Rabu, 09 Juli 2025

Review Buku Gojek, For Every Need: Buku yang Menceritakan Inovasi Nadiem Makarim

  

Judul: Gojek, For Every Need

Penulis: Dony Wijayanto

Tahun: 2019

Tebal: 196 halaman

Penerbit: Metagraf

 

Siapa tak pernah naik Gojek? Ojek online ini sudah sangat familiar di masyarakat. Belum banyak yang tahu kalau pada awalnya, Nadiem Makarim mendirikan Gojek untuk menolong para tukang ojek pengkolan. Mereka sudah bekerja dari pagi sampai malam tapi hasilnya jauh di bawah UMR.

 

Akhirnya Nadiem sadar apa kelemahan ojek konvensional, yakni terlalu lama menunggu calon penumpang. Buang waktu. Ia jadi membuat perusahaan Gojek yang awalnya melayani pesanan melalui telepon.

 


Nadiem mencari tukang ojek yang mau bergabung dengan Gojek. Banyak dari mereka yang menolak, namun alhamdulillah ada yang mau. Seiring dengan perkembangan Gojek, akhirnya muncul aplikasinya dan banyak pula pelanggannya.

 

Gojek melebarkan sayap dengan layanan gofood, goclean, dst. Seperti bisnis palugada, apa yang lu mau gue ada. Masalah sistem pembayaran juga jadi perhatian, sehingga muncul gopay sebagai solusi.

Untuk menyempurnakan aplikasi, Nadiem merekrut tim IT dan membuat kantor cabang di Jogja. Namun ketika Gojek dimasuki investor dan punya kantor di Bangalore, India, kantor Jogja ditutup.

 

Nadiem membuat kantor pusat gojek dengan beragam fasiltas, bahkan ada kamar khusus untuk tidur siang. Ada fasilitas makan gratis untuk para karyawan. Saat membaca bagian ini, saya langsung terpesona dan membayangkan betapa asyiknya jika bekerja di sana. Konon kantor Google juga seperti itu. Apa Nadiem menirunya? Entahlah.

 

Lucunya, ada salah satu sahabat Nadiem yang ikut membesarkan Gojek. Ia lulusan terbaik kampus luar negeri dan pulang ke Indonesia, dengan target agar jadi menteri pendidikan kelak. Namun yang pernah jadi menteri bukan dia, tapi Nadiem.

 

Buku ini cukup menarik karena tak hanya menceritakan jatuh bangunnya Nadiem saat membesarkan Gojek. Namun memberi pelajaran tentang bisnis. Gojek berani bersaing dengan perusahaan transportasi online lain dengan memberi diskon dan program-program lain. Sementara ojek online lokal banyak yang muncul namun akhirnya tumbang, karena tak mampu ‘membakar uang’ dengan promosi gila-gilaan.

 

Saya beri bintang 4 dari 5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar