Sabtu, 01 November 2025

Anak yang Terlalu Pintar Bahasa Malah Bikin Pusing

 

Siapa yang tidak bangga jika punya anak pintarr? Saladin (12 tahun) belum pernah kutes IQ tapi sudah ada 2 guru yang menduganya sebagai anak cerdas istimewa. Pasalnya, dia sudah bisa bahasa inggris (writing, reading, and speaking). Dia juga hafal huruf Hangeul Korea, Yunani, Urdu (Pakistan), Rusia, dan tentu saja hijaiyah (Arabic). Padahal modal belajarnya dari YT.



Tapi suatu hari bu guru Saladin memanggil. Beliau cerita kalau Saladin menulis di buku tapi bingung, huruf apa? Korea bukan, arab bukan. Ternyata Saladin bikin abjad sendiri! Oalah, bocahhhh!

Di satu sisi daku bangga karena Saladin sudah hampir jadi polyglot. Tapi di sisi lain juga pusing karena dia masih seenaknya sendiri dalam menulis. Saking antusiasnya pada huruf sampai lupa bahwa hampir semua orang di sekitarnya baru bisa 2 macam abjad (alphabet dan hijaiyah).



Pernah tuh dia protes mengapa ada tamu yang tidak bicara dalam bahasa inggris? Astagaa, mengapa bocah bisa berpikiran seperti itu? Kujelaskan kalau tidak semua orang Indonesia bisa speaking, atau bahasa inggrisnya masih pas-pasan.

Mengendalikan Kemampuan

Benar-benar deh Saladin menguji kesabaran dengan kepintaran berbahasa yang jauh melebihi anak lain. Sampai tiap hari kubilangin, kalau di sekolah pakai abjad biasa (huruf latin). Jangan pakai huruf lain karena ibu dan bapak guru (serta teman-temannya di PKBM) tidak paham.



Saladin bagaikan avatar pengendali api yang harus diajari untuk mengendalikan kemampuan supernya. Jangan sampai kelebihannya jadi boomerang dan membuatnya kerepotan sendiri. Misalnya pas lagi ujian malah menjawab dengan abjad lain (korea) dan saat yang memeriksa guru di luar PKBM, mereka jadi kebingungan.

Read: Anak Pintar Bikin Pusing

Menulis Huruf pada Tempatnya

Selain menyuruh Saladin untuk memakai abjad biasa (alphabet) di sekolah, daku juga memintanya untuk menulis huruf pada tempatnya. Alias boleh bikin tulisan dan belajar aksara dari negara lain tapi saat sesi belajar di rumah, bukan di PKBM. Soalnya kadang ada jam bebas pelajaran dan dia diperbolehkan untuk pinjam PC, jadi kalau di sana buka web edukasi saja, bukan yang tentang huruf.

Mengimbanginya

Hal lain yang bikin pusing adalah daku diminta untuk hafal huruf-huruf asing juga. Jadi sekarang belajar keras untuk menghafal huruf cirrylic (rusia). Kalau huruf yunani kan sudah biasa diajarkan di pelajaran fisika (beta, gamma, phi dan lain-lain) jadi sudah cukup familiar.



Memang jadi manusia harus belajar sepanjang hayat dan berkat Saladin daku jadi belajar bahasa dan aksara asing. Memiliki anak cerdas istimewa adalah anugerah sekaligus tantangan. Semoga Saladin makin bisa menempatkan diri, dan daku juga bisa makin memahaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar