Rabu, 23 Juli 2025

Review Emerald Star, Kisah Gadis Remaja yang Mencari Ayah Kandungnya

 

Bagaimana jika kamu adalah anak yang dibesarkan di panti asuhan tapi ternyata punya ayah kandung? Begitulah yang dirasakan oleh Hetty Feather (14 tahun). Gadis yang hidup di abad pertengahan ini berpetualang mencari ayahnya ke Monksbay yang terletak di tepi pantai, di Inggris raya.

Emerald Star adalah buku ketiga dari series Hetty Feather, yang ditulis oleh Jacquiline Wilson. Jadiii kuceritakan sedikit awal ceritanya. Ada bayi berambut merah bernama Hetty yang diserahkan oleh ibunya ke foundling hospital (panti asuhan). Lalu dia melewatkan bertahun-tahun di panti yang susternya sangat kejam. Kemudian Hetty lulus dan bekerja sebagai pelayan di rumah Mr. Buchanan.



Akan tetapi Hetty keluar dari pekerjaannya karena buku memoarnya dicuri oleh sang majikan. Dia lalu diberi pesan oleh ibunya untuk mencari ayahnya. Iyaa, dulu orang tuanya tidak menikah dan sang ibu terpaksa menitipkan bayi Hetty ke panti, karena di abad pertengahan single mother tanpa suami langsung dicerca.

Petualangan Hetty di Pantai

Kita kembali ke cerita Emerald Star. Dia naik kereta ke daerah tepi pantai, dan deg-degan karena seumur hidup belum bertemu dengan sang ayah. Hetty yang kelelahan lalu istirahat di losmen sederhana, yang pemiliknya sinis.

                                            Hetty

Hetty langsung semangat mencari sang ayah lalu keliling desa, yang sepi sekali. Dia bertanya ke wanita tua pemilik toko permen. Ternyata sang ayah adalah Bobbie  dan dia tidak tahu kalau Evie, ibu Hetty, dulu hamil. Karena sibuk bekerja di pelayaran.

Menjadi Anak yang Tidak Diinginkan

Bobbie bersikeras Hetty harus tidur di rumahnya. Dia berbagi kamar dengan Mina, saudara perempuan seayahnya. Hetty merasa bersyukur karena sang ayah baik hati, meski keadaan rumahnya alakadarnya.



Akan tetapi Katherine, istri resmi Bobbie marah-marah. Dia tidak terima ada anak lain di rumahnya. Terlebih Hetty lahir dari hubungan di luar pernikahan.

Hetty yang Galau

Hetty makin galau karena merasa tidak pas dengan kehidupan keras di desa di tepi pantai. Semua gadis yang sudah lulus sekolah bekerja sebagai pembersih ikan. Sedangkan dia benci bau amis.



Surat balasan dari Jem Cotton (kakak asuhnya waktu kecil) menerbitkan harapan. Jem cerita kalau ayahnya meninggal. Hetty langsung memutuskan untuk naik kereta api, untuk ke desa tempatnya dibesarkan saat kecil dulu.

Kembali ke Desa

Jadii dulu Hetty memang hidup di panti asuhan tapi sejak bayi sampai usia 5 tahun ‘dititipkan’ ke keluarga Cotton. Dia merasa senang karena masih dianggap bagian dari keluarga ini. Walau sang ayah sedih karena berpisah lagi.

                             Jacquiline Wilson, penulis buku Emerald Star

Akan tetapi keadaan di rumah Mrs. Cotton tidak seindah yang Hetty harapkan. Kakak-kakak asuhnya judes dan selalu mengingat kesalahannya waktu kecil. Yang ramah hanya Jem, putra bungsu Mr. Cotton.



Apakah Hetty betah di desa atau kembali lagi ke rumah ayahnya di tepi pantai? Baca yuuk, seru lho! Kita bisa paham bagaimana kehidupan di abad pertengahan. Bagaimana manusia bertahan tanpa listrik dan internet.

Kesanku Setelah Baca Buku Emerald Star

Para wanita di abad pertengahan dianggap aneh saat bekerja dan biasanya mereka jadi pelayan, tukang masak, atau paling banter guru. Sedih banget, padahal bekerja adalah hak semua manusia, bukan? Apalagi yang pekerjaannya ‘ajaib’ seperti bintang sirkus, langsung digosipkan macam-macam.



Di buku ketiga dari trilogy Hetty Feather sekali lagi pembaca diperlihatkan keberanian sang tokoh utama. Dia masih berusia 14 tahun tapi berani memutuskan sendiri dan naik kereta api, padahal jaraknya bermil-mil. Keberanian Hetty untuk mencari ayah kandungnya juga patut dicontoh, dan manusia memang tidak boleh menyerah.

Buku Emerald Star lagi-lagi berisi ilustrasi cantik dari Nick Sharrat. Jadii memang tak layak untuuuk dilewatkan begitu saja. Baca Emerald Star, yuuk!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar