Rabu, 03 April 2024

Cara Mengatasi Darurat Membaca, Bisa Dimulai dari Rumah

 Belakangan viral netizen yang darurat membaca karena tidak bisa membedakan antara Dewi Sandra dengan Sandra Dewi. Oops, daku tidak ingin membahas tentang kasus mbak SD ini ya. Cuma jadi tergelitik, sebegitu parahkah kemampuan literasi orang Indonesia sehingga salah sasaran?



Daripada keheranan dan menghujat, bukankah lebih baik kita melakukan aksi untuk mengatasi darurat membaca? Tindakan bisa dimulai dari rumah, dari keluarga sendiri. Diharap jika anak-anak sudah bisa membaca dan memahami isi buku maka hobi positif ini bisa disebarkan, sehingga makin banyak temannya yang juga suka membaca.

Lagipula, anak-anak yang suka membaca akan lebih cerdas dan mencintai ilmu pengetahuan. Dia sekolah tidak sekadar datang dan mendengarkan suara guru. Namun benar-benar ingin mencari knowledge dan semangat untuk belajar.

Membacakan Buku ke Anak-Anak

Siapa ingin punya anak pintar? Tentu semua orang tua ingin seperti ini ya? Caranya dengan membacakan buku ke anak-anak sedini mungkin. Kalau bisa malah sejak ia masih dalam kandungan, sekalian menstimulasi otaknya.

Untuk bukunya bisa dipilihkan yang khusus anak-anak ya, misalnya buku bergambar. Lanjut mereka dibacakan majalah anak-anak. Biasanya mereka tertarik melihat gambarnya lalu ingin belajar membaca sendiri.

Membelikan Buku Sebagai Kado

Kalau anak ulang tahun diberi kado apa? Mengapa tidak membelikan buku saja? Jika anak diberi buku maka ia otomatis akan membacanya lalu menceritakannya kembali di depan sang adik atau teman-temannya.

Begitu juga jika ada teman anak yang ulang tahun. Kadonya bisa berupa buku cerita anak atau ensiklopedi. Hadiah seperti ini tentu sangat bermanfaat bagi mereka.

Membuat Perpustakaan Mini di Rumah

Jika ada ruang di rumah maka bisa dijadikan perpustakaan mini yang isinya buku anak-anak, kamus bergambar, ensiklopedi, majalah anak-anak, dll. Nanti ananda bisa mengajak teman-temannya untuk datang dan membaca buku bersama-sama. Kalau tidak ruang kosong gimana? Bisa memanfaatkan space di bawah tangga atau garasi.

Hunting Buku Bersama

Kalau ada kelebihan rezeki maka anak-anak bisa diajak untuk hunting buku bersama. Takut harganya mahal? Ajak saja mereka ke toko buku bekas. Harga dijamin lebih terjangkau dan buku serta majalahnya masih cukup bagus.

Anak-anak akan meniru orang tuanya dan jika ayah-ibu suka baca Koran, majalah, dan buku, maka otomatis mereka juga akan suka membaca. Oleh karena itu memang anak sebaiknya dikenalkan dengan buku dan disesuaikan dengan usianya. Misalnya untuk bayi dan batita dibacakan buku bantal.

Saat anak sudah terbiasa membaca maka dipastikan tidak ada lagi stigma negatif bahwa netizen Indonesia darurat membaca di masa depan. Yuk tingkatkan kemampuan literasi anak-anak dari rumah. 

10 komentar:

  1. Intinya orang tua harus jadi contoh teladan ya bunda. Saya sering sakit dengan anak yg rajin membaca meski ia punya gadget juga. Ternyata ia emang sejak kecil sudah terbiasa membaca bersama keluarganya...

    BalasHapus
  2. Ngajak anak-anak ke toko buku sebulan sekali, ini dulu jadi agenda saya saat anak-anak masih kecil mbak. Tiap anak bebas memilih dan membeli 2 buku. Lama-lama jadi banyak deh. Sekarang sudah mulai menurun, soalnya saya juga semangat membaca menurun, terus menular deh ke anak-anak

    BalasHapus
  3. anak-anak biasanya dimulai dengan buku yang banyak gambarnya, terus dilibatkan secara langsung seperti beli buku bareng, baca bareng, ikutan event tertentu agar minatnya semakin besar untuk baca

    BalasHapus
  4. Zaman dulu sih anak-anak masih kecil sering aku ajak ke Gramedia dll. Makin remaja udah jarang, tapi mereka masih senang membaca buku, terutama di BBW bisa puas baca dan beli buku impor dengan harga murah. Bagusnya sih sejak kecil didongengkan oleh orangtua supaya kebiasaan membaca mereka terus berlangsung sampai nanti.

    BalasHapus
  5. Waktu ramai pada komen di Dewi Sandra aku jadi bingung tuh mbak, ini aku yg salah baa atau para netizen. Ternyata benar mereka menyerang salah orang ya, kasihan banget. Anak-anak suka banget diajak ke toko buku, tapi makin besar serkarang mereka suka pada baa pdf atau ebook mungkin karena udah besar ya

    BalasHapus
  6. Pas anak-anak kecil nih aku dulu ikutan kelas Ibu Profesional.
    Tus diajarin bikin Pohon Literasi.

    Hal sekecil ini tuh ternyata bisa bikin anak happy saat membaca.
    Jadi setiap tamat satu buku, ditulis berupa buah di pohon literasi kami. Berasa seneng kalo buahnya uda mulai banyak.

    BalasHapus
  7. anak-anakku masih belum ada yang suka membaca, mbak. kubelikan buku paling dibuka sekali habis itu lupa. mereka malah lebih suka dibacain buku sama emaknya. semoga aja nanti anak-anakku bisa suka membaca kayak emaknya

    BalasHapus
  8. Anak-anakku baru suka baca komik aja nih tapi udah lumayanlah setidaknya mau baca. Aku pun dulu suka baca komik, baru novel.

    BalasHapus
  9. Kebetulan dari kecil aku suka baca karena papaku suka beliin aku buku cerita.. sekarang aku lagi usaha nanemin rasa suka baca ke anak-anak.. bismillah, semoga bisaaa

    BalasHapus
  10. Wkwk Dewi Sandra dan Sandra Dewi cuma dibalik aja ya, tapi sosoknya jauh berbeda kok secara fisik pun. Untuk mengajari anak akan buku, aku lebih ke menyediakan buku dan membacakan dongeng ketika kecil

    BalasHapus