Selasa, 28 Oktober 2025

Tantangan Mendidik Anak Tunggal

 

 

“Bun, lapar!”

Jam 17:51 Saladin sudah mengeluh kelaparan dan ingin makan malam. Langsung kujawab, “Kalau lapar ya ambil piring sendiri, bukan lihatin Bunda.” Yaa, di usianya yang 12 tahun Saladin kadang masih begini, minta tolong diambilkan makan. Akhirnya dia melipir ke dapur lalu makan dengan nikmat.



Setelah itu daku jadi mikir, apa karena dia anak tunggal jadi kayak gini? Memiliki anak hanya satu memang punya banyak tantangan (juga pertanyaan dari netizen yang kepo, wkwkwk). Yang jelas Saladin tidak punya adik karena daku punya alasan kesehatan.

Nahh, jadi apa saja yang harus dilakukan ketika mengasuh anak tunggal?

Tidak Memanjakan

Anak tunggal tidak selalu manja, YGY. Tergantung didikan keluarganya. Nah daku ini sulung dari 4 bersaudara tapi saat masih gadis malah manja, hehehe.



Lantas bagaimana agar anak tidak manja? Pertama, mengajari basic skill seperti beberes rumah (minimal menyapu, mengepel lantai, mencuci piring, atau setidaknya menaruh piring dan gelas kotor ke sink cucian). Anak diajari bahwa pekerjaan rumah tangga itu tidak hanya dilakukan perempuan tapi juga laki-laki.

Kedua, yakinkan anak kalau tidak memanjakan bukan berarti tidak sayang. Terutama kalau dia tipe feeling (cek MBTI deh atau tes dulu). Jika ada orang tua yang tegas maka mereka memberi cinta dengan cara lain, bukan dengan menggelontorkan uang.

Belajar Sabar

Mengajarkan anak untuk sabar memang butuh waktu dan kesabaran jugaa. Karena orang tua jadi teladan. Apalagi kalau anaknya Cuma satu. Jangan sampai dia gampang marah karena keinginannya terlalu sering dan mudah untuk dituruti.



Memang ya jadi orang tua kadang dilemma antara memberi kasih sayang dengan mengajarkan sabar. Tapi jangan terlalu sering mengiyakan permintaan anak, apalagi kalau dia masih kenyang, misalnya minta beli sate ayam padahal 30 menit lalu sudah makan malam. Karena seringnya anak tuh hanya caper atau tergoda aroma makanan dari penjual keliling.

Apalagi kalau permintaannya ‘ajaib’ misalnya pengen melihara ular atau binatang buas, emooh! Harus tegas bilang NO, agar anak sabar dan paham bahwa tidak semua keinginannya harus dituruti.

Mengajari Kemandirian dan Keberanian

Setelah anak belajar untuk tidak manja maka dia juga diajari kemandirian. Misalnya makan sendiri, mandi sendiri, berani ke toko sendiri, dll. Jangan disuapin padahal sudah SMP (dengan alasan biar cepat makannya). Apalagi kalau anaknya laki-laki, jangan sampai gedenya jadi anak mami.



Mengajarkan anak untuk berani ini juga jadi tantangan, apalagi kalau dia anak tunggal. Kuncinya adalah orang tua harus memberi kepercayaan dan tidak usah overthinking. Misalnya ketika bocah ikut perjusa (perkemahan jumat sabtu) di usianya yang sudah 11 tahun, ya biarkan saja ikut, bukannya dikekepin di rumah.

Tidak Ikut Campur

Apa sih yang bikin anak manja? Salah satunya adalah orang tua yang terlalu ikut campur. Mau berangkat sekolah, malah bundanya yang heboh memeriksa PR, buku, dll. Saat anak punya PR malah dikerjakan oleh orang tuanya, padahal ini sangat tidak mendidik!



Mendidik anak apalagi yang tunggal memang butuh kesabaran, disiplin, dan konsistensi. Di era sekarang jangan sampai deh anak jadi cengeng dan manja karena salah didik. Yuk semangat agar mereka bisa tumbuh jadi insan yang berani, cepat tanggap, suka belajar, kritis, dan mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar