Senin, 22 September 2025

Betapa Stressnya Memiliki Anak ADHD

 


Kalau ditanya bagaimana sih rasanya punya anak ADHD, maka jawabannya adalah PUSING. Gimana enggak stress kalau kelakuannya super ajaib. Ada saja yang diubek-ubek, diacak-acak. Kursi di ruang tamu digeser-geser, katanya mau jadi kereta api. Imajinasinya, astagaa!



Beneran deh kalau punya anak ADHD kudu sabarrr seluas samudra. Saladin baru bisa lumayan anteng di usia 10-11 tahun. Sebelumnya? Nangeeees.

Daku enggak ngeluh ya. Cuma mau cerita aja kalau punya anak laki-laki yang ADHD memang membuat tingkat kesabaran naik. Jadi apa saja yang sudah dilakukan Saladin sehingga membuat bundanya sering mumet?

Suka Kabur

Saladin pernah bikin heboh karena kabur ke perumahan sebelah dan baru ditemukan sekitar 2 jam kemudian. Ketemunya di sebuah rumah yang sekaligus jadi toko kue. Aromanya menggoda untuk mampir? Wkwkwkk

Read: Cerita Saladin Kabur

Sebelumnya si bocah juga pernah keluar rumah tanpa izin. Padahal pintu depan dikunci tapi dia bisa menemukan letak kuncinya lalu ngacir gitu aja. 



Paling sering ditemukan di minimarket (ngisis). Mungkin karena saat itu dia masih balita (belum sekolah) jadi belum paham kalau mau beli kue dan susu di sana harus bawa uang. Jadi daku selalu bawa dompet agar dia bisa jajan.

Si Bolang yang Ada di Atas Pohon

Mungkin karena waktu hamil daku menjuluki Saladin ‘bolang’ alias bocah petualang, dia jadi suka menirukan tingkah anak-anak di acara bolang (yang pernah ditayangkan di sebuah TV swasta). Saladin suka banget memanjat pohon. Daku sih santai karena sudah biasa dan dia bisa turun sendiri (dengan cara meloncat). Namun yang heboh untuk menyuruhnya turun adalah para tetangga.



Tak hanya memanjat pohon. Saladin juga memanjat bagian atas pintu, panjat pagar, naik ke atap mobil, sampai pernah memanjat jendela, di lantai 2! Baru ketahuan saat dia teriak “tolong!’ Untung dia menginjak genteng jadi ada pijakan kakinya.

Susah Diajak Keluar Rumah

Karena Saladin susah diam maka daku jarang mengajaknya keluar rumah (saat masih bayi sampai kira-kira usia 8 tahun). Takut malah rewel di jalan atau muter-muter ruang tamu. 



Meski dimaklumi oleh nyonya rumah tapi kan daku mencegah sesuatu yang tidak diinginkan.

Disiplin Diet Gula dan Gluten

Sejak dibilang ADHD maka Saladin diet gula dan gluten walau tidak terlalu ketat. Yang penting tidak sering-sering minum susu manis (sekarang seringnya susu tawar). Tapi pilihan jajanan jadi terbatas. Apalagi pas hari raya, disuguhi kue dan minuman manis, bubarr dietnyaa.

Read: Saladin Diet Gula

Susah Naik Berat Badan

Saladin masuk kategori underweight, dengan tinggi 155 cm maka BB hanya 36-37 kg. Kalau kata salah satu ahli gizi dari Puskesmas (yang kutemui saat posyandu) hal ini wajar. 



Penyebabnya karena Saladin makan dengan teratur dan minum susu tapi banyak bergerak.

Read: Anak Remaja Ikut Posyandu

Dipanggil Pihak Sekolah

Saladin beberapa kali dipanggil pihak sekolah (SD) karena tantrumnya mengerikan. Dia pernah ngamuk sampai memecahkan kaca dan tangannya berdarah. Untung enggak kena nadi. Dia juga pernah marah-marah sampai memanjat musala sekolah dan melempar ranting kering.

Read: SaladinMemecahkan Kaca dan Tangannya Berdarah

Dianggap Bukan Ibu yang Baik

Yang paling sedih adalah daku dianggap bukan ibu yang baik untuk Saladin. Dibilang tidak bisa mengasuh anak dan berbagai anggapan lainnya. Siapa sih yang tidak stress kalau diginikan?



FYI, Saladin sudah pernah terapi okupasi (perilaku) ya. Alhamdulillah hasilnya positif dan dia bisa mengendalikan tingkah lakunya. Namun tentu saja harus diarahkan dan diterapi lagi di rumah, kalau dia kumat pencilakan atau tantrum sampai membahayakan diri sendiri.

Punya anak ADHD seperti Saladin memang memusingkan dan bikin deg-degan. Namun harus disyukuri karena secara tidak langsung membuatku jadi lebih sabar. Walau sekarang dia sudah cukup kalem dan tidak pernah tantrum meledak-ledak lagi, tapi kalau mengingat masa TK dan SD rasanya kok horor (walau Alhamdulillah sudah terlewati). Jadi bagaimana, apakah anak harus anteng atau dibiarkan pencilakan, atau diarahkan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar