Selasa, 05 Maret 2024

Review Novel Cookie dan Pelajaran Parenting di Dalamnya

 Siapa suka baca karya Jacquiline Wilson? Beliau adalah penulis buku anak dari Inggris dan telah menelurkan banyak sekali karya. Salah satunya adalah Cookie yang bercerita tentang gadis kecil yang suka membuat kukis alias kue kering.

Review Novel Cookie

OK, this is Cookie short review. Ada gadis pre teen bernama Beauty Cookson. Kehidupannya cukup normal dengan ibu yang penuh kasih sayang dan ayah yang kaya. Namun sayang sang ayah terlalu pemarah.



Beauty stress karena di sekolah ia di-bully, dipanggil dengan sebutan ugly yang merupakan kebalikan dari namanya. Saat ia mencapai prestasi akademik malah diejek. Ia hanya bisa curhat ke ibunya dan Sam, pembawa acara TV yang selalu membawa kelinci lucu. Tentu saja curhat ke Sam hanya secara batiniah.



Ketika Beauty ulang tahun sang ayah mengamuk dan tak suka akan salah satu kado Beauty, yakni seekor kelinci. Binatang itu sengaja dilepaskan dari kandang lalu tewas mengenaskan. Ibu Beauty tak terima, apalagi ia sudah lelah kena KDRT verbal. Akhirnya Beauty dan ibunya pergi dari rumah mewah ayahnya dan berkarir sebagai pedagang kukis.

Pesan Parenting dari Novel Cookie

Meski Cookie basic-nya adalah novel anak-anak tetapi memiliki beberapa pelajaran tentang parenting. Misalnya begini nih:

Pengasuhan Hanya Bisa Dilakukan Oleh Orang Tua yang Kompak

Mengapa orang tua harus kompak? Karena biar anak tidak akan bingung. Kalau Dilly, ibu Beauty, cenderung penyayang dan demokratis. Namun sang ayah (Mr. Cookson) lebih disiplin, keras, dan perfeksionis.



Jangan Ada KDRT di Rumah

Segalak apapun orang tua jangan sampai ada KDRT di dalam rumah, termasuk kekerasan verbal. Beauty sangat stress karena sang ayah sangat pemarah, bahkan bisa meledak-ledak seperti gunung berapi. Semua permintaan ayahnya harus dituruti, bahkan Beauty rela mengeriting rambutnya agar terlihat gaya. Padahal tidak sesuai dengan bentuk mukanya yang bulat.

Anak Tak Butuh Kehidupan Mewah

Mr. Cookson mengira bahwa dengan memberi anak dan istrinya rumah mewah (yang memiliki 6 kamar), mobil sedan mahal, mereka akan bahagia. Sebenarnya anak tak terlalu butuh kemewahan, yang penting cukup. Mereka lebih butuh kasih sayang dari orang tuanya, bukan omelan dan kemarahan.



Tak Selamanya Broken Home itu Buruk

Mungkin banyak yang bertanya-tanya mengapa Jacquiline Wilson sering menulis tentang single mother? Kalau dilihat dari kacamata perempuan sih memang suami-suami (di novel) yang toxic. Daripada tidak bahagia, gimana hayo?


                                          Jacquiline Wilson

Bela Anakmu Jika Perlu

Untuk para ibu, jika anakmu benar, selalu bela mereka. Jangan sampai anak merasa tersingkir gara-gara pengabaian orang tuanya. Namun sebenarnya di dalam novel Cookie, Dilly tidak terlalu membela Beauty saat ia di-bully. Kalau gue sih udah beneran ngamuk dan menemui sang perundung.

Lakukan Hal yang Benar Sesuai Instingmu

Dilly akhirnya melakukan hal yang benar dengan keluar dari rumah suaminya dan memulai kehidupan baru bersama Beauty di Rabbit Cove. Lakukan hal sesuai instingmu dan jangan takut melawan pelaku KDRT (meski berupa kekerasan verbal).



Terlepas dari pembelajaran parenting di novel Cookie, pembaca tetap bisa berimajinasi tentang kukis-kukis lezat buatan Dilly dan Beauty. Juga menikmati ilustrasi yang bagus dari Nick Sharrat. Gimana, kamu sudah pernah baca buku karya Jacquiline Wilson?

8 komentar:

  1. Eh baru tahu malah mbaa 😅😅.

    Dan kliatannya menarik. Tapi btw ini komik atau novel?

    Atau novel cuma ada gambarnya? Aku sukaa yg model begitu. Jadi bisa ngebayangin apa yg diceritain juga sih.

    Aku bisa bayangin isi ceritanya bagus dan dagiiing nih. Ttg bully dan kehidupan. Dalam keluarga. Jadi pengen beli sih 😍

    BalasHapus
  2. Karya-karya dari karya Jacquiline Wilson memang selalu menarik dan punya gaya serta ciri khas banget. Uniq nih judul nya cookie, berarti ada pembahasan bullying serta cara mengatasinya juga ya?
    Setuju, kalau pengasuhan terbaik memang harus dari kedua orangtua dab saat anak-anak masih kecil serta jelang preteen lebih butuh sosok orangtua untuk mengawasi, mendengarkan dan memahami anak. Keren novel nya, harus ku baca juga, pasti banyak kue menarik juga nih.

    BalasHapus
  3. aku sie sepertinya belum pernah baca karya Jacquiline Wilson mungkin karena genre nya anak2 jadu kadang ke skip hehe..ini buku anak tapi kok didalamnya ada cerita kdrt pem bullyan gt ya kak?? agak gimana aja gt kan ya pikirku cerita anak2 ya yg hepi2 aja.. namun ternyata ada pesan moral yg ingin disampaikan didalamnya

    BalasHapus
  4. temanya novelnya unik juga yah, sampe ada ngebahas masalah parenting. sekalian juga belajar sembari mendalami ceritanya, ada pembelajaran moral juga ya

    BalasHapus
  5. Sepertinya novel ini menarik apa lagi berbicara tentang pengasuhan anak. Tanya dong, buku ini sudah diterjemahkan belum yah?
    Buku-buku yg bertema keluarga biasanya memiliki pesan yg bagus dan bisa menjadi sumber inspirasi bagi pembacanya.

    BalasHapus
  6. Novelnya bagus ya bercerita Bagaimana menjadi orang tua karena tidak semudah itu dan setiap orang pengalaman berbeda-beda yang saya suka adalah ilustrasinya yang sangat bagus dan tidak terlalu serius pastinya menambah pengalaman menarik membacanya

    BalasHapus
  7. Insight dari ceritanya bagus ya, saya penasaran pengen baca novelnya, tadi pas baca keluar ke rumah berharap ada lanjutan ceritanya hehehe, sepakat dengan point-point yang mba sebutkan, terlepas itu dari kasih novel atau bukan, tapi memang point terus harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk harus tau kapan harus bela anak dan enggak

    BalasHapus
  8. Jadi inget sama sebuah novel Indonesia tentang cookie juga..
    Dari sebuah novel, pasti mengantarkan pembaca ke pemaknaan yang lebih mendalam dan gak harus kita mengalaminya sendiri untuk masuk ke tahap pendewasaan dalam mengasuh anak.

    BalasHapus