Senin, 24 November 2025

Jangan Sedih jika Dibilang IRT Sarjana Malah Nganggur

 

Ketika seorang anak perempuan bersekolah sampai SMA, dan dilanjutkan sampai kuliah, besar harapan dari orang tua dan kerabat. Mereka berharap dia bisa jadi sarjana yang brilian dan memiliki karir yang bagus. Apalagi jika gajinya besar, sungguh membanggakan.

Akan tetapi jalan hidup seorang wanita tidak selalu seperti itu. Ada yang berhenti kerja lalu banting setir jadi IRT. Ada yang sejak menikah jadi full time housewife atas permintaan suaminya, atau memang ingin merawat dan mengasuh anak sendiri.



Saat wanita jadi IRT maka muncullah mulut-mulut usil yang berkomentar: sudah capek jadi sarjana malah sekarang pengangguran! Kalau lebaran juga kudu sabar karena mertua membanggakan menantu lain yang jadi wanita karir. Sedih enggak??  

Jangan Bersedih, Bunda!

Memang benar ungkapan lidah lebih tajam daripada pedang karena omongan manusia bisa menusuk sampai ke ulu hati, dan meninggalkan bekas luka yang tak terlihat, bahkan sampai bertahun-tahun. Kenyataannya IRT tidak menganggur karena ada seabrek pekerjaan rumah tangga. Kok ada saja yang berpikiran IRT kerjaannya hanya nonton drakor dan gegoleran di rumah?



Jangan bersedih, bunda, mama, dan segenap ibu di dunia. Memang kita tidak bisa membekap mulut berbisa tapi bisa menutup telinga. Kadang ada orang yang hanya basa-basi busuk dan lupa kalau pernah menyindir seorang IRT sarjana, padahal dia sendiri juga IRT.

Mom War yang Tidak Penting

Entah siapa yang memulai mom war dan menjadikan dua kubu yang berbeda. IRT vs working mom, ASI vs sufor, dst. Semua berdebat, semua ingin jadi nomor satu. Padahal kondisi tiap keluarga berbeda-beda sehingga peran ibu juga berbeda-beda.

Menjadi Pengajar Anak

Kalau ada yang bilang IRT sarjana nganggur itu memang kualitasnya perlu dipertanyakan. Kenyataannya banyak IRT sarjana yang sukses mengajari anaknya sendiri. Apalagi saat pandemi beberapa tahun lalu, di mana kelasnya online dan anak jadi ‘dipegang’ oleh mamanya.



Apalagi pelajaran sekarang tambah susyeee, materi untuk anak SD saja sudah woow, apalagi yang SMP. Tidak semua orang tua bisa menyediakan guru les atau memasukkan anak-anak ke bimbel. Jadi kalau ibunya yang mengajari jelas hematt.

Bekerja Bisa di Mana Saja

Di era teknologi informasi, seorang IRT sarjana tidak perlu galau, karena masih bisa menghasilkan uang. Bisa dengan cara jadi reseller, affiliator, atau pekerjaan lain yang dilakukan di rumah. Apalagi kalau anaknya belajar di full day school jadi punya banyak waktu dan konsentrasi untuk WFH.

Abaikan dan Blokir

Bagaimana jika masih ada yang nyinyir terhadap IRT sarjana? Abaikan saja, cuek bebekkk. Kalau ada medsosnya, blokir saja sekalian. Daripada nanti ada perkara di belakang. Karena kesehatan mental kita lebih penting, bukaan?



IRT sarjana bukanlah sebuah kondisi yang memalukan. Seorang istri bisa kok memilih untuk melanjutkan karir, jadi full time housewife, atau bekerja dari rumah. Bahagiakan dirimu sendiri dan tak usah pedulikan ocehan negatif di luar sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar