Senin, 25 Maret 2024

Dear Me, Terima Kasih Sudah Berjalan Sejauh Ini

 Dear myself,

Ramadan sudah hampir setengahnya, bagaimana dengan kabar hatimu? Kalbu yang berusaha untuk terus disucikan dengan mengucap nama-Nya, baik di rumah-Nya maupun di mana saja. Hati dijaga agar tak lagi-lagi melakukan dosa, dan terus bertaubat agar tidak mengulangi semua perbuatan durjana.

Aku ingin bilang kalau Ramadan memang spesial karena ada banyak kesalahan yang disadari, dan akhirnya melakukan evaluasi pada diri sendiri. Masihkah diriku berusaha mendekat kepada-Nya dan melakukan semua ibadah dengan ikhlas? Mengingat ada banyak rezeki yang kuterima saat Ramadan (dan di bulan lain) seperti makanan gratis dari para tetangga, pekerjaan yang datang tanpa menaruh surat lamaran, dll. Jangan sampai aku kufur nikmat dan akhirnya lupa untuk bermunajat kepada-Nya.

                                                Sumber: koleksi pribadi

Rasanya aku sudah lelah mengejar dunia selama 30 tahun lebih diberi nyawa oleh-Nya. Aku sudah merasakan punya gaji sendiri, kemudahan bekerja dari rumah, dan berbagai rezeki lain. Aku sangat lelah dikejar deadline setiap 2 jam sekali dan akhirnya stress sendiri, lalu tak bisa mengendalikan emosi.

Dear myself,

Ramadan adalah momen yang sangat pas untuk sadar bahwa semua rezeki adalah pemberian-Nya, bukan dari boss atau dari sumber lain. Jangan sampai aku terlalu sibuk bekerja sampai melalaikan panggilan untuk salat di awal waktu. Bukankah sejak tahun 2011 lalu suamiku sudah mengajari bahwa saat kita mengejar akhirat maka dunia akan ikut sekalian? Buat apa capek-capek mengejar dunia ketika hati hampa karena kualitas ibadah menurun drastis?

                                Sumber: Pixabay

Rasanya di Ramadan 2024 ini hampir sama dengan tahun lalu, saat aku sedih karena teringat dosa-dosaku sendiri. Bedanya aku seharusnya melakukan pergerakan untuk mencari pintu maaf dari-Nya. Di bulan suci ini selalu ada kesempatan untuk bertaubat nasuha.

Dear Myself,

Ingatlah bahwa hantaman di akhir tahun 2023 bukanlah akhir dari segalanya. Kala kontrak kerja satu-persatu diputus, itu bukan karena rezekiku habis. Bisa saja itu peringatan dari-Nya agar jalanmu dibelokkan ke arah yang benar.

                                      Sumber: koleksi pribadi

Di bulan Ramadan ini aku terus merenung bahwa memang lebih baik bekerja di sektor lain, di mana keadaan mentalku bisa lebih stabil. Aku bisa belajar menulis fiksi lagi atau berkarya di media sosial. Rezeki Allah itu sangat luas dan tidak hanya ada ketika aku jadi karyawan.

Dear Myself,

It’s OK Not to be OK. Seperti kata sebuah judul drama, maka memang merasa tidak baik-baik saja adalah hal yang biasa saja. Aku berusaha menerima semua takdir baik dan buruk dan terus berpikiran positif. Semoga Ramadan menjadi waktu yang pas untuk mengobati hati dan pikiran yang terluka selama beberapa bulan ini.

                                        Sumber: koleksi pribadi

Sejak kecil aku didoktrin untuk menjadi alpha female yang kuat dan mandiri, mengingat aku adalah anak sulung dan perempuan sendiri. Namun di balik super power itu aku tetap bisa menangis. Menyadari kekalahan dan kesalahan adalah hal yang biasa dan jangan menganggapnya sebagai sesuatu yang negatif.

Dear myself,

Ingatlah bahwa kita bisa bahagia ketika mengikhlaskan semuanya. Saat sudah bisa menerima takdir dan pasrah (tentu sambil terus berusaha) maka harus optimis bahwa masa depan akan cerah kembali. Bahagia sebenarnya sederhana dan bisa diraih setiap hari.

Ketika aku sadar bahwa diri ini adalah tipe Feeling (menurut tes MBTI) maka memang kelemahannya adalah mudah baper. Ramadan adalah saat untuk belajar mengendalikan diri agar tidak terperosok ke gelapnya amarah dan emosi negatif lainnya. Kutemukan ketenangan jiwa setelah berwudhu dan beribadah dengan khusyuk. Semoga bisa menjadi terapi ke diri sendiri dan membuatku makin kuat lahir-batin.

                                           Sumber: koleksi pribadi

Sadarilah bahwa selama ini Allah sangat menyayangi semua makhluk-Nya. Jika aku sekarang fokus jadi housewife maka bisa lebih lama lagi memeluk Saladin dan menguatkan bonding antara ibu dan anak. Rezeki akan datang dari arah yang tak disangka-sangka dan pasti sudah disiapkan oleh-Nya, selama diri ini selalu sabar dan terus berusaha.

Terima kasih kepada diri sendiri karena sudah berjalan sejauh ini. Jangan sesali semua yang ada atau terus gelisah karena iri pada rezeki orang lain. Allah sudah memberi takdir paling baik dan rezeki yang sesuai dengan takaran. Bismillah, semoga setelah Ramadan ini semua sakit hati dan kepusinganku sembuh dan tak lagi kambuh.

12 komentar:

  1. Tetap semangat dan selalu bersyukur akan menjadikan kita pribadi yang kuat

    BalasHapus
  2. sama kita mbaaa...aku juga anak sulung dan cewek sendiri dan bener banget dari kecil memang dibiasakan harus mandiribisa ngerjain segala macam pekerjaan rumah :)
    semoga di bulan Ramadhan in kitaakan menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Nya aamiin

    BalasHapus
  3. Ramadan ini memang luarrr biasa ya mbaaa. kayak Allah kasih sentilan untuk diri ini supaya mau berubah jd lebih baik
    semogaaa Allah mudahkan upaya kita ya

    BalasHapus
  4. semoga kita selalu disehatkan dan dicukukpkan rejekinya. Apalagi di Bulan Ramadhan ini semoga semua kebaikan yang kita buat dan doa yang dipanjatkan bisa membuat kita mendapat pahala yang berlipat

    BalasHapus
  5. Dear You,
    Terima kasih sudah berjuang dan kuat
    teruslah dalam prasangka baik, nanti aku tiba waktunya akan berterima kasih pada hidup bahwa semua terjadi punya tujuan.
    Salam sayang dari pejuang #hidupberkehidupan

    BalasHapus
  6. Mba, baca tulisanmu bikin hati hangat dan air mata rembes. Beneran deh ramadan memang sangat spesial, momen untuk introspeksi diri, mendekatkan diri pada sang pencipta, bermunajat tiada henti. Semoga ramadan taun ini jadi ramadan penuh dengan kebaikan serta kebermanfaatan, aamiin. Semangat menjalankan peran dengan penuh tanggung jawab serta rasa bahagia ya mba.

    BalasHapus
  7. Semangat Avi, semoga selalu diberikan Allah kesehatan dan rezeki yang melimpah yaa sekeluarga aamiin...be happy..

    BalasHapus
  8. Semangat mbak Avy
    Semoga Allah selalu memberikan berkat dalam setiap langkah kehidupan mbak Avy

    BalasHapus
  9. Semangaaat mba. Tulisan ini juga JD reminderku bahwa ga perlulah mengejar dunia bgt. Kadang manusia suka lupa , terlalu terlena Ama dunia, ga inget kalo semua rezeki diberi oleh Allah yaa.

    Bener kata suami mba, kalo kita udh fokus dengan akhirat, dunia pun akan mengikuti. Lagian, pada akhirnya, yg akan dilihat hanya amal ibadah, bukan banyaknya harta

    BalasHapus
  10. Seringkali kita kejam dengan diri sendiri ya. KIta menganggap diri kita payah dalam segala hal. Padahal, sudah bisa berjalan dan bertaha sejauh ini itu prestasi yang luar biasa. Sudah sepantasnya kita berterima kasih pada diri sendiri.

    BalasHapus
  11. "Buat apa capek-capek mengejar dunia ketika hati hampa karena kualitas ibadah menurun drastis?"

    Ini kalimatnya nampar banget. Baca surat untuk dirinya Mbak ini jadi berasa berkaca sama diri sendiri juga yang ramadan tahun ini juga sudah hidup lebih dari 30 tahun tapi ibadah pun masih belum maksimal :'(

    BalasHapus
  12. Dear bunda saladin, you are one of greatest mom in the world, dan apapun yang kita jalani adalah yang terbaikd ari Allah, menjadi housewife adalah pekerjaan mulia, dan pastinya semakin besar bondingnya dengan anak dan suami ya Mba

    BalasHapus