Sabtu, 09 Agustus 2025

Nurse in Action: Drama Perawat Slebor

 

 

 

Siapa suka nonton drama komedi? Nah kali ini daku mau cerita tentang drama Jepang berjudul Nurse in Action. Seperti judulnya, berkisah tentang seorang perawat bernama Haruka Tachibana. Hanya 10 episode, kok.

 


Haruka adalah perawat yang baru lulus dari sebuah akademi kesehatan dan dia diterima bekerja di Rumah Sakit. Karena masih ‘anak bawang’ maka dia bekerja di bawah panduan mentornya, seorang perawat senior bernama Natsumi Mihara. Di sinilah konflik dimulai karena Haruka yang slebor harus tunduk di bawah aturan Natsumi yang tegas.

 

                                             Haruka

Natsumi mendidik Haruka dengan agak keras tapi memang ada manfaatnya. Sebagai perawat harus menebar senyum dan tidak boleh galak, apalagi main tangan, karena berpengaruh ke image Rumah Sakit tempat mereka bekerja. Sebelum pergi ke kamar pasien maka harus menyiapkan meja berisi peralatan medis yang lengkap, dan dibawa dengan hati-hati.

 

                                      Natsumi

Haruka masih saja kesal karena merasa ditindas oleh Natsumi. Sampai akhirnya dia berterima kasih, karena sang perawat senior melindungi kesalahannya dan meminta maaf, ketika tidak sengaja melakukan kesalahan prosedur pada pasien. Sementara Natsumi juga kaget banget karena ternyata Haruka adalah mantan anggota geng remaja, pantesan slebor dan slengekan!

 

Sementara itu, Haruka masih berambisi menjadi perawat yang baik. Akan tetapi dia merasa tersaingi oleh Hikaru Saito, perawat laki-laki yang juga masih ‘anak baru’ di Rumah Sakit yang sama. Apalagi mereka tinggal di pemukiman yang sama, jadi saat berangkat kerja malah balapan lari.

 

                                                      Hikaru    

Ambisi Haruka makin tinggi saat ada pasien remaja laki-laki yang bandel dan sering kabur dari kamar perawatan. Dia berusaha agar si pasien taat peraturan, karena tahu bahwa sang ibu mengkhawatirkannya, walau jarang menjenguk. Haruka panik saat si pasien kabur, melanggar pantangan (makan sembarangan) dan akhirnya pingsan. Untung dia menemukan cowok itu tepat pada waktunya dan langsung dibawa dengan ambulans.

 

Sementara itu, Natsumi Mihara sedang galau karena sudah berusia 34 tahun tapi belum menikah. Dia berusaha mencari calon suami di sebuah biro jodoh, walau harus membayar mahal. Padahal diam-diam kepala perawat (laki-laki) naksir Natsumi, tapi tidak dia sadari.

 


Di drama Nurse in ction juga diperlihatkan problema dari para perawat. Ada yang sedih karena tidak bisa mendampingi anaknya secara penuh karena harus bekerja. Dia harus mau ambil shift malam karena sudah tugasnya, dan mau tak mau wajib diambil karena posisinya sebagai ibu tunggal.

 

Ada juga perawat yang diam-diam kencan dengan dokter yang sudah beristri. Tentu saja dia ditegur oleh perawat lain dan akhirnya menyadari kesalahannya. Aduh, amit-amit jangan sampai kena masalah seperti ini!

 


Drama Nurse In Action menggambarkan etos kerja orang Jepang yang luar biasa, yang tidak mengeluh dan mau bekerja keras tanpa pamrih. Bukan hanya sebuah cerita komedi, tapi dia juga mengisahkan berbagai sisi perawat. Mereka juga manusia yang merasakan emosi negatif, tapi tetap tersenyum dan bersikap profesional di hadapan para pasien.

Minggu, 03 Agustus 2025

Para Wanita Hebat dalam Drama When Life Gives You Tangerines

 

 

 

Siapa yang sudah nonton drama Korea When Life Gives You Tangerines? Ceritanya seru banget dan jumlah episodenya tidak terlalu banyak (hanya 16). Latar tempatnya di Pulau Jeju, Korea Selatan, tahun 1970-an. Ini ringkasan ceritanya.



 

Dikisahkan ada gadis bernama Ae Sun yang terpaksa tinggal bersama keluarga mendiang ayahnya. Akan tetapi dia ingin kembali ke rumah ibunya karena mengalami ketidak-adilan dari sang paman. Padahal ibunya ingin agar Ae Sun hidup di sana, agar disekolahkan dan punya masa depan yang baik.

 

Singkat cerita, Ae Sun tumbuh jadi anak yatim piatu (ibunya meninggal ketika dia masih SD) dan bertahan hidup dengan menjual kubis. Dia bercita-cita jadi penyair tapi kandas karena gagal kuliah. Akhirnya gadis itu menikah dengan Gwan Sik, cinta pertamanya.

 Read: Review When Life Gives You Tangerines


Ae Sun dan Gwan Sik membangun rumah tangga dari nol besar, bahkan hidup di bawah garis kemiskinan. Ketika hidup sudah lumayan tenang maka badai pun datang. Anak kedua Ae Sun meninggal dunia. Dia berusaha melanjutkan hidup walau dengan terseok-seok. Cerita berlanjut ke kehidupan anak-anak Ae Sun sampai akhirnya Gwan Sik meninggal dunia.



 

Ada yang berpendapat bahwa When Life Gives You Tangerines hanya menjual kesedihan. Akan tetapi drama ini menampilkan sesuatu yang kuat. Ketika perempuan-perempuan menunjukkan bahwa mereka bukan warga kelas dua, dan bisa melakukan sesuatu demi kehidupan yang lebih baik.

 

1. Ibunya Ae Sun



Gwang Rye, ibunya Ae Sun patut diacungi jempol karena bekerja keras sebagai penyelam tradisional, demi bisa menghidupi anak-anaknya. Padahal ada resiko ke-ma-ti-an yang mengintai, karena dia masuk ke laut tanpa bantuan tabung oksigen. Dia juga mencari wanita yang hampir menculik Ae Sun lalu meng-ha-jar-nya.

 

2. Ae Sun

Kemudian yang paling kuat tentu saja sang tokoh utama yaitu Ae Sun. Dia berprestasi di sekolah. Saat Ae Sun menikah dengan Gwan Sik dan terpaksa tinggal seatap dengan ibu mertua dan nenek mertua, dia tetap tegar padahal dianggap sebagai pembawa sial.



 

Ae Sun juga berusaha bangkit lagi pasca anak keduanya meninggal dunia. Wanita ini bekerja lebih keras lagi, dan menjaga anak-anaknya sekuat tenaga. Ae Sun kemudian mencalonkan diri sebagai Ketua Desa di Dodong-Ri dan berhasil, akhirnya dia menjadi ketua perempuan pertama di Jeju. Mengalahkan Bu Sang Gil yang congkak.

 

3. Neneknya Ae Sun



Salah satu tokoh yang kuat dan berpengaruh di drama When Life Gives You Tangerines adalah nenek kandung Ae Sun. Meski awalnya dia terlihat jahat, tapi ternyata baik. Buktinya si nenek memberikan tabungannya agar Ae Sun dan Gwan Sik bisa membeli kapal, dan mencari nafkah dengan lebih bebas di lautan.

 Read: Pelajaran Parenting di When Life Gives You Tangerines

Para perempuan di When Life Gives You Tangerines digambarkan terjebak dalam sistem patriarki yang masih mengakar. Akan tetapi sebagian dari mereka berani mendobrak, dan berusaha agar suaranya didengar. Drama When Life Gives You Tangerines bukan sekadar cerita roman dan menjual kesedihan. Namun menggambarkan kemampuan wanita di negeri ginseng, yang ingin lebih maju tanpa meninggalkan kodratnya.

Jumat, 01 Agustus 2025

Perubahan Ketika Saladin Sudah SMP

 

Anak esempe? Iyaa, pertengahan tahun ini Saladin sudah kelas 7 alias 1 SMP. Sekolahnya di PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat) sih, enggak apa-apa, judulnya tetap sekolah kan? Yang penting diaa semangat belajar.



Ada banyak sekali perubahan dalam kehidupan kami ketika Saladin sudah SMP. Alhamdulillah walau sempat jungkir-balik survey untuk cari sekolah yang tepat, tapi akhirnya bocah bisa belajar di tempat yang menyenangkan. Buktinya tiap pagi dia semangat berangkat dan antusias sekali.

Perubahan pada Anaknya

Apa saja sih yang dilakukan Saladin di kelas 7:

1. Sekolah yang Dekat

Salah satu hal yang kusyukuri adalah letak sekolah eh PKBM yang sangat dekat. Hanya berjarak 750 meter dari rumah kami. Karena dekat maka berangkatnya jalan kaki saja dan butuh waktu 12-14 menit. Sedangkan kalau naik motor maka hanya perlu waktu 5 menit.



Oh yaa ini belajarnya bukan di kantor pusat (yayasan) tapi di pokjar alias di rumah gurunya. Tapi banyak murid lain juga kok. Kami dan gurunya masih satu kecamatan, Cuma beda RW. Bagaimana bisa Saladin belajar di sana? Nanti kuceritakan di postingan selanjutnya yaa.

2. Sarapan Nasi

Alhamdulillah sudah seminggu ini Saladin mau sarapan nasi dan ‘penyakit’ picky eater-nya hampir sembuh. Kusebut hampir karena dia baru mau makan nasi goreng atau nasi kuah kuning (soto/opor) or bubur ayam juga mau. Yang penting mau makan nasi dahh karena kita orang Indonesiaa.



Entah mengapa dulu Saladin beranggapan kalau nasi putih itu bau. Daku curiga dia ada masalah sensori di penciuman, tapi belum konsultasi lagi ke psikolog. Nahh jadi dulu itu dia sarapannya roti, pasta, atau biskuit. Sekarang malah mau nasi (dengan sedikit pemaksaan wkwkkw karena emang berangkat jalan kaki jadi butuh tenaga dari karbohidrat).

3. Diajar Guru Laki-Laki

Satu lagi yang kusyukuri adalah Saladin diajar oleh guru laki-laki. Karena dulu pas SD dan TK gurunya cewek semua. Ini request khusus dari ayahnya Saladin, karena dia udah remaja maka butuh sosok guru lelaki.

4. Semi Homeschooling



Naah satu lagi yang membedakan PKBM dengan sekolah formal adalah sistemnya. Orang tua bisa memilih mau full homeschooling atau semi homeschooling. Tentu saja kami memilih yang kedua. Jadi Saladin belajar di PKBM selama 4 hari dan lanjut belajar di rumah selama 2 hari.

Bundanya Gedebukan

Tapi karena Saladin sudah SMP maka Bundanya juga harus lebih berjuang setiap hari, wkwkkw.

1. Masak Pagi-Pagi

Saladin yang sarapan nasi tiap pagi membuatku harus masak nasi dan lauk habis subuh. Dulu kenapa masaknya jam 8-9 pagi? Karena ayahnya Saladin sarapan roti / kue aja (beli di bakery). Tapii sekarang mah enggak bisa nyantai.



Saladin memang pulang jam 11:30 siang dan bekalnya beli (kue basah dan susu vanilla). Tapi untuk menu sarapan kubuatkan. Biasanya yang praktis saja seperti nasi goreng dengan orak arik telur atau nasi putih, kuah soto, dan lauk ikan goreng.

2. Berangkat Jalan Kaki

Saladin kuantar ke sekolah jalan kaki. Sebenarnya dia sudah hafal jalan ke PKBM tapi masih suka diantar bunda. Tidak apa-apa, sekalian olahraga jalan pagi, biar sehat dan tidak mager.

3. Mood Booster

 Sejak bulan Juni di Malang dingin bangeeeet. Kalau habis subuh suhunya berkisar antara 18 sampai 20 derajat C. Makanya daku setengah memaksakan diri untuk jalan kaki berdua bareng bocah, karena sekalian berjemur. Tubuh hangat dan sehatt.



Setelah seminggu rutin jalan kaki ternyata ngaruh banget ke mood. Cuaca dingin biasanya bikin murung tapi dengan banyak bergerak pikiran jadi happy lagi. Jalan kaki terlihat simple tapi bisa jadi salah satu mood booster di pagi hari.

Selama seminggu ini perubahan sangat positif pada keluarga kami. Jadi lebih rajin di pagi hari dan sehat jugaa. Semoga sekolah Saladin lancar dan sekaligus daku bisa jalankan semi homeschooling dengan semangat.