Sabtu, 06 Desember 2025

Review Film Jeanne du Barry dan Akting Johnny Depp yang Memukau

 Siapa suka baca sejarah dunia? Atau hafal sejarah Prancis? Dahulu kala, di Prancis diperintah oleh Raja Louis XV. Beliau sampai usia lanjut berkuasa, dan cucunya (Louis XVI) menikah dengan Marie Antoinette.

                                     Wikipedia

Tapi ini bukan cerita tentang Queen Marie Antoinette , melainkan Madame du Barry. Wanita yang berasal dari kelas bawah lalu menjadi kesayangan raja. Bagaimana cara seseorang bisa panjat sosial hingga masuk istana? Yuk baca dulu keterangan filmnya:

Judul               : Jeanne du Barry

Tahun             : 2023

Sutradara         : Maiwenn

Pemain            :  Maiwenn (sebagai Jeanne du Barry), Johnny Depp (sebagai Louis XV)

Jeanne adalah gadis yang lahir di luar pernikahan, dan ibunya adalah juru masak. Kemudian sang

Ibu bekerja di rumah seorang bangsawan. Monsieur bangsawan tersebut malah mengangkat

Jeanne sebagai anak asuh. Tapi sang ibu malah memasukkannya ke biara karena takut dia jadi

korban pencabulan.



Di biara Jeanne mendapatkan pendidikan tapi karena suatu kasus dia dikeluarkan, dan kembali

ke rumah bangsawan (bos ibunya). Tapi madame bangsawan cemburu karena Jeanne sudah

tumbuh jadi remaja cantik, dan menuduh dia dan ibunya mencuri, dan akhirnya mereka dipecat.

Petualangan Jeanne

Jeanne dan ibunya pindah dan dia menjadi model lukisan. Kemudian dia jadi pembaca buku

Madame bangsawan, sampai akhirnya dipecat karena bobok bareng dua putranya (yang sudah

dewasa). Kadung kecebur, Jeanne akhirnya jadi bxxtch, waduhh!



Jeanne akhirnya bertemu dengan bangsawan bernama Count Jean du Barry. Mereka pacaran dan Jeanne

dijadikan bintang pesta. Lantas Jeanne diperkenalkan ke Raja Louis XV (oleh salah satu teman Jean).

Jeanne du Barry Masuk Istana

Raja Louis XV sudah tua dan kesepian, dan dia tertarik dengan Jeanne yang baru berusia 26

tahun. Tapi masalahnya Jeanne bukan berasal dari keluarga bangsawan. Bagaimana cara agar dia

bisa jadi gundik?



Ternyata si Jean du Barry jahat banget, bukan hanya keras (secara fisik). Tapi dia mengatur agar

Jeanne menikah dengan saudara laki-lakinya, agar wanita itu mendapat gelar bangsawan.

Dengan masuknya Jeanne ke istana dan jadi kesayangan raja, Count du Barry akan mendapatkan

keuntungan (networking).  

Jeanne du Barry akhirnya jadi ibu negara tidak resmi (karena dia hanya gundik) dan menikmati kemewahan istana Versailles. Dia selalu memakai baju dan perhiasan mewah, bahkan diberi hadiah budak kecil dari India. Dia juga bersaing dengan princess Marie Antoinette yang berasal dari Austria.



Ending film ini sudah bisa ditebak tapi tidak diperlihatkan bagaimana penggambaran revolusi Prancis dan pemberontakan rakyatnya. Tidak ada juga adegan dengan guillitone. Tapi sayang sekali kurang ada dinamika di film, jadi tidak ada konflik yang menggigit.

Read: Review Film Marie Antoinette, Terpesona Kecantikan Kirsten Dunst

Sisi Lain Jeanne du Barry

Skor film ini di IMDB tidak begitu bagus tapi menurutku dia berhasil menampilkan sisi baik seorang Jeanne du Barrry. Meski statusnya hanya gundik, dia mau menemani sang raja yang sakit keras. Kala itu, penyakit cacar adalah hal yang buruk, karena belum ada obatnya apalagi vaksinnya.

Johnny Depp yang Memukau

Pas nonton sih biasa saja melihat Louis XV tapi pas lihat daftar nama pemainnya lhooo ternyata Johnny Depp. Bagus banget sih make up artist-nya sampai hampir enggak kelihatan aslinya. Akting Depp sebagai raja yang sudah tua (tapi playboy) juga bagus.



Jadii apakah kamu mau nonton film mengenai Madame du Barry? Atau malah sudah nonton film tentang Marie Antoinette? Habis nonton film ini daku jadi tergerak untuk mempelajari lagi sejarah Eropa kuno dan revolusi Prancis.

Jumat, 05 Desember 2025

Anak Kuat dan Suka Membaca – Outing Saladin Desember 2025

 “Ada outing ke taman dan perpustakaan hari kamis ini, mulai jam 8 pagi. Para orang tua boleh mendampingi.”

Begitulah pengumuman di WAG sekolah eh PKBM. Outing alias kegiatan di luar yang istimewa, karena pesertanya bukan hanya para murid regular, tapi juga yang homeschooling mandiri. Sebelumnya kami diminta mengisi daftar hadir via Google form.



Hari kamis, 4 desember 2025. Daku bangun jam 4 lebih lalu bersiap-siap. Saladin bangun lalu dia mandi, dan kami pun berangkat ke Taman Slamet. Di lokasi outing pertama, para murid tidak hanya jalan-jalan tapi juga berolahraga.

Keriaan di Taman Slamet

Taman Slamet terletak di tengah kota Malang dan sangat pas sebagai lokasi outing karena ada beberapa alat fitness (maaf kurang paham namanya) yang boleh dipakai gratis. 



Ketika teman-teman Saladin hanya berjalan kaki, eh ini bocah malah semangat berlari. Dia ADHD yaa, makanya cenderung tidak bisa diam.

Read: 13 Tahun jadi Orang Tua Anak ADHD

Saladin senang banget memakai alat-alat fitness, dan dia kufoto dan kurekam. Alhamdulillah mood-nya bagus pagi itu. Tapi kemudian dia bosan dan ingin jalan-jalan ke bagian lain taman, menjauh dari teman-temannya.



Kutanya, “Kamu lapar?”. Dia mengangguk. Sebenarnya Saladin sudah bawa bekal roti tapi tidak apa-apa, beli jajan, mumpung lagi keluar. Ada beberapa penjual di Taman Slamet mulai dari tukang sate, soto, tahu campur, siomay, tapi bocah memilih untuk beli crepes.



Harga crepes murah banget, hanya 3.500 rupiah. Tapi ternyata antri, pak penjual masih membuatkan untuk antrian nomor  5 sedangkan kami dapat nomor 10. Saladin memilih crepes dengan topping biskuit krim. Ternyata malah kami didahulukan oleh pak penjual, belum 5 menit sudah jadi, entah mengapa? Makasih, Pak!



Sembari menemani Saladin makan crepes dan bekal roti, daku mengamati sekitar. Selain berolahraga, banyak orang yang piknik di Taman Slamet, atau andok makan soto ramai-ramai. Ada juga yang sedang latihan line dance. Terpancar keriaan dari mereka yang berkumpul di pagi itu.

Perpustakaan Umum Kota Malang, Penuh Kenangan

Sekitar jam 9:30 pagi kami berangkat ke Perpustakaan Umum Kota Malang. Ini adalah perpustakaan kebanggaan warga Malang karena ada banyak sekali buku, majalah, dan bacaan yang diakses gratis. Cukup daftar pakai KTP atau KIA (bagi anak-anak).



Tapi sayang kami belum bisa masuk karena dapat giliran jam 10 pagi, karena ada rombongan dari sekolah lain yang masih ada di dalam. Jadi perpustakaan menerima kunjungan dari sekolah-sekolah ya, tentu saja harus izin dulu. Sambil menunggu, Saladin duduk dan minum air bekalnya.

Saladin excited karena ada mini playground dan dia ingin main di sana. Langsung kutunjukkan tulisan “khusus anak PAUD dan TK”. Hiaaah, dia masih saja merasa anak-anak padahal sudah remaja (kelas 7)


.

Jam 10 kami masuk dan dipersilahkan menitipkan tas dan sepatu di tempat yang disediakan. Para murid senang karena bisa baca berbagai buku di section perpustakaan anak. Yang di lantai 1 memang khusus anak-anak, dan di lantai 3 baru buku-buku jenis lain.



Daku senang karena ada banyak buku karya Roald Dahl, Enid Blyton, dan banyak penulis lain. Ada juga mainan balok, puzzle, dan bahkan pojok mewarna. Ruang khusus anak didesain dengan indah, dan temboknya ada lukisan mural bernuansa Malang.



Perpustakaan Umum Kota Malang benar-benar penuh kenangan karena di sanalah daku dan ayahnya Saladin pertama kali bertemu, sekitar tahun 2009. Romance in the library, wkwkwk. Intermezzo dulu yakkk.

Kejutan dari Saladin

Meski Saladin masih menunjukkan impulsivitas (naik tangga sambil lari dan ngejar kucing ke bagian belakang perpus, tapi lupa gak pakai sepatu lagi), ada yang kusyukuri. Dia menyuapiku bekalnya (waktu di taman), dan membuang sampah pada tempatnya. Bahkan membuangkan sampah botol minuman milik temannya.



Saladin juga merapikan krayon yang ada di pojok mewarnai (di ruang perpus khusus anak) padahal tidak kusuruh. Alhamdulillah, semoga apa yang kuajari benar-benar dia rasakan (dan praktekkan). Jangan sedih kalau punya anak ADHD tapi fokus ke kelebihannya, bukan kelemahannya.

  

Kamis, 04 Desember 2025

Review Mie Gaga Original, Nikmat dan Kenyal

 

Siapa bisa menolak kelezatan mie apalagi dengan aroma yang menggoda? Jam menunjukkan pukul 16:30. Di luar sedang hujan deras, maklum desember (bukan desember kelabu YGY). Lalu daku ingat kalau punya 2 bungkus mie Gaga goreng original di dapur, langsung cuss!



Saladin langsung senang saat kutawarkan mie juga. Kami berpindah dari ruang tengah ke dapur. Panci diisi air, ketika H2O sudah mendidih maka mie dimasukkan ke sana. Bungkus mie berwarna merah, sangat eye catching. Di dalamnya tentu saja ada mie, bumbu bubuk, kecap, minyak, sambal, dan tentu saja bawang goreng.



Salah satu yang daku suka adalah kemasan bawang gorengnya, bukan dari plastik tapi dari aluminium foil. Isinya bawang goreng yang cukup banyak, dan beneran bawang bukan tepung doang. Jadi mari ambil piring untuk menuang bumbu, bawang goreng, dll dan meletakkan mie yang sudah matang di sana.

Kelezatan Mie Gaga Original

Ketika mie sudah berpadu dengan bumbu, aromanya merasuk hidung. Garpu berputar, saatnya makan, eh berdoa dulu. Mie yang kenyal sudah masuk mulut. Bagaimana dengan rasanya?



Mie Gaga original berasa campuran ayam dan bawang. Dengan tingkat asin dan gurih yang pas, berasa makan mie dengan kaldu asli. Padahal saat itu daku hanya menambahkan sayur wortel dan kacang panjang rebus, tidak ada telur atau yang lain. Tapi tetap berasa nikmat.

Terbawa Kenangan Masa Lalu

Pernahkah klean makan sesuatu lalu teringat kenangan masa lalu? Mie Gaga original membuat memori kembali datang. Saat masih remaja, saat nenekku masih sehat dan menyambut semua cucu dengan gembira.

Daku dan nenek hanya bertemu setahun sekali saat lebaran. Beliau punya toko dan berjualan mie Gaga. Enaknya, kalau banyak cucu datang, boleh minta mie dan apa saja yang ada di toko.

                          Ada kelezatan ajaib di setiap rasanya    

Para sepupu girang, mereka menyetel televisi untuk melihat siaran sepakbola. Kalau bosan ya main game bareng. Sedangkan daku dan sepupu lain kebagian jatah jadi seksi konsumsi alias yang memasak mie Gaga. Setelah matang, kami makan beramai-ramai, lebaran pun makin menyenangkan.

Daku beli mie Gaga di minimarket dan saat itu sedang diskon, hanya 2.600 rupiah. Tapi walau tidak diskon juga harganya tidak membuat kantong bolong. Mau sarapan mie atau ngemil mie saat hujan? Makan mie Gaga original saja!

Rabu, 03 Desember 2025

Memotivasi Diri untuk Terus Menjadi Penulis

 

Apa enaknya jadi penulis?

Beneran daku tuh banyak nemu komentar di media sosial. Dibilang penulis tidak bisa kaya, susah nembus penerbit major, atau harus punya pekerjaan lain agar bisa survive. Kalaupun ada penulis kaya itu hanya sedikit.



Beneran gemes kalau ada komentar seperti itu. Apalagi banyak yang skeptis terhadap daya baca masyarakat Indonesia. Apakah sudah jarang ada yang bersemboyan “kalau ada yang nulis pasti ada yang baca”?

Akankah Terus Menulis?

Suatu hari daku berpikir ulang, akankah terus menulis? Kapan bisa kaya dari jalur menulis? Sebenarnya tidak terpengaruh oleh omongan orang-orang tentang penulis, tapi memang karena saat itu baru putus kontrak alias tidak ada pekerjaan lagi.



Padahal sebelumnya daku bekerja (WFH) sebagai penulis artikel dan opini. Seru banget karena sehari bisa nulis 3-4 opini dan saat dikejar-kejar deadline malah merasa tertantang. Mungkin ini yang dinamakan adrenaline rush.

Akan tetapi saat sudah tidak jadi penulis konten, ngapain lagi dong? Nulis di blog sudah, nulis apa lagi? OK, mari pindah ke ranah fiksi karena sebenarnya daku juga senang baca novel dan bikin flash fiction. Kalau daku sudah pernah nulis buku non fiksi pasti bisa juga nulis fiksi.

Menjadi Penulis Mandiri

Ternyata ada perbedaan besar antara menulis mandiri dengan menulis di bawah agen. Kalau punya boss, dapat gaji bulanan (yang nominalnya tergantung dari banyaknya artikel yang ditulis). Tapi kalau menulis mandiri, dapat uangnya dari mana?



Belum tentu ada sponsored post di blogku seminggu 1-2 kali. Alternatif lain adalah ikut lomba menulis, atau melakukan monetasi tulisan di blog sebelah. Ada juga beberapa web yang menerima tulisan dan mendapatkan fee, dengan nominal yang beragam. Seperti yang kusebut di atas, kalau nulis novel online juga bisa dapat uang karena pembaca beli koin.

Cara Memotivasi Diri Sendiri

Menjadi penulis mandiri berarti tekad dan niatnya harus 100 kali lebih kuat, karena tidak ada lagi gaji bulanan. Jadi inilah caraku untuk mengobarkan semangat pada diri sendiri:

1. Memahami Kembali Manfaat Menulis



Bukankah aktivitas menulis itu ada banyak manfaatnya? Misalnya untuk portofolio online. Kalau ada yang tanya daku nulis apa saja? Langsung saja kasih link blog dan beliau membaca apa saja yang pernah kutulis.

2. Menonton Film tentang Penulis

Kalau lagi stuck dan bingung nulis apa (padahal sudah banyak membaca buku) maka daku nonton film tentang penulis. Misalnya film Little Women (yang versi Winona Ryder sebagai Jo).

Dikisahkan Jo March adalah wanita muda yang ingin jadi penulis (karena didikan orang tuanya yang mewajibkan anak-anaknya untuk membaca). Si Jo ini agak tomboy dan lebih suka baca buku dan nulis daripada ke pesta dansa. Jo akhirnya bisa menerbitkan novelnya sendiri.



Bayangkan, ini si Jo hidup lebih dari 100 tahun lalu, di mana belum ada listrik apalagi internet. Tapi tekun menulis dengan tangan. Kita yang nulis tinggal ngetik di gadget tidak boleh malas.

Read: Review Film Little Women 1994

3. Membaca Buku Tentang Penulis

Cara lain untuk memantik semangat menulis adalah dengan membaca buku tentang penulis. Daku suka baca karya-karya almarhumah Bu NH Dini, yang serial kenangan. 



Beliau dengan runtut menulis tentang kisah hidupnya, sejak masa pra kemerdekaan sampai era internet.

Read: Review Buku Gunung Ungaran, Karya Terakhir NH Dini

Bu Dini sampai usia 80-an masih tekun menulis setiap hari. Menjadi penulis adalah pekerjaan seumur hidup.

4. Membaca Komentar di Blog

Salah satu motivasi untuk ngeblog adalah dengan membaca komentar dari para bloggers dan Alhamdulillah ada beberapa yang ‘ngena banget’. Seorang kakak blogger pernah komentar kalau beliau menunggu kisah Saladin yang seru. Ada blogger lain yang bilang kalau tulisanku bagus, jadi makin semangat deh.

Jadi, menulis yang dibayar atau tidak dibayar juga tak ada ruginya. Penyebabnya karena ada banyak manfaat dari menulis, misalnya mencegah pikun dan mengisi waktu luang. Kamu sudah menulis apa hari ini?

 

 

 

Selasa, 02 Desember 2025

Cerita Saladin UAS Online, Berjuta Rasanya

 

Sejak tanggal 24 November 2025, Saladin UAS (ujian akhir semester) dan jujurrr daku yang deg-degan. Karena apaa? Karena ini pertama kali dia UAS di sekolah ehh PKBM baru (dia kelas 7). Beneran, Saladin yang selow sementara bundanya yang agak panik. Berasa daku yang sekolah, wkwkkw.

Mau cerita lagi kalau Saladin tidak belajar di sekolah umum tapi di PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat), jadi ini sekolah non formal. Nanti ijazahnya kejar paket. Cerita tentang PKBM ada di postingan-postingan lain di blog ini yaa.



Kembali ke topik ujian. Seminggu sebelum UAS, Saladin sudah kudampingi untuk belajar dengan cara membaca buku dan menonton video edukasi. Dia memang tipe yang suka ditemenin gitu, jadi belajarnya bareng bundanya (kalau matematika les privat). Beuhh, materi SMP mulai sulit dan cukup padat.

Ujian Online

Ternyata ujian tidak diselenggarakan di PKBM tapi secara online. Karena Saladin belum punya HP sendiri, link ujian dikirim ke nomorku. Lantas dia mengerjakan sampai selesai.



Ujian online bukan via zoom tapi mengisi google form. Ada beberapa mata pelajaran yang diujikan. Saladin tentu saja kuajari cara mengisi google form (dan pakai emailku karena dia belum cukup umur untuk punya email sendiri).

Enak juga ya ujian online, bisa hemat kertas (karena langsung mengisi formulir di g-form). Waktu ujian per mata pelajaran juga tidak sebentar (2 jam lebih). Bahkan para murid di PKBM bebas mau memilih mengerjakan ujian pelajaran yang mana dulu, yang penting maksimal dikerjakan tanggal 28 November 2025.

Permasalahan Ketika UAS Online

Tapi ada beberapa beberapa problema saat ujian online. Pertama adalah keributan di luar alias para tetangga yang suka nongkrong (plus bergosip), di atas jam 8 pagi. Saladin akhirnya kusuruh memakai earphone dan mendengarkan musik sambil mengerjakan soal, daripada dia emosi karena kebribenan.



Kalau ujiannya matematika maka harus menyiapkan buku dan kertas, untuk menghitung. Saat kulihat soal-soalnya ternyata cukup rumit dan mengasah logika, sempat bingung dia. Beneran habis ini Saladin kudu banyak latihan lagi, terutama saat ada soal cerita.

Pusing Banget

Apa yang terjadi setelah mengerjakan ujian online? Saladin mengeluh pusing, eh ternyata itu tanda-tanda lapar, wkwkwk. Jadi di minggu ujian ini memang harus menyetok cemilan sehat, jeruk nipis (untuk vitamin C), dan susu. Apalagi lagi musim hujan gini, kudu jaga kesehatan.



Ini cerita Saladin yang mengerjakan UAS secara online. Jadi di PKBM ini ada murid yang full homeschooling tapi ada juga yang belajarnya di gedung PKBM. Ujian online untuk murid kelas regular dibarengkan dengan yang homeschooling, gitu. Semoga setelah ini Saladin makin semangat belajar.

Jumat, 28 November 2025

Martabak Bara, Gurih dan Menggugah Selera

 

Siapa yang suka makan martabak telur? Biasanya nikmat disantap saat malam hari, baik untuk cemilan maupun lauk. Dilengkapi dengan acar membuat acara makan menjadi lebih sedap.



Jam menunjukkan pukul 5 sore. Dua kotak martabak telur terbuka di hadapanku. Aromanya menggelitik hidung dan menerbitkan selera makan. Saladin langsung senang dan ingin mengambil sepotong martabak, tapi kuingatkan untuk cuci tangan dulu.

Martabak Bara yang Juara

Martabak Bara menjadi menu makan sore kami dan memang cocok, apalagi saat itu cuaca dingin karena habis hujan. Siapa yang bisa menolak kehangatan martabak telur yang bisa meredakan perut yang keroncongan?



Ketika martabak tiba (diantar oleh pak kurir yang budiman), kemasannya cantik dan diberi stiker serta tambahan selotip. Ditambah lagi ada pengikat ties pada plastik pembungkus agar lebih aman.

Martabak diantar dalam keadaan hangat. Kemudian saat kotak dibuka, terlihatlah potongan-potongan martabak yang dialasi daun pisang. Di sebelah martabak ada seplastik acar mentimun dan seplastik cabe rawit. Siapa yang suka pedas?

Rasa Martabak Bara

Wangi telur dan bumbu membuatku ingin mencicipi martabak Bara. Begitu masuk mulut, ada kerenyahan kulit yang membuat lidah berdansa. Di kotak pertama adalah martabak isi ayam dan yang kedua adalah isi daging sapi.



Yang daku paling suka dari martabak Bara adalah isiannya yang lembut, dan dagingnya cukup banyak. Ini pakai daging asli (bukan kornet). Adonan isian dilengkapi dengan potongan daun bawang yang menambah keharuman. Gurih dan asinnya pas.

Kemudian, martabak ini tidak terlalu berminyak dan sepertinya memakai minyak kualitas bagus. Benar, setelah kukonfirmasi kepada Mbak chefnya, beliau memakai minyak goreng merk Sunco. Jadi habis makan martabak telur aman dan tidak ada sensasi ngendal di lidah.



Setelah makan martabak Bara rasanya pengen nambah lagi, hehehe. Saladin makan gitu aja (gadoin), sampai harus kuingatkan bahwa ayahnya belum makan. Jadi kusimpan dulu beberapa potong martabak Bara untuk beliau.

Beli di Mana?

Teman-teman bisa lihat di akun Instagram @martabak.bara ya untuk pemesanan. Lokasinya ada di Purwantoro, Kota Malang. Jadi para warga Malang atau yang lagi liburan di Malang bisa beli martabak telur di sana. Yuk makan martabak telur ramai-ramai!

 

 

Rabu, 26 November 2025

Membaca Buku Lupus saat Sudah Dewasa, Begini Rasanya

 

Siapa yang suka baca Lupus? Buku karya alm Hilman Hariwijaya ini sudah terjual sampai jutaan copy dan dibikin film serta sinetron. Eh tapi kali ini daku mau bahas versi bukunya ya, bukan film atau sinetronnya.

Berbagai versi Lupus

Kalau ngomongin Lupus maka bakal ada 3 kelompok serial, yakni versi Lupus kecil, ABG, dan SMA. Ada yang ditulis sendiri oleh Bang Hilman. Ada yang ditulis berdua dengan sohibnya, Boim Lebon.



Lupus kecil menceritakan tentang anak SD yang ekstrovert dan hobi mengusilin adiknya, Lulu. Si Lupus suka main tebak-tebakan dan bermain dengan temannya. Kalau di Lupus kecil ada bonus short comic yang digambar oleh Key Mangunsong (yang juga jadi sutradara sinetron Lupus Milenia).

Sedangkan Lupus ABG sudah mulai ada naksir-naksirannya. Cinta monyet gituu. Kalau Lupus yang sudah SMA, tetap sih menceritakan anak gaul yang punya banyak teman (Boim dan Gusur) dan suka mengunyah permen karet.



Si Lupus digambarkan lucu, gaul, dan gokil abis. Tapi walau suka ngerjain Lulu, dia tetap sayang ke adik semata wayangnya. Ketika Papi sudah meninggal, cowok itu berusaha cari uang dengan mengirimkan karya ke majalah remaja, kerja di kafe, dll.

Read: Resensi Lupus and Work

Lupus yang kelihatan tengil tapi cukup bertanggungjawab ke Lulu dan maminya dengan bekerja sampingan. Sang mami punya bisnis tapi Lupus tak mau merepotkan beliau. Patutlah ditiru oleh gen Z atau generasi di bawahnya, kalau mau uang ya harus usaha.

Papi yang Medit

Waktu sang Papi masih hidup, beliau ditulis sebagai tokoh yang medit. Maklum, hanya pegawai kantoran biasa. 



Jadi si Lupus uang sakunya terbatas, hanya bisa jajan permen karet. Tapi walau medit beliau tetap bertanggung jawab pada keluarga kecilnya.

Mami yang Sabar dan Pekerja Keras

Kesal enggak kalau punya suami medit? Maminya Lupus tidak digambarkan sebagai ibu yang suka marah walau suaminya pelit, paling sesekali ngomel doang. Coba kalau ibu-ibu zaman sekarang ya? Kemarahan bisa dengan mudah di-expose di sosial media.

Read: Parenting ala Mami Lupus

Setelah sang suami meninggal, maminya Lupus tidak putus asa. Beliau berbisnis katering dan punya beberapa asisten di dapur (yang lucu juga). Beneran deh, kalau kalian lagi stress, baca Lupus aja, dijamin ketawa.

Hidup di Era Pra Internet



Buku-buku Lupus diterbitkan tahun 80-an sampai 2000-an. Jadi kebanyakan setting di era pra internet. Sambil baca Lupus kecil, bisa tuh dibacakan juga ke bocils. Zaman dulu anak-anak bisa main dan happy walau tidak ada HP atau gadget canggih.

Kritik Sosial Lewat Buku

Walau genre-nya komedi, tetap ada percikan kritik sosial di serial Lupus. Misalnya di buku Lupus yang setting-nya di masa krisis moneter (tahun 1998). Lupus waktu masih kecil juga digambarkan sebagai anak yang kritis, jadi tidak hanya melawak saja.

Sebagai penulis, Bang Hilman sangat berhasil membuat karya yang bisa dinikmati anak kecil, remaja, maupun dewasa. Hebat banget lho karena ini tidak mudah, butuh banyak riset dan kekuatan otak untuk menulis. Al fatihah untuk beliau.

 

Selasa, 25 November 2025

Ketika Saladin Tantrum Lagi di Sekolah

 

Jam di HP menunjukkan pukul 10:30 pagi. Tiba-tiba ada telepon dari bu guru. Ada apa gerangan? Ternyata Saladin tantrum parah di sekolah sehingga harus dijemput.



Untungnya jarak dari rumah ke sekolah dekat (tidak sampai 2 KM) dan ayahnya Saladin sedang work from home. Saladin segera dijemput dan benar, saat sampai rumah dia langsung menangis. Daku segera menenangkannya dan dia pun ketiduran. Alamakkk!

Mencari Penyebab Tantrum

Setelah Saladin bangun dan sudah tenang, kutanya: mengapa marah-marah di sekolah sampai mau merusak pintu kelas? Ternyata dia pusing dan merasa tidak nyaman. Oalahhhh! Memang sehari sebelumnya dia pilek tapi karena pagi itu sudah tidak meler, kusuruh sekolah.



Ternyata Saladin masih kurang enak badan dan dia tidak bisa bilang (atau mungkin malu?) ke gurunya. Karena pusing dia jadi marah-marah dan membuat banyak orang bingung. Jadi ini PR-ku untuk membuat Saladin lebih terbuka dalam komunikasi ke para guru dan teman-temannya di sekolah, dan tidak mengedepankan emosinya.

Waktu Saladin masih SD, dia pernah tantrum parah dan bertengkar dengan adik kelasnya (anak baru). Pulang-pulang sudah terluka, dibalut perban di dekat pergelangan tangan, karena ternyata ni bocah ngamuk dan memecahkan kaca di lab komputer. Kukira setelah remaja tidak ada drama seperti ini, ternyata salah.

Read: Tangan Saladin Luka Sampai Dijahit

Tantrum di Usia Remaja

Mengapa Saladin yang sudah berusia 13 tahun masih tantrum? Padahal biasanya terjadi pada balita atau anak kecil. Yaa karena dia adalah remaja dengan ADHD jadi memang punya masalah dengan pengelolaan emosi.



Tapii punya anak yang beranjak remaja memang bikin deg-degan. Walau anaknya tidak ADHD tetap bisa ngambek atau melakukan hal-hal yang membuat orang tuanya pusing. Perubahan fisik dan emosi dari anak kecil menuju dewasa, menjadikan dia bisa berubah. Jadi memang harus didampingi dan dimengerti agar mau curhat dan terbuka, serta mencegah hal-hal yang negatif.

Cara Mencegah Tantrum

Lantas bagaimana cara mencegah tantrum yang tak terkendali, dan membuat Saladin lebih stabil emosinya? Ternyata jalan pagi (sebagai upaya mengurangi energi dan mencegah emosi berlebih) baginya kurang. Harus ditambah juga dengan latihan / olahraga lain, karena anak ADHD punya tenaga yang berlebih dan harus disalurkan.



Cara lain adalah dengan mengatur lagi dietnya. Harus disiplin lagi mengurangi konsumsi gula dan gluten. Karena memang diet berpengaruh banget ke emosi Saladin.

Read: Anak 12 Tahun Diet

Drama Mengasuh Anak ADHD

Memang punya anak istimewa seperti Saladin bikin hidupku lebih darderdor, ada saja gebrakannya. Tapi daku tidak boleh larut dalam kesedihan atau malah balik memarahinya. Anak ADHD harus dibimbing agar jadi manusia yang tertib, sopan, dan bertanggungjawab. Bukannya dimaki-maki atau dicubit saat dia ngamuk.



Bukankah kita lebih baik cari solusi daripada hanya berkutat pada suatu masalah? Ketika Saladin tantrum maka menjadi suatu pengingat bagiku, untuk terus mengajarinya cara berkomunikasi yang baik, dan cara mengelola emosi. Semoga setelah ini dia tenang dan tak lagi marah-marah sampai merugikan orang lain dan dirinya sendiri.