Senin, 01 September 2025

Memajang Wajah Anak di Media Sosial, Yes or No?

 

Suatu hari ada utas di media sosial yang membuatku tertohok. Seorang netizen bilang kalau dia takut untuk mengunggah wajah anaknya. Dia mengingatkan untuk selalu jaga privasi. Sementara ada netizen lain yang menyarankan untuk tidak menyebutkan nama lengkap anak dan nama sekolahnya karena berbahaya, bisa mengundang penculikan.

Anti Memajang Foto Anak

Daku langsung WHAT? Memang ada sih orang yang kekeuh tidak mau meng-upload foto anaknya, baik di blog maupun di media sosial. Ada juga yang masih memajang foto anak tapi dengan pose menyerong sehingga tak tampak 100% mukanya. Kemudian ada yang malah menutupi foto anaknya dengan stiker.



Memang prinsip orang beda-beda ya. Yang tidak menampilkan wajah anak bisa jadi takut privasi keluarganya terganggu. Nanti jika dikenali oleh followers akan dipegang-pegang, dicubit pipinya, atau direkam tanpa izin.

Ada juga yang berpendapat bahwa mengunggah foto anak itu berbahaya karena bisa terkena ain. Mengenai penjelasan ain kalian cari sendiri lah di mbah Google. Memang ada penyakit ain dan kurang bisa dijelaskan dengan logika, tapi dampaknya tidak main-main.

Foto Saladin yang Sudah Tersebar di Banyak Tempat

Bagaimana denganku? Saladin baru berbentuk janin tapi daku sudah mengunggah foto hasil USG dengan sukacita (di blogku yang lama). Apalagi pas sudah lahir, rasanya tiap jam ingin kupotret lalu mengunggahnya di media sosial dan blog. Nitip saving photographs and memories gituu ceritanya.



Ketika Saladin sudah SD baru gencar himbauan untuk tidak mengunggah foto anak di media sosial. Waduh, bagaimana ini? Wis kadung! Fotonya sudah ada di IG, X, @, FB, dan blog. Ada banyak banget foto Saladin (mungkin di atas 100 foto) dan sangat merepotkan jika dihapus satu-persatu.

Bagiku ya sudahlah, terlanjur, mau bagaimana lagi? Yang penting sebelum upload foto baca doa dulu. Insya Allah aman dari ain atau hal-hal buruk lainnya. Bismillah aja deh.

Saat Saladin Kabur dari Rumah

Nah ini cerita waktu Saladin masih TK. Dulu dia pernah iseng dan kabur dari rumah. Daku panik dan cari-cari sampai sejam tapi belum selesai.

Read: Kronologi Saladin kabur

Apa yang terjadi? Ternyata dia kabur ke sebuah toko kue rumahan (kami pernah ke sana sekali untuk daftar latbar cooking class). Sang owner toko mengunggah foto Saladin ke FB lalu banyak yang berkomentar, “Lhoo itu Saladin anaknya Mbak Avi!” Lantas mereka sibuk WA dan inbox buat kasih tahu.



Nah kan, berkat ‘rajin’ upload foto Saladin ke media sosial akhirnya dia jadi terkenal dan netizen hafal wajahnya. Ini satu sisi positif dari mengunggah foto anak ke FB atau medsos lain. Tapi daku tetap menghargai keputusan orang tua yang merahasiakan wajah anaknya. Kalau kamu bagaimana?

 

 

20 komentar:

  1. Jujur aku tim yang jarang posting foto anak dan suami, bukan apa juga sih emang aku tipenya personal brandingnya si tukang makan sama ngopi, jadi emang gak dapet momennya aja gitu. Sekali-kali ada sih posting tapi gak yang jadikan konten gitu. Mungkin next ketika anakku sudah agak gedean dan ngerti diajak makan yang beneran makan, bisa aku posting gitu.

    BalasHapus
  2. Aku tipe yg ga masalah sih. Cuma memang ga sering juga. Krn aku liat fotonya dulu mba. Kalo memang pose si anak atau suami sedang ga bagus, aku hormati aja, berarti jangan dipajang. Krn aku sendiri pasti ga suka kalo foto dalam kondisi ga bagus dishare kemana2.

