Kamis, 18 Desember 2025

Ulang Tahun Lagi?

 

Jumat malam tanggal 19 Desember, lahirlah bayi yang dinamai Avizena Elfazia Zen. Anak yang ditunggu-tunggu oleh semua orang karena dia adalah putri pertama, cucu pertama, sekaligus keponakan pertama. Jepara menjadi kota kelahirannya tapi dia dibesarkan di Malang, sehingga lebih bisa berbahasa jawa timuran daripada jawa tengahan (pesisiran).

                                            Photo by Joseph Menjivar on Unsplash    


Oh yeaaah, daku ulang tahun lagi! Kaget dong karena rasanya baru saja merayakan ultah ternyata sudah milad lagi. Lagian umur juga sudah segini, wkwkwk. Merayakan artinya makan enak berdua saja dengan Saladin, dan dia hafal kalau bundanya lahir bulan desember.

Refleksi di Hari Lahir

Apa yang sudah kulakukan selama lebih dari 30 tahun hidup? Rasanya dua tahun ini kebanting banget karena berubah kuadran, dari pegawai (WFH) menjadi penulis mandiri. Tapi tidak apa-apa, di kala satu pintu tertutup maka ada pintu lain terbuka, bukan?



Ulang tahun di usia 30+ bukan untuk dirayakan besar-besaran atau berharap kado yang mahal. Tapi justru kugunakan untuk refleksi diri. Sudahkah hidupku bermanfaat? Apakah hidup sudah berguna? Jangan lupa kalau usia manusia tidak ada yang tahu, jadi memang harus menambah amal perbuatan sebanyak-banyaknya.

Memaknai Ulang Tahun dengan Rasa Syukur

Justru di momen penambahan ehh pengurangan umur ini kupakai untuk memaknai dengan penuh rasa syukur. Alhamdulillah masih diberi hidup. Masih bisa merayakan ulang tahun dengan keluarga. Alhamdulillah masih waras dan sehat, sehingga bisa mencari peluang yang menghasilkan.



Dulu daku tuh kagak begini alias resah mencari di mana kurangnya? Mungkin karena dibesarkan oleh seorang ibu yang perfeksionis dan saklek. Tapi akhirnya jadi lelah sendiri, karena memang hidup tidak bisa sempurna. Dengan kesalahan dan kekurangan, justru jadi bahan untuk belajar menjadi lebih baik lagi,

Padahal pencapaian kecil itu juga merupakan sebuah prestasi lho! Ketika curhat ke salah satu AI, dijawab bahwa hidupku bisa lebih baik kalau merayakan sesuatu yang tampak sepele, misalnya merapikan kamar dalam waktu 1 menit. Jangan meremehkan hal yang kecil (yang positif) karena jika dikumpulkan akan berdampak besar.



Kemudian, daku juga terus menanamkan ke pikiran kalau kita tuh sudah hebat karena melewati berbagai momen ‘di tepi jurang’, misalnya krismon 1998 dan pandemi 2020. Jika hari ini masih ada nyawa maka Tuhan masih sayang. Maka gunakan untuk sebaik-baiknya, tambahkan rasa syukur, dan jangan mudah mengeluh.

Mengejar Cita-Cita

Apa yang harus kulakukan di usia segini? Di kala hidupku di-restart maka tak perlu galau atau silau melihat pencapaian orang lain. Rumput tetangga memang selalu lebih hijauu, gitu ya? Maka hijaukan saja tamanmu sendiri.

                                         Pexels

Hidup yang disetel dari nol lagi membuatku lebih fokus mengejar cita-cita. Tidak hanya berkutat di dunia blogging, tapi kembali lagi menulis novel dan flash fiction. Raut lagi pensilku karena lama sekali tidak menggambar. Belajar hal baru untuk menambah pengetahuan dan peluang.

Read: I don't want to remember my age

Daku sempat menulis tentang burnout ketika stuck dalam kehidupan ini. Ada satu komentar dari Kak Vicky Laurentina (di sana) yang sangat menancap. Kata beliau, “Definisi produktif itu adalah bisa menghasilkan energi. Jika menulis ribuan kata malah menghabiskan energi dan malah berubah jadi sakit, maka itu bukan produktif namanya.”

Selama ini kukira harus nulis ribuan kata (seperti dulu saat masih aktif jadi content writer) atau melakukan hal-hal yang spektakuler, baru bisa dibilang produktif. Tapi ternyata salah karena tidak menghasilkan energi positif.

                               Pexels

Sekarang memang ada target sehari mengerjakan apa saja, tapi tidak ngoyo sampai bikin burnout. Yang penting adalah kesehatan mental, dan jangan salahkan diri sendiri karena manusia tidak bisa mengubah takdir di masa lalu.

Ulang tahun menjadi momen berharga (meski tidak ada pesta dan kado) karena membuatku berpikir untuk terus memperbaiki diri. Tidak ada kata terlambat untuk belajar hal baru. Tidak usah malu jika hidup di-restart karena bisa jadi jalur yang kita lalui dulu itu salah. Ayo terus semangat dalam menjalani hidup, dan mensyukuri semua nikmat-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar