Apa enaknya jadi
penulis?
Beneran daku tuh banyak
nemu komentar di media sosial. Dibilang penulis tidak bisa kaya, susah nembus
penerbit major, atau harus punya pekerjaan lain agar bisa survive. Kalaupun ada penulis kaya itu hanya sedikit.
Beneran gemes kalau ada
komentar seperti itu. Apalagi banyak yang skeptis terhadap daya baca masyarakat
Indonesia. Apakah sudah jarang ada yang bersemboyan “kalau ada yang nulis pasti
ada yang baca”?
Akankah
Terus Menulis?
Suatu hari daku
berpikir ulang, akankah terus menulis? Kapan bisa kaya dari jalur menulis?
Sebenarnya tidak terpengaruh oleh omongan orang-orang tentang penulis, tapi
memang karena saat itu baru putus kontrak alias tidak ada pekerjaan lagi.
Padahal sebelumnya daku
bekerja (WFH) sebagai penulis artikel dan opini. Seru banget karena sehari bisa
nulis 3-4 opini dan saat dikejar-kejar deadline
malah merasa tertantang. Mungkin ini yang dinamakan adrenaline rush.
Akan tetapi saat sudah
tidak jadi penulis konten, ngapain lagi dong? Nulis di blog sudah, nulis apa
lagi? OK, mari pindah ke ranah fiksi karena sebenarnya daku juga senang baca
novel dan bikin flash fiction. Kalau
daku sudah pernah nulis buku non fiksi pasti bisa juga nulis fiksi.
Menjadi
Penulis Mandiri
Ternyata ada perbedaan
besar antara menulis mandiri dengan menulis di bawah agen. Kalau punya boss,
dapat gaji bulanan (yang nominalnya tergantung dari banyaknya artikel yang
ditulis). Tapi kalau menulis mandiri, dapat uangnya dari mana?
Belum tentu ada sponsored post di blogku seminggu 1-2
kali. Alternatif lain adalah ikut lomba menulis, atau melakukan monetasi
tulisan di blog sebelah. Ada juga beberapa web yang menerima tulisan dan
mendapatkan fee, dengan nominal yang
beragam. Seperti yang kusebut di atas, kalau nulis novel online juga bisa dapat uang karena pembaca beli koin.
Cara
Memotivasi Diri Sendiri
Menjadi penulis mandiri
berarti tekad dan niatnya harus 100 kali lebih kuat, karena tidak ada lagi gaji
bulanan. Jadi inilah caraku untuk mengobarkan semangat pada diri sendiri:
1.
Memahami Kembali Manfaat Menulis
Bukankah aktivitas
menulis itu ada banyak manfaatnya? Misalnya untuk portofolio online. Kalau ada yang tanya daku nulis apa saja?
Langsung saja kasih link blog dan
beliau membaca apa saja yang pernah kutulis.
2.
Menonton Film tentang Penulis
Kalau lagi stuck dan bingung nulis apa (padahal
sudah banyak membaca buku) maka daku nonton film tentang penulis. Misalnya film
Little Women (yang versi Winona Ryder sebagai Jo).
Dikisahkan Jo March
adalah wanita muda yang ingin jadi penulis (karena didikan orang tuanya yang
mewajibkan anak-anaknya untuk membaca). Si Jo ini agak tomboy dan lebih suka
baca buku dan nulis daripada ke pesta dansa. Jo akhirnya bisa menerbitkan
novelnya sendiri.
Bayangkan, ini si Jo
hidup lebih dari 100 tahun lalu, di mana belum ada listrik apalagi internet. Tapi
tekun menulis dengan tangan. Kita yang nulis tinggal ngetik di gadget tidak boleh malas.
Read: Review Film Little Women 1994
3.
Membaca Buku Tentang Penulis
Cara lain untuk memantik semangat menulis adalah dengan membaca buku tentang penulis. Daku suka baca karya-karya almarhumah Bu NH Dini, yang serial kenangan.
Beliau dengan runtut
menulis tentang kisah hidupnya, sejak masa pra kemerdekaan sampai era internet.
Read: Review Buku Gunung Ungaran, Karya Terakhir NH Dini
Bu Dini sampai usia
80-an masih tekun menulis setiap hari. Menjadi penulis adalah pekerjaan seumur
hidup.
4. Membaca Komentar di
Blog
Salah satu motivasi
untuk ngeblog adalah dengan membaca komentar dari para bloggers dan Alhamdulillah
ada beberapa yang ‘ngena banget’. Seorang kakak blogger pernah komentar kalau
beliau menunggu kisah Saladin yang seru. Ada blogger lain yang bilang kalau
tulisanku bagus, jadi makin semangat deh.
Jadi, menulis yang
dibayar atau tidak dibayar juga tak ada ruginya. Penyebabnya karena ada banyak
manfaat dari menulis, misalnya mencegah pikun dan mengisi waktu luang. Kamu sudah
menulis apa hari ini?






Tidak ada komentar:
Posting Komentar