    Apalagi fylly juga udah mulai gede. Dia sering nolak fotonya dipajang . Jadi kalo dia oke, baru deh aku pajang

    BalasHapus
  3. Aku juga jarang upload foto anak tapi masih pernah. Biasanya di story atau status WA aja yang cepat hilang. Kalau butuh upload foto, misal buat blog, tapi ada mereka di foto itu, kadang aku tutup wajahnya, apalagi kalau pas posenya nggak oke. Tau sendiri lha anak-anak, sudah diajak foto yang bener 😅

    Kalau jaman sekarang takut disalahgunakan diedit pake AI juga. Kaya kasus menteri kemarin tuh. Malah jadi fitnah. Tapi apapun itu, selalu ada sisi baik dan sisi negatifnya.

    BalasHapus
  4. Kalau aku melihatnya segala sesuatu itu selalu ada dua sisi. Untung dan ruginya. Termasuk pasang banyak foto di media sosial.

    Tetapi kembali pada keiklasan bertindak, semuanya pasti punya resiko dan setiap orang cara menghitung resiko berbeda-beda. Aku sendiri sih santai sekali share foto dimana-mana, salah satu tujuanynya mengabarkan bagaimana kondisi diri saat ini. Secara banyak kawan, keluarga jauh. Jadi sekali posting dah tuh semua bisa tahu keadaan terupdate hehehe, begitu juga sebaliknya. Suka lihat postingan orang hanya ingin tahu bagaimana keadaannya, selain sekali waktu suka random chat juga.

    BalasHapus
  5. Yaaa pilihan masing2 keluarga sih yaa. Kalau aku anak2 dah kuajak endorse2 sejak dulu jadi yawes deh :D . Selain juga buat kenang2an saat anak2 dewasa nanti.

    Biasanya aku pilih yang foto2nya bagus aja, gitu, gak yang pose aneh2. Trus gak terlalu sering juga. Biasanya malah suka privat, kalau happy2 ma keluarga, misal liburan kapan, makannya kapan, postingnya kapan =)) . Diniatin buat kebaikan aja :D

    Eh tapi alhamdulillah ya mbaaakk, saat Saladin sempat hilang jadi terbantu dengan adanya postingan2 foto2nya di sosial media sebelumnya.

    BalasHapus
  6. aku menghargai pilihan orang tua masing-masing, ada yang pas kecil fotonya ditutupi sticker, tapi pas udah mulai gede foto yang menampilkan wajahnya udah mulai ditunjukkan ke umum.
    Pastinya orang tua punya alasan sendiri, bener kata mba Avi, mungkin ketika di tempat umum, nggak bisa dikenali itu anaknya siapa, terutama mungkin public figure

    BalasHapus
  7. Aku tipe yang BIG NO buat pasang foto anak di media sosial. Meski sekolah anakku sering upload foto anak-anak buat media sosial sekolah, aku nggak akan mempermasalahkan karena foto itu rame-rame dan anakku juga kupakaikan masker sih. Alasannya yes karena berusaha menghargai privasi anak. Selain itu ada pengalaman yang kurang menyenangkan terkait foto anak juga di media sosial, jadi secara pribadi aku sangat berhati-hati. :)

    BalasHapus
  8. Kalau aku, tipe yang masih upload juga mbak foto anak. Tapi sebisa mungkin gak ngeshare identitas kayak nama lengkap (jadi paling nama panggilan aja) apalagi sekolah di mana. Jadi kalau aku masih upload foto anaknya juga tapi tetap menjaga identitasnya aja.
    Nah, bener ya, nilai positifnya jadi dikenali juga dan mudah dicari. Alhamdulillaah Saladin ada yang mengenali mbak.

    Tapi memang ngeri sih ya, apalagi sekarang AI udah makin canggih, video aja udah bisa menyerupai wajah aslinya. Ngeri, huhu. Bismillah deh ya, kita jaga anak-anak dengan doa terus sambil berusaha menjaga privasinya juga.

    BalasHapus
  9. Kalau saya memajang wajah anak-anak harus ijin dulu karena mereka sudah besar-besar dan semua anak saya gak suka selfie-selfie gitu. jadi anti dipoto hehehe. Tapi sebaiknya dibatasi sih yaa gak sering-sering di upload takut ada yang menyahgunakan.

    BalasHapus
  10. baca postingan ini jadi ikutan mikir. Setuju banget, ini dilema yang bikin pusing orang tua zaman sekarang. Aku sendiri awalnya santai aja, sering upload foto anak. Rasanya sayang aja kalau momen lucu atau penting gak diabadikan, apalagi kalau buat kenang-kenangan nanti.
    Tapi, makin ke sini, makin banyak baca kasus yang bikin parno. Soal privasi, kejahatan, sampai penyakit 'ain' itu lumayan bikin kepikiran juga. Akhirnya sekarang aku lebih milih-milih, gak semua foto di-upload. Lebih sering simpan di galeri pribadi aja.

    BalasHapus
  11. Aku punya keponakan balita, meski aku bukan orangtua kandung tapi aku sering membersamai si anak ini sedari baru lahir. Jujur saja kadang aku merasa menjadi ibunya 😆 apalagi wajah kami mirip.

    Pandangan ku terkait pajang foto anak di sosmed sebenernya gapapa, selama foto nya berpose aman, pakaian rapi dan informasi terkait anak tidak usah terlalu di jembrengkan atau dijabarkan banget. Sehingga kalau ada orang berniat jahat pun masih banyak proteksinya.

    Selebihnya mari kita pasrahkan sama Allah SWT. Semoga pencipta menjaga anak tersayang dari marabahaya dan aku turut lega saat tau Saladin bisa ditemukan berkat mba suka upload foto Saladin sehingga banyak yang kenal kalau ia anak mba Avi. Tetap ada segi positifnya ya 🤩 masha Allah.

    BalasHapus
  12. Pastinya ada positif dan negatif nya ya.
    Tergantung dari sisi mana orang niatnya dan pastinya feeling juga main sih, agar sebelum posting wajah anak di medsos benar² bisa paham melakukannya

    BalasHapus
  13. Aku bukan yang anti pajang foto anak, hehehe. Ya pasti ada sisi negatif dan positifnya ya. Bismillah aja semoga anak-anak selalu dalam lindungaNya, aamiin ^_^

    BalasHapus
  14. di era kayak skarang mah bebaskeuunn😂 tiap kluarga punya value dan kebijakan masing2


    jadi ya wis monggo monggo aja. ada plus minus dari setiap keputusan yg kita ambil

    BalasHapus
  15. Memajang foto anak atau tidak di medsos memang kembali pada diri masing-masing. Terus memang anak sudah besar, jadi izin pada anaknya juga. Soalnya ada anak yang suka fotonya dipajang ada yang tidak mau. Karena misalnya ada teman sekolahnya yang lihat malah diejek. Tapi justru ada yang memajang foto anak dengan prestasinya, maka membuka peluang anaknya mendapat kesempatan mengembangkan bakat dan meningkatkan prestasinya.

    BalasHapus
  16. Kalau aku kebetulan jarang upload foto anak di medsos. Paling di WA story atau PP ku aja sih. Jangankan foto anak, fotoku aja jarang kok. Secara saya memang jarang membagikan foto, karena bagi saya, foto itu milik pribadi makanya saya jarang bagi. Ya tiap orang beda-beda kan

    BalasHapus
  17. Aku tipe yang nggak masalah posting wajah anak di sosmed. Cuma memang nggak sering dan posting yang wajar wajar saja. Tapi memang semua itu kembali ke value keluarga masing-masing ya

    BalasHapus
  18. Aku gak masalah sih mba, selama ini masih suka post foto keluarga bersama anak-anak yang lagi traveling buat momen biar gak hilang. Tergantung niat dan valur keluarga masing-masing mungkin yaa..

    BalasHapus
  19. Anak-anak blogger kebanyakan terpampang nyata anaknya di medsos karena mereka sering jadi model iklan review produk kita ya hihi, tapi ada juga sih yang tak pernah posting kayak Pungky dan Echa waktu anaknya masih kecil.. pas gede anak-anakku sudah nggak mau dipajang fotonya, suruh takedown hehe

    BalasHapus
  20. Aku ga anti anti juga siyh, ka Avi...
    Secaraaa blogger kan yaa.. mau gak mau, duluuu ada masanya kudu "menggunakan" anak sebagai konten. Maafffkaan anak-anakkuuu..

    Dan kini, mereka uda beranjak remaja, aku sadar kalau mereka uda punya privacy. Jadi kalau mau foto atau video, aku tanya dulu nih.. "Pada mau gak... kalau ini dipajang di sosmed mamah?"

    Aku hargai apapun jawaban mereka.

    Karena si kakak uda mulai enggan dipasang dan secara khusus meminta foto-foto dia pas dulu kecil, dihapus dari konten mama.

    Ya memang ga semuanyaa..
    Tapi mostly...

    BalasHapus