Tanggal 7 November 2012
suamiku membawa mobil dengan sangat hati-hati. Diparkirnya mobil merah pinjaman
itu di tempat yang tersedia, lalu pelan-pelan memapahku yang berperut buncit.
Pakai ada drama sandal lepas segala dan beliau mengambilkannya. Kami
terburu-buru karena….
Berjam-jam sebelum ke
Rumah Sakit, rasanya tak tertahankan. Punggung dan perut sakit bersamaan. Kata
ibu mertua, itu salah satu tanda mau melahirkan, dan kami pun langsung ke
sebuah RSIA di Kota Malang.
Tanggal 8 November 2012
jam 8:15 pagi, lahirlah si boy yang
ditunggu-tunggu. Dia diberi nama oleh sang ayah: Muhammad Saladin Al-Ayyubi. Berharap bisa jadi sekuat dan sehebat
pahlawan tersebut.
Tahun demi tahun
berlalu dan Saladin sekarang sudah tumbuh menjadi remaja yang introvert. Iyaa, di ulang tahun ke-13
ini dia menggemaskan karena kadang mau cerita kadang diam saja. kalau kutanya
mengapa? Eh jawabannya: aku introvert.
Sudahlahhh, daripada
mumet dan ngomel (sambil bilang bunda capek ngomong sama tembok karena kamu
dieem seribu bahasa), akhirnya kucoba memahaminya. Dia, yang dulu bayi kecil chubby, telah berubah jadi remaja yang
pendiam. Di ulang tahunnya yang ke-13 akhirnya daku ingin share pengalaman mendidik anak ADHD yang nano-nano rasanya.
13
Tahun yang Seperti Roller Coaster
Saladin waktu lahir
seperti bayi pada umumnya, minta digendong, minum ASI, dan ceria. Namun
pertumbuhan fisiknya sangat cepat: di usia hampir 2 bulan dia sudah tengkurap.
Dia sudah berumur setahun dan bisa jalan sendiri, lanjut lari-lari
dan…memanjat.
Dulu daku menganggap
tingkah Saladin yang suka menek pagar,
jendela, pohon, dll adalah hal yang biasa. Namun ketika dia dibawa ke psikolog,
ternyata ADHD dan butuh terapi serta arahan. Karena apaa? Karena dia pernah
kabur dari rumah, pernah juga mau lompat dari lantai 2 ke lantai 1 (memangnya
spiderman??)
Read: Saladin Kabur
dari Rumah
Belajar
dari Anak
Alhamdulillah setelah
terapi dan stimulasi sendiri di rumah, Saladin relatif anteng. Dia sudah tidak
lagi jalan-jalan random, mau masuk
kelas, duduk dan tertib. Yang penting waktu pagi energinya dikuras dulu (dengan
cara jalan pagi ke sekolah) dan dia masih diet gula dan gluten.
Read: Anak ADHD Diet
Gula dan Gluten
Justru saat punya anak
ADHD daku jadi belajar banyak hal. Pertama tertib makan (meminimalisir konsumsi
gula dan gluten), jadi jarang makan mie instan. Kedua, memang kudu sabar
ngajarin anak ADHD yang bisa impulsive dan emosian. Harus diasuh dengan sepenuh
hati agar mereka mengerti bahwa tingkahnya bisa bikin nangis.
Menerima
Keadaan
Sekarang daku sudah
dalam keadaan ‘menerima’ karena punya anak ADHD (yang dikategorikan ABK) sangat
challenging. Daku sudah tidak
bertanya, mengapa anakku seperti ini? Mengapa dia tidak seperti anak normal? Justru
dengan keunikannya dia jadi mudah dikenali.
Ulang
Tahun yang Sederhana
Tiap tahun Saladin
ingat ulang tahunnya dan kami rayakan dengan sederhana: cukup bikin brownies
lalu makan bersama. Yang penting dia paham bahwa milad adalah hari untuk bersyukur. Dia juga mengerti kalau orang
tuanya sayang padanya.
Selamat ulang tahun
anakku, tumbuhlah jadi remaja yang sehat dan berprestasi. Selama 13 tahun ini
daku belajar banyak hal, tentang kesabaran, keikhlasan, dan semangat untuk
terus maju. Semoga cita-citamu untuk punya camper
van tercapai dan kami bisa traveling bersama-sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar