Kamis, 15 Februari 2024

Ngapain sih Anakmu Belajar di Sekolah Alam?

  “Belajar di sekolah kok hanya menggelindingkan ban bekas? Enggak ada gunanya!”

Pernyataan itu sangat menohok. Untung orang yang bilang posisinya jauh (karena hanya menyampaikan lewat DM). Kalau tidak udah kutinggal begitu saja karena takut emosi.



FYI, Saladin belajar di sebuah sekolah swasta (sekolah alam). Sekolah model ini memang baru ada di kotaku. Namanya juga sekolah alam, tentu ada banyak aktivitas di luar ruangan. Termasuk sesi menggelindingkan ban bekas.



Mengapa Harus Ban Bekas?

Ternyataa, menggelindingkan ban bekas juga ada gunanya. Pertama, anak yang ada di sekolah alam kan rata-rata kinestetik. Jadi setelah masuk gerbang lalu dhuha, mereka diajak untuk melakukan kegiatan ini agar energinya tersalurkan. Istilahnya adalah belajar lapangan.



Kalau sudah agak lelah baru mereka diajak untuk memegang buku. Beginilah cara mengatasi dan mengajari murid kinestetik. Tidak bisa disamakan dengan anak dengan metode belajar yang lain.

Baca: Asyiknya Belajar di Sekolah Alam

Metode lain dalam belajar lapangan ada bermacam-macam, jadi anak tidak akan bosan. Contohnya adalah murid diberi tugas untuk menyiram tanaman, menyapu halaman sekolah, bahkan bersama-sama membersihkan kolam ikan. 





FYI ada aquaponic di dalam sekolah, jadi ada kolam ikan sekaligus kebun sayur mini.

Perundungan Akibat Pemilihan Sekolah Anak

Jujur daku sebenarnya agak sedih ketika dirundung karena pilihan sekolah yang berbeda. Saat ini sekolah kan ada banyak ya. Ada sekolah negeri, swasta pun macam-macam. Ada yang nasional plus, berbasis agama, sekolah alam, dll.



Hari gini masih mem-bully pilihan orang lain? Sama aja tidak menegakkan demokrasi di negeri kita. Lah suka-suka orang tuanya lah mau menyekolahkan anak di mana. Yang penting cocok dengan metode belajar anak dan sesuai dengan visi dan misi keluarga.

Memang Kurikulumnya Berbeda

Di sekolah Saladin memang kurikulumnya berbeda. Bukan kurikulum merdeka atau yang lain, tetapi PIESQ. Kepanjangannya adalah physical intellectual emotional spiritual quotient.



Jika kurikulumnya berbeda maka metode pembelajarannya juga berbeda. Tidak bisa disamakan dengan sekolah konvensional.

Abaikan Saja, Jangan Emosi

Bagaimana jika ada orang lain yang merundung keputusan kita sebagai orang tua untuk memasukkan anak di sekolah tertentu? Sudahlah, tahan emosi, abaikan saja.



Sudah Betah di Sekolah Alam

Nanti setelah lulus SD, Saladin akan kusekolahkan juga di SMP alam (yayasan yang sama). Alasannya karena dia sudah betah dengan lingkungan di sana dan cocok dengan guru-gurunya. Gimana gak kerasan kalau bunda guru benar-benar mengajar dari hati, seperti anaknya sendiri.



Jadiiii, please deh! Stop merundung ibu lain yang mengirim anaknya untuk belajar di sekolah tertentu. Ada banyak pertimbangan mengapa tempat itu dipilih, selain kurikulum dan biayanya, juga lingkungannya.

Daku percaya tiap sekolah itu baik dan anak akan berkembang pesat jika ia belajar di sekolah yang tepat. Cocok-cocokan ya, jadi jangan paksakan anak harus dimasukkan ke sekolah tertentu, dengan alasan di sana semua muridnya berprestasi, bilingual or trilingual, tetapi anak malah stress sendiri karena dipaksa belajar.

12 komentar:

  1. Semangat yaaa Saladin dan bunda!
    Aku jadi inget teman-teman yang bersekolah di homeschooling karena mereka juga punya alasan yang kuat. Waktu itu mbak drg. Anne Adzkia sempat curhat galau, karena dianggap "lemah" - tidak berani menyekolahkan anaknya di sekolah umum.
    Untunglah beliau menguatkan hati dan sekarang malah medsos, website tentang homeschool (Sakola bumi) ini jadi basis pembelajaran, dan diundang ke mana mana untuk sharing!

    So, pilihan terbaik untuk anak kita, tentu saja ada di tangan orangtua yang peduli dan sayang dengan masa depan anaknya ya bun!

    BalasHapus
  2. Tetap semangat belajar dan berproses di Sekolah Alam. Karena ini adalah pilihan terbaik untuk Saladin oleh orang tuanya. Biarkan Anjing menggonggong kafilah berlalu. Betul, jangan didengar, kalau sudah diberikan penjelasan tapi masih menghina berarti orang-orang itu memang tidak layak berada dalam hidup Kita. Harusnya mendukung malah membully. Itu saja sudah tidak benar.

    BalasHapus
  3. Cara belajar setiap anak itu berbeda-beda, gak bisa disamakan. Kalau anak tipe kinestetik dipaksa untuk belajar dalam kelas, duduk diam di mejanya pasti akan merasa bosan dan pelajaran juga sulit diterima.

    Memang udah bener sekali, Mbak, menyekolahkan anak kinestetik di sekolah yang mengasah motoriknya . Supaya anak bisa lebih konsentrasi.

    Dulu anak saya juga sekolah yang ada pembagian kelas berdasarkan cara belajar anak. Anak dengan cara belajar kinestetik dipisahkan dengan anak yang cara belajarnya audio dan visual. Supaya semua bisa konsentrasi belajarnya.

    BalasHapus
  4. Sudah, biarkan aja orang-orang yang sok tau, merundung ibu yang menyekolahkan anaknya di sekolah alam. Mereka itu belum paham dan bisa jadi iri hehehe. Yang penting anak belajar dan bermain dengan bahagia, orang tua tenang ga was-was lagi. Cara dan gaya belajar anak tentu berbeda2, semangat mom!

    BalasHapus
  5. Heran sama orang2 yang hobinya ngomentarin pilohan orang padahal kan itu urusan kita dan kita yg paling tau apa yg terbaik buat kita dan keluarga.
    Semangat yq Saladin dan bunda yg penting Saladin happy dan terus berprogress

    BalasHapus
  6. Bayaran Sekolah alam memang mahal harganya dan cocok buat anak yang aktif. Kalau mpok memilih SDN negri aja deh yang gratis.

    BalasHapus
  7. Hehe namanya juga netizen mbak
    Apa saja dikomentari
    Termasuk memilih sekolah untuk anak
    Padahal pilihan sekolah itu hak Preogeatif orang tua ya

    BalasHapus
  8. Setuju sekolah yang tepat Insya Allah bakat anak terasah, prestasi pun terukir tapi yang paling penting anaknya suka

    BalasHapus
  9. Ajaib yaa ngga ikut bayarin sekolah kok berani-beraninya merundung pilihan sekolah anak orang. Abaikan saja say, setiap orang pasti sudah punya pertimbangan sendiri ya pilih sekolah untuk anak kok mereka repot

    BalasHapus
  10. Memilih sekolah untuk anak pasti orangtua akan lebih paham. Karena lebih tau karakter anak. Aku juga awalnya memilih sekolah alam untuk anakku yang kedua tapi ga jadi karena jarak yg terlalu jauh

    BalasHapus
  11. Semangat ya mbk.. Kadang kita ngerasa sedih banget setelah dibully, semoga setelah itu jadi pribadi yang lebih kuat lagi ya mbk. Baru tahu ternyata kegiatan awalnya di sekolah menyalurkan energi, ini menarik banget. Sesuai dengan anak2 kinestwtik ya

    BalasHapus
  12. Sekolah di alam itu menyenangkan seru dan banyak pengalaman ya mba. Anak-anak bisa lebih banyak eksplorasi. Sayapun termasuk yang ingin sekali anak banyak belajar di alam

    BalasHapus