Jumat, 11 November 2022

Selamat Ulang Tahun Saladin! Catatan 10 Tahun Jadi Orang Tua Anak Super Aktif

 

Tanggal 8 November kemarin, anakku Saladin tepat berusia 10 tahun. Nano-nano rasanya karena sepertinya baru kemarin aku melahirkannya, membedong, menggendong, mengajarinya berjalan, dan tiba-tiba sudah besar dan duduk di kelas 4 SD.



Ini Saladin waktu masih kecil.



Sekarang dia bilang ‘aku medium’ wkkkw dan udah enggak mau dipanggil baby.

Masih ingat rasanya saat 9 bulan mengandung, dengan resiko tinggi karena sebelumnya pernah keguguran. Akhirnya Dokter Novina menyarankan untuk bed rest pada trimester pertama (karena pernah pendarahan) dan meminum obat penguat kandungan.

Back to Saladin.

Bayi ini akhirnya lahir dan tumbuh besar. Selama 10 tahun ini dia lengket sekali kepadaku dan alhamdulillah makin lama makin nurut bundanya plus anteng.



Padahal dulu kata DIAM adalah kemustahilan wkwkwk.

Masa Batita dan Balita yang Menegangkan

Kita flashback ketika Saladin sudah bisa berjalan di usia 13 bulan. Ia semangat sekali bahkan berlari ke mana-mana. Perkembangan motorik kasarnya sangat cepat, bahkan sebelum bisa berdiri sendiri, ia bisa naik tangga dengan cara merangkak.

Saladin berlari di mana saja. Di rumah, di lapangan, dan ketika melihat pintu terbuka ia lari ke luar rumah sambil tertawa-tawa. Pintunya dikunci? Ia langsung sigap mencari di mana letak kuncinya. Ckckkc ini bocah panjang juga akalnya.



Masa balita dan batita kubilang menegangkan karena selain hobi kabur, dia juga pernah nyaris tertabrak sepeda motor. Ceritanya nih, Saladin naik sepedanya (sepeda plastik yang ada dorongan di belakangnya). Kami mau ke minimarket dan ia lompat dari sepeda lalu menyebrang jalan sendiri. Padahal ada sepeda motor (sport) yang lewat dan untungnya mas-mas itu mengerem dengan pakem.

Bundanya nangis dong.

Perubahan Ketika Ia Masuk SD

Saladin masuk SD di usia 6,5 tahun dan ada sedikit perubahan, sudah mulai anteng dan tidak tantrum parah sampai jedotin kepala ke lantai, atau naik ke lemari sambil jatuhin semua bukunya. Namun sesekali ia memanjat tembok atau pohon (cari perhatian bundanya ckckck).



Pandemi membuatnya harus school from home dan ia tak bisa bebas berlari di luar, akhirnya lari-lari di halaman belakang. Progress baru ada ketika ia kelas 3, sudah bosan memanjat dan godain bundanya. Ia keranjingan laptop untuk belajar coding dan sedikit lebih anteng.

Ketika Saladin sudah 10 tahun rasanya waktu cepat sekali berlalu, tetapi kusyukuri. Bukan karena ia lebih anteng (karena aku sama sekali gak mempermasalahkan kalau punya anak super aktif). Namun karena emosinya lebih stabil.



Saladin sudah bisa bilang dengan jelas maunya apa, dan jarang tantrum karenanya. Paling ia hanya minta peluk untuk ditenangkan, tidak berteriak-teriak atau bahkan menggigit lenganku seperti dulu.

Alhamdulillah ketika ia sudah mulai besar dan bisa mengendalikan emosinya, menahan keinginannya dan belajar sabar. Saat ini tugasku adalah memastikan ia untuk lebih mandiri, seperti belajar mengupas kentang dan apel (pakai peeler), menyapu, dll. Alhamdulillah di sekolahnya juga diajari untuk rajin karena merupakan pendidikan karakter.

Minta doanya ya semoga Saladin lebih baik lagi ke depannya. Happy birthday! Maaf Bunda hanya membuatkan pizza mini. Semoga Saladin selalu sehat dan bahagia.

4 komentar:

  1. Selamaaat 10 tahun Saladin. Masya Allah ... mbak sabar banget menghadapi anak aktif. Alhamdulillah sehat yaa. Makin nambah umur pun makin stabil emosinya. Keren lhooo semakin mandiri.

    BalasHapus
  2. Aamiin, Barokaallah Saladin, semoga ke depan semakin tambah pinter dalam emosi dan lain-lainnya, Bunda Saladin juga lebih sabar dan tetap semangat mendamping yaaa

    BalasHapus