Bagaimana rasanya jadi
ibu? Sungguh daku tak menyangka jadi ibu ternyata tantangannya besar sekali.
Apalagi saat punya anak istimewa seperti Saladin. Dia yang ‘ajaib’, suka lari
muterin rumah, tapi juga suka memeluk secara tiba-tiba.
Mengapa judulnya
‘tangisan’? Karena sejak Saladin bayi
sampai berusia 6 tahun, daku pusing, stress, dan ujung-ujungnya nangis. Gimana
enggak mumet kalau dia nangis, suaranya keras, lalu gulung-gulung di lantai
sambil membenturkan kepalanya? Atau malah naik rak buku dan menjatuhkan semua
isinya….
Dianggap
Anak Nakal
Yang paling sedih tuh ketika Saladin dicap anak nakal karena
tantrumnya mengerikan. Selain itu dia perrnah punya hobi memanjat rak buku dan
pohon. Malah yang heboh adalah para tetangga, menyuruhnya untuk cepat turun.
Sementara daku slow aja.
Read: Jangan Panggil Anakku Nakal
Banyak
yang Jadi Psikolog Dadakan
Kesedihan dan
kepusingan makin bertambah karena banyak orang yang memvonis Saladin, padahal
mereka bukan psikolog atau psikiater. Ada yang menganggapnya autis, hiperaktif,
dll.
Padahal setelah
konsultasi ke seorang psikolog anak, Saladin tuh over aktif. Bedanya kalau anak
hiperaktif kegiatannya random dan susah banget diam. Sedangkan Saladin pas
memanjat masih punya tujuan, misalnya ambil mainan di atas lemari.
Disuruh
Ruqyah
Paling shock saat Saladin disuruh untuk ruqyah
gara-gara suka nangis dan tantrum. Oalah! Lha wong anaknya tidak apa-apa,
maksudnya tidak kesambet makhluk lain kok!
Setelah diamati, ternyata
bocah suka tantrum karena cari perhatian. Jadi emang tangki cintanya kudu
diiisi dulu, perutnya dikenyangkan, baru dia tenang. Bahasa cinta Saladin
adalah physical touch jadi dia senang
dipeluk dan dielus-elus, juga ditemani saat bermain dan belajar.
Parentingnya
Dianggap Aneh
Tantangan jadi orang
tua anak istimewa yang selanjutnya adalah: dianggap aneh. Yaa karena dulu di
sekitarku masih pakai parenting ala VOC alias saklek banget. Anak nangis atau
manjat tangga malah dibentak, bahkan dipukul.
Sementara kalau Saladin
nangis ya kubiarkan sampai diam, baru dipeluk. Kalau dia memanjat ya biarkan
saja, nanti kan turun sendiri. Pengasuhanku dianggap aneh, padahal ini
demokratis, bukan memanjakan. Saladin memang anak tunggal tapi dia tidak
dimanja.
Read: Cara Mengasuh Anak Tunggal
Mencari
Lingkungan yang Tepat
Apa solusi dari semua
masalah ini? Pindah rumah.
Alhamdulillah tahun 2019 kami punya rezeki untuk pindah ke rumah sendiri. Meski
letaknya di Kabupaten Malang tidak apa-apa. Yang penting lingkungannya kondusif.
Di rumah sendiri Saladin lebih bebas berekspresi
dan tidak dikit-dikit dikomentarin. Para tetangga di sini juga baik-baik. Tidak
ada anak / cucu tetangga yang mem—bully Saladin.
Read: Ketika Saladin jadi Pelaku Bullying
Alhamdulillah sejak berusia
7 tahun Saladin sudah bisa tertib dan terkendali. Dia jarang banget memanjat,
paling hanya sekali dalam 2 bulan atau kalau lagi iseng. Berkat didikan di
sekolah yang pas (sekolah alam) tenaganya juga tersalurkan sehingga dia tidak
emosional.
Beginilah hari-hariku
jadi ibu dari anak istimewa.
Benaar-benar wow cetarr membahana. Meski pada awalnya mumet tapi akhirnya lega
juga. Malah bersyukur karena punya anak macam Saladin membuatku lebih sabar dan
berusaha mempelajari ilmu parenting lebih lanjut.
Memang mesti sabar ya ngadepin anak sendiri yang krn kita sendiri kurang paham, jadi merasa duh ini anak kenapa sih? Ditambah lagi dengan komen2 gak penting dari orang lain. Tetap percaya saja yang dilakukan sudah benar, jangan pedulikan omongan orang lain. Semangat terus ya bersama anaknya.
BalasHapusEnergi Saladin memang kudu tersalurkan ya mbaaa
BalasHapusAlhamdulillah ketemu Sekolah Alam 💪 btw, ada ustadz yg bilang klo ruqyah tuh tdk melulu utk manusia yg kesurupan. Sebenernya tiap hari kita sbg ortu juga bs ruqyah mandiri anak kita masing².
Dibacain ayat Kursi, an-Naas, al-Ikhlas, al-Falaq, intinya ruqyah ini artinya kita mohon perlindungan dan penjagaan Allah utk buah hati dan kluarga 🙏
Tetap hebat ya mba, sudah menjadi Ibu Saladin, terima kasih juga sudah sabar, anak Cowok itu menurutku tidak apa-apa super aktif karena aku sendiri cewek waktu kecil hampir sama prilakunya.
BalasHapusSuka manjat, teriak-teriak dan ingin lari kesana kemari.
Krn Allah tahu mba Vina memang ibu yg tepat utk Saladin. Kesabarannya luar biasa. Ga semua ortu memang yg ngerti cara mendidik anak overactive. Rata2 ya LGS main judging seenaknya, nakal, perlu ruqyah dll.
BalasHapusDan aku makin yakin, kalo seorang anak itu bisa tumbuh baik ya Krn didikan baik dr ortunya juga. 👍👍
Saladin ganteng ya mbak. Keseimbangannya bagus banget ya, sudah bisa naik pohon padahal masih kecil. Sehat selalu ya nak, semoga tercapai cita2nya dan juga menjadi anak sholehah. Aamiin.
BalasHapusTOOSSS Mbak, memang adakalanya harus hijrah ya demi kewarasan anak dan kewarasan diri, hehehe. Aku pun kalau dari sisi parenting, emang seringkali berselisih sama orang tua. Makanya sekarang mutusin pindah rumah juga.
BalasHapusOrtuku sayang banget sebenarnya, secara Putri kan cucu pertama. Jadi gausah ditanya, apa bae minta pasti dikasih. Tapi aku justru ga nyaman, kalo anak terlalu dimanja.
Emang baiknya parenting ya kita sendiri aja. Kalo anak nangis, gak langsung dimarahin atau gimana-gimana, tapi ditunggu dulu sampe momennya pas. Baru deh, dipeluk lagi.
Setiap kata dalam tulisan ini begitu menyentuh. Saya ikut merasakan suka duka menjadi ibu dari anak istimewa. Saladin memang 'ajaib', ya? Kehadirannya adalah anugerah terindah. Pelukan tiba-tiba dari Saladin pasti jadi momen paling berharga.
BalasHapusPeluk virtual mba Avi, kamu keren dan strong banget. Iya bener ya tetangga dan orang sekitar kadang bukan ngebantu meringankan beban seorang ibu dengan tidak kasih komentar macem-macem ekh ini malah kasih vonis di luar nurul padahal mereka bukan ahli. Yang bikin mental ibu makin drop ya itu diagnoasa sok tahu dari sekitar.
BalasHapusPenting pisan punya lingkungan yang support. Untunglah mba Avi dan keluarga ada rezeki buat pindah rumah. Toh saat Saladin di bawa ke psikolog dugaan orang-orwng salah besar. Alhamdulillah, mba Avi bijaksana dan penyabar. Sehingga bisa memahami Saladin dan tidak menerapkan parenting kasar ala VOC. Bahaya juga dampak ke anak kalau parentingnya kayak masa itu, anak malah bisa jadi pembangkang dan trauma.
Semangat terus mba Avi. Yakinilah parenting ala mba adalah yang terbaik buat Saladin.
Alhamdulillah Saladin punya ibu seperti mbak Avi, yang sangat paham bagaimana mendidik buah hatinya. Alhamdulillah juga mb Avi punya putra sehebat Saladin, yang ngerti banget suka meluk ibunya yang kecapekan. Hihihi.
BalasHapusBtw soal ruqyah, kami malah pernah minta tolong seorang ustadz agar sekeluarga diruqyah. Tujuannya untuk membersihkan keluarga kami dari gangguan2 jin dan syetan gitu. Tapi harus ada kelanjutannya sendiri, sih. Maksudnya harus rajin ngaji dan perbanyak ibadah juga :)
Keren Kak untuk kesabarannya yang bisa jadi inspirasi kita semua. Ahamduillahnya keluarga mendukung ya. Semangat sellau untuk Kak Avi sekeluarga, jangan lupa jaga kesehatan yak
BalasHapusTetap semangat ya Bunda Saladin. Semua tantangan dan rintangan dihadapi untuk anak tercinta. Semoga selalu sehat, bahagia sejahtera sekeluarga
BalasHapusIni juga dialamin ibuku karena adik aku hiperaktif banget, sedih banget kalo ada yang manggil adik aku anak nakal. Padahal anak itu bertumbuh baik atau nggak juga bisa dipengaruhi cap yang diberikan orang padanya.
BalasHapusMemiliki anak istimewa tentu lebih menantang ya mbak
BalasHapusMemang baiknya mencari lingkungan yang tepat
Sebab, dukungan dari lingkungan cukup ampuh agar tetap kuat menemani anak anak istimewa ini
Makanya aku kapan hari sempat nge-story bahwa tidak perlu menasihati ibu lain karena kondisi setiap ibu berbeda, tidak ada yang persis sama meski sama-sama punya anak satu
BalasHapusAda yang masih ditemani ibunya, mertuanya bahkan ART itu beda banget sama yang bener bener dari 0 sendirian terus
Sehat-sehat ya Saladin, mamamu hebat bisa setegar dan setegas ini mengambil sikap...
Iya ponakanku dulu ada seperti Saladin, hiperaktif banget, loncat sana sini, belum lagi kalau tantrum sampai dicap nakal..pernah bocor kepalanya..Alhamdulillah usia SD eh berubah lebih tenang, karena ibunya tahu energi anak itu harus disalurkan ke mana..sekarang jadi bapak yang baik..
BalasHapusKayanya sekolahnya Saladin di Sekolah Alam Surabaya kan yaa, ka Avi?
BalasHapusJadi setiap hari perjalanan Malang - Surabaya kah?
Memang lingkungan ini berpengaruh banget terhadap kewarasan sang Ibu dalam mendidik ananda dan juga reaksi anak ketika banyak labelling yang disematkan padanya.
Jadi insight yang bagus banget, ka Avi.
Kalau anak "istimewa", bukan berarti sebagai Ibu putus asa. Justru harus dicari akar masalahnya dan solusi terbaik untuk parenting yang menyesuaikan kondisi dan karakter anak.
Keren, kak! You do you.. kadang orang cuma bisa judge dari luar tapi nggak tahu udah seberapa keras kita berjuang buat mendidik anak & kasih yang terbaik versi kita. Belum tentu mereka yang asal judge itu bisa sehebat kamu dalam mendidik anak. Semangat!!
BalasHapusmasyaAllah tabarakallah.. sehat selalu bunda Saladin, semoga selalu diberi kesabaran, kelapangan hati dan kemudahan dalam pengasuhan dan pendidikan anak, Aamiin.. Alhamdulillah sudah pindah ke rumah sendiri ya sekarang.. Lingkungan yang toxic itu bisa merugikan untuk bunda dan anaknya, bisa memicu bundanya stress juga lama-lama xD
BalasHapusMba kamu adalah salah satu ibu hebat di dunia ini, kita yang lebih tahu kondisi anak-anak kita dan pola asuh yang kita jalanan, jadi mari kita mulai abaikan omongan-omongan yang memojokan kita, semangat mba, setelah di lingkungan yang tepat maka kita akan berkembang lebih pesat
BalasHapus