Saat ini Saladin sudah sekolah di PKBM tapi daku mau cerita prosesnya sampai dapat tempat belajar untuk bocah. Mencari sekolah tidak boleh sembarangan karena berpengaruh ke masa depan anak. Hal ini yang diyakini oleh ayahnya Saladin. Bahkan kami sampai butuh waktu hampir setahun untuk survey dan akhirnya fix di PKBM ini.
Apa kriteria sekolah
untuk Saladin? Pertama adalah sekolah swasta (karena negri terlalu saklek dan
tidak cocok untuk anak ADHD dan hyperlexia
seperti bocahku). Kedua tentu biayanya masuk ke budget. Ketiga adalah visi dan misi yang sama dengan kami sebagai
orang tua.
Read: Ketika Saladin Dikeluarkan dari Sekolah
Beginilah drama
memiliki anak ADHD (yang dianggap sebagai anak ABK). Padahal dia sekilas terlihat
baik-baik saja tapi punya perbedaan yaitu lebih aktif daripada anak normal.
Kabar buruknya, tidak semua sekolah siap menerima anak ADHD (walau mengklaim
bahwa dia welcome dengan murid ABK).
Pencarian
Dimulai
Seperti yang sudah daku
ceritakan di awal, sejak tahun 2024 ayahnya Saladin sudah mengajak untuk survey
sekolah. Jadi bocah batal untuk lanjut ke SMP alam (yang satu yayasan dengan
SD-nya dulu). Dengan pertimbangan dia butuh lingkungan baru, yang akan
menstimulasi otaknya dan menaikkan skor EQ-nya.
Akan tetapi sebelum
survey, kami sempat konsultasi ke ibu I, yang merupakan ahli pendidikan, juga
mengelola SLB. Menurut beliau Saladin bisa kok lanjut ke SMPN. Meski beliau
bukan psikolog tapi sudah berpengalaman menghadapi banyak murid (plus yang ABK)
dan menduga bahwa anakku cerdas istimewa! Daku masih belum ke psikolog untuk
memastikannya, nanti kalau sudah kuceritakan di sini.
Read: Masa SMP Asyik Banget
Survey pertama diadakan
di satu sekolah swasta tapi daku tidak sreg karena terlalu jauh dari rumah
(jarak sekitar 8 KM) dan lingkungannya terlalu homogen. Kemudian daku
melanjutkan survey tapi via media sosial dan website sekolah. Akhirnya terpilih
beberapa sekolah swasta yang dirasa cocok.
Sekolah
Berbasis Agama atau Nasional?
Ada beberapa jenis
sekolah swasta, bisa yang pakai kurikulum nasional atau yang berbasis agama.
Semuanya bagus, pulangnya jam 3-4 sore. Lalu daku mikir, ini kira-kira Saladin
apa kuat sekolah sampai sore? Soalnya di SD alam dia pulang jam 12 siang.
Lanjut ke cerita hunting sekolah. Hampir semua sekolah swasta
yang katanya menerima murid istimewa (karena ADHD dikategorikan sebagai ABK)
memiliki admin online. Akan tetapi
saat di-WA jawabannya beragam. Ada yang minta anak didampingi guru shadow (guru pendamping), ada yang ragu
akan kemampuan Saladin.
Kemudian ada sekolah
swasta berbasis agama yang ternyata tidak lagi menerima murid istimewa karena
sudah tak punya GPK (guru pendamping kelas). Jadii di sekolah yang menerima
murid inklusi / ABK itu punya guru khusus (GPK) yang tugasnya meng-handle mereka. Biasanya dari lulusan
psikologi atau pendidikan luar sekolah, yang memang paham psikologis anak ABK.
CAPEK BANGET beneran
karena sudah survey ke banyak sekolah tapi belum ada yang cocok di hati (dan
kantong). Lalu Saladin lanjut belajar di mana? Mewekkk…..
SMP
Alam yang Kejauhan
Kemudian daku ingat
pernah follow seorang founder sekolah alam di Malang. Buka
profil beliau lantas cari akun medsos sekolahnya, dan lanjut WA adminnya. Kami
janjian untuk survey ke sekolah keesokan harinya.
Besok paginya kami ke
sekolah alam tersebut. Di sana ternyata ada level SD sampai SMA. Tempatnya
bagus, unik, tapi sayang jauh banget (sekitar 9 KM dari rumah).
Yang bikin enggak sreg
adalah kantinnya yang hanya berjualan es teh dan mie instan. Padahal Saladin
masih diet gula dan gluten. Uang gedungnya juga jauh di atas budget kami (2 kali lipat SPP Omnya
Saladin yang lagi kuliah S2 di PTN).
Baca: Saladin Diet Gula
Informasi
dari Arah yang Tak Disangka-sangka
Daku berdoa makin
sering dan berharap agar Saladin dapat sekolah yang tepat. Akhirnya datang
bantuan dari arah yang tak disangka-sangka. Seorang dokter hewan yang kukenal
di media sosial DM dan cerita kalau ada sekolah alam lain di Malang. Pas
kuperiksa alamatnya ternyata…dekat rumah ibu mertua.
Daku pun mencari akun
media sosial sekolah tersebut dan WA ke mbak adminnya. Ternyata beliau ramah
dan langsung telepon. Dan kami sudah jadi friend
FB sebelumnya! Karena pernah sama-sama datang ke acara seminar parenting.
Kemudian daku
tanya-tanya tentang sekolah tersebut dan…sekolah alam hanya ada untuk level SD.
Tapi kabar baiknya, untuk level SMP-SMA ada PKBM (pusat kegiatan belajar
masyarakat). Kalau dulu istilahnya kejar paket. Jadi ini sekolah informal
gituu.
Saladin bisa milih
untuk belajar di PKBM pusat (yang dekat rumah mbahnya) atau di pokjar (di rumah
gurunya yang ‘disulap’ jadi sekolahan). Daku tentu saja milihkan yang di pokjar
karena lokasinya hanya berjarak 750 meter dari rumah. Kabar baik selanjutnya,
SPP hanya 300.000 rupiah per bulan dan uang masuk masih terjangkau budget.
Setelah itu baru sadar
bahwa mbak admin sekaligus guru PKBM, selain jadi friend FB, juga merupakan kakak ipar dari teman blogger Malang.
Karena teman blogger pernah cerita kalau iparnya mengelola les calistung dan
aktif di dunia pendidikan. Dunia memang sempiiit!
Jadilah Saladin sekolah
di PKBM swasta tersebut. Untuk penjelasan mengenai PKBM dan cerita tentang
proses awal sekolah akan kuceritakan di postingan berikutnya ya. Makasih udah
baca, kawan-kawannnn!
Wah selamat ya Saladin
BalasHapusSudah dapat sekolah dengan biaya yang aman pula
Memang anak ADHD tuh bikin emak bapaknya kudu setrong karena kemampuannya kadang melebihi anak biasa pada umumnya
Pernah tahu soalnya ada teman dulu juga anaknya ADHD
Dapat sekolah yang bisa menerima, sekarang anaknya dah banyak hafalan Qur'an nya juga
Makasiiih
HapusYeaayy, selamat beranjak ke jenjang pendidikan berikutnyaa ya Saladin 💪 jadi anak yg makin sholih, berbudi pekerti luhur, selalu jadi anak baiiikk, dan barokAllah untuk ortu Saladin.
BalasHapusSemogaaa bisa menjadi ortu shalih(ah) yg membersamai buah hati utk belajar aneka hal baik🫶✨
Aamiin
HapusAlhamdulillah ya mbak nemu PKBM yang tepat buat anak. Sampai sekarang kami pun bertahan di PKBM karena belum menemukan sekolah yang cocok, baik itu swasta maupun negeri. Ya cocok dari segi lingkungannya, biayanya, banyak deh pertimbangan kami.
BalasHapusPokoknya anaknya enjoy belajar dan dapat lingkungan sesuai nilai2 keluarga. Tugas ortu emang gak bisa nyerahin semua ke sekolah, mau gak mau kudu berperan aktif ya mbak.
Wah kepoh, saudaranya bloger siapa tu yang mengelola PKBM?
Kalau kata gurunya Saladin, lima tahun ini makin banyak anak Indonesia yang belajar di PKBM
HapusMbaaaa, untunglah akhirnya Nemu sekolah yg sesuai untuk Saladin yaaa. Paham banget kekuatiran mu. Terkadang memang sekolah biasa kurang cocok untuk anak2 spesial, apalagi Saladin ini cerdas banget. Akupun bakal merasa sayang kalo dia hanya sekolah di tempat yg biasa tanpa ada guru yg paham ttg kondisinya. Malah ga berkembang nanti.
BalasHapusBerarti kalo sekolah di PKBM gini, ujian akhirnya beda lagi dari sekolah lain mba? Atau semacam yg kejar paket?
Iyaa Kak ini istilah lawasnya kejar paket B
Hapuskuyakin banget sih kak, kalau ini relate banget! Mencari sekolah yang cocok itu memang drama banget, apalagi kalau punya anak spesial. Salut buat perjuangan ibunya Saladin dan ayahnya yang sabar mencari sampai ketemu PKBM yang paling pas. Ditunggu banget cerita lanjutan tentang PKBM-nya ya
BalasHapus
BalasHapusPastinya sekolah itu cocok-cocokan ya, dan pertimbangannya dari berbagai aspek diihat.
Syukurlah sudah bertemu dengan sekolah yang memang sesuai dengan kebutuhan
Semangat Kak Avi dan Saladin buat belajarnya ya.
Baca ceritanya jadi kaya kebawa, bingungnya karena belom dapet yang sesuai sampai lega ketika ada sekolah yang sesuai bahkan budgetnya pun sesuai. Sekolah negeri memang cenderung memukul rata dan pasti perhatiannya pun kurang, nggak cocok buat Saladin menurutku. Semoga Saldin betah ya Mbak,, dan lulus jadi anak hebat :)
BalasHapusEmang nyari sekolah anak itu gampang-gampang susah mbak. Apalagi kalau anaknya ada kebutuhan khusus. Syukurlah akhirnya dapat tempat belajar yang cocok. Semoga betah dan bisa semakin mengeluarkan kemampuan Saladin.
BalasHapuscongrats buat mama papa dan juga Saladin karena akhirnya menemukan sekolah yang tepat. Sekolah pun berasa jodoh-jodohan juga ya. Namanya demi kepentingan anak dan masa depan yang lebih baik, harus benar-benar cari. Walau pastinya capek karena sempat mentok beberapa masalah. Sayang memang, kalau sekolah tersebut tidak punya pembimbing untuk anak-anak yang punya kebutuhan khusus. Semangat selalu ya. Semoga makin berprestasi di sekolah.
BalasHapusBener banget ini mbak, mencari sekolah untuk anak itu memang ga gampang. Setidaknya disesuaikan dengan visi misi keluarga dan budget. Kalau sekolahnya kejauhan juga kasihan jadi capek di jalan nantinya
BalasHapusSelamat dengan sekolah barunya ya Saladin
Kadang waktu seakan bercanda ya kak, muter-muter nyari dikasi puyenglah dulu. Menyelaraskan kebutuhan terbaik dengan dana itu memang sesuatu banget.
BalasHapusAh senang sekali akhirnya waktu memberi jalan, tidak hanya dekat dengan tempat tinggal, uang sekolahnya terjangkau dan tidak hanya itu teamnya juga ternyata kenal.
Tetap berpengharapan baik yak Kak Avi dan semangat menjadi Ibu buat permata yang dititipkan kehidupan. Sehat selalu semuanya.
Kebayang betapa pusing dan lelah mencari sekolah yang beneran pas. Bukan hanya sekadar pas, lebih tepatnya sekolah yang beneran sesuai harapan dan bisa menjadi jembatan terbaik untuk Saladin menimba ilmu serta menggali potensi dalam dirinya.
BalasHapusIkutan lega dan bersyukur, Alhamdulillah ketemu dengan sekolah yang beneran pas buat Saladin. Semoga semakin cerdas, happy dan menguatkan potensi. Semangat terus mba Avi 🫰💪
Setiap masalah, pasti ada solusinya, Mbak. Alhamdulillah kahirnya saladin mendapatkan sekolah untuknya. Apalagi dekat rumah juga. Gurunya juga sudah berteman di facebook. Saladin pun pasti akan bersemangat sekolah. Semangat, saladin.
BalasHapusAlhamdulillah, setelah pencarian panjang, finally dapat sekolah yang cocok untuk Saladin ya mbak
BalasHapusMemang pilih sekolah nggak bisa sembarangan ya mbak
Harus menyesuaikan dgn kondisi keluar dan kebutuhan anak
Salut banget Bapak dan Ibu Saladin fokus pada perkembangan Saladin dengan berusaha mencarikan sekolah yang tepat untuk anak ganteng.. Alhamdulillah, Saladin betah dan happy bersekolah di PKBM yaa bonus olahraga jalan kaki tiap hari..
BalasHapusALhamdulillah akhirnya SAladin bisa mendapatkan sekolah yang sesuai ya mba dgn situasi dan kondisi serta dekat lagi dengan ibu mertua. Semoga saladin betah yaa sekolah di PKBM tersebut.
BalasHapusAlhamdulillah..
BalasHapusAllaah Maha Baik..
Dengan pertolongan Allaah, akhirnya Ananda Saladin masuk sekolah yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan ananda.
Rasanya memang menjadi orangtua ituu mashaAllaa yaa, ka Avi..
Terus berproses, belajar dan banyak menerima masukan dari para ahli.
Semoga Prof. Saladin menjadi kebanggaan keluarga dan penyejuk hati sang kedua orangtua.
Mba Aviii.. semoga Allah lancarkan perjalanan belajar ananda.. Berasa banget memang ya untuk mendapat tempat belajar yang kondusif bagi anak itu menantang sekali. Apalagi ananda begitu spesial dan rasa khawatir tentu ada bagi kita ibu-ibu yang selalu ingin yang terbaik untuk anaknya. Semoga semua lelah menjadi Lillah dan membawa menjadi pahala serta keberkahan ya Mba sayang..
BalasHapusTerbayang capek dan stress-nya, mbak. Sayang sekali ada banyak sekolah yang klaimnya menerima ABK tapi ternyata banyak syarat dan ketentuan. Kesannya jadi kayak strategi marketing aja.
BalasHapusMbak, aku juga caregiver untuk seorang dengan ADHD. Nggak kebayang gimana ADHD di usia remaja, tapi tetap semangat ya. Kalau butuh ruang bercerita, jangan sungkan untuk kontak orang-orang terdekatmu yang bisa jadi support system, tak hanya suami.