Senin, 18 Agustus 2025

Pengalaman Mencari SMP untuk Saladin

 Saat ini Saladin sudah sekolah di PKBM tapi daku mau cerita prosesnya sampai dapat tempat belajar untuk bocah. Mencari sekolah tidak boleh sembarangan karena berpengaruh ke masa depan anak. Hal ini yang diyakini oleh ayahnya Saladin. Bahkan kami sampai butuh waktu hampir setahun untuk survey dan akhirnya fix di PKBM ini.



Apa kriteria sekolah untuk Saladin? Pertama adalah sekolah swasta (karena negri terlalu saklek dan tidak cocok untuk anak ADHD dan hyperlexia seperti bocahku). Kedua tentu biayanya masuk ke budget. Ketiga adalah visi dan misi yang sama dengan kami sebagai orang tua.

Read: Ketika Saladin Dikeluarkan dari Sekolah

Beginilah drama memiliki anak ADHD (yang dianggap sebagai anak ABK). Padahal dia sekilas terlihat baik-baik saja tapi punya perbedaan yaitu lebih aktif daripada anak normal. Kabar buruknya, tidak semua sekolah siap menerima anak ADHD (walau mengklaim bahwa dia welcome dengan murid ABK).

Pencarian Dimulai

Seperti yang sudah daku ceritakan di awal, sejak tahun 2024 ayahnya Saladin sudah mengajak untuk survey sekolah. Jadi bocah batal untuk lanjut ke SMP alam (yang satu yayasan dengan SD-nya dulu). Dengan pertimbangan dia butuh lingkungan baru, yang akan menstimulasi otaknya dan menaikkan skor EQ-nya.





Akan tetapi sebelum survey, kami sempat konsultasi ke ibu I, yang merupakan ahli pendidikan, juga mengelola SLB. Menurut beliau Saladin bisa kok lanjut ke SMPN. Meski beliau bukan psikolog tapi sudah berpengalaman menghadapi banyak murid (plus yang ABK) dan menduga bahwa anakku cerdas istimewa! Daku masih belum ke psikolog untuk memastikannya, nanti kalau sudah kuceritakan di sini.

Read: Masa SMP Asyik Banget

Survey pertama diadakan di satu sekolah swasta tapi daku tidak sreg karena terlalu jauh dari rumah (jarak sekitar 8 KM) dan lingkungannya terlalu homogen. Kemudian daku melanjutkan survey tapi via media sosial dan website sekolah. Akhirnya terpilih beberapa sekolah swasta yang dirasa cocok.

Sekolah Berbasis Agama atau Nasional?

Ada beberapa jenis sekolah swasta, bisa yang pakai kurikulum nasional atau yang berbasis agama. Semuanya bagus, pulangnya jam 3-4 sore. Lalu daku mikir, ini kira-kira Saladin apa kuat sekolah sampai sore? Soalnya di SD alam dia pulang jam 12 siang.



Lanjut ke cerita hunting sekolah. Hampir semua sekolah swasta yang katanya menerima murid istimewa (karena ADHD dikategorikan sebagai ABK) memiliki admin online. Akan tetapi saat di-WA jawabannya beragam. Ada yang minta anak didampingi guru shadow (guru pendamping), ada yang ragu akan kemampuan Saladin.

Kemudian ada sekolah swasta berbasis agama yang ternyata tidak lagi menerima murid istimewa karena sudah tak punya GPK (guru pendamping kelas). Jadii di sekolah yang menerima murid inklusi / ABK itu punya guru khusus (GPK) yang tugasnya meng-handle mereka. Biasanya dari lulusan psikologi atau pendidikan luar sekolah, yang memang paham psikologis anak ABK.



CAPEK BANGET beneran karena sudah survey ke banyak sekolah tapi belum ada yang cocok di hati (dan kantong). Lalu Saladin lanjut belajar di mana? Mewekkk…..

SMP Alam yang Kejauhan

Kemudian daku ingat pernah follow seorang founder sekolah alam di Malang. Buka profil beliau lantas cari akun medsos sekolahnya, dan lanjut WA adminnya. Kami janjian untuk survey ke sekolah keesokan harinya.



Besok paginya kami ke sekolah alam tersebut. Di sana ternyata ada level SD sampai SMA. Tempatnya bagus, unik, tapi sayang jauh banget (sekitar 9 KM dari rumah).

Yang bikin enggak sreg adalah kantinnya yang hanya berjualan es teh dan mie instan. Padahal Saladin masih diet gula dan gluten. Uang gedungnya juga jauh di atas budget kami (2 kali lipat SPP Omnya Saladin yang lagi kuliah S2 di PTN).

Baca: Saladin Diet Gula

Informasi dari Arah yang Tak Disangka-sangka

Daku berdoa makin sering dan berharap agar Saladin dapat sekolah yang tepat. Akhirnya datang bantuan dari arah yang tak disangka-sangka. Seorang dokter hewan yang kukenal di media sosial DM dan cerita kalau ada sekolah alam lain di Malang. Pas kuperiksa alamatnya ternyata…dekat rumah ibu mertua.

                                      Di PKBM pusat bisa nebeng mainan karena ada TK-nya   

Daku pun mencari akun media sosial sekolah tersebut dan WA ke mbak adminnya. Ternyata beliau ramah dan langsung telepon. Dan kami sudah jadi friend FB sebelumnya! Karena pernah sama-sama datang ke acara seminar parenting.

Kemudian daku tanya-tanya tentang sekolah tersebut dan…sekolah alam hanya ada untuk level SD. Tapi kabar baiknya, untuk level SMP-SMA ada PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat). Kalau dulu istilahnya kejar paket. Jadi ini sekolah informal gituu.



Saladin bisa milih untuk belajar di PKBM pusat (yang dekat rumah mbahnya) atau di pokjar (di rumah gurunya yang ‘disulap’ jadi sekolahan). Daku tentu saja milihkan yang di pokjar karena lokasinya hanya berjarak 750 meter dari rumah. Kabar baik selanjutnya, SPP hanya 300.000 rupiah per bulan dan uang masuk masih terjangkau budget.

Setelah itu baru sadar bahwa mbak admin sekaligus guru PKBM, selain jadi friend FB, juga merupakan kakak ipar dari teman blogger Malang. Karena teman blogger pernah cerita kalau iparnya mengelola les calistung dan aktif di dunia pendidikan. Dunia memang sempiiit!

Jadilah Saladin sekolah di PKBM swasta tersebut. Untuk penjelasan mengenai PKBM dan cerita tentang proses awal sekolah akan kuceritakan di postingan berikutnya ya. Makasih udah baca, kawan-kawannnn!

23 komentar:

  1. Wah selamat ya Saladin
    Sudah dapat sekolah dengan biaya yang aman pula
    Memang anak ADHD tuh bikin emak bapaknya kudu setrong karena kemampuannya kadang melebihi anak biasa pada umumnya
    Pernah tahu soalnya ada teman dulu juga anaknya ADHD
    Dapat sekolah yang bisa menerima, sekarang anaknya dah banyak hafalan Qur'an nya juga

    BalasHapus
  2. Yeaayy, selamat beranjak ke jenjang pendidikan berikutnyaa ya Saladin 💪 jadi anak yg makin sholih, berbudi pekerti luhur, selalu jadi anak baiiikk, dan barokAllah untuk ortu Saladin.

    Semogaaa bisa menjadi ortu shalih(ah) yg membersamai buah hati utk belajar aneka hal baik🫶✨

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah ya mbak nemu PKBM yang tepat buat anak. Sampai sekarang kami pun bertahan di PKBM karena belum menemukan sekolah yang cocok, baik itu swasta maupun negeri. Ya cocok dari segi lingkungannya, biayanya, banyak deh pertimbangan kami.
    Pokoknya anaknya enjoy belajar dan dapat lingkungan sesuai nilai2 keluarga. Tugas ortu emang gak bisa nyerahin semua ke sekolah, mau gak mau kudu berperan aktif ya mbak.
    Wah kepoh, saudaranya bloger siapa tu yang mengelola PKBM?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau kata gurunya Saladin, lima tahun ini makin banyak anak Indonesia yang belajar di PKBM

      Hapus
  4. Mbaaaa, untunglah akhirnya Nemu sekolah yg sesuai untuk Saladin yaaa. Paham banget kekuatiran mu. Terkadang memang sekolah biasa kurang cocok untuk anak2 spesial, apalagi Saladin ini cerdas banget. Akupun bakal merasa sayang kalo dia hanya sekolah di tempat yg biasa tanpa ada guru yg paham ttg kondisinya. Malah ga berkembang nanti.

    Berarti kalo sekolah di PKBM gini, ujian akhirnya beda lagi dari sekolah lain mba? Atau semacam yg kejar paket?

    BalasHapus
  5. kuyakin banget sih kak, kalau ini relate banget! Mencari sekolah yang cocok itu memang drama banget, apalagi kalau punya anak spesial. Salut buat perjuangan ibunya Saladin dan ayahnya yang sabar mencari sampai ketemu PKBM yang paling pas. Ditunggu banget cerita lanjutan tentang PKBM-nya ya

    BalasHapus

  6. Pastinya sekolah itu cocok-cocokan ya, dan pertimbangannya dari berbagai aspek diihat.
    Syukurlah sudah bertemu dengan sekolah yang memang sesuai dengan kebutuhan
    Semangat Kak Avi dan Saladin buat belajarnya ya.

    BalasHapus
  7. Baca ceritanya jadi kaya kebawa, bingungnya karena belom dapet yang sesuai sampai lega ketika ada sekolah yang sesuai bahkan budgetnya pun sesuai. Sekolah negeri memang cenderung memukul rata dan pasti perhatiannya pun kurang, nggak cocok buat Saladin menurutku. Semoga Saldin betah ya Mbak,, dan lulus jadi anak hebat :)

    BalasHapus
  8. Emang nyari sekolah anak itu gampang-gampang susah mbak. Apalagi kalau anaknya ada kebutuhan khusus. Syukurlah akhirnya dapat tempat belajar yang cocok. Semoga betah dan bisa semakin mengeluarkan kemampuan Saladin.

    BalasHapus
  9. congrats buat mama papa dan juga Saladin karena akhirnya menemukan sekolah yang tepat. Sekolah pun berasa jodoh-jodohan juga ya. Namanya demi kepentingan anak dan masa depan yang lebih baik, harus benar-benar cari. Walau pastinya capek karena sempat mentok beberapa masalah. Sayang memang, kalau sekolah tersebut tidak punya pembimbing untuk anak-anak yang punya kebutuhan khusus. Semangat selalu ya. Semoga makin berprestasi di sekolah.

    BalasHapus
  10. Bener banget ini mbak, mencari sekolah untuk anak itu memang ga gampang. Setidaknya disesuaikan dengan visi misi keluarga dan budget. Kalau sekolahnya kejauhan juga kasihan jadi capek di jalan nantinya
    Selamat dengan sekolah barunya ya Saladin

    BalasHapus
  11. Kadang waktu seakan bercanda ya kak, muter-muter nyari dikasi puyenglah dulu. Menyelaraskan kebutuhan terbaik dengan dana itu memang sesuatu banget.

    Ah senang sekali akhirnya waktu memberi jalan, tidak hanya dekat dengan tempat tinggal, uang sekolahnya terjangkau dan tidak hanya itu teamnya juga ternyata kenal.

    Tetap berpengharapan baik yak Kak Avi dan semangat menjadi Ibu buat permata yang dititipkan kehidupan. Sehat selalu semuanya.

    BalasHapus
  12. Kebayang betapa pusing dan lelah mencari sekolah yang beneran pas. Bukan hanya sekadar pas, lebih tepatnya sekolah yang beneran sesuai harapan dan bisa menjadi jembatan terbaik untuk Saladin menimba ilmu serta menggali potensi dalam dirinya.

    Ikutan lega dan bersyukur, Alhamdulillah ketemu dengan sekolah yang beneran pas buat Saladin. Semoga semakin cerdas, happy dan menguatkan potensi. Semangat terus mba Avi 🫰💪

    BalasHapus
  13. Setiap masalah, pasti ada solusinya, Mbak. Alhamdulillah kahirnya saladin mendapatkan sekolah untuknya. Apalagi dekat rumah juga. Gurunya juga sudah berteman di facebook. Saladin pun pasti akan bersemangat sekolah. Semangat, saladin.

    BalasHapus
  14. Alhamdulillah, setelah pencarian panjang, finally dapat sekolah yang cocok untuk Saladin ya mbak
    Memang pilih sekolah nggak bisa sembarangan ya mbak
    Harus menyesuaikan dgn kondisi keluar dan kebutuhan anak

    BalasHapus
  15. Salut banget Bapak dan Ibu Saladin fokus pada perkembangan Saladin dengan berusaha mencarikan sekolah yang tepat untuk anak ganteng.. Alhamdulillah, Saladin betah dan happy bersekolah di PKBM yaa bonus olahraga jalan kaki tiap hari..

    BalasHapus
  16. ALhamdulillah akhirnya SAladin bisa mendapatkan sekolah yang sesuai ya mba dgn situasi dan kondisi serta dekat lagi dengan ibu mertua. Semoga saladin betah yaa sekolah di PKBM tersebut.

    BalasHapus
  17. Alhamdulillah..
    Allaah Maha Baik..
    Dengan pertolongan Allaah, akhirnya Ananda Saladin masuk sekolah yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan ananda.

    Rasanya memang menjadi orangtua ituu mashaAllaa yaa, ka Avi..
    Terus berproses, belajar dan banyak menerima masukan dari para ahli.

    Semoga Prof. Saladin menjadi kebanggaan keluarga dan penyejuk hati sang kedua orangtua.

    BalasHapus
  18. Mba Aviii.. semoga Allah lancarkan perjalanan belajar ananda.. Berasa banget memang ya untuk mendapat tempat belajar yang kondusif bagi anak itu menantang sekali. Apalagi ananda begitu spesial dan rasa khawatir tentu ada bagi kita ibu-ibu yang selalu ingin yang terbaik untuk anaknya. Semoga semua lelah menjadi Lillah dan membawa menjadi pahala serta keberkahan ya Mba sayang..

    BalasHapus
  19. Terbayang capek dan stress-nya, mbak. Sayang sekali ada banyak sekolah yang klaimnya menerima ABK tapi ternyata banyak syarat dan ketentuan. Kesannya jadi kayak strategi marketing aja.

    Mbak, aku juga caregiver untuk seorang dengan ADHD. Nggak kebayang gimana ADHD di usia remaja, tapi tetap semangat ya. Kalau butuh ruang bercerita, jangan sungkan untuk kontak orang-orang terdekatmu yang bisa jadi support system, tak hanya suami.

    BalasHapus