Jumat, 22 Maret 2024

Anak Mau Puasa Karena Iming-Iming Hadiah, Emang Boleh?

 Salah satu tantangan di bulan Ramadan adalah mengajari anak untuk berpuasa. Memang mereka belum aqil balig jadi memang tak wajib berpuasa. Namun taka da salahnya diajari puasa setengah hari dulu (puasa bedug) agar nantinya saat dewasa sudah bisa untuk melakukan ibadah ini.

                        Sumber: Pixabay

Namanya juga anak-anak ya. Kadang pulang sekolah mengeluh lapar atau haus, padahal sudah berbuka di tengah hari. Atau, sore-sore mereka sudah berburu takjil lalu curi-curi minum es teler duluan. Ada juga anak yang nekat minum air keran dengan alasan kumur-kumur.

Sebagai orang tua kita mikir bagaimana cara agar anak mau berpuasa. Salah satunya dengan memberikan hadiah atau iming-iming jika mereka mau lanjut puasa (bedug atau sampai maghrib sekalian). Ada orang tua yang memberi iming-iming berupa mainan, baju, atau snack agar anak mau berpuasa. Sebenarnya tiap ibu atau ayah selalu ingin kasih yang terbaik untuk anaknya, dan masih dianggap wajar.

Makanan dan Minuman Kesukaan Anak Sebagai Hadiah

Ada juga orang tua yang memberi makanan dan minuman sebagai hadiah jika anak bisa lulus puasa sampai maghrib. Misalnya kue kering, es buah, atau yang lain. Anak yang sebelumnya suka makan akan rela menahan lapar, demi hadiah yang lezat dan segar.

                             Sumber: Pixabay

Iming-Iming atau Penyemangat?

Akan tetapi menjadi pro-kontra ya karena ada yang menganggap bahwa hadiah akan membuat anak untuk melakukan suatu kewajiban tetapi harus ada kadonya. Akan jadi berbahaya (dalam pikiran ortu) jika anak mau belajar atau puasa tapi dia harus mendapatkan reward, apalagi yang harganya mahal.

Namun ada orang tua yang berprinsip bahwa memberi anak hadiah adalah sebuah kewajaran, dan menjadikan mereka lebih semangat berpuasa. Lagipula Ramadan kan hanya 30 hari, jadi kadonya juga tidak tiap hari sepanjang tahun.

Beri Motivasi dengan Stiker

Nahh alternatif lain, kalau mau kasih reward ke anak bisa berupa stiker. Jadi kalau dia puasa 1 hari, diberi 1 stiker dan dia menempelkannya dengan senang hati. Kalau puasanya sebulan maka stikernya jadi 29/30.

                                          Sumber: koleksi pribadi

Pelukan dan Ciuman

Sebenernya hadiah gak hanya berupa mainan tetapi bisa dengan pelukan dan ciuman. Ketika anak sudah lulus puasa maghrib maka dia bisa dicium pipinya sebagai tanda dukungan. Anak akan merasa senang karena diperhatikan oleh ibu dan ayahnya, jadi kado tidak melulu berupa materi yaaa.

Hadiah di Akhir Bulan

Kalau anak sudah lulus puasa selama sebulan maka hadiahnya baru diberikan ketika lebaran. Misalnya mainan, baju baru, sandal, atau yang lain. Akan tetapi dia wajib ingat bahwa reward diberikan untuk usahanya dalam menahan diri selama bulan Ramadan. Sementara puasa adalah kewajiban, jadi saat dia dewasa harus melakukan kewajiban apapun tanpa minta iming-iming.

Jangan Memaksakan Diri untuk Memberi Kado

Kadonya apa nih? Sebenarnya sebagai orang tua jangan terlalu memaksakan diri untuk membelikan kado yang mahal, misalnya mainan seharga ratusan ribu rupiah, apalagi jelang lebaran kan banyak kebutuhan lain seperti ongkos mudik, beli baju, kue kering, dll. Kalau memang kita memberi hadiah maka bisa dipilihkan yang harganya sesuai kantong.

                              Sumber: Pixabay

Menurutku saat orang tua memberi hadiah sebagai penyemangat agar anak mau puasa itu boleh-boleh saja. Namun tentu saja ia harus dididik, apa arti puasa? Mengapa ibadah tersebut wajib? Jadi ia akan paham bahwa kelak saat dewasa ia harus berpuasa tanpa menunggu diberi kado terlebih dahulu. Klean masuk tim yang mana, kasih reward ke anak atau tidak selama Ramadan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar