Kamis, 06 November 2025

Pengalaman 13 Tahun jadi Ibu dari Anak ADHD plus

 

Tanggal 7 November 2012 suamiku membawa mobil dengan sangat hati-hati. Diparkirnya mobil merah pinjaman itu di tempat yang tersedia, lalu pelan-pelan memapahku yang berperut buncit. Pakai ada drama sandal lepas segala dan beliau mengambilkannya. Kami terburu-buru karena….

Berjam-jam sebelum ke Rumah Sakit, rasanya tak tertahankan. Punggung dan perut sakit bersamaan. Kata ibu mertua, itu salah satu tanda mau melahirkan, dan kami pun langsung ke sebuah RSIA di Kota Malang.

Tanggal 8 November 2012 jam 8:15 pagi, lahirlah si boy yang ditunggu-tunggu. Dia diberi nama oleh sang ayah: Muhammad Saladin Al-Ayyubi. Berharap bisa jadi sekuat dan sehebat pahlawan tersebut.

Tahun demi tahun berlalu dan Saladin sekarang sudah tumbuh menjadi remaja yang introvert. Iyaa, di ulang tahun ke-13 ini dia menggemaskan karena kadang mau cerita kadang diam saja. kalau kutanya mengapa? Eh jawabannya: aku introvert.

Sudahlahhh, daripada mumet dan ngomel (sambil bilang bunda capek ngomong sama tembok karena kamu dieem seribu bahasa), akhirnya kucoba memahaminya. Dia, yang dulu bayi kecil chubby, telah berubah jadi remaja yang pendiam. Di ulang tahunnya yang ke-13 akhirnya daku ingin share pengalaman mendidik anak ADHD yang nano-nano rasanya.

13 Tahun yang Seperti Roller Coaster

Saladin waktu lahir seperti bayi pada umumnya, minta digendong, minum ASI, dan ceria. Namun pertumbuhan fisiknya sangat cepat: di usia hampir 2 bulan dia sudah tengkurap. Dia sudah berumur setahun dan bisa jalan sendiri, lanjut lari-lari dan…memanjat.

Dulu daku menganggap tingkah Saladin yang suka menek pagar, jendela, pohon, dll adalah hal yang biasa. Namun ketika dia dibawa ke psikolog, ternyata ADHD dan butuh terapi serta arahan. Karena apaa? Karena dia pernah kabur dari rumah, pernah juga mau lompat dari lantai 2 ke lantai 1 (memangnya spiderman??)

Read: Saladin Kabur dari Rumah

Belajar dari Anak

Alhamdulillah setelah terapi dan stimulasi sendiri di rumah, Saladin relatif anteng. Dia sudah tidak lagi jalan-jalan random, mau masuk kelas, duduk dan tertib. Yang penting waktu pagi energinya dikuras dulu (dengan cara jalan pagi ke sekolah) dan dia masih diet gula dan gluten.

Read: Anak ADHD Diet Gula dan Gluten

Justru saat punya anak ADHD daku jadi belajar banyak hal. Pertama tertib makan (meminimalisir konsumsi gula dan gluten), jadi jarang makan mie instan. Kedua, memang kudu sabar ngajarin anak ADHD yang bisa impulsive dan emosian. Harus diasuh dengan sepenuh hati agar mereka mengerti bahwa tingkahnya bisa bikin nangis.

Menerima Keadaan

Sekarang daku sudah dalam keadaan ‘menerima’ karena punya anak ADHD (yang dikategorikan ABK) sangat challenging. Daku sudah tidak bertanya, mengapa anakku seperti ini? Mengapa dia tidak seperti anak normal? Justru dengan keunikannya dia jadi mudah dikenali.

Ulang Tahun yang Sederhana

Tiap tahun Saladin ingat ulang tahunnya dan kami rayakan dengan sederhana: cukup bikin brownies lalu makan bersama. Yang penting dia paham bahwa milad adalah hari untuk bersyukur. Dia juga mengerti kalau orang tuanya sayang padanya.

Selamat ulang tahun anakku, tumbuhlah jadi remaja yang sehat dan berprestasi. Selama 13 tahun ini daku belajar banyak hal, tentang kesabaran, keikhlasan, dan semangat untuk terus maju. Semoga cita-citamu untuk punya camper van tercapai dan kami bisa traveling bersama-sama.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar