PKBM? Mungkin klean
belum paham tentang Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Tapi ini adalah istilah
baru dari ‘kejar paket’. Jadi Saladin bukan belajar di SMP tapi di sebuah PKBM
di Kabupaten Malang, alias ambil kejar paket B.
Lhoo kok paket B? Ya,
karena dulu waktu Saladin SD, ijazahnya dari kejar paket A. Dulu di SD Alam
(sekolahnya) kerja sama dengan sebuah PKBM jadi ijazahnya paket A. Pikirku,
untuk SMP lanjut paket B saja lah, toh sama-sama resmi (diakui oleh
pemerintah). Kalau mau lanjut ke SMA negeri atau swasta ya bisa juga.
Kelas
Kecil
Jadi apa saja
keunggulan belajar di PKBM? Yang paling daku suka adalah dia punya kelas kecil
(maksimal 5 murid). Nahh dulu kan kami sempat survey ke PKBM lain, di sana
maksimal 7 murid per kelas. Entah kalau di PKBM daerah lain bagaimana.
Tapi justru dengan
kelas kecil ini bagus untuk Saladin karena dia bisa lebih fokus. FYI Saladin
ini anak ADHD jadi memang agak berbeda dengan yang lain. Dengan teman sekelas
hanya beberapa anak dia lebih happy,
apalagi keadaan di sana juga tidak berisik.
Tidak
Usah Pakai Seragam
Tidak ada seragam di
PKBM-nya Saladin karena ini swasta. Jadi yang dia pakai tiap hari senin sampai
kamis adalah celana panjang, sepatu, dan kemeja. Baju bebas tapi rapi gituu
deh. Tanpa seragam malah enak karena bisa lebih bebas, tidak usah bingung cari
sabuk, topi, dll.
Namun menurut
keterangan seorang teman, kalau di PKBM negeri muridnya masih pakai seragam.
Sebetulnya istilah ini juga kurang tepat. Karena menurut teman lain (yang orang
tuanya mengelola PKBM), yang negeri namanya “sanggar belajar”, bukan PKBM.
Read: Pengalaman Mencari SMP untuk Saladin
SPP
Terjangkau
Berapa biaya di PKBM?
Karena yang mengelola yayasan swasta jadi tergantung kebijakan masing-masing.
Kalau di tempat Saladin, SPP 300.000 rupiah per bulan, masih terjangkau untuk
ukuran sekolah swasta. Untuk uang kegiatan juga masih masuk budget kami.
Guru-Guru
yang Perhatian
Alhamdulillah Allah
maha baik dan mempertemukan Saladin dengan PKBM yang punya guru-guru yang
perhatian. Mereka sudah biasa meng-handle
anak istimewa. Bahkan salah satu guru Saladin pernah mengajari murid lain
yang autis, jadi memang beliau lebih sabar dan paham bagaimana cara mendidik
anak ABK.
Visi
dan Misi yang Sesuai dengan Kami
Memilih sekolah bukan
hanya karena fasilitasnya, tapi juga karena punya visi dan misi yang sama.
Kalau yang dipakai di PKBM kurikulum nasional. Tapi karena satu yayasan dengan
SD Alam di Kota Malang (bukan sekolah Saladin dulu), ada pelajaran bercocok
tanam juga.
Menurut salah satu
terapis anak istimewa di IG, anak ADHD maupun ABK cocok sekali belajar di
sekolah alam. Karena ada sesi grounding
dan nature bisa jadi media belajar,
sekaligus terapi alami.
Jam
Belajar Hanya Setengah Hari
Sekolahnya Saladin
sampai jam berapa? Cuma sampai beduk alias jam 11.30 sudah pulang, dan hanya 4
hari saja. Enak yaa, bentar banget sekolahnya. Tapii tetap dong di rumah juga
belajar (daku yang ajarin).
Untuk Saladin yang ADHD
dan hipersensitif terhadap suara dan keramaian, sekolah setengah hari sangat
menyenangkan. Karena memang dia belum kuat (secara mental) untuk belajar dari
pagi sampai sore.
Belajar di PKBM memang
asyik dan yang paling bikin lega adalah penerimaan dari para guru. Karena
memang tidak semua sekolah dan pendidik paham bagaimana cara meng-handle anak istimewa. Semoga Saladin
makin betah sekolahnya dan tidak ada drama.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar