mereka baru saja nikah. Seram banget kalau si cewek didoakan punya anak ABK gara-gara mulut dan jarinya yang ‘lemes’ alias suka ngenyek.

Anak ABK yang Dipandang Sebelah Mata

Betapa sedihnya ketika ada saja yang menghina dan memandang anak ABK dengan sebelah mata. Mereka masih kecil tapi sudah di-bully, bahkan dianggap tidak berhak untuk hidup. Yang bilang begitu sangat keterlaluan, memangnya Tuhan?



Bahkan ABK itu punya hati yang sangat tulus dan penyayang. Mereka tidak minta dilahirkan seperti itu. Janganlah dianggap negatif karena mereka bukan penjahat, dan tidak merugikan.

ABK juga Manusia

Anak ABK juga manusia. Bagaimana bisa ada orang yang tega menyamakannya dengan binatang seperti burung? Lalu jika mereka difable dianggap tidak berharga?

Manusia tidak ada yang sempurna. Begitupun anak-anak, baik yang biasa maupun yang ‘luar biasa’ alias ABK. Jangan memandang remeh anak yang difable karena kesempurnaan hanya milik Tuhan.



Justru anak ABK bisa diarahkan dan berprestasi. Misalnya yang tunanetra punya keunggulan lain yakni pendengaran yang kuat, dan dilatih jadi musisi atau penyanyi. Anak ADHD bisa dilatih berenang atau cabang olahraga lain, dan jadi atlet di masa depan.

Perundungan di Media Sosial

Alangkah sedihnya ketika ada cyber bullying di media sosial. Dengan anggapan ‘hanya’ dunia maya maka netizen yang usil dan nyinyir bisa berkata seenaknya, bahkan menghina. Padahal perundungan seperti ini bisa masuk ke UU ITE, bukan?

Jarimu Harimaumu

Jadi ingat yaa, jika dulu ada ungkapan ‘mulutmu harimaumu’ maka saat ini berganti jadi ‘jarimu harimaumu’. Jangan sampai kita pergunakan media sosial untuk cyber bullying dan hal-hal negatif lain. Buat apa hate speech? Malah merugikan karena kita jadi punya negative branding.



Pikir dulu sebelum bertindak, daripada terlambat dan jadi tempat buruan netizen yang kesal karena pernyataanmu yang negatif dan kontroversial. Anak-anak adalah makhluk suci dan polos. Anak ABK juga berhak hidup, dilindungi, dan dicintai dengan sepenuh hati, 

Rabu, 21 Mei 2025

Review Buku Pondok Baca: Kembali ke Semarang

 Siapa suka baca buku-buku karya NH Dini (alm)? Bu Dini adalah salah satu penulis favorit orang Indonesia, dan sudah menerbitkan banyak sekali buku. Kebanyakan karya beliau berdasarkan kisah nyata. Salah satunya adalah Pondok Baca: Kembali ke Semarang.

Ini data bukunya yaaa:

Judul               : Pondok Baca, Kembali ke Semarang

Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama

Tebal               : 256 halaman

Tahun              : 2011

NH Dini pernah menikah dengan WN Prancis. Akan tetapi mantan suaminya sangat pelit dan akhirnya mereka berpisah. Kemudian Bu Dini kembali ke tanah air dan sementara tinggal di rumah bibinya di Jakarta.

Ibu kota hanya tempat transit karena Bu Dini ingin kembali ke kota kelahirannya, Semarang. Beliau tinggal di paviliun yang dibangun khusus di bagian belakang rumah peninggalan orang tuanya. Sementara rumah induk dihuni oleh Heratih, kakak sulungnya (beserta seluruh keluarga inti).



Ketika Bu Dini kembali ke Semarang (sekitar tahun 80-an), beliau sangat terkejut karena masih banyak anak yang tidak minat sekolah, apalagi membaca buku. Akhirnya beliau membuat perustakaan yang dinamai Pondok Baca. Hebatnya, perpustakaan ini dimulai dari dana pribadi (dan sedikit buku dari beberapa penerbit).

Untuk mengelola Pondok Baca ada karyawan khusus yang merupakan anak dari sahabat NH Dini. Dari sini para pembaca belajar disiplin: bahwa pengunjung perpustakaan tidak boleh ribut. Mereka harus menyetorkan uang sewa (yang sangat murah) dan buku-buku itu tidak dibawa pulang (untuk meminimalisir resiko kehilangan atau kerusakan).

Kepindahan Pondok Baca

Akan tetapi Bu Dini merasa terganggu akan tetangga sebelah rumah yang berbisnis percetakan dan bekerja tidak kenal waktu. Beliau kalau keberisikan susah fokus untuk menulis. Akhirnya NH Dini pindah ke sebuah perumahan, dan Pondok Baca juga diangkut.

Read: Review Buku Gunung Ungaran, Karya Terakhir NH Dini

Dari sini pembaca akan melihat betapa dermawannya sahabat dan kawan dekat Bu Dini. Mereka memberi aneka bantuan, mulai dari mobil box sampai uang tunai. 



Mereka kenal Bu Dini karena sama-sama anggota Rotary Club Semarang Kunthi.

Pindahan Lagi

Pondok Baca akhirnya berdiri di tempat yang baru dan pembukaannya cukup meriah. Bahkan ada istri pejabat yang datang untuk meresmikannya. Namun kebahagiaan ini hanya sementara.



Beberapa tahun kemudian ada bencana longsor yang membuat rumah NH Dini (dan bangunan lain) di perumahan tersebut rusak total. Meski mendapatkan uang ganti rugi, akan tetapi Bu Dini sedih sekali. Bagaimana nasib Pondok Baca selanjutnya? Yuk baca yuuk, emoh spoiler.

Kesanku Setelah Baca Pondok Baca: Kembali ke Semarang

Bu Dini sangat perhatian akan nasib anak Indonesia dan beliau merasa sedih karena kebanyakan dari mereka tidak melanjutkan ke tingkat SMP atau SMA. Alasannya: malas mikir. Ada juga anak asuh Bu Dini yang sudah disekolahkan tapi diam-diam jadi kernet, akhirnya dia diberhentikan dari beasiswa.

Pondok Baca: Kembali ke Semarang bukan hanya catatan kehidupan NH Dini. Akan tetapi juga menunjukkan fakta sedih karena masih banyak anak perempuan yang tidak sekolah tinggi. Dianggap hanya cukup punya ijazah SD, lalu dia dipaksa mengasuh adiknya (karena sang ibu sibuk kerja).



Semoga saat ini tidak ada yang seperti ini yaa, kasihan banget kalau anak cewek ingin belajar malah ditentang orang tuanya. Karena pendidikan adalah nomor satu, tak hanya untuk anak laki-laki tapi juga perempuan. Bagaimana, klean sudah baca karya NH Dini yang mana? 

Selasa, 20 Mei 2025

Menjadi Penonton Drakor Newbie, Begini Rasanya

 Siapa suka nonton drakor alias drama korea (selatan)? Nahh entah mengapa drakor itu identik dengan ibu-ibu. Tapi ada kok kaum adam yg nonton juga, kalau ada drama dengan genre misteri, horor, thriller, dll.

                                    Full House

Sebenarnya daku jarang nonton drakor dan dulu nontonnya malah di TV (Full House). Jadul banget ya? Drakor ini pernah beberapa kali tayang di televisi dan duluu waktu bed rest (trimester pertama kehamilan) hiburannya ya nonton Han Ji Eun.

Read: Review Full House

Lanjut ke 1-2 tahun belakangan rasanya gabut karena sudah tidak lagi bekerja di bawah tekanan (deadline ketat). Akhirnya untuk killing time daku nonton drakor lagi. Misalnya When Life Gives You Tangerines. Tertarik nonton karena banyak video spoiler di IG.

                                      49 days

Lanjut lagi rewatch drakor lama yaitu 49 Days. Jadi ingat drama ini lagi-lagi karena ada potongan videonya di IG. Habis itu belum nonton lagi nih. Antara pengen rewatch Loving You a Thousand Times atau Wok of Love. Atau ada rekomendasi drakor baru yang bagus?

Read: Review 49 Days

Menghafalkan Nama Pemain Drama Korea

Sebagai penonton drakor newbie maka daku lebih fokus ke jalan ceritanya, kostumnya, dll. Tapii kelemahanku adalah menghafalkan nama aktor dan aktrisnya. Apalagi belum bisa bahasa Korea sama sekali.



Nahh sampai suatu hari daku tuh tanya ke Teh Lendy Agashi. Blio kan suka nulis drakor dan film Korea di blognya. Jawabannya kurang lebih begini: nanti kan lama-lama hafal sendiri nama tokohnya.

Mengetahui Istilah Baru dalam Dunia Drakor

Nahh dalam dunia perdrakoran ternyata ada istilah yang baru kuketahui. Misalnya “jadi ubi” itu maksudnya si tokoh meninggal dunia. Alamak, kudet banget daku baru tahu artinya.

Read: Review When Life Gives You Tangerines

Memahami Budaya Korea

Secara tidak langsung drakor memperkenalkan budaya Korea. Masyarakatnya cenderung pekerja keras dan pelajarnya juga tekun serta rajin.

Read: Review Film Korea A Moment to Remember

Kemudian kita jadi familiar dengan hanbok, lalu ingin juga mencicipi kimchi, ramyun, jjajangmyeon, dan berbagai makanan khas Korea. 

         Nasi campur kacang polong di When Life Gives You Tangerines

Tapii daku baru makan bulgogi, belum nyobain yang lain.

Menulis Review Drakor

Apa lagi keuntungan jadi drakor lover? Yaa sekalian ditulis ulasannya. Habis nonton dan namatin dramanya, langsung cuss buka laptop dan bikin reviewnya. Lumayan banget buat nambah pageview, bisa sampai 500 orang yang baca.

Belajar Mengamati Alur Cerita

Setelah selesai nonton dan bikin review maka daku juga mengamati alur cerita, plot, ending, dll. Bisa ditiru juga bagaimana cara membuat cerita yang bikin geregetan tanpa ada plot hole. Lantas diaplikasikan saat bikin novel / cerita bersambung. Maklum, penulis gituu, nulis apa saja mulai dari non fiksi sampai fiksi.

                          When Life Gives You Tangerines     

Jadii nonton drama korea jelas banyak manfaatnya. Selain untuk hiburan jadi belajar bahasa dan budaya Korea. Asal jangan sampai lupa waktu dan melalaikan tugas-tugas di rumah, ya! Apa judul drakor favoritmu?

Minggu, 18 Mei 2025

Review Film A Moment to Remember, Bisakah Hidup Bahagia Saat Mengidap Alzheimer?

 Siapa suka nonton film Korea? Nahh setelah nonton drakor saatnya nonton film Korea. Sebenarnya daku suka nonton film apa aja sih. Mulai dari Holywood, Bollywood, sampai Korea. Tergantung waktu, mood, dan kesempatan saja.

Pertama kali nonton A Moment to Remember itu pas KKN, duluuu banget (2008). Lalu beberapa kali rewatch dan ternyata ada versi extendednya. Memang ini film lawas tapi masih bagus untuk ditonton. Buktinya dapat score 8,1 dari IMDB.



Berikut ini data-data film A Moment to Remember

Pemain            : Son Ye Jin (sebagai Kim Su Jin), Jung Woo Sung (sebagai Choi Chul Soo)

Sutradara         : John H Lee

Durasi              : 144 menit

Tahun              : 2004

Dikisahkan Kim Su Jin (cewek) sedang sedih karena gagal kabur naik kereta. Tapi orang tuanya malah bersyukur, karena apaa? Karena sebelumnya Su Jin berencana kawin lari dengan mantan pacarnya, yang sudah beristri!



Saat beli minuman kalengan di sebuah minimarket, Su Jin tidak sengaja bertemu dengan Chul Soo (cowok). Dia mengambil kaleng milik Chul Soo karena dikira itu miliknya. Padahal kaleng dan tasnya ketinggalan, dan disimpan oleh kasir minimarket.



Ternyata Choi Chul Soo bekerja di proyek bangunan yang dipimpin oleh ayah Kim Su Jin. Dia tentu saja malu dan kabur saat bertemu kembali. Kemudian teman Su Jin minta tolong untuk mencarikan mandor untuk renovasi ruang kerja, karena sebelumnya dia ditipu oleh ex mandornya.

Read: Review Drakor When Life Gives You Tangerines

Kim Su Jin pun teringat akan Chul Soo dan minta tolong untuk merenovasi dan mengerjakan proyek temannya. Lama-lama mereka jatuh cinta dan pacaran. Akan tetapi apakah orang tua Kim Su Jin setuju?

Masalah Pertama

Ternyata orang tua Kim Su Jin kurang setuju. Padahal Choi Chul Soo adalah arsitek dan tukang bangun yang sangat cerdas. Tapi memang omongannya kasar.



Akan tetapi setelah Kim Su Jin pingsan, baru orang tuanya memberikan restu. Mereka pun menikah. Lantas pindah ke hunian milik Chul Soo.

Kerabat dan Masalah Selanjutnya

Kim Su Jin dikenalkan ke kakeknya Chul Soo. Beliau yang pertama kali mengenalkan seni kayu padanya. Baru setelah itu kakeknya memberi tahu bahwa Chul Soo punya ibu.

Chul Soo marah besar saat Su Jin ingin bertemu ibu mertuanya. Ternyata sang ibu mertua dipenjara karena tidak membayar hutang pada rentenir. Su Jin membujuk Chul Soo untuk memberikan uang tabungannya agar sang ibu dibebaskan. Padahal Chul Soo sebelumnya ingin membeli tanah dan membangun rumah impian, dan akhirnya gagal.

Diagnosa Alzheimer

Masalah datang lagi ketika Su Jin didiagnosa Alzheimer. Padahal usianya belum 30 tahun! Su Jin shock berat dan menghilang, dan Chul Soo panik mencarinya ke seluruh bagian kota.



Chul Soo makin sedih karena ingatan Su Jin pelan-pelan menghilang. Bahkan dia dipanggil dengan nama mantan pacar istrinya. Kemudian orang tua Su Jin malah berencana memisahkan mereka (cerai) dan mengirim Su Jin ke sebuah panti perawatan jiwa.

Akankah penyakit Kim Su Jin bisa sembuh? Atau Chul Soo menerima nasib dan terpaksa berpisah dari istri tercinta? Nonton yuuuuk, ogah spoiler.

Kesanku Setelah Nonton Film A Moment to Remember

Ternyata Alzheimer tak hanya diidap oleh lansia ya. Tapi yang masih muda juga bisa kena. Penyebabnya apa? Entahlah, klean lihat di Google aja.

Read: Pelajaran Parenting dari When Life Gives You Tangerines

Dari film ini penonton belajar bahwa laki-laki yang terlihat kasar dari luar ternyata bisa lembut di dalam. Muka Rambo hati Rinto. Choi Chul Soo kelihatan galak tapi bisa nangis ketika Su Jin lupa akan dirinya.

Mengapa Chul Soo galak? Ternyata akibat didikan kakeknya yang terlalu keras. Apalagi ibunya juga cuek-bebek dan menyerahkan Chul Soo kecil begitu saja ke sang kakek. Jadiii, orang yang keras bisa jadi terbentuk karena lingkungan dan pengalaman.

Quote favoritku di film A Moment to Remember: memaafkan adalah memberi ruang pada rasa benci. Saat Chul Soo keras kepala, Su Jin memohon agar dia memaafkan dan menolong ibunya. Karena tidak baik untuk menyimpan kebencian selama bertahun-tahun.



Kemudian ada quote lagi yang bagus: seniman sejati memiliki ketakutan pada kertas kosong. Ini muncul saat adegan Chul Soo akan ujian arsitek. Intinya kalau jadi seniman, harus terus produktif.

Banyak yang bilang kalau A Moment to Remember ‘hanya’ menjual kesedihan. Tapi bagiku film ini komplit kok (walau ber-genre drama). Ada sedihnya, ada gemesnya, ada sedikit lucunya, ada kekeluargaan dan romance-nya. Nahh, klean apa sudah nonton?

Kamis, 15 Mei 2025

Mengatasi Mata Kering saat Riset tentang Anak ADHD

 

 Mata mungilnya menatapku, sementara posisinya ada di atas. Iyaa, teman-teman tidak salah baca. Saladin kala itu sedang asyik ‘nongkrong’ di atas jendela kamar, di lantai dua! Daku tidak panik, hanya memintanya untuk turun pelan-pelan. Dia pun menurut dan meloncat ke arah kasur.



Bukan kali ini saja Saladin ‘berpetualang’. Dia beberapa kali naik pohon yang ada di pinggir lapangan. Anakku juga pernah menyebrang jalan sendiri, padahal saat itu usianya belum 4 tahun.

Mengapa Saladin Berbeda?

Apakah Saladin aneh atau ada sesuatu yang tidak beres padanya? Daku pun melakukan studi pustaka tapi belum menemukan jawabannya. Kemudian Saladin dibawa ke sebuah Rumah Tumbuh Kembang, dan psikolog yang bertugas di sana menyatakan bahwa dia adalah anak ADHD!



Ya Tuhan! Anakku ABK (anak berkebutuhan khusus)? Rasanya dunia mau runtuh. Memang tidak ada cacat pada fisiknya. Akan tetapi label ADHD membuatku sedih. Ini bukan penyakit karena akan terbawa seumur hidup, tapi mampukah dia beradaptasi dengan dunia jika tingkahnya terlalu aktif?

ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah keadaan di mana anak punya kelainan psikiatrik. Dia punya gangguan untuk fokus dan perhatian. Ciri khasnya adalah anak susah duduk diam, suka berlari dan memanjat, kurang bisa mengendalikan kendali tubuhnya, dan impulsif.

Riset Tentang ABK

Alhamdulillah daku cepat move on dan langsung riset tentang ADHD. Ternyata anak ADHD dikategorikan ABK karena punya kesulitan memusatkan perhatian.

Selama berjam-jam, berhari-hari, diri ini sibuk membaca ebook, online journal, dan menonton konten video tentang ABK. Untung saat ini lebih mudah menemukan berbagai sumber tentang pengertian dan cara menangani anak ADHD. Apalagi bisa diakses dari HP sendiri.



Akan tetapi apa yang terjadi ketika terlalu asyik riset dan mencari cara mengatasi anak ADHD, lalu menatap layar terus-menerus? Saat membaca di gadget memang tidak terasa. Akan tetapi setelah itu mata terasa perih, kering, dan akhirnya dikucek-kucek. Sakit bangeeet!

Mengatasi Mata Kering Tanpa Harus ke Dokter

Mata kering yang dibiarkan begitu saja bisa memerah dan iritasi. Jangan pernah SePeLeIn mata kering! Berikut ini cara mengatasinya agar kedua netra bisa sehat lagi, tanpa harus periksa ke dokter:

1. Memberi Jeda

Saat membaca artikel dan ebook di HP memang sangat praktis. Tapi harus diberi jeda agar penglihatan tidak terganggu. Misalnya tiap 60 menit sekali, layar HP dijauhkan (pasang alarm dulu ya), lalu kita cuci muka. 

Kemudian bisa melihat pepohonan atau taman di luar rumah agar mata kembali rileks. Jadi #MataKeringJanganSepelein dan pastikan ada jeda saat menatap layar.

2. Pastikan Tangan Selalu Steril

Siapa yang masih suka otomatis mengucek mata? Jangan sering-sering mengucek karena malah jadinya iritasi! Untuk mencegah terjadinya sesuatu yang buruk, pastikan tangan steril dengan sering cuci tangan atau memakai hand sanitizer.

3. Meneteskan Insto Dry Eyes

Insto Dry Eyes sejak dulu menjadi tetes mata yang ampuh dalam mengurangi gejala mata kering. Cukup 1-2 tetes #InstoDryEyes maka penglihatan akan segar kembali. 



Kita bisa bebas menatap layar dan tak lagi takut akan mata kering.

Keampuhan Insto Dry Eyes

Daku selalu sedia Insto Dry Eyes di rumah karena bisa mengatasi gejala mata kering dan bisa melanjutkan baca ebook tanpa takut perih. Kemasan Insto Dry Eyes  yang imut tapi khasiatnya besar. Saladin yang baru berusia 12 tahun juga pakai Insto karena aman dipakai oleh anak-anak.



Insto Dry Eyes membuat mata bebas dari mata kering, iritasi, dan membuat netra sehat kembali. Berkat Insto, jadi bisa riset tentang anak ADHD tanpa takut mata merah atau sakit saat menatap layar. Kalian juga sudah menyediakan Insto Dry Eyes di rumah juga kan?


Sumber: https://ayosehat.kemkes.go.id/kenali-penyakit-adhd-pada-anak-dan-terapinya

              https://www.halodoc.com/artikel/perawatan-sederhana-untuk-mengatasi-mata-kering?srsltid=AfmBOooj6oraiUiKNCQ9n_EKjvTrCzL2VZ2yH02-zGVm7nLLEcwtdNcT

Minggu, 11 Mei 2025

Sudahkah Kalian Mencintai Anak Apa Adanya?

 Beberapa hari lalu, sohibku kirim link (kami memang biasa begini). Dia kaget karena ada seller yang jual lotion pemutih untuk anak. HAAAH? Daku juga ikut kaget.

Karena masih penasaran, daku cek di marketplace. Ternyata ada banyak merek lotion untuk anak dan bayi, yang diklaim tidak hanya melembutkan tapi juga memutihkan. Alamak!



Memang ada banyak skincare anak dan bayi. Misalnya pelembab, bedak bayi, hair lotion, sunscreen, dll. Akan tetapi kalau anak dituntut untuk jadi putih tapi dia harus memakai produk yang bermerkuri, apa tidak bahaya? Harus teliti sebelum membeli produk untuk anak-anak ya, apalagi kulit mereka masih sensitif.

Anak Harus Putih, Cantik, atau Ganteng?

Coba bayangkan jika klean ada di posisi anak. Dia harus cantik atau ganteng, rambutnya tebal dan lurus, bulu matanya lentik. Yang paling penting: kulitnya putih.



Masalahnya tidak semua bayi berkulit putih. Lantas jika kulitnya cokelat (atau sawo matang) apa harus dipaksa pakai pemutih padahal dia masih piyik banget? Saat dia berkulit gelap apa harus dibenci?

Sohibku kembali menimpali. Menurutnya, kalau ada orang tua yang ngotot ingin anaknya putih (dengan pemakaian skincare) malah mencurigakan. Lha kalau ayah dan ibunya berkulit gelap tapi anaknya putih gitu, anak siapa hayo? Jangan lupakan faktor genetik yang bisa membuat anak berkulit cokelat.

Apakah Berat untuk Mencintai Anak Apa Adanya?

Duhai orang tua, beratkah untuk mencintai anak apa adanya? Ketika dia tumbuh besar tapi kulitnya gelap, apa harus dipaksa pakai pemutih? Kalau seandainya produk pemutih ternyata ketahuan mengandung merkuri, apa tidak menyesal seumur hidup?



Anak lebih butuh untuk dicintai apa adanya. Ketika dia lahir dengan kulit sawo matang dan rambut ikal, bukan berarti dia jelek, bukan? Jangan malah di-bully oleh orang tuanya sendiri, nanti malah sakit hati dan mengambil jarak.

Bukankah orang asli Indonesia kulitnya cenderung kecokelatan? Sejak kapan standar kecantikan dan ketampanan berubah jadi kulit putih?

Perubahan Warna Kulit Anak

Jangan lupakan fakta bahwa warna kulit anak bisa berubah. Saat bayi bisa jadi kulitnya putih. Akan tetapi ketika dia sudah SD dan aktif berkegiatan di luar, jadi berkulit lebih gelap.



Kulit putih, kuning langsat, cokelat, atau sawo matang, sama bagusnya. Yang penting dirawat dengan cara mandi, pakai pelembab, dan sunscreen. Jangan paksakan anak jadi putih tapi dia jadi menderita, dan merasa tidak dicintai apa adanya.

Kamis, 08 Mei 2025

Pelajaran Parenting dari Drama When Life Gives You Tangerines

 

Tanggal 6 Mei 2025, feed medsosku dipenuhi oleh berita kemenangan drama When Life Gives You Tangerines di Baeksang Arts Awards. Mulai dari best drama sampai best supporting actor and actress. Iyaa, pemeran ibunya Ae Sun dan pemeran Bu Sang Gil menang (sorry ye kagak apal namanya).

Eh tapi artikel ini bukan bahas tentang Baeksang Arts Award. Melainkan tentang pembahasan parenting di drama When Life Gives You Tangerines. Klean sudah nonton?

Review Singkat When Life Gives You Tangerines

Kita terbang ke Korea Selatan tahun 1960-an, tepatnya di Pulau Jeju. Ada anak bernama Ae Sun yang memiliki ibu yang bekerja sebagai penyelam tradisional. Walau ibunya terlihat keras tapi sayang. Akan tetapi sang ibu tak berumur panjang. Ae Sun masih bisa bertahan berkat sokongan ayah tirinya (ayah kandungnya sudah lama meninggal).

Read: Review When Life Gives You Tangerines

Ae Sun kemudian menikah dengan Gwan Sik, cinta pertamanya. Mereka diuji dari segi ekonomi, dan nebeng di rumah keluarga Gwan Sik. Mertua dan nenek mertua sangat keras pada Ae Sun. Kemudian Gwan Sik jadi hero karena membela istrinya.

                               Ae Sun dan Gwan Sik waktu muda

Gwan Sik memutuskan untuk mandiri. Dia dan Ae Sun punya 3 anak tapi sayang si bungsu meninggal saat badai besar.

Kemudian sulungnya Ae Sun yang bernama Geum Myong (cewek) tumbuh dewasa dan kuliah ke Jepang. Sementara adiknya (cowok) kena wajib militer. Apakah keluarga Ae Sun bahagia saat anak-anaknya sudah besar? Nonton sendiri wkwkwk daku kagak mau spoiler.

Ibu Ae Sun yang Terlihat Keras tapi Penyayang

Penonton bertanya-tanya atas keputusan ibu Ae Sun: menitipkan anak ke keluarga mendiang suami. Padahal maksudnya adalah agar Ae Sun bisa makan dengan layak dan disekolahkan. Karena memang keluarga mendiang suami pertamanya lebih settle dalam hal keuangan.

                              Ae Sun dan ibunya

Awalnya tokoh ibunya Ae Sun memang terlihat keras tapi beliau penyayang kok. Memberi apresiasi ketika Ae Sun juara 2 lomba puisi. Juga ngamuk ke keluarga mendiang suaminya karena Ae Sun mendapatkan perlakuan tidak adil (tidak dikasih lauk ikan).

Suatu hari Ae Sun hampir diculik. Kemudian ibunya Ae Sun mencari penculik dengan cara memeriksa pergelangan tangan wanita yang membeli dagangannya di pasar. Karena penculiknya punya tanda khusus di pergelangan. Ketika ketemu? Wahh sampai baku hantam!

Ae Sun yang Sudah Jadi Ibu

                                  Keluarga Ae Sun dan Gwan Sik

Saat Ae Sun sudah dewasa dan jadi ibu, dia kena karma. Dia dan Gwan Sik menikah karena hamidun duluan. Kemudian anak laki-laki Ae Sun malah menghamili pacarnya. Jangan sampai klena melakukan hal yang buruk bahkan sangat buruk, takut akan berpengaruh negatif ke anak dan keturunannya.

Gwan Sik si Ayah Green Flag

Geum Myong sangat suka makan nasi campur kacang polong. Kemudian Gwan Sik membeli kacang polong dalam jumlah banyak karena ingin anaknya bahagia. Sungguh manis buanget yaaa.

                            Gwan Sik

Kemudian Gwan Sik juga mengajak Geum Myong naik kapal. Padahal ada pamali bahwa wanita tak boleh naik kapal. Akan tetap Gwan Sik tidak peduli. Malah Bu Sang Gil yang heran (plus iri) karena dia tidak pernah berpikiran seperti itu.

                                       Bu Sang Gil dan putrinya

Bagaimana ketika Geum Myong sudah dewasa? Gwan Sik tetap menyayanginya dong, she’s the apple of daddy’s eyes. Pertama dari seleksi calon menantu yang ketat. Kemudian ketika Geum Myong akan menikah, Gwan Sik berpesan begini: kalau suami menyakitimu, kembalilah ke ayah.

                                     Pernikahan Geum Myong

Tindakan Gwan Sik yang heroic (meski dianggap nekat) adalah menjual rumah dan kapal. Rumah dijual untuk menambah biaya kuliah putrinya. Sedangkan kapal dijual demi menyelesaikan kasus putranya. Ada ya ayah yang nekat tapi tujuannya untuk melindungi anak-anaknya?

Bu Sang Gil yang Aneh

Salah satu tokoh yang patut disorot dalam drama When Life Gives You Tangerines adalah Bu Sang Gil. Karena dulu dia pernah blind date dengan Ae Sun, tapi tidak berjodoh. Ehh malah anak perempuan Bu Sang Gil menikah dengan anak laki-laki Ae Sun!

                                        Ae Sun dan Bu Sang Gil waktu muda

Bu Sang Gil digambarkan sebagai ayah yang ngeselin, suka melakukan KDRT verbal. Makanya anak-anaknya pun cuek-bebek. Tapi dia melakukan hal nyeleneh, yaitu menolong anak dan menantunya dengan cara yang berbeda.

Ketika adik Geum Myong dituduh mencuri barang, Bu Sang Gil tidak mau memberi sumbangan uang (sebagai kompensasi). Walhasil menantunya dipenjara. Akan tetapi Bu Sang Gil berhasil menangkap pelaku sebenarnya. Katanya: kalau dia memberi uang maka akan membuktikan jika menantunya salah.



Nahh drama When Life Gives You Tangerines tak hanya menampilkan romansa tapi kisah keluarga yang hangat. Penonton juga belajar bahwa manusia tidak selalu sempurna. Seperti Bu Sang Gil yang menunjukkan kasih-sayang dengan caranya sendiri (dan dianggap aneh).

 

Minggu, 04 Mei 2025

Le Chef, Kisah Koki Prancis yang Kreatif

 Siapa suka nonton film bertema kuliner? Nah karena daku suka masak maka sudah beberapa kali nonton film Le Chef. Disclaimer: ini film berbahasa Prancis ya tapi biasanya ada subtitle bahasa Indonesia.



Dikisahkan Jacky Bonnot adalah pemuda yang suka banget masak. Dia pernah bekerja di beberapa restoran tapi dipecat karena kesalahannya sendiri. Yaa gimana enggak ngeselin kalau ikut mengatur-atur pengunjung harus minum dengan anggur jenis apa untuk makanan apa. Walau mungkin dia benar tapi kan pemilik restoran jadi malu.

BTW ini data-data dari film Le Chef:

Judul               : Le Chef

Pemain            : Michael Youn (sebagai Jacky Bonnot), Jean Reno (Alexandre Lagarde)

Sutradara         : Daniel Cohen

Tahun              : 2012

 

Akhirnya Jacky berburu pekerjaan dan diterima sebagai tukang cat di sebuah panti jompo. Dia agak terpaksa melakukan job di luar passion-nya karena sang kekasih, Beatrice, sedang hamil besar dan butuh biaya. Akan tetapi justru di sana dia menemukan jalan.

                                    Jacky

Jacky yang sedang mengecat di dinding atas malah nekat masuk ke ruang masak. Dia membantu 3 koki panti jompo dan membuat menu baru. Namun awalnya ditolak, meski keesokan harinya para kakek dan nenek mulai menyukai masakannya.

Pertemuan dengan Alexandre Lagarde

Di tempat lain ada chef terkenal bernama Alexandre Lagarde yang sedang pusing. Matters junior, anak dari investor restorannya, ingin mengubah konsep menjadi kuliner molekular. Alexander menentang keras ide itu lalu dia mengadukan masalahnya ke Matters senior.

                                Alexandre Lagarde

Ternyata Monsieur Matters senior adalah pemilik panti jompo tempat Jacky bekerja! Dia sedang makan sup hasil karya Jacky, yang menggunakan resep Alexandre. Kemudian Alexandre Lagarde menawari Jacky untuk jadi asisten chef di restorannya.

Membantu Misi Menyelamatkan Bintang

Alexander juga gusar karena restorannya akan kedatangan kritikus masakan dari sebuah majalah kuliner. Jika gagal maka dia takut akan kehilangan bintangnya (daku kurang paham bagaimana aturan bintang chef internasional, lihat google aja). Jacky berusaha menolong Alexandre sebagai tanda terima kasih.



Akhirnya Jacky mengundang temannya yang ahli dalam bidang kuliner molekular dan melakukan eksperimen di dapur pribadi Alexandre. Dibutuhkan banyak percobaan sampai berhasil. Hebat bener ya, bagaimana bisa bahan mentah seperti ayam hutan dijadikan makanan berbentuk kubus kecil-kecil?

Di Indonesia sudah ada restoran yang menghidangkan makanan kuliner molekular tapi daku lupaa namanya. Pernah dibahas di blognya Kak Fanny Dcatqueen, cuss klean cek di blognya aja.

Kehidupan Pribadi Seorang Chef

Di film Le Chef juga diperlihatkan kehidupan pribadi Jacky Bonnot. Di mana dia bertengkar hebat dengan pacarnya, gara-gara mau saja kerja magang di restoran tanpa dibayar.

                                        Jacky dan Beatrice

Sementara Alexandre Lagarde juga dipusingkan oleh putri satu-satunya. Dia yang sudah jadi wanita muda, merasa dicuekin karena sang ayah terlalu sibuk mengejar bintang kuliner dan mengabaikan keluarganya. Sebagai bentuk protes, nona Lagarde junior memesan makanan cepat saji, bukan meminta sang ayah untuk memasakkannya.

Kesanku Setelah Nonton Film Le Chef

Alamak, porsinya dikit amat? Padahal restoran Lagarde kelihatan mewah dan makanannya tampak enak tapi porsi anak TK. Entahlah kalau standar hotel / restoran mahal seperti itu ya? Kalau kita sih udah bingung cari nasi, wkwkkw.



Kemudian penonton akan diperlihatkan fakta bahwa orang Prancis menganggap makanan dan memasak sebagai sebuah seni. Mereka tak hanya makan begitu saja tapi benar-benar menghargai prosesnya, dll. Bisa jadi chef dibayar mahal karena keahliannya.

Film ini bertema kuliner dan ada sedikit sentuhan komedi. Penonton akan melihat bahwa passion akan membawa manusia kepada kesuksesan. Tapi dengan syarat harus ulet dan bekerja keras.



Apakah pekerjaan adalah segalanya? Alexander Lagarde akhirnya sadar bahwa dia terlalu terobsesi dengan bintang kuliner. Akhirnya dia memilih untuk lebih dekat dengan putrinya, menemani si gadis saat sedang sidang thesis, dan menyerahkan kendali restoran pada Jacky. Padahal saat itu sedang ada kritikus makanan dari majalah kuliner.

Bagaimana, apa dikau senang makan masakan Prancis? Atau suka nonton acara masak? Kalau iya, berarti cocok nonton film The Chef.