“Ada outing
ke taman dan perpustakaan hari kamis ini, mulai jam 8 pagi. Para orang tua
boleh mendampingi.”
Begitulah pengumuman di
WAG sekolah eh PKBM. Outing alias
kegiatan di luar yang istimewa, karena pesertanya bukan hanya para murid
regular, tapi juga yang homeschooling mandiri.
Sebelumnya kami diminta mengisi daftar hadir via Google form.
Hari kamis, 4 desember
2025. Daku bangun jam 4 lebih lalu bersiap-siap. Saladin bangun lalu dia mandi,
dan kami pun berangkat ke Taman Slamet. Di lokasi outing pertama, para murid tidak hanya jalan-jalan tapi juga
berolahraga.
Keriaan
di Taman Slamet
Taman Slamet terletak di tengah kota Malang dan sangat pas sebagai lokasi outing karena ada beberapa alat fitness (maaf kurang paham namanya) yang boleh dipakai gratis.
Ketika teman-teman Saladin hanya berjalan kaki, eh
ini bocah malah semangat berlari. Dia ADHD yaa, makanya cenderung tidak bisa
diam.
Read: 13 Tahun jadi Orang Tua Anak ADHD
Saladin senang banget
memakai alat-alat fitness, dan dia kufoto dan kurekam. Alhamdulillah mood-nya bagus pagi itu. Tapi kemudian
dia bosan dan ingin jalan-jalan ke bagian lain taman, menjauh dari
teman-temannya.
Kutanya, “Kamu lapar?”.
Dia mengangguk. Sebenarnya Saladin sudah bawa bekal roti tapi tidak apa-apa,
beli jajan, mumpung lagi keluar. Ada beberapa penjual di Taman Slamet mulai
dari tukang sate, soto, tahu campur, siomay, tapi bocah memilih untuk beli
crepes.
Harga crepes murah
banget, hanya 3.500 rupiah. Tapi ternyata antri, pak penjual masih membuatkan
untuk antrian nomor 5 sedangkan kami
dapat nomor 10. Saladin memilih crepes dengan topping biskuit krim. Ternyata malah kami didahulukan oleh pak
penjual, belum 5 menit sudah jadi, entah mengapa? Makasih, Pak!
Sembari menemani
Saladin makan crepes dan bekal roti, daku mengamati sekitar. Selain
berolahraga, banyak orang yang piknik di Taman Slamet, atau andok makan soto ramai-ramai. Ada juga
yang sedang latihan line dance. Terpancar
keriaan dari mereka yang berkumpul di pagi itu.
Perpustakaan
Umum Kota Malang, Penuh Kenangan
Sekitar jam 9:30 pagi
kami berangkat ke Perpustakaan Umum Kota Malang. Ini adalah perpustakaan
kebanggaan warga Malang karena ada banyak sekali buku, majalah, dan bacaan yang
diakses gratis. Cukup daftar pakai KTP atau KIA (bagi anak-anak).
Tapi sayang kami belum
bisa masuk karena dapat giliran jam 10 pagi, karena ada rombongan dari sekolah
lain yang masih ada di dalam. Jadi perpustakaan menerima kunjungan dari
sekolah-sekolah ya, tentu saja harus izin dulu. Sambil menunggu, Saladin duduk
dan minum air bekalnya.
Saladin excited karena ada mini playground dan dia ingin main di sana. Langsung kutunjukkan tulisan “khusus anak PAUD dan TK”. Hiaaah, dia masih saja merasa anak-anak padahal sudah remaja (kelas 7)
.
Jam 10 kami masuk dan
dipersilahkan menitipkan tas dan sepatu di tempat yang disediakan. Para murid
senang karena bisa baca berbagai buku di section
perpustakaan anak. Yang di lantai 1 memang khusus anak-anak, dan di lantai
3 baru buku-buku jenis lain.
Daku senang karena ada
banyak buku karya Roald Dahl, Enid Blyton, dan banyak penulis lain. Ada juga
mainan balok, puzzle, dan bahkan pojok mewarna. Ruang khusus anak didesain
dengan indah, dan temboknya ada lukisan mural bernuansa Malang.
Perpustakaan Umum Kota
Malang benar-benar penuh kenangan karena di sanalah daku dan ayahnya Saladin
pertama kali bertemu, sekitar tahun 2009. Romance
in the library, wkwkwk. Intermezzo dulu yakkk.
Kejutan
dari Saladin
Meski Saladin masih
menunjukkan impulsivitas (naik tangga sambil lari dan ngejar kucing ke bagian
belakang perpus, tapi lupa gak pakai sepatu lagi), ada yang kusyukuri. Dia
menyuapiku bekalnya (waktu di taman), dan membuang sampah pada tempatnya.
Bahkan membuangkan sampah botol minuman milik temannya.
Saladin juga merapikan
krayon yang ada di pojok mewarnai (di ruang perpus khusus anak) padahal tidak
kusuruh. Alhamdulillah, semoga apa yang kuajari benar-benar dia rasakan (dan
praktekkan). Jangan sedih kalau punya anak ADHD tapi fokus ke kelebihannya, bukan
kelemahannya.










Tidak ada komentar:
Posting Komentar