Sabtu, 27 April 2024

Orang Tua yang Membingungkan, Maunya Apa?

 

Jadi orang tua memang pekerjaan seumur hidup. Apalagi kalau anak di bawah usia 12 tahun. Harus ngajari berbagai cara mulai dari makan sendiri, mandi sendiri, belajar beberes rumah, usaha untuk disiplin, dll.

Tapii di balik kepusingan jadi orang tua ini, ada juga sosok anak yang tak kalah pusing. Penyebabnya karena ucapan ayah atau bunda yang tidak konsisten. Orang tua yang seperti ini – entah mengapa- jadi membingungkan. Mungkin karena dulu mereka terlalu dituntut sewaktu kecil sehingga ketika punya anak jadi gantian menuntut? Atau mereka berekspetasi tinggi pada anak agar terus berprestasi?

Source: Pexels


Fenomena seperti ini makin banyak di masyarakat. Akibatnya anak makin bingung, ayah dan bunda maunya apa? Pernahkah klean melihat kejadian-kejadian seperti ini?

Anaknya Disuruh Jadi Leader tapi Dipaksa Menurut

Dulu ituu hampir semua anak diwajibkan jadi ‘anak manis’ dan penurut. Disuruh ke warung, disuruh ini dan itu oleh bunda ya harus mau. Memang bagus sih tapi sayangnya tidak semua anak bisa begini.

Source: Pexels


Dari pengamatanku (sebagai mantan guru PAUD) ada 2 tipe anak: yang full penurut dan yang kritis serta berjiwa pemimpin. Lha kalau anaknya tipe kedua bagaimana? Anak yang berbakat jadi leader umumnya anak pertama, atau memang anak yang sejak kecil punya sense alami untuk memimpin kawan-kawannya.

Masalahnya, ada anak yang disuruh jadi leader oleh orang tuanya, didorong untuk jadi ketua kelas, dll tetapi malah dipaksa 100% menurut. Padahal anak tipe seperti ini punya pemikiran sendiri. Mereka bukannya tidak mau menurut apa kata bunda / ayah. Namun ingin mencoba jalan lain dan juga kritis, dan jangan sampai dilabeli ‘pembangkang’.

Disuruh Mandiri namun tak Diberi Kepercayaan

Nahh ada lagi anak yang sudah didorong jadi pemimpin, juga disuruh untuk mandiri. IMHO kemandirian memang bagus karena jadi bekal menuju masa dewasa dan anak tidak akan tergantung oleh orang tua / guru / ART / suster. Mereka belajar untuk berangkat sekolah sendiri, menata buku dan keperluan sekolah sendiri, dll.

Koleksi pribadi


Akan tetapi saat anak sudah PD dan mandiri malah tidak diberi kepercayaan. Misalnya saat ada persami (perkemahan sabtu minggu), outbond, atau acara lain. Anak malah dilarang ikut dengan alasan takut kedinginan, takut kena nyamuk, takut sakit, dll. Maunya apaa bunda?

Dianggap Anak Kecil Terus

Klean masih ingat salah satu serial di TV saat ada anak laki-laki berujar, “Jangan panggil aku anak kecil!” Namanya anak yang bertambah besar maka ia tidak mau dianggap kecil terus. Karena ia sudah merasa punya fisik yang membesar dan kemampuan yang lebih.

                                             Source: Pinterest

Misalnya saat anak mau bersepeda dengan rute yang agak jauh malah dilarang dengan alasan “masih kecil”. Ia juga tidak didengarkan pendapatnya di rumah, lagi-lagi karena dianggap anak kecil. Kalau begitu kapan anak belajar jadi besar dan bertanggung jawab, padahal dia bukan balita atau bayi lagi?

Read: Anak yang tak Mau Dianggap Bayi Kecil

Terlalu Mengatur Anak

Ini salah satu fenomena yang masih terjadi bahkan sampai puluhan tahun. Ada tipe orang tua yang suka banget mengatur anak, padahal dia sudah pre teen, bahkan menjelang dewasa. Contohnya saat anak pakai baju biru malah disuurh pakai warna merah (padahal kondisinya sama-sama bagus). Kemudian, anak juga disuruh masuk ke sekolah tertentu, yang tidak sesuai dengan kemampuan / bakat anak.

Source: Pexels


Jika anak terlalu banyak diatur maka akan sangat berbahaya karena dia bisa susah mengambil keputusan sendiri. Apalagi kalau anak laki-laki, haduuh. Laki-laki adalah calon pemimpin keluarga, bagaimana dia bisa membuat rumah tangga yang baik kalau tidak bisa jadi leader?

Anak / Menantu Diarahkan jadi Wanita Karir tapi Mengeluh saat Mengasuh Cucu

Last but not least, fenomena ini juga terjadi dan banyak dikeluhkan oleh orang tua yang sudah berstatus kakek dan nenek. Mereka ingin agar anak perempuannya mengejar karir. Namun ketika momong cucu malah mengeluh kecapekan.

Source: Pexels


Well, menjadi wanita karir boleh-boleh saja sih. Namun alangkah baiknya jika nenek / kakek sudah tidak kuat mengasuh cucu, jangan dipaksakan. Lebih baik cucu dijaga oleh suster / baby sitter / nanny di daycare.

Solusinya Bagaimana?

Nah, solusinya adalah komunikasi yang baik antara anak dan orang tua. Jangan sampai anak merasa tersisih / dicuekin gara-gara tidak didengarkan pendapatnya. Lebih mengerikan lagi, anak bisa terpengaruh pergaulan negatif di luar rumah ketika ia selalu tidak dipercaya, bahkan disalahkan oleh ayah / bunda. Yuk jadi orang tua yang bijak dan penuh dengan kasih sayang.

10 komentar:

  1. Baru tahu kalo mbak Avi mantan guru PAUD. Keren ini. Aku sendiri dulu waktu kecil selalu dipilih jadi pemimpin. Jadi ketua kelas, ketua barisan, dsb. Karena bobot tubuh bongsor dan keliatan paling gede sendiri. Semakin dewasa semakin muak dikasih tanggung jawab memimpin haha. Males mendrama dengan orang yang dipimpin. Pernah soalnya kepaksa ngatur orang yang lebih tua. Duh, capek bangeeet.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa ngajarnya itu duluuu pas belum nikah, hehhehe.

      Hapus
  2. Kuncinya memang di komunikasi. Rata-rata orang tua melakukan itu karena merasa itu yang terbaik untuk anaknya. Padahal ya, tiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Kayak misal anak udah SMP, pasti dah nggak mau lagi tuh dianterin ke sekolah. Beda ketika hal si anak masih SD.

    BalasHapus
  3. daycare juga mahal banget mbak. jadi menyesuaikan kondisi keuangan juga. kebanyakan mamah muda tuh takut anaknya kenapa2 dititipin ama orang. akhirnya sang kakek nenek diminta jagain.

    BalasHapus
  4. ini pentingnya membahas cara pengasuhan anak dengan pasangan sehingga jelas ingin dibawa kemana pola pengasuhannya. Jadi orang tua memang pekerjaan seumur hidup tapi harus tetap waras dan semangat ya bun buat si kecil agar tumbuh dewasa dengan skill yang terbaik.

    BalasHapus
  5. Ternyata selama ini kita tuh hidup di dunia yang serba kontradiktif yaa..
    Menjadi orangtua memang gak ada sekolahnya, tapi banyak belajar dan membaca artikel parenting seperti ini jadi insighful banget. Aku jadi inget masa-masa pengasuhan kedua orangtuaku dan aku. Kaya aku menghindari beberapa pola asuh kedua orangtuaku karena menimbulkan "jarak".

    Pinginnya aku sama anak tuh bisa sama-sama bebas ngobrol apa aja yang mereka resahkan.
    Karena aku orangnya juga dependent banget.

    BalasHapus
  6. anak kalau udah mulai besar dikit, emamg udah gak mau sih ya dipanggil kecil, butuh validasi juga dong kayak si Syifa ya :D
    komunikasi memang hal penting yang harus ditegakkan, kalau gak dibicarakan baik-baik kan jadi gak tau keinginan ortu dan anak, ortu juga harus mau dong ya mendengarkan anak jangan anak mulu yang dengerin ortunya :)

    BalasHapus
  7. Nah, kebanyakan orang tua di negara kita kayak gini nih. Maunya anaknya penurut tapi dia berprestasi apa-apa bisa. Terus mandiri, tapi takut anak-anaknya kenapa.

    Ya, kuncinya memang di komunikasi. Kalau anak sudah gede mungjin bisa mdngutarakannya ya. Kalau masih anak-anak jadi bisanya brontak. Malah dicap sebagai anak pembangkang.

    BalasHapus
  8. orang tua memang kadang suka nggak sinkron yaa mau anaknya mandiri tapi anaknya dimanja dengan berbagai fasilitas dan nggak dibolehin melakukan hal-hal yang seharusnya sudah bisa mereka lakukan sendiri

    BalasHapus
  9. Disuruh mandiri tapi tidak diberi kepercayaan, ini nyata bangeeeeet.. Di sekeliling banyak kejadian begini, anak diminta mandiri tapi setibanya ingin mencoba hal baru, melakukan sendiri malah engga boleh dgn banyak alasan

    BalasHapus