Salah satu tantangan di bulan Ramadan adalah mengajari anak untuk berpuasa. Memang mereka belum aqil balig jadi memang tak wajib berpuasa. Namun taka da salahnya diajari puasa setengah hari dulu (puasa bedug) agar nantinya saat dewasa sudah bisa untuk melakukan ibadah ini.
Sumber: PixabayNamanya
juga anak-anak ya. Kadang pulang sekolah mengeluh lapar atau haus, padahal
sudah berbuka di tengah hari. Atau, sore-sore mereka sudah berburu takjil lalu
curi-curi minum es teler duluan. Ada juga anak yang nekat minum air keran
dengan alasan kumur-kumur.
Sebagai
orang tua kita mikir bagaimana cara agar anak mau berpuasa. Salah satunya
dengan memberikan hadiah atau iming-iming jika mereka mau lanjut puasa (bedug
atau sampai maghrib sekalian). Ada orang tua yang memberi iming-iming berupa
mainan, baju, atau snack agar anak
mau berpuasa. Sebenarnya tiap ibu atau ayah selalu ingin kasih yang terbaik
untuk anaknya, dan masih dianggap wajar.
Makanan dan Minuman Kesukaan Anak
Sebagai Hadiah
Ada
juga orang tua yang memberi makanan dan minuman sebagai hadiah jika anak bisa
lulus puasa sampai maghrib. Misalnya kue kering, es buah, atau yang lain. Anak yang
sebelumnya suka makan akan rela menahan lapar, demi hadiah yang lezat dan
segar.
Iming-Iming atau Penyemangat?
Akan
tetapi menjadi pro-kontra ya karena ada yang menganggap bahwa hadiah akan
membuat anak untuk melakukan suatu kewajiban tetapi harus ada kadonya. Akan jadi
berbahaya (dalam pikiran ortu) jika anak mau belajar atau puasa tapi dia harus
mendapatkan reward, apalagi yang
harganya mahal.
Namun
ada orang tua yang berprinsip bahwa memberi anak hadiah adalah sebuah kewajaran,
dan menjadikan mereka lebih semangat berpuasa. Lagipula Ramadan kan hanya 30
hari, jadi kadonya juga tidak tiap hari sepanjang tahun.
Beri Motivasi dengan Stiker
Nahh
alternatif lain, kalau mau kasih reward ke
anak bisa berupa stiker. Jadi kalau dia puasa 1 hari, diberi 1 stiker dan dia
menempelkannya dengan senang hati. Kalau puasanya sebulan maka stikernya jadi
29/30.
Pelukan dan Ciuman
Sebenernya
hadiah gak hanya berupa mainan tetapi bisa dengan pelukan dan ciuman. Ketika anak
sudah lulus puasa maghrib maka dia bisa dicium pipinya sebagai tanda dukungan. Anak
akan merasa senang karena diperhatikan oleh ibu dan ayahnya, jadi kado tidak
melulu berupa materi yaaa.
Hadiah di Akhir Bulan
Kalau
anak sudah lulus puasa selama sebulan maka hadiahnya baru diberikan ketika
lebaran. Misalnya mainan, baju baru, sandal, atau yang lain. Akan tetapi dia
wajib ingat bahwa reward diberikan
untuk usahanya dalam menahan diri selama bulan Ramadan. Sementara puasa adalah
kewajiban, jadi saat dia dewasa harus melakukan kewajiban apapun tanpa minta
iming-iming.
Jangan Memaksakan Diri untuk
Memberi Kado
Kadonya
apa nih? Sebenarnya sebagai orang tua jangan terlalu memaksakan diri untuk
membelikan kado yang mahal, misalnya mainan seharga ratusan ribu rupiah,
apalagi jelang lebaran kan banyak kebutuhan lain seperti ongkos mudik, beli
baju, kue kering, dll. Kalau memang kita memberi hadiah maka bisa dipilihkan
yang harganya sesuai kantong.
Menurutku
saat orang tua memberi hadiah sebagai penyemangat agar anak mau puasa itu
boleh-boleh saja. Namun tentu saja ia harus dididik, apa arti puasa? Mengapa ibadah
tersebut wajib? Jadi ia akan paham bahwa kelak saat dewasa ia harus berpuasa
tanpa menunggu diberi kado terlebih dahulu. Klean masuk tim yang mana, kasih reward ke anak atau tidak selama Ramadan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar