Minggu, 16 November 2025

Mental Maling yang Membuat Pusing Tujuh Keliling

 

Sepuluh menit habis subuh, langit masih setengah gelap. Kulangkahkan kaki dengan cepat agar sesi jalan pagi lekas selesai. Tak sengaja mata ini melihat seseorang yang diam-diam jinjit, memetik beberapa lembar daun pandan yang tumbuh di dekat pagar rumah orang lain. Astaga!

                            Freepik

Ingin kuteriak dan menegurnya tapi tidak enak jika nanti suaraku akan membangunkan tetangga lain. Akhirnya daku berlalu meski dalam hati bertanya-tanya. Apa dia sudah izin untuk mengambil daun pandan? Jika iya, mengapa harus memetik lewat luar pagar?

Jangan Mencuri

Peristiwa itu membuatku teringat akan ajakan seseorang. Tiba-tiba dia datang ke depan rumah dan meminta pupuk pada suamiku. Alhamdulillah ada lalu diambilkan di belakang.

Kami berbincang karena sudah lama tidak bertemu. Tiba-tiba dia menunjuk ke rumah sebelah. “Ayo, panen!”

Dalam hati HAH BUJIBUNENG INI POHON MANGGA DI DALAM RUMAH TETANGGAKU, KENAPA MAU MENCURI MALAH NGAJAK-NGAJAK? Amit-amit!

                                     Freepik

Mangga di pohon tetanggamu bukan milikmu, jangan dimaling. Ya ampun, mangga lagi murah juga. Paling harganya hanya 10.000-20.000 rupiah per kilogram. Mengapa ingin gratisan dengan dalih panen padahal itu mencuri? Mentang-mentang tetanggaku sibuk proyek di luar kota.

Cerita Lain

Tiba-tiba ada orang lain yang cerita kalau tetangganya (bukan di sebelah rumahku) sebal karena pohon mangganya berbuah. Ada yang diam-diam mengambil mangga lalu rontokan daun dibiarkan begitu saja. Dia jadi kehilangan buah sekaligus capek karena harus menyapu daun.

                              Freepik

Apa susahnya minta izin untuk memetik beberapa mangga? Toh beliau tidak pernah pelit. Ngomong apa susahnya, malah diam-diam mengambil mangga, karena godaan setan!

Jangan Jadi Manusia Bermental Maling

Sayang sekali mengapa ada tipe manusia yang menganggap punya tetangga adalah punyanya juga, dengan alasan pohon itu ada di bagian depan rumah (milik tetangga). Meski ranumnya mangga sangat menggoda, meski kelaparan, apakah harus mencuri demi buah yang hanya mengenyangkan perut selama beberapa jam?

Daku pernah membuat flash fiction di media sosial tentang tema yang serupa. Ceritanya begini:

Seorang gadis sebal karena hasil kebun mini di rumahnya (berupa cabe dan sayuran) dicuri oleh tetangganya. Begitu ketahuan, sang tetangga malah beralasan kalau tanaman itu milik umum (padahal milik pribadi). Akhirnya sang gadis membalas kalau mobil tetangga yang sering parkir di jalan desa adalah milik umum jadi boleh dipinjam, sekalian sopirnya (suami tetangga itu).

Sungguh mental maling ini menyebalkan dan jangan pernah ditiru. Selembar daun pandan yang ada di dalam kolak bisa membuatnya jadi haram. Bukankah minta izin lebih baik daripada mengambil diam-diam (dan menambah dosa)?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar