Kamis, 03 Maret 2016

Resensi Fortunata

penulis:  Ria N Badaria
penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2008
tebal: 167 halaman
genre: metropop
Rate : 13+

Layla merasa ia adalah gadis paling tidak beruntung sedunia. Kakaknya menghancurkan impiannya untuk kuliah pariwisata. Biaya kuliahnya terpaksa dipakai untuk membiayai pernikahan kakaknya yang telah menghamili pacarnya. Satu-satunya keberuntungannya adalah Irman, pacarnya, tapi mereka  terpaksa berhubungan jarak jauh . Irman berjanji akan datang ke Monas setahun kemudian.


 Di Jakarta, ia bekerja di sebuah restoran ayam goreng, jauh dari keluarganya yang tinggal di Bogor. Suatu hari, ia hampir tertabrak ambulans, ketika ada sosok asing menariknya. Sosok itu adalah roh Arta, cowok yang koma di Rumah Sakit dekat rumah Bibi Layla. Arta adalah  lulusan Fakultas Hukum Universitas di Korea.  Ia menumpang sementara di kamar Layla, karena tubuhnya menolak rohnya masuk. Ia mengalami koma setelah kecelakaan, karena terkejut  setelah tahu bahwa Fara, pacarnya, berselingkuh dengan sahabatnya, Hendra. Arta menjadi sahabat Layla. Pelan-pelan,  Arta mulai mencintai Layla. Ia membantu Layla mendapatkan uang untuk membiayai kuliahnya. Ia bujuk Layla untuk mengambil ATM nya di RS, tapi tidak berhasil. Ia menulis, merasuki tubuh Layla saat tidur, tapi malah membuat Layla terlambat. Ia membujuk Layla lagi, menyuruhnya yang gaptek untuk pergi ke rental dan mengirimkan naskah via e-mail.

Satu tahun telah berlalu, Layla tak sabar untuk menemui Irman. Layla mengorbankan separuh gajinya untuk baju dan kosmetik, dan sisanya ia gunakan untuk ongkos taksi ke Monas. Tapi di sana Irman tak kunjung datang. Saat hujan turun sore harinya, Arta membujuk Layla pulang. Di rumah, ada undangan pernikahan dari Irman! Hati Layla hancur saat Irman menulis bahwa ia masih mencintai Layla.

Layla lalu patah hati, tapi bergembira lagi saat ia mengenal Henri, rekan kerja barunya. Tapi kebahagiaan itu berubah menjadi bencana saat Hendri memaksa Layla menonton Fear Factor, padahal Layla jijik. Arta mengingatkan bahwa itu bukan cinta, lagipula ia memergoki Hendri mengantarkan perawat di Rumah Sakit yang merawatnya. Tapi Layla kukuh berpacaran dengan Hendri. Sampai akhirnya ia melihat sendiri Hendri mencium perawat yang dimaksud Arta. Ia sedih, dan memutuskan untuk pulang kampung (meskipun beresiko dipecat oleh managernya yang galak).
Di rumah, ia merasa nyaman, tapi tiba-tiba Irman datang bersama istri barunya. Irman menjelaskan bahwa ia menikahi Ella, sepupunya, karena terlanjur dihamili oleh pria yang tak bertanggung jawab. Tapi Layla menolak penawaran Irman untuk kembali setelah Irman bercerai, karena ia merasa Ella mencintai Irman. Lagipula, ia mulai kangen dengan Arta.

Tapi di Jakarta Arta menghilang! Layla tak tahu apakah ia sudah kembali ke tubuhnya atau belum. Yang ia dapat hanyalah uang 5 juta rupiah yang ditransfer Arta, sebagai biaya sewa kamarnya. Saat ia merindukan Arta, tiba-tiba Arta-dalam versi utuh, bukan rohnya- datang dan menyatakan cinta. Layla pun merasa bahwa kehidupannya sempurna. Setelah melewati berbagai derita, ia juga berhak bahagia.
    

I read this book so many years ago, and i lost the cover photograph..oh..Maaf mbak Ria..
Setelah nonton 49 days (drama korea) kok jadi ingat novel ini ya..Sama sama bercerita tentang roh yang menelusup..Jangan jangan drakornya terinspirasi dari buku ini, hehehe.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar