“Bun, lapar!”
Jam 17:51 Saladin sudah
mengeluh kelaparan dan ingin makan malam. Langsung kujawab, “Kalau lapar ya
ambil piring sendiri, bukan lihatin Bunda.” Yaa, di usianya yang 12 tahun
Saladin kadang masih begini, minta tolong diambilkan makan. Akhirnya dia
melipir ke dapur lalu makan dengan nikmat.
Setelah itu daku jadi
mikir, apa karena dia anak tunggal jadi kayak gini? Memiliki anak hanya satu
memang punya banyak tantangan (juga pertanyaan dari netizen yang kepo, wkwkwk).
Yang jelas Saladin tidak punya adik karena daku punya alasan kesehatan.
Nahh, jadi apa saja
yang harus dilakukan ketika mengasuh anak tunggal?
Tidak
Memanjakan
Anak tunggal tidak
selalu manja, YGY. Tergantung didikan keluarganya. Nah daku ini sulung dari 4
bersaudara tapi saat masih gadis malah manja, hehehe.
Lantas bagaimana agar
anak tidak manja? Pertama, mengajari basic
skill seperti beberes rumah (minimal menyapu, mengepel lantai, mencuci
piring, atau setidaknya menaruh piring dan gelas kotor ke sink cucian). Anak diajari bahwa pekerjaan rumah tangga itu tidak
hanya dilakukan perempuan tapi juga laki-laki.
Kedua, yakinkan anak
kalau tidak memanjakan bukan berarti tidak sayang. Terutama kalau dia tipe feeling (cek MBTI deh atau tes dulu).
Jika ada orang tua yang tegas maka mereka memberi cinta dengan cara lain, bukan
dengan menggelontorkan uang.
Belajar
Sabar
Mengajarkan anak untuk
sabar memang butuh waktu dan kesabaran jugaa. Karena orang tua jadi teladan. Apalagi
kalau anaknya Cuma satu. Jangan sampai dia gampang marah karena keinginannya
terlalu sering dan mudah untuk dituruti.
Memang ya jadi orang tua
kadang dilemma antara memberi kasih sayang dengan mengajarkan sabar. Tapi jangan
terlalu sering mengiyakan permintaan anak, apalagi kalau dia masih kenyang,
misalnya minta beli sate ayam padahal 30 menit lalu sudah makan malam. Karena seringnya
anak tuh hanya caper atau tergoda aroma makanan dari penjual keliling.
Apalagi kalau permintaannya
‘ajaib’ misalnya pengen melihara ular atau binatang buas, emooh! Harus tegas
bilang NO, agar anak sabar dan paham
bahwa tidak semua keinginannya harus dituruti.
Mengajari
Kemandirian dan Keberanian
Setelah anak belajar
untuk tidak manja maka dia juga diajari kemandirian. Misalnya makan sendiri,
mandi sendiri, berani ke toko sendiri, dll. Jangan disuapin padahal sudah SMP
(dengan alasan biar cepat makannya). Apalagi kalau anaknya laki-laki, jangan
sampai gedenya jadi anak mami.
Mengajarkan anak untuk
berani ini juga jadi tantangan, apalagi kalau dia anak tunggal. Kuncinya adalah
orang tua harus memberi kepercayaan dan
tidak usah overthinking. Misalnya ketika
bocah ikut perjusa (perkemahan jumat sabtu) di usianya yang sudah 11 tahun, ya
biarkan saja ikut, bukannya dikekepin di rumah.
Tidak Ikut Campur
Apa sih yang bikin anak
manja? Salah satunya adalah orang tua yang terlalu ikut campur. Mau berangkat
sekolah, malah bundanya yang heboh memeriksa PR, buku, dll. Saat anak punya PR
malah dikerjakan oleh orang tuanya, padahal ini sangat tidak mendidik!
Mendidik anak apalagi
yang tunggal memang butuh kesabaran, disiplin, dan konsistensi. Di era sekarang
jangan sampai deh anak jadi cengeng dan manja karena salah didik. Yuk semangat
agar mereka bisa tumbuh jadi insan yang berani, cepat tanggap, suka belajar,
kritis, dan mandiri.





Setujuuu di poin mengajarkan kemandirian sama basic skill. Qodarullah anakku juga baru satu, Mak. Sudah kelas 2 SMA. Dan berusaha banget biar dia menjadi anak yang mampu menangani banyak hal. Karena kadang suka ovt sebab ga ada saudara, biar dia bisa selesain beberapa hal sendiri dan saya ajarin untuk meminta bantuan just in case saya udah ga ada. Huhu jadi mellow baru ngebayanginnya aja
BalasHapusWah sudah bujang anaknya
HapusSebagai orang yang baru menjadi orang tua, saya ucapkan terima kasih banyak buat tips-tipsnya Mbak. 🙏
BalasHapusSama-sama Mas Rudi
Hapus