Jumat, 05 Desember 2025

Anak Kuat dan Suka Membaca – Outing Saladin Desember 2025

 “Ada outing ke taman dan perpustakaan hari kamis ini, mulai jam 8 pagi. Para orang tua boleh mendampingi.”

Begitulah pengumuman di WAG sekolah eh PKBM. Outing alias kegiatan di luar yang istimewa, karena pesertanya bukan hanya para murid regular, tapi juga yang homeschooling mandiri. Sebelumnya kami diminta mengisi daftar hadir via Google form.



Hari kamis, 4 desember 2025. Daku bangun jam 4 lebih lalu bersiap-siap. Saladin bangun lalu dia mandi, dan kami pun berangkat ke Taman Slamet. Di lokasi outing pertama, para murid tidak hanya jalan-jalan tapi juga berolahraga.

Keriaan di Taman Slamet

Taman Slamet terletak di tengah kota Malang dan sangat pas sebagai lokasi outing karena ada beberapa alat fitness (maaf kurang paham namanya) yang boleh dipakai gratis. 



Ketika teman-teman Saladin hanya berjalan kaki, eh ini bocah malah semangat berlari. Dia ADHD yaa, makanya cenderung tidak bisa diam.

Read: 13 Tahun jadi Orang Tua Anak ADHD

Saladin senang banget memakai alat-alat fitness, dan dia kufoto dan kurekam. Alhamdulillah mood-nya bagus pagi itu. Tapi kemudian dia bosan dan ingin jalan-jalan ke bagian lain taman, menjauh dari teman-temannya.



Kutanya, “Kamu lapar?”. Dia mengangguk. Sebenarnya Saladin sudah bawa bekal roti tapi tidak apa-apa, beli jajan, mumpung lagi keluar. Ada beberapa penjual di Taman Slamet mulai dari tukang sate, soto, tahu campur, siomay, tapi bocah memilih untuk beli crepes.



Harga crepes murah banget, hanya 3.500 rupiah. Tapi ternyata antri, pak penjual masih membuatkan untuk antrian nomor  5 sedangkan kami dapat nomor 10. Saladin memilih crepes dengan topping biskuit krim. Ternyata malah kami didahulukan oleh pak penjual, belum 5 menit sudah jadi, entah mengapa? Makasih, Pak!



Sembari menemani Saladin makan crepes dan bekal roti, daku mengamati sekitar. Selain berolahraga, banyak orang yang piknik di Taman Slamet, atau andok makan soto ramai-ramai. Ada juga yang sedang latihan line dance. Terpancar keriaan dari mereka yang berkumpul di pagi itu.

Perpustakaan Umum Kota Malang, Penuh Kenangan

Sekitar jam 9:30 pagi kami berangkat ke Perpustakaan Umum Kota Malang. Ini adalah perpustakaan kebanggaan warga Malang karena ada banyak sekali buku, majalah, dan bacaan yang diakses gratis. Cukup daftar pakai KTP atau KIA (bagi anak-anak).



Tapi sayang kami belum bisa masuk karena dapat giliran jam 10 pagi, karena ada rombongan dari sekolah lain yang masih ada di dalam. Jadi perpustakaan menerima kunjungan dari sekolah-sekolah ya, tentu saja harus izin dulu. Sambil menunggu, Saladin duduk dan minum air bekalnya.

Saladin excited karena ada mini playground dan dia ingin main di sana. Langsung kutunjukkan tulisan “khusus anak PAUD dan TK”. Hiaaah, dia masih saja merasa anak-anak padahal sudah remaja (kelas 7)


.

Jam 10 kami masuk dan dipersilahkan menitipkan tas dan sepatu di tempat yang disediakan. Para murid senang karena bisa baca berbagai buku di section perpustakaan anak. Yang di lantai 1 memang khusus anak-anak, dan di lantai 3 baru buku-buku jenis lain.



Daku senang karena ada banyak buku karya Roald Dahl, Enid Blyton, dan banyak penulis lain. Ada juga mainan balok, puzzle, dan bahkan pojok mewarna. Ruang khusus anak didesain dengan indah, dan temboknya ada lukisan mural bernuansa Malang.



Perpustakaan Umum Kota Malang benar-benar penuh kenangan karena di sanalah daku dan ayahnya Saladin pertama kali bertemu, sekitar tahun 2009. Romance in the library, wkwkwk. Intermezzo dulu yakkk.

Kejutan dari Saladin

Meski Saladin masih menunjukkan impulsivitas (naik tangga sambil lari dan ngejar kucing ke bagian belakang perpus, tapi lupa gak pakai sepatu lagi), ada yang kusyukuri. Dia menyuapiku bekalnya (waktu di taman), dan membuang sampah pada tempatnya. Bahkan membuangkan sampah botol minuman milik temannya.



Saladin juga merapikan krayon yang ada di pojok mewarnai (di ruang perpus khusus anak) padahal tidak kusuruh. Alhamdulillah, semoga apa yang kuajari benar-benar dia rasakan (dan praktekkan). Jangan sedih kalau punya anak ADHD tapi fokus ke kelebihannya, bukan kelemahannya.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar