Siapa yang tidak bangga
jika punya anak pintarr? Saladin (12 tahun) belum pernah kutes IQ tapi sudah
ada 2 guru yang menduganya sebagai anak cerdas istimewa. Pasalnya, dia sudah
bisa bahasa inggris (writing, reading,
and speaking). Dia juga hafal huruf Hangeul Korea, Yunani, Urdu (Pakistan),
Rusia, dan tentu saja hijaiyah (Arabic). Padahal modal belajarnya dari YT.
Tapi suatu hari bu guru
Saladin memanggil. Beliau cerita kalau Saladin menulis di buku tapi bingung,
huruf apa? Korea bukan, arab bukan. Ternyata Saladin bikin abjad sendiri!
Oalah, bocahhhh!
Di satu sisi daku
bangga karena Saladin sudah hampir jadi polyglot. Tapi di sisi lain juga pusing
karena dia masih seenaknya sendiri dalam menulis. Saking antusiasnya pada huruf
sampai lupa bahwa hampir semua orang di sekitarnya baru bisa 2 macam abjad
(alphabet dan hijaiyah).
Pernah tuh dia protes
mengapa ada tamu yang tidak bicara dalam bahasa inggris? Astagaa, mengapa bocah
bisa berpikiran seperti itu? Kujelaskan kalau tidak semua orang Indonesia bisa speaking, atau bahasa inggrisnya masih
pas-pasan.
Mengendalikan
Kemampuan
Benar-benar deh Saladin
menguji kesabaran dengan kepintaran berbahasa yang jauh melebihi anak lain.
Sampai tiap hari kubilangin, kalau di sekolah pakai abjad biasa (huruf latin).
Jangan pakai huruf lain karena ibu dan bapak guru (serta teman-temannya di
PKBM) tidak paham.
Saladin bagaikan avatar
pengendali api yang harus diajari untuk mengendalikan kemampuan supernya.
Jangan sampai kelebihannya jadi boomerang dan membuatnya kerepotan sendiri.
Misalnya pas lagi ujian malah menjawab dengan abjad lain (korea) dan saat yang
memeriksa guru di luar PKBM, mereka jadi kebingungan.
Read: Anak Pintar Bikin Pusing
Menulis
Huruf pada Tempatnya
Selain menyuruh Saladin
untuk memakai abjad biasa (alphabet) di sekolah, daku juga memintanya untuk
menulis huruf pada tempatnya. Alias boleh bikin tulisan dan belajar aksara dari
negara lain tapi saat sesi belajar di rumah, bukan di PKBM. Soalnya kadang ada
jam bebas pelajaran dan dia diperbolehkan untuk pinjam PC, jadi kalau di sana
buka web edukasi saja, bukan yang tentang huruf.
Mengimbanginya
Hal lain yang bikin
pusing adalah daku diminta untuk hafal huruf-huruf asing juga. Jadi sekarang
belajar keras untuk menghafal huruf cirrylic (rusia). Kalau huruf yunani kan
sudah biasa diajarkan di pelajaran fisika (beta, gamma, phi dan lain-lain) jadi
sudah cukup familiar.
Memang jadi manusia
harus belajar sepanjang hayat dan berkat Saladin daku jadi belajar bahasa dan
aksara asing. Memiliki anak cerdas istimewa adalah anugerah sekaligus
tantangan. Semoga Saladin makin bisa menempatkan diri, dan daku juga bisa makin
memahaminya.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar