Selasa, 19 Maret 2024

Seminggu Pertama di Ramadan 2024, Saat Keinginanku Hilang Satu-Persatu

  “Ramadan tiba, Ramadan tiba….”

Siapa yang suka ketika Ramadan tiba? Sebagai muslim tentu senang saat bulan puasa datang. Rasanya jadi lebih khidmat. Meski tidak makan dan minum selama 13 jam tetapi tubuh tetap beraktivitas seperti biasa dan beribadah juga lebih khusyuk.

                                    Sumber: Pixabay

Ramadan 2024 ini menjadi ramadanku yang ke-12 bersama suami tercinta. Seminggu di bulan puasa, seperti biasa, tidak ada permintaan khusus dari beliau. Tak pernah ada request ingin sahur dengan lauk rendang, opor, atau lauk lain. Yang penting masakannya tidak pedas dan teksturnya empuk. Bahkan aku juga dibebaskan untuk membeli lauk matang ketika tak punya mood untuk memasak.

Baju Baru, Alhamdulillah

Selain melayani suami, kebiasaan istri adalah berbelanja. Indonesia itu wow banget memang ya. Katanya resesi tapi buktinya daya beli masyarakat masih tinggi. Sejak 2 minggu sebelum Ramadan, sudah terpajang berbagai kue kaleng, permen, cokelat, dan berbotol-botol sirup di minimarket.

                                    Sumber: Pixlr

Begitu juga dengan penjual baju lebaran. Sebulan bahkan dua bulan sebelum Ramadan mereka sudah gencar berpromosi. Alasannya agar pembeli bisa khusyuk ibadah saat bulan puasa, karena tidak memikirkan untuk belanja baju baru.

Namun anehnya di awal Ramadan ini keinginanku untuk membeli gamis dan kerudung baru hilang sama sekali. Meski ada banyak yang mengiklankan baju model terbaru dengan harga yang bervariasi, tetapi aku hanya memandanginya dan tak berniat untuk memesannya. Beda jauh dengan tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya, aku biasanya beli 2 potong gamis dengan warna ngejreng.

Beli Kue Kering, Memangnya Wajib?

Begitu juga dengan keinginan untuk membeli kue kering, menguap begitu saja sejak sebelum Ramadan. Biasanya aku membeli setidaknya 1 stoples nastar dan 1 stoples putri salju. Atau, membuat nastar sendiri, dengan bahan-bahan yang mudah didapat di minimarket.

                                     Sumber: Pixabay

Apakah ada kewajiban untuk membeli kue kering? Siapa yang membudayakannya? Seingatku dulu (tahun 90-an) saat merayakan lebaran di kampung Papa (di Desa Mlonggo, Kabupaten Jepara), yang terhidang adalah tape ketan yang dibungkus dengan daun pisang. Sementara kue kaleng tergolong suguhan yang cukup mewah.

Mengapa Jadi Tidak Ada Keinginan?

Akupun bertanya kepada diri sendiri, mengapa keinginan untuk tampil cantik paripurna saat lebaran jadi hilang? Ke mana sifatku yang dulu agak kenes dan suka mix and match baju, kerudung, sandal, dan tasnya? Awal puasa juga biasa saja, tidak heboh membeli margarin, selai nanas, dan tepung seperti dulu (untuk dijadikan nastar).

                                       Sumber: Pixlr
                        

Mungkin aku sudah mencapai kata ‘cukup’ untuk merayakan Ramadan dan lebaran dengan bersolek dan menyajikan kue kering dengan aroma yang wangi. Sudah saatnya untuk bersikap biasa-biasa saja saat Ramadan dan tidak memborong baju dan aneka kukis. Ritual shopping saat Ramadan menjadi hambar dan belum ada keinginan lagi untuk melakukannya.

Lagipula, sejak menikah aku selalu berlebaran di Kota Malang, di rumah ibu mertua terkasih. Saat mudik juga cepat, hanya sekitar 30 menit dengan bersepeda motor sudah sampai. Sebagai menantu maka aku menjadi orang yang bertamu, bukan yang menerima tamu. Buat apa beli kukis banyak-banyak jika akhirnya dimakan sendiri?

                                    Sumber: Pixabay

Beginilah cerita awal ramadanku yang berusaha kujalani dengan penuh kedamaian. Agaknya Allah mengabulkan doaku (yang dipanjatkan jauh sebelum Ramadan). Kala itu aku meminta agar nafsu makanku diturunkan (karena sedang berusaha menurunkan berat badan). Ternyata tak hanya selera makanku yang menurun, tetapi juga keinginan untuk belanja yang juga menghilang. Sebenarnya Ramadan yang sederhana juga bisa dilakukan, yang penting khusyuk ibadahnya.

Ternyata Mengasuh Anak Tak Segampang Itu

  “Tak segampang ituu….”

Bukan lagunya Anggi Marito lho. Namun ini adalah postingan semi-curhat mengenai aktivitasku dalam mengasuh dan membersamai Saladin (11 tahun). Mungkin ada yang bingung, lah kan dia anak semata wayang, apa susahnya?

Baca: Cerita Mengasuh Anak Tunggal

Well kita flashback ke tahun 2011 ya. Saat masa awal menikah dulu kukira mengasuh itu enteng banget. Apalagi daku udah pernah bantu mama momong 3 adik laki-laki (yang jarak usianya jauh). Lagipula daku juga pernah jadi guru di sebuah playgroup di daerah Blimbing, Kota Malang.



Ternyata saat punya anak ya mumet juga. Lha iya kalau ngasuh adik dan dia rewel atau nangis, tinggal kasihkan ke mama atau mbak ART. Ngasuh anak orang di playgroup juga Cuma beberapa jam.

Memang kenyataannya tak semudah itu, dear. Selalu ada liku-liku dalam mendidik anak, terutama bagi yang kategori ‘ajaib’ seperti Saladin. Kukatakan ‘ajaib’ karena dulu dia pernah dikira autis (karena speech delay), ternyata tidak. Dia hanya super-aktif dan kata psikolog anak (saat konsultasi dulu sekitar tahun 2016) masih dalam batas aman.

Pusingnya Punya Anak Aktif

Saladin dulu sering dikira hiperaktif karena emang tidak bisa diam. Ketika tahu dia ‘hanya’ super-aktif maka daku sangat lega. Walau kenyataannya cukup bikin cekot-cekot tiap hari.



Gimana gak mumet kalau dulu Saladin hobi naik lemari, naik meja, naik pagar, dan memanjat pohon. Kalau turun ya huup mencolot gitu aja. Kagak ada takut-takutnya. Bahkan speed larinya juga jauh melebihi bundanya.



Jadi kalau punya anak kinestetik seperti Saladin ya udah, diterima aja. Malah dijadikan motivasi. Misalnya daku kudu rutin olahraga lagi agar bisa menemani Saladin jogging.

Tantangan Mengasuh Anak Tunggal

Seperti yang daku tulis di awal, punya anak semata wayang juga bisa bikin pusiing. Terutama dalam mendidiknya untuk mandiri. Anak tunggal tidak boleh manja sama sekali (IMHO) dan Saladin sudah bisa sedikit-sedikit beberes rumah, bantuin masak, udah bisa nyalain kompor sendiri, dll.

Read: Anak Laki-Laki Bisa Masak, OK aja

Keinginannya untuk Belajar, Lagi dan Lagi

Satu lagi yang bikin pusyiing adalah keinginan Saladin yang keras untuk belajar. Lho bukannya senang kalau anak rajin belajar? Maksudnya ginii lho.



Saladin selain mengerjakan PR juga suka belajar mandiri kalau di rumah. Mulai dari belajar catur, menggambar, bahasa asing, mendesain, coding, dll. Namun keasyikan belajar akhirnya dia jadi lupa waktu. Harus diingatkan lagi untuk atur gadget time and bed time biar gak kebablasan tidur larut.

Read:Pusingnya Punya Anak Pintar

Nafsu Makan yang Menanjak

Satu lagi yang jadi kebiasaan Saladin adalah suka makan. Bayangkan aja, waktu seharian mudik lokal (karena jarak rumahku ke kediaman mamaku hanya 2 kilometer), Saladin bisa makan 3 mangkok soto ayam, lanjut menyantap 2 piring nasi goreng. Belum kue-kuenya.



Awalnya daku takut Saladin akan obesitas tetapi setelah dilihat antara tinggi badan dan berat badannya, masih relatif normal. Lagipula dia olahraga setiap hari (lari-lari di rumah dan loncat-locnatan). Jadi aslinya tidak usah khawatir dia kegemukan karena memang aktivitasnya tinggi.

Kesimpulannya, memang tak mudah mengasuh anak sendiri. Namun dengan tantangan (bukan kesulitan) yang ada, daku tetap optimis dalam mendidiknya. Tetaplah mengasuh anak dengan demokratis, disiplin, dan penuh dengan kasih-sayang.

Jumat, 15 Maret 2024

Mengapa Harus Ibu yang Mengalah?

 

 “Mengapa harus aku yang slalu mengalaaah?”

Bacanya sambil nyanyi wkwkkw. OK, back to the topic. Pernah enggak sih klean yang berstatus ibu merasa capek karena…mengalah lagi dan lagi.



Bagaimana tidak capek kalau mau buka puasa aja eh malah digelendotin ama bocil. Baru minum, anak merengek-rengek. Akhirnya terpaksa gantian dengan ayahnya alias nunggu beliau selesai makan dulu, baru bisa berbuka.

Ibu yang Terus-Menerus Mengalah

Contoh lain adalah saat di rumah ada beberapa potong lauk. Ayah sebagai kepala keluarga biasanya milih dada ayam yang ukurannya paling besar. Anak-anak makan bagian sayap atau paha.



Sementara ibu? Lagi-lagi ibu dipaksa untuk mengalah dan hanya makan ceker atau brutu. Huaaa, padahal dia yang masak?

Situasi ini relatif ‘normal’ di keluarga yang hidup di tahun 1980-an atau sebelumnya. Amatlah ngenes kalau di tahun 2024 masih ada yang begini. Ibu adalah cahaya di keluarga, bukan pembantu yang Cuma dapat makanan sisa!

Suami Kudu Sadar Diri

Lalu bagaimana cara mengatasi situasi buruk alias ibu yang jadi sakit hati karena terus-menerus mengalah? Kuncinya ada di peranan suami. Oleh karena itu jangan sampai salah pilih pria untuk dijadikan suami yaa.



Seorang wanita butuh laki-laki yang mendukungnya, yang selalu menomorsatukannya. Suami yang sadar diri akan tanggap lalu gantian menjaga anak (yang masih kecil atau bayi) ketika istrinya akan makan. Suami yang waras tidak akan egois, misalnya makan sampai kenyang tetapi istrinya masih kelaparan.

Utamakan Kesehatan Ibu

Ketika ibu yang sudah mengorbankan tenaga, waktu, pikiran, dan segala kasih-sayangnya untuk keluarga, maka jangan sampai ia dipaksa untuk mengalah. Tolong lah, kalau enggak ada ibu, semua berantakan, bukan? Jadi ibu wajib diutamakan terutama untuk kesehatannya.



Kesehatan fisik ibu tentu sangat penting, oleh karena itu pastikan suami dan anak-anak paham dan mengutamakan sang ibu. Jika ibu lapar maka silakan makan, sementara anak-anak sudah terlatih untuk mengambil piring dan nasi sendiri. Jangan semuanya dikit-dikit minta dilayani.

Me Time Bukan Egois

Lalu bagaimana dengan kesehatan mental ibu? Salah satu cara menjaganya adalah dengan me time rutin. Yaa sebenernya versi me time seseorang itu beda-beda yaa.



Ada wanita yang suka nonton bioskop sendirian, ngopi sendirian, beli buku atau ke perpustakaan. Ada juga yang me time dengan perawatan di salon atau spa. Sebenarnya, me time cukup 1-2 jam dan setelah itu pikiran jadi segar.

Ibu Bahagia, Anak Juga Bahagia

Mengapa ibu harus bahagia dan dilarang untuk terus-menerus mengalah? Karena ibu yang bahagia akan membuat anak-anak juga bahagia. Begitu juga dengan ayahnya.



Jangan sampai ibu disuruh mengalahh terus dengan alasan ayah sudah capek mencari uang (padahal jadi ibu juga tak kalah capeknya). Kalau ibu stress dan sakit (secara fisik dan mental) maka akibatnya buruk. Ibu akan terus marah-marah dan akhirnya anak yang kena getahnya.

Oleh karena itu please deh, jadi suami yang aware akan kesehatan (fisik dan mental) istrinya. Istri adalah RATU RUMAH TANGGA bukan PRT gratisan yang bisa disuruh-suruh dan dipaksa ngalah terus. Kalau memang ada lelaki yang belum bisa mengalah dan memuliakan wanita, mending jangan nikah dulu.

 

Selasa, 12 Maret 2024

Bagaimana Cara Mengasuh Anak Tunggal?

 Saladin al Ayyubi, my son, adalah anak tunggal. Lho, emangnya enggak ingin punya adik? Jawabannya enggak wkkwkw. Lagian ini ada alasannya yaa, karena kondisi kesehatanku yang tidak memungkinkan. Lantas, gimana sih cara mengasuh anak tunggal agar dia tuh mandiri dan berani?



Banyak yang bilang kalau jangan punya anak tunggal. Katanya kasihan nanti kesepian, nanti manja, egois, bla-bla-bla. Padahal yaa tergantung didikannya juga sih. Daku anak sulung tapi tetap aja manja (ke suami tentunya) hihihiihi.

Baca:Istri yang Manja, Yes or No?

Nah ini nih beberapa kiat mendidik anak semata wayang:

Ajari untuk Mandiri

Siapa bilang anak tunggal selalu dimanja? IMHO, kemandirian perlu diajarkan, baik ke anak tunggal, sulung, tengah, kembar, maupun bungsu. Karena kemandirian adalah modal besar menuju kedewasaan dan pentiing banget buat survive (apalagi kalau si anak ada rencana sekolah / kuliah di luar kota / luar negeri).



Pertama yang perlu diajarkan adalah kemampuan untuk makan sendiri, lalu mandi sendiri, membereskan kamar, dan berbagai tugas yang seharusnya anak bisa lakukan sendiri. Lantas anak akan diajak untuk belajar menyapu dan beberes, jangan lupa juga skill untuk memasak juga wajib bangett.

Read: Anak Laki-Laki Memasak?

Sendiri Bukan Berarti Sepi

Cara mengasuh anak tunggal yang selanjutnya adalah mengajarinya bahwa sendiri bukan berarti sepi. Mau dia punya adik atau kakak, atau tidak punya saudara, maka tetap saja ada momen kesendirian. Iyaa soalnya daku punya 3 adik tapi tetap aja ke mana-mana ngebolang sendirian (pas zaman gadis dulu).



Kalau Saladin enjoy sendiri dalam melakukan beberapa aktivitas ya OK aja. Yang penting dia senang. Sendiri bukan berarti menderita. Apalagi dia anak introvert yaa (beda ama bundanya yang extrovert).

Baca: Tips Mengasuh Anak Introvert

Harus Mau Mengalah

Anak tunggal bukan berarti egois ya, karena ia wajib diajarkan untuk mau mengalah. Karena mengalah bukan berarti kalah, bukan? Anak perlu belajar kapan bisa maju duluan, kapan harus sabar dan menahan diri. Jangan sampai selalu senggol-bacok atau sumbu pendek, seram!

Wajib Punya Keberanian

Nah, cara mengasuh anak tunggal yang berikutnya adalah dengan mengajarkan keberanian. Ini penting banget, apalagi Saladin anak laki-laki. Jangan sampai dia jadi cemen atau penakut, bahkan pengecut, sedih dah!

Read: Tips Mendampingi Anak di Lomba Mewarnai

Lantas gimana cara agar anak selalu berani? Tentu dengan memotivasinya dan tidak pernah menakut-nakutinya (dengan cara yang tidak logis). Ada tuh kan anak yang enggak mau makan malah dibilang harus makan, nanti kalau enggak ayamnya metong. Ckckck.



Anak juga bisa berani kalau dibiasakan bergaul dengan banyak orang. Kemudian, anak kalau bisa didorong untuk mengikuti lomba-lomba. Tujuannya bukan cuma cari hadiah atau piala, tetapi yang paling penting adalah agar dia berani tampil di depan banyak orang.

Sayang Semuanya

Satu dua tiga, sayang semuanya! Anak tunggal wajib diajarkan untuk punya rasa kasih-sayang yang besar kepada sesama. Tujuannya untuk mengurangi rasa egoisme (karena ia cenderung diberi cinta dan materi yang berlebih dari orang-orang di sekitarnya).



Jadii walau ia adalah anak laki-laki, Saladin kuajarkan untuk selalu berpelukan dengan kedua orang tuanya. Kasih-sayang perlu diajarkan agar ia lebih ekspresif dan merasa bahwa semuanya saling menyayangi. Namun daku juga menekankan bahwa sayang bukan berarti manja dan ia berhak ditegur / dimarahi jika melakukan kesalahan.

Ini beberapa kiat dan cara mengasuh anak tunggal (versiku). Ada yang mau menambahkan? Anak sekecil apapun wajib dididik dengan baik. Jangan mentang-mentang anak tunggal lalu keinginannya selalu dipenuhi dan selalu bergantung dengan bunda atau mbak ART di rumah.

Sabtu, 09 Maret 2024

Belajar Parenting ala Mami Lupus dari Buku Karya Alm Hilman Hariwijaya

 Siapa suka baca Lupus atau nonton film / sinetronnya? Karya alm Hilman ini emang legedaris banget yaa. Bukunya juga ada banyak. Mulai dari Lupus milenia, Lupus ABG, sampai Lupus kecil. Isinya juga lucu-lucu dengan cerita remaja gokil yang hobi tebak-tebakan.



Walau bukunya ber-genre komedi, ternyata tersirat pesan-pesan parenting di dalamnya. BTW ini daku dapatkan dari beberapa novel Lupus ya (maaf lupa kalau ditanya buku yang mana?). Yang jelas alm Hilman bener-bener jenius dalam membuat suatu cerita, jadi Lupus sekeluarga tuh kayak bener-bener ada.

FYI, di buku Lupus versi SMA dan kuliah, sang mami udah jadi single parent karena sang papi udah meninggal. Tapi pas di buku Lupus kecil tuh diperlihatkan kalau sang papi amat-sangat mediiit wkwkwk. Ajaib banget pelitnya sampai menyusahkan dirinya sendiri.

Oh yaa ini beberapa pesan parenting di buku-buku Lupus, yuuk:

Ajarilah Anakmu untuk Berani

Di salah satu buku Lupus kecil, sang mami meminta Lupus untuk mengantarkan makanan ke rumah temannya. Nahh si Lupus kayaknya masih usia 10 apa 11 gituu. Lalu dia naik beberapa bus untuk bisa sampai ke tujuan.



Ini kan setting-nya tahun 90an, jadi emang wajar kalau Lupus naik bus. Sang mami mendorong dia untuk berani naik transportasi umum sendiri. Yaa mungkin kalau setting-nya tahun 2024 mungkin si Lupus naik ojek online.

Berteman dengan Siapa Saja

Lupus tuh anak extrovert bangeeet dan saat SMA dia punya 2 sobat bernama Boim dan Gusur. Si Boim berasal dari keluarga menengah ke bawah. Namun mami Lupus tidak pernah melarang anaknya untuk main ama Boim.



Begitu juga saat Lupus masih kecil. Dia punya teman bernama Iko-Iko dan keadaannya 11-12 dengan Boim. Lupus bisa aja bergaul dengan Iko-Iko, juga ama Happy yang notabene berasal dari keluarga kaya.

Sayang ke Adek, dong!



Lupus punya adek cewek yang ceriwis dan cantik bernama Lulu. Nah si Lupus sayang ke Lulu tapi diungkapkan dengan caranya sendiri. Bukan dengan membelikan makanan tapi malah minta traktir, wkwkwk. Ajaib emang nih cowok.

Lupus Cari Uang Sendiri

Di buku Lupus n Work digambarkan si Lupus belajar cari uang sendiri dengan jualan stiker, bersama duo Boim dan Gusur. Nahh para pelajar emang kudu kreatif dan enggak hanya minta uang melulu ke ortu. Sekali-sekali belajar kerja agar merasakan bagaimana perjuangan cari uang.

Baca: Review Lupus n Work

Belajar Percaya ke Anak

                              Alm Hilman Hariwijaya

Maminya Lupus emang keren banget dan demokratis. Ada beberapa cerita si Lupus boleh traveling ke luar kota, padahal dia masih belum 17 tahun usianya. Percaya banget kalau anaknya bisa jaga diri.

Menghukum Anak Jika Perlu

Walau sayang tetapi si mami juga pernah menghukum Lulu dan menyuruhnya untuk mencuci rantang dan peralatan dapur yang kotor. Karenaa si Lulu pergi enggak bilang-bilang. Namun si Lupus akhirnya kasihan dan membantu Lulu di dapur.

Nahh kesimpulannya kita tuh bisa belajar parenting dari buku manapun, bahkan dari novel komedi sekalipun. Al fatihah untuk alm Hilman Hariwijaya. Terima kasih atas cerita-cerita gokil di buku Lupus, Lulu, Vladd, Olga, dan buku-buku lainnya, semoga jadi amal jariyah.

Selasa, 05 Maret 2024

Review Novel Cookie dan Pelajaran Parenting di Dalamnya

 Siapa suka baca karya Jacquiline Wilson? Beliau adalah penulis buku anak dari Inggris dan telah menelurkan banyak sekali karya. Salah satunya adalah Cookie yang bercerita tentang gadis kecil yang suka membuat kukis alias kue kering.

Review Novel Cookie

OK, this is Cookie short review. Ada gadis pre teen bernama Beauty Cookson. Kehidupannya cukup normal dengan ibu yang penuh kasih sayang dan ayah yang kaya. Namun sayang sang ayah terlalu pemarah.



Beauty stress karena di sekolah ia di-bully, dipanggil dengan sebutan ugly yang merupakan kebalikan dari namanya. Saat ia mencapai prestasi akademik malah diejek. Ia hanya bisa curhat ke ibunya dan Sam, pembawa acara TV yang selalu membawa kelinci lucu. Tentu saja curhat ke Sam hanya secara batiniah.



Ketika Beauty ulang tahun sang ayah mengamuk dan tak suka akan salah satu kado Beauty, yakni seekor kelinci. Binatang itu sengaja dilepaskan dari kandang lalu tewas mengenaskan. Ibu Beauty tak terima, apalagi ia sudah lelah kena KDRT verbal. Akhirnya Beauty dan ibunya pergi dari rumah mewah ayahnya dan berkarir sebagai pedagang kukis.

Pesan Parenting dari Novel Cookie

Meski Cookie basic-nya adalah novel anak-anak tetapi memiliki beberapa pelajaran tentang parenting. Misalnya begini nih:

Pengasuhan Hanya Bisa Dilakukan Oleh Orang Tua yang Kompak

Mengapa orang tua harus kompak? Karena biar anak tidak akan bingung. Kalau Dilly, ibu Beauty, cenderung penyayang dan demokratis. Namun sang ayah (Mr. Cookson) lebih disiplin, keras, dan perfeksionis.



Jangan Ada KDRT di Rumah

Segalak apapun orang tua jangan sampai ada KDRT di dalam rumah, termasuk kekerasan verbal. Beauty sangat stress karena sang ayah sangat pemarah, bahkan bisa meledak-ledak seperti gunung berapi. Semua permintaan ayahnya harus dituruti, bahkan Beauty rela mengeriting rambutnya agar terlihat gaya. Padahal tidak sesuai dengan bentuk mukanya yang bulat.

Anak Tak Butuh Kehidupan Mewah

Mr. Cookson mengira bahwa dengan memberi anak dan istrinya rumah mewah (yang memiliki 6 kamar), mobil sedan mahal, mereka akan bahagia. Sebenarnya anak tak terlalu butuh kemewahan, yang penting cukup. Mereka lebih butuh kasih sayang dari orang tuanya, bukan omelan dan kemarahan.



Tak Selamanya Broken Home itu Buruk

Mungkin banyak yang bertanya-tanya mengapa Jacquiline Wilson sering menulis tentang single mother? Kalau dilihat dari kacamata perempuan sih memang suami-suami (di novel) yang toxic. Daripada tidak bahagia, gimana hayo?


                                          Jacquiline Wilson

Bela Anakmu Jika Perlu

Untuk para ibu, jika anakmu benar, selalu bela mereka. Jangan sampai anak merasa tersingkir gara-gara pengabaian orang tuanya. Namun sebenarnya di dalam novel Cookie, Dilly tidak terlalu membela Beauty saat ia di-bully. Kalau gue sih udah beneran ngamuk dan menemui sang perundung.

Lakukan Hal yang Benar Sesuai Instingmu

Dilly akhirnya melakukan hal yang benar dengan keluar dari rumah suaminya dan memulai kehidupan baru bersama Beauty di Rabbit Cove. Lakukan hal sesuai instingmu dan jangan takut melawan pelaku KDRT (meski berupa kekerasan verbal).



Terlepas dari pembelajaran parenting di novel Cookie, pembaca tetap bisa berimajinasi tentang kukis-kukis lezat buatan Dilly dan Beauty. Juga menikmati ilustrasi yang bagus dari Nick Sharrat. Gimana, kamu sudah pernah baca buku karya Jacquiline Wilson?

Jumat, 01 Maret 2024

Ketika Ibu Lelah

 Siapa yang bangunnya paling pagi tapi tidurnya paling malam? Jawabannya adalah ibu. BTW klean tidurnya jam berapa?


Seorang ibu selalu memastikan semuanya berjalan dengan baik. Anak-anak sarapan bergizi lalu berangkat sekolah. Bekal sudah dibawa. Suami sudah makan lalu minum kopi atau teh.


Seorang IRT langsung beberes rumah lalu masak buat makan siang. Sementara career woman langsung ngantor dan pulang jelang senja, bahkan lembur saat ada tambahan pekerjaan. Sampai rumah ia masih menyiapkan dinner, memeriksa PR anak, baru bisa istirahat.


Lelahnya Seorang Ibu



Kalau tidurnya larut bikin capek kan? Lelah secara fisik masih ditambah dengan lelah batiniah. Anak merengek minta ke minimarket padahal matahari sedang panas-panasnya. Suami lagi-lagi lupa tidak membantu buang sampah di dapur. 


Akibatnya ibu jadi lelah secara fisik dan mental. Bahayaa banget. Kenapa? Karena bisa berakibat buruk ke anaknya.


Jangan Jadikan Anak Pelampiasan


Saat ibu khilaf dan merasa lelah lahir batin, anaknya yang jadi sasaran. Siapa suka ngomel hayo? Anak mau melakukan ini-itu masih saja dikomentari, akibatnya dia ngambek. Pusiiing!




Yang paling parah kalau ibu lelah lalu bentak-bentak anak dan...main fisik. Mau nyubit atau mukul, tetap saja menyakitkan. Ngeriii ooi. Jangaaan dilakukan ya. 


Anak yang biasa mendapatkan KDRT baik secara verbal maupun fisik akan punya luka batin. Dia pelan-pelan akan menjauh dari orang tuanya. Yang paling parah, ada anak yang merasa kekerasan adalah hal biasa lalu jadi masokis. Horor!


Istirahat Bu!


Daku gak lebay ya tapi ini hasil dari pengamatan ke banyak orang. Kelelahan bisa jadi bom waktu yang membuat suasana rumah jadi meledak.



Saat ibu lelah lalu ngomel atau nyubit, tentu yang sedih adalah anaknya. Tapi sang ibu pasti menyesal dan menangis sambil minta maaf di malam hari. Tapi besoknya emosi lagi. Enggak mau kan gini terus?


Oleh ksrena itu istirahat penting buangeeet. Sempatkan tidur siang jika ada waktu luang atau saat weekend. Jangan malah scroll sosmed, wkwkwkwk.


Kalau tidur malamnya benar-benar minimalis (gak sampai 7 jam) usahakan deep sleep biar istirahatnya maksimal. Pastikan sejam sebelum masuk kamar udah off gadget. Setelah bersihkan muka, pakai skincare, berdoa yang khusyuk. 


Enggak usah mikir macam-macam apalagi overthinking. Ini nih yang bikin susah tidur. Kalau overthinkingnya parah mending konsul ke psikolog yaa biar ada solusi.


Makan yuk!


Penyebab lain dari emosi negatif ibu adalah waktu makan yang terlambat dan tidak teratur. Sarapan baru jam 9 ke atas karena beres-beres dulu. 



Makan siang kalau ingat. Itupun pakai bakso pedes. Gimana gak asam lambung?


Menyapu bisa nanti, usahakan deh sarapan dulu baru beberes. Toh gak ada yang marah kan kalau ngepelnya setelah makan? Makan duluu. 


Makan yang bener jangan cuma ngemil. Makan sayur dan buah juga biar sehat. Nanti anak-anak juga meniru kebiasaan positif ini.


Kalau ibu sudah bisa atur waktu untuk istirahat dan makan teratur, anak pasti senang. Ibunya woles dan tidak mudah marah. Ibu mengasuh dengan penuh kasih sayang. Keluarga akan makin bahagiaaaa.

Rabu, 28 Februari 2024

Review Deessert, Maukah Kamu Makan Kue Buatan Mantan?

 Mantan lagi, astagaa! Sepertinya daku kena ‘kutukan’ buku bertema mantan pacar karena dari 3 novel yang kubaca temanya serupa: ketemuan lagi ama mantan. Jujur awalnya baca novel ini karena desain covernya yang bagus dan judulnya unik. Eh ceritanya juga bagus (romance dengan sedikit percikan comedy gituu).

 

Read: Review Novel Resepsi, Mau Datang ke Nikahan Mantan?

 

Ini data-data bukunya:

Judul   : Deessert

Penulis: Elsa Puspita

Tahun: 2016

Tebal   : 314 halaman

Bisa dibaca di aplikasi Ijak.

 

Baca: Review Novel His Wedding Organizer, Mau Jadi Panitia Nikahan Mantan Pacar?

 

Siapa suka makan? Naya beruntung banget karena suka makan eh dibayar pula. Iyaa, dia jadi presenter acara kuliner di TV. Namun sayang acaranya bungkus alias harus diberhentikan karena rating yang turun.



Naya tidak gentar dan dia memutuskan untuk pulang kampung ke Palembang. Sampai rumah dia reuni dengan sahabatnya saat SMA, Lulu. Setelah itu dia jadi ingat adiknya Lulu yang juga mantan pacarnya, Sadewa alias Dewa.

Iyaa, dulu Naya pacaran ama brondong, uhuy! Namun hubungan mereka renggang karena Dewa kuliah di Australia dan mengejar karir jadi pastry chef. Komunikasi yang tidak lancar membuat semua berantakan.

Rencana Besar Lulu



Lulu ingiin sekali membuka restoran fusion. Apalagi dia punya pacar yang seorang koki. Dia senang karena Naya akhirnya mau join ke bisnis patungan mereka. Naya dengan pengalaman kulinernya bisa jadi quality control sekaligus manajer.

Ketika Ketemu Mantan

Saat Naya bekerja dengan Lulu dan Arfan serta membentuk tim dapur yang solid, tiba-tiba Dewa datang. Jadi salah tingkah gak sih ketemu mantan pacar? Ternyata Dewa dijadikan pastry chef untuk sementara di restoran mereka, yang bernama Dapoer Ketje.

Harus Profesional, dong!

Hanya sementara? Iyaa. Dewa gak bilang-bilang kalau dia pulang ke Indonesia untuk selamanya. Tujuannya untuk membuka bakery and café sendiri. Sebelum bisnisnya dibuka, dia berbaik hati untuk membantu usaha Lulu.


                                     Naya

Naya enggak menyangka kalau Dewa juga jadi kru restoran. Dia menghadapi dengan lempeng dan judes. Sementara Dewa juga enggak enak hati karena kudu kerja dengan gadis yang diam-diam masih dicintainya.

Mantan yang Lain Datang Lagi

Saat hubungan Dewa dan Naya mulai membaik ehh ada mantan pacar Naya datang ke Palembang. Dia Dipati, artis FTV yang sedang syuting di kota pempek tersebut. Sementara itu, Dewa juga pusing karena mantannya yang bernama Ava nekat datang dari Australia ke Indonesia, dengan alasan mengantarkan undangan pernikahan saudaranya.

Gimana nasib Naya, apa dia kembali lagi ke Jakarta dan menerima cinta Dipati lagi? Atau dia tetap stay di Palembang tetapi cemburu dengan keberadaan Ava yang ngintil Dewa melulu. Baca sendiri ahh, gak mau spoiler.

LDR Doesn’t Work?

Lagi-lagi di buku ini diperlihatkan kalau LDR doesn’t work at all. Karena kesibukan Dewa yang kuliah sembari bereksperimen di dapur. Sementara Naya juga kuliah, lalu setelah lulus merantau ke Jakarta.

                                      Dewa

Uhm, IMHO, LDR yang bisa dilakukan hanya setelah pernikahan. Gitu gak sih? What do you think?

Semua Harus Dibicarakan


                                                        Elsa Puspita

Salah satu pelajaran yang ada di novel Deessert adalah: semua harus dibicarakan. Dulu Naya dan Dewa putus dengan tidak baik-baik. Dewa terlalu sibuk sehingga Naya merasa ditinggalkan dan di-ghosting. Sementara Dewa kaget karena tiba-tiba Naya sudah punya kekasih lagi, saat dia diam-diam libur kuliah dan pulang ke Indonesia.

Setting Palembang



Yang daku suka dari novel Deessert adalah penggambaran setting Palembang yang cukup, gak sekadar tempelan. Jadi pas baca buku ini langsung keingat beberapa teman blogger yang ada di sana. Halo Mas Yayan, Koh Deddy, siapa lagi ya?

Formula Comedy Romance

Sejak bagian pertengahan buku sebenarnya sudah ketebak sih alur dan ending-nya. Tapi tidak apa-apa. Untuk novel komedi-romantis memang sudah ada formula patennya, ya?

Penggambaran Makanan yang Menggiurkan



Satu hal lagi yang daku suka dari novel Deessert adalah penggambaran makanan yang bagus bangettt. Berasa nyata membayangkan berbagai kreasi Dewa, mulai dari kue labu (pumpkin cake) sampai coklat berbentuk bawang. Cemanaa rasanyaa. Gimana, dikau udah lapar ehh udah pengen baca buku ini